PERTUMBUHAN BAKTERI CAMPURAN HASIL DAN PEMBAHASAN

21 secara cepat pada akhir titrasi. Akhir titrasi dicapai ketika warna kedua lapisan memiliki intensitas yang hampir sama. Bila titrasi diteruskan maka fasa kloroform akan menjadi lebih pucat lalu lama-kelamaan akan menjadi bening. Pengujian pendahuluan tegangan antarmuka IFT Surfaktan MESA dan MES Olein pada konsentrasi 0,3 dengan Tensiometer sebanyak dua kali ulangan duplo menunjukkan nilai masing-masing untuk MESA adalah 8,9 x 10 -2 dynecm dan 7,9 x 10 -2 dynecm. Sedangkan untuk MES olein memberikan hasil 7,4x10 -2 dynecm dan 6x10 -3 dynecm. Pegujian pendahuluan nilai IFT MES ini akan dijadikan dasar dalam pengujian ketahanan surfaktan. Hasil terbaik pengujian surfaktan MES olein mencapai 10 -3 dynecm. Pada aplikasinya di lapangan sumur minyak nilai IFT yang mencapai 10 -3 mampu meningkatkan kinerja surfaktan dalam menurunkan tegangan minyak – air di sumur minyak bumi. Baviere et al 1992

4.4 PERTUMBUHAN BAKTERI CAMPURAN

Mikroba di habitat asli umumnya terdapat dalam populasi campuran. Kultur campuran dapat terdiri dari spesies-spesies yang telah diketahui atau campuran spesies yang tidak diketahui. Kultur campuran dapat merupakan satu grup mikrobial, seperti misalnya: semua bakteri, atau dapat pula terdiri dari campuran organisme, fungi dan bakteri, fungi dan khamir, atau kombinasi lain. Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari BLCC Biotechnology Lemigas Culture Collections. Kultur bakteri tersebut adalah Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus pantothenticus, dan Streptococus sp. Kultur tersebut masing-masing dibiakkan dalam nutrient broth yang telah di shaker pada suhu 37 o C selama 48 jam. Untuk selanjutnya dilakukan pencampuran dengan media nutrient broth baru sebanyak 10 bv. Artinya dalam 200 ml nutrient broth baru ditambahkan 20 ml bakteri, masing- masing 5 ml. Kultur bakteri campuran tersebut di shaker dalam suhu ruang untuk membantu pertumbuhan. Pertumbuhan bakteri campuran ditandai dengan warna nutrient broth yang cenderung kekuningan menjadi kehijauan karena adanya pertumbuhan bakteri Pseudomonas Gambar 7 Penggunaan kultur bakteri campuran dalam penelitian ini diharapkan mendekati kondisi sesungguhnya di lingkungan sumur minyak bumi. Menurut Kuroshawa et al. 1988 kondisi optimum pertumbuhan kultur campuran lebih sulit diperkirakan. Hal ini disebabkan jenis mikroorganisme yang digunakan dalam kultur campuran tidak selalu mempunyai kondisi optimum yang sama seperti pH, suhu, nutrien, dan kebutuhan oksigen. Gambar 7. Bakteri campuran Kultur bakteri campuran tersebut digunakan untuk ditambahkan dalam air formasi Tanjung sebagai pengkondisian di lingkungan sumur minyak bumi dimana bakteri 22 mikroorganisme aerob maupun semianaerob berada. Penggunaan kultur campuran Menurut Hesseltine 1991, keuntungannya antara lain 1 lebih tahan terhadap kontaminasi, 2 memungkinkan penggunaan substrat dengan lebih baik karena kisaran kerja enzim yang lebih luas, 3 memungkinkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi karena masing-masing mikroorganisme dapat menghasilkan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan mikroorganisme lain untuk pertumbuhan optimal, 4 memungkinkan terjadi transformasi multi langkah yang tak mungkin terjadi pada kultur tunggal, 5 dapat digunakan substrat yang murah dan tidak murni, 6 pemeliharaan kultur campuran relatif lebih murah. Sedangkan kerugiannya antara lain: 1 produk yang terbentuk dari fermentasi kultur campuran lebih bervariasi dalam jumlah maupun jenis kompenen dalam kultur tunggal, 2 adanya kontaminan lebih sulit dideteksi, 3 kajian ilmiah produk dan mikroorganisme pada kultur campuran relatif lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan jika hanya melibatkan satu jenis mikroorganisme Hesseltine, 1991. Berikut ini Gambar 8 disajikan kurva pertumbuhan dari bakteri campuran dalam selang waktu 36 jam. Gambar 8. Kurva pertumbuhan kultur bakteri campuran dalam air formasi Tanjung = 550 nm Kurva pertumbuhan merupakan replikasi dari populasi sel. Waktu yang diperlukan untuk siklus pertumbuhan sel sangat beragam dan terrgantung pada sejumlah faktor antara lain nutrisi dan genetika Madigan dan Martinko 2006. Kurva pertumbuhan diatas diperoleh dari air formasi Tanjung yang telah dicampurkan suspensi bakteri campuran. Dengan metode turbidimetri dengan mengukur kekeruhan atas nilai OD Opacity Density. Nilai kekeruhan semakin meningkat terhadap waktu. Menunjukkan bakteri yang diinokulasikan bertambah yang berada di dalam air formasi yang dihitung pada waktu-waktu tertentu sehingga menunjukkan pola pertumbuhan bakteri tersebut. Fase awal mengalami pertumbuhan lambat pada 1- 21 jam yang disebut waktu adaptasi. Ketika populasi mikroba diinokulasikan ke dalam medium baru diperlukan waktu untuk mensintesis enzim-enzim baru, sehingga pertumbuhannya tidak dimulai segera, tetapi setelah periode waktu tertentu yang disebut fase lag. Waktu adaptasi yang sedemikian panjang ini diduga karena bakteri yang digunakan campuran atas beberapa jenis bakteri. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1 6 11 16 21 26 31 36 OD j u m lah s el waktu jam Kurva pertumbuhan Fase log Fase lag Fase kematian 23 Setelah organisme beradaptasi dalam medium, terjadi pertumbuhan populasi pada kecepatan yang paling tinggi disebut fase eksponensial atau logaritmik Madigan dan Martinko 2006. Kemudian mulai ada pelonjakan nilai OD pada waktu ke 21 hingga ke-26 jam fase log dengan nilai tertinggi terlihat pada jam ke-27 OD=0.925. Pada saat jumlah organisme meningkat, nutrien habis digunakan, limbah metabolisme terakumulasi, ruang hidup menjadi terbatas, terjadi penurunan pH dan oksigen di permukaan aerob berkurang sehingga menghambat fase eksponensial. Kemudian bakteri tersebut perlahan berada pada fase stasioner ditandai dengan trend penurunan atau mengalami fase kematian Ketika pembelahan sel menurun pada kondisi sel-sel baru diproduksi sama kecepatannya dengan sel-sel mati. Lihat Lampiran 7 untuk melihat data nilai OD selama waktu 1-36 jam. Namun, kelemahan dari metode ini tidak mendapatkan informasi sel bakteri yang masih aktif atau hidup di dalam larutan. Gambar 9. Hitungan cawan tuang dengan PCA Kemudian untuk menguji pola pertumbuhan harian dari bakteri campuran dilakukan pengujian kandungan total bakteri dengan metode hitungan cawan tuang pour plate dengan media Plate Count Agar PCA dalam kondisi aseptik dan suhu ruang. Media hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi, jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel Hadioetomo 1990. Air Formasi Tanjung diambil 1 ml untuk dilakukan pengenceran hingga 10 6 kali dengan aquades steril. Pengenceran dilakukan bertingkat bertujuan untuk memenuhi persyaratan statistik jumlah koloni yang dapat diamati tiap cawannya antara 30 hingga 300 koloni. Kemudian dilakukan perhitungan koloni bakteri yang tumbuh berkala selama 7 hari. Jumlah organisme ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan Hadioetomo 1990. Tabel 4. Nilai populasi bakteri campuran Metode Hitungan Cawan PCA Lama Inkubasi hari Total bakteri Jumlah Rataan bakteriml Nilai Log 2,70E+05 5,43 1 3,10E+05 5,49 3 4,70E+06 6,67 5 8,20E+07 7,91 7 1,20E+08 8,08 24 Tabel 4 merupakan jumlah koloni bakteri yang teramati sejak pemupukan diatas media PCA. Media PCA dipilih karena merupakan media yang umum untuk pertumbuhan bakteri, terutama untuk bakteri campuran. Data pada tabel diatas kemudian diplot dalam grafik garis untuk melihat trend kenaikan terhadap nilai log bakteri campuran pada hari ke 1, 3, 5, dan 7 seperti terlihat pada Gambar 10. Gambar 10. Pola pertumbuhan bakteri campuran selama masa inkubasi nilai log Berdasarkan gambar 10 diatas dapat diketahui bahwa jumlah bakteri meningkat seiring dengan bertambahnya waktu inkubasi. Jumlah bakteri tersebut didapat dari rataan populasi pengenceran hingga 1:10 6 kemudian dilakukan penghitungan koloni yang tumbuh diatas media PCA. Pada hari ke-1 didapat nilai 3,1 x 10 5 bakteriml kemudian bertambah seiring waktu inkubasi yang disesuaikan dengan pengamatan ketahanan surfaktan yakni pada hari ke-3, 5, dan 7. Didapat nilai berturut-turut 4,7 x10 5 , 4,7x10 6 , 8,2x10 7 , dan 1,2x10 8 bakteriml

4.5 PENGUKURAN NILAI IFT SURFAKTAN