2.2 Pegagan Centella asiatica L. Urban
Menurut taksonominya pegagan termasuk kedalam:
16
Kingdom : Plantae Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Dicotyledonae Ordo
: Umbilales Famili
: Umbilaferae Apiceae Genus
: Cantella Spesies
: Centella asiatica L. Urban
Pegagan dengan nama latin Centella asiatica L. Urban merupakan tanaman yang dapat tumbuh liar di padang rumput, tepi selokan, sawah, atau ditanam sebagai
penutup tanah di perkebunan dan pekarangan sebagai tanaman sayur Gambar 3a. Tanaman ini berasal dari Asia Tropik yang dapat tumbuh pada tanah yang lembab
dan cukup sinar matahari atau terlindung. Biasanya tanaman ini hidup di dataran rendah sampai daerah dengan ketinggian 2500 m di atas permukaan laut. Di daerah
Jawa tanaman ini dapat dipakai untuk pertamanan dalam mencegah erosi dan sebagai penutup tanah.
16,26
Pegagan merupakan jenis tanaman lunak berupa terna atau herba tahunan tanpa batang, namun dengan rimpang pendek dan stolon yang merayap sepanjang 10-
80 cm. Memiliki daun tunggal yang tersusun dalam roset atau spiral dengan jumlah 2- 10 daun dan kadang-kadang agak berambut. Helai daun berbentuk ginjal lebar dan
bundar dengan garis tengah 1-7 cm, pinggir daun beringgit sampai bergerigi terutama ke arah pangkal daun Gambar 3b. Bunganya tersusun dalam susunan payung
Universitas Sumatera Utara
tunggal 3- 5 dan bersama-sama keluar dari ketiak daun kelopak, batang bunga lebih pendek dari tangkai daun. Buah tanaman pegagan berbentuk pipih dengan lebar
sekitar 7 mm dan tinggi sekitar 3 mm, berlekuk dua dan jelas berusuk dengan warna kuning kecoklatan serta berdinding agak tebal dan baunya wangi.
15,26
Gambar 3. a. Pegagan diantara tanaman lain, b. Pegagan yang telah dibuang akar dan stolonnya yang berasal dari Desa Durian, Kecamatan Pantai Labu, Deli Serdang
Tanaman ini tidak hanya tersebar di seluruh Indonesia tetapi juga di dunia. Hal ini dapat dibuktikan dari namanya di setiap daerah. Nama lain dari pegagan
adalah Daun Kaki Kuda Indonesia, Pegaga Aceh, Antanan Sunda, Pegago Minang, Sarowati Maluku, Dogauke Papua, Bebele Nusa Tenggara, Gotu Kola
India, Ji Xue Cao Cina, dan Button Grass Inggris.
15,26
Pegagan memiliki kandungan senyawa saponin, asiatikosida, asiatic acid, madecassoside, madasiatic acid, thankunside, isothankunside, brahminosid, brahmic
acid, brahmosid, hidrocotyline, mesoinositol, centallose, karoten, flavonoid, tanin, alkaloid, garam mineral seperti K, Na, Ca, Fe, Mg, dan vallerine.
16,17,26-28
Diantara senyawa-senyawa bioaktif tersebut yang paling berperan dalam pengobatan adalah
a b
1 cm
Universitas Sumatera Utara
asiatikosida dan asiatic acid.
18
Sedangkan komponen aktif sebagai antibakteri adalah saponin, alkaloid, flavonoid, dan tanin.
18,31,32
Tanaman pegagan telah digunakan sebagai obat lebih dari seribu tahun, berdasarkan pengalaman dan obat tradisional, dan berlanjut mendapatkan perhatian
yang lebih besar karena kemampuannya untuk mengobati penyakit ringan dan kronis.
27
Bagian tanaman yang digunakan adalah herba yakni seluruh bagian tanaman kecuali bagian akarnya.
16
Pegagan sering digunakan sebagai obat kulit karena memiliki sifat penyembuh luka.
27
Hal ini disebabkan karena pegagan merangsang proliferasi sel fibroblas yang merupakan sel yang berperan besar pada penyembuhan
luka karena kemampuannya dalam memproduksi substansi dasar pembentuk serat kolagen.
15
Tanaman ini telah digunakan sebagai antilepra dan obat penyakit kulit lainnya seperti lupus, ulkus, eksim, psoriasis, diare, dan demam.
27
Selain itu tanaman ini juga mampu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, mengurangi gangguan hati, bronkitis, asma, tuberkulosis, radang mata, campak,
hipertensi, disentri, cacingan, gangguan pencernaan, keputihan, radang tenggorokan, gangguan saraf, dan menambah nafsu makan. Untuk kecantikan pegagan berkhasiat
merangsang pembentukan kolagen.
15
Pegagan juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional sakit gigi pada masyarakat umum, namun sampai saat ini belum ada
penelitian atau data klinis yang mendukung.
19
Somchit et al 2004 menemukan water extract dari pegagan memiliki aktivitas antinociceptive dan antiinflamasi.
29
Rajakumar et al 2010 melakukan penelitian terhadap beberapa tanaman herbal yang digunakan sebagai obat-obatan di
Sagar Taluk, Distrik Shimoga, Karnataka, India dan menemukan pegagan digunakan
Universitas Sumatera Utara
sebagai obat sakit gigi dengan cara penggunaaan pasta dari pegagan tersebut ditempelkan pada daerah yang sakit, sehari sekali sampai rasa sakit hilang.
30
Norzaharaini et al 2011 menemukan aktivitas antimikroba asiatic acid pegagan terhadap beberapa bakteri gram positif dan gram negatif.
18
Jagtap et al 2009 menyatakan ekstrak etanol pegagan memiliki aktivitas antimikroba yang lebih
tinggi daripada petroleum ether dan water extract. Pada penelitiannya ditemukan Kadar Hambat Minimum KHM 125 µgml pada Propionibacterium vulgaris,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Aspergillus niger dan Candida albicans. Sedangkan pada Bacillus subtilis dan Aspergillus flavus adalah 62,5 µgml.
17
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN