Uji Efektifitas Antibakteri HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1 Ekstrak Etanol Pegagan Ekstrak kental pegagan diperoleh dari tanaman pegagan yang dikeringkan dan dihaluskan 390 gram kemudian diuapkan dengan vaccum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental yang berwarna hijau kehitaman sebanyak 98 gram Gambar 14 dan disimpan di dalam botol kaca tertutup yang diletakkan dalam lemari pendingin. Gambar 14. Ekstrak etanol pegagan

5.2 Uji Efektifitas Antibakteri

Pada penentuan KHM, yang dilihat ialah tabung yang mulai berubah menjadi jernih dengan cara membandingkan tabung yang diberi perlakuan dengan kontrol. Gambar 15a terlihat media MHB yang berwarna kuning transparan sebelum diberi perlakuan. Gambar 15b menunjukkan tabung yang telah disuspensikan bahan coba Universitas Sumatera Utara yang berwarna hijau pekat. Pada gambar terlihat semua kelompok perlakuan memiliki kekeruhan yang sama. Hal ini ditandai dengan tidak terdapat tabung yang mulai berubah menjadi jernih bila dibandingkan dengan kontrol sehingga dianggap tidak representatif untuk mengukur KHM. Untuk itu nilai KHM tidak dapat diketahui. Gambar 15. a Media MHB sebelum diberi perlakuan, b Media MHB setelah diberi perlakuan, semua kelompok perlakuan memiliki kekeruhan yang sama sehingga tidak bisa dibedakan. Untuk penentuan KBM, hasil yang diharapkan ialah seluruh bakteri mati pada MHA steril. Pengujian efek antibakteri ekstrak etanol pegagan pada konsentrasi 12,5, menunjukkan hasil yang tidak bisa untuk dihitung TBUD, yang berarti pertumbuhan bakteri masih subur jumlah koloni 300 dengan bentuk yang tumpang tindih sehingga sulit untuk dihitung Gambar 16a. Hal ini dapat terlihat dengan membandingkan gambar 16a dengan gambar 16b yang menunjukkan jumlah koloni Porphyromonas gingivalis yang masih dapat dihitung. a b Universitas Sumatera Utara Gambar 16. a tanda panah menunjukkan pada konsentrasi 12,5 pertumbuhan bakteri masih subur dengan bentuk tumpang tindih dan sulit untuk dihitung, b jumlah koloni Porphyromonas gingivalis yang masih dapat untuk dihitung. Konsentrasi 6,25 dan 3,125 juga menunjukkan pertumbuhan bakteri masih subur jumlah koloni 300 yang tumpang tindih sehingga hasil yang didapat ialah TBUD Gambar 17. Hal ini ditandai dengan tetesan bahan coba pada media berwarna lebih keruh. Gambar 17. Pengujian efek antibakteri pada konsentrasi 6,25 dan 3,125 menunjukkan pertumbuhan bakteri masih subur ditandai dengan tetesan berwarna lebih keruh dibandingkan warna media. Keterangan: a. Media Mueller Hinton Agar MHA b. gambaran hasil setelah diberi perlakuan Konsentrasi 100, 50 dan 25 memperlihatkan zona bening yang berarti seluruh bakteri telah mati dalam media perbenihan. Zona bening yang terjadi ditandai a b a b Universitas Sumatera Utara dengan warna tetesan bahan coba pada MHA hampir menyerupai warna MHA tersebut Gambar 18. Gambar 18. Tanda panah memperlihatkan zona bening yang terjadi pada konsentrasi 100,50 dan 25 yang berarti seluruh bakteri telah mati. Zona bening yang terjadi ditandai dengan tetesan bahan coba pada media memiliki warna yang hampir sama dengan media Tabel 2 menunjukkan untuk penentuan KBM ekstrak etanol pegagan pada konsentrasi 100, 50 dan 25 terhadap Porphyromonas gingivalis tidak dijumpai pertumbuhan bakteri steril dengan jumlah bakteri 0 CFUml. Sedangkan pada konsentrasi 12,5, 6,25, dan 3,125 ditemukan pertumbuhan bakteri yang masih sangat subur sehingga tidak bisa untuk dihitung TBUD. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL PEGAGAN PADA PENENTUAN KBM TERHADAP PERTUMBUHAN Porphyromonas gingivalis. Bahan Uji Replikasi Konsentrasi CFUml Kontrol Mc Farland CFUml Kontrol negatif CFUml 100 50 25 12,5 6,25 3,125 Ekstrak etanol Pegagan 1 TBUD TBUD TBUD 9,5x20.10 15 = 1,9.10 16 2 TBUD TBUD TBUD 3 TBUD TBUD TBUD 4 TBUD TBUD TBUD Keterangan : 0 CFUml = Steril, tidak dijumpai pertumbuhan bakteri. TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung 300 CFUml pada koloni yang tumbuh CFUml = Colony Forming Unit per ml = sudah dikali dengan 20 faktor pengali Dari hasil tersebut rentang konsentrasi antara bakteri yang mati seluruhnya dengan bakteri yang masih tumbuh dalam media perbenihan masih terlalu besar, sehingga ada kemungkinan terdapat konsentrasi yang lebih kecil dari 25 yang masih dapat membunuh semua bakteri. Penelitian dilanjutkan dengan memperkecil konsentrasi diantara 12,5-25, yaitu konsentrasi 15, 17,5, 20 dan 22,5 dengan masing-masing konsentrasi terdapat 4x replikasi. Tabel 3 menunjukkan hasil penelitian pada konsentrasi 15, 17,5 dan 20 jumlah bakteri yang tumbuh dalam media perbenihan masih terlalu subur sehingga tidak bisa untuk dihitung TBUD. Sedangkan pada konsentrasi 22,5 memperlihatkan pertumbuhan koloni bakteri dengan rata-rata 3,24 x 10 15 CFUml. Dengan demikian, dapat disimpulkan nilai KBM pada penelitian ini adalah 25 dan Universitas Sumatera Utara data tidak dapat diuji secara statistik dengan uji ANOVA dan LSD dikarenakan data yang ada 0 dan TBUD. Tabel 3. DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL PEGAGAN PADA KONSENTRASI DIANTARA 12,5-25 TERHADAP PERTUMBUHAN Porphyromonas gingivalis. Bahan Uji Replikasi Konsentrasi CFUml Kontrol Mc Farland CFUml Kontrol negatif CFUml 22,5 20 17,5 15 Ekstrak etanol Pegagan 1 3,24.10 15 TBUD TBUD TBUD 9,5x20.10 15 = 1,9.10 16 2 3,24.10 15 TBUD TBUD TBUD 3 3,24.10 15 TBUD TBUD TBUD 4 3,24.10 15 TBUD TBUD TBUD Keterangan : 0 CFUml = Steril, tidak dijumpai pertumbuhan bakteri. TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung 300 CFUml pada koloni yang tumbuh CFUml = Colony Forming Unit per ml = sudah dikali dengan 20 faktor pengali Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

39 299 83

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

9 130 100

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernoniaamygdalina) Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar Terhadap Enterococcus Faecalis(Secarain Vitro)

21 182 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (Penelitian In Vitro)

5 140 88

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

8 110 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In vitro)

1 47 71

Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Aloe vera Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro.

8 106 83

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

0 0 12

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

0 0 13