CaOH
2
adalah sisa residunya sulit dihilangkan dari dinding saluran akar sehingga akan mengurangi setting time sealer yang berbasis zinc oxide yang digunakan pada
pengisian saluran akar.
1
Bloomlőf et al 1988 menemukan penggunaan CaOH
2
sebagai medikamen saluran akar pada pasien yang juga melakukan perawatan periodontal memiliki efek yang kurang baik pada jaringan periodontal. Hal ini
disebabkan karena CaOH
2
memberikan pengaruh negatif dalam proses penyembuhan jaringan lunak dan terlihat CaOH
2
dapat menghambat proses perlekatan gingiva fibroblas walaupun tidak secara signifikan.
3
Sharma et al 2008 melaporkan bahwa melakukan injeksi intra arteri dengan menggunakan pasta
CaOH
2
dapat menyebabkan nekrosis jaringan.
20
2.2 Porphyromonas gingivalis Sebagai Salah Satu Bakteri yang Terdapat
pada Infeksi Saluran Akar
Pada infeksi saluran akar primer, bakteri yang paling banyak diisolasi adalah obligat anaerob, salah satunya ialah Porphyromonas gingivalis.
4,5
Berdasarkan taksonominya, Porphyromonas gingivalis diklasifikasikan sebagai berikut:
21,22
Kingdom : Eubacteria Filum
: Bacteroidetes Famili
: Porphyromonadaceae Genus
: Porphyromonas Spesies
: Porphyromonas gingivalis Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri berpigmen hitam non-motile
gram negatif obligat anaerob.
5,9
Berdasarkan kenyataan bahwa beberapa spesies
Universitas Sumatera Utara
berwarna coklat atau hitam ketika dikultur pada blood-containing media, maka bakteri ini juga dapat diidentifikasi sebagai bakteri berpigmen hitam Bacteroides.
Spesies bakteri ini sering ditemukan pada infeksi saluran akar yang simptomatik maupun asimptomatik dan dapat diaspirasi dari abses periapikal akut Gambar 1.
9
Gambar 1. Bakteri Porphyomonas gingivalis.
20
Semua golongan Bacteroides termasuk Porphyromonas gingivalis memiliki kapsul polisakarida pada membran luar. Kapsulnya terlibat dalam adhesi atau
perlekatan, pembentukan abses dan melemahkan fagositosis mikroorganisme. Bakteri yang terselubung dalam kapsul seperti Bacteroides, Fusobacterium, fakultatif kokus
gram positif biasanya menyebabkan abses, sedangkan bakteri yang tidak terselubung dalam kapsul tidak menyebabkan abses.
8
Fimbriae bakteri memiliki peranan penting dalam interaksi bakteri dan sel induknya. Fimbriae Porphyromonas gingivalis memiliki variasi aktivitas biologi
termasuk imunogenitas, perlekatan pada berbagai protein induk, menstimulasi sitokin dan merangsang terjadinya resopsi tulang.
8
Fimbriaenya juga memiliki perlekatan yang sangat kuat pada sel epitel dan memiliki potensi yang besar menjadi virulensi.
8,9
Universitas Sumatera Utara
Masuknya Porphyromonas gingivalis ke sel epitel gingiva prevalensinya sangat tinggi dan cepat, dan bakteri ini berkumpul pada daerah perinuklear sel.
Porphyromonas gingivalis berada di dalam sel selama lebih dari 24 jam dan menghasilkan aktin sitoskeleton bersamaan dengan perubahan ukuran dan bentuk sel
induk. Mikroorganisme yang terdapat pada saluran akar yang terinfeksi dapat menyebabkan fokal infeksi pada penyakit kardiovaskuler. Hal ini dibuktikan dengan
kultur primer sel kardiovaskuler.
8
Patogenitas bakteri gram negatif disebabkan oleh adanya lipopolysacharide LPS pada membran luar.
8,23
LPS yang terdapat pada saluran akar dan jaringan periradikular menunjukkan keparahan yang terjadi. Saat LPS endotoksin
dilepaskan, memberikan efek biologi, yaitu terjadi inflamasi dan resorpsi tulang periapikal.
23
Penelitian menunjukkan LPS Porphyromonas gingivalis menstimulasi IL-
1β yang dapat menyebabkan terjadinya resorpsi tulang.
8,9
LPS Porphyromonas gingivalis menyebabkan resorpsi tulang dan menghasilkan IL-6 pada gingiva yang
menghambat antibodi menuju CD14 yang merupakan reseptor LPS pada fibroblas dan sel epitel gingiva Gambar 2.
8
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Skema komposisi Porphyromonas gingivalis.
23
Bakteri gram negatif pada umumnya mengandung LPS endotoksin yang menstimulasi produksi bradikinin, yang merupakan mediator penyebab rasa sakit. Hal
ini menyebabkan infeksi dengan rasa sakit yang buruk selama perawatan endodonti.
6
Penelitian menunjukkan hubungan Porphyromonas gingivalis dengan perkusi dan pembengkakan. Menurut Sundqvist 1993, Porphyromonas gingivalis merupakan
bakteri yang paling patogen diantara bakteri anaerob gram negatif berpigmen hitam. Kapsul dan LPS berada di membran luar, memiliki antigen, dan hemaglutinasi. Hal
ini menunjukkan hanya Porphyromonas gingivalis yang merupakan bakteri berpigmen hitam yang mempunyai enzim kolagenesis sehingga menyebabkan
patogenitas yang tinggi dari bakteri ini. Resorpsi tulang yang terjadi pada daerah periapikal merupakan hasil stimulasi antigen di saluran akar.
25
Infeksi saluran akar merupakan infeksi polimikrobial. Hal ini menyebabkan risiko terjadinya virulensi semakin tinggi bila terdapat kombinasi mikroorganisme
dalam jumlah yang besar, terutama dari spesies anaerob. Kombinasi Porphyromonas
Universitas Sumatera Utara
gingivalis dengan F.Nucleatum dan bakteri berpigmen hitam Prevotella intermedia menunjukkan virulensi yang lebih tinggi dan memiliki risiko terjadinya flare up
endodonti. Hal ini disebabkan adanya sinergi pada infeksi saluran akar antara bakteri tersebut, sehingga meningkatkan intensitas terjadinya inflamasi pada jaringan
periapikal.
9,23
Porphyromonas endodontalis dan Porphyromonas gingivalis memiliki peranan penting dalam perusakan jaringan dan penggabungan matriks ekstraselular di
pulpa dan penyakit periapikal, dan aktivasi matriks metalloproteinase merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan patogenesis pada penyakit endodonti.
Collagenase merupakan faktor virulensi Porphyromonas gingivalis
yang berhubungan dengan penyakit periodontal. Penelitian menyatakan keberadaan
collagenase gene prtC yang diperiksa pada 21 strain spesies Porphyromonas dapat diisolasi pada infeksi saluran akar. Porphyromonas gingivalis dari infeksi saluran
akar memiliki prtC gen, sedangkan Porphyromonas endodontalis tidak memiliki prtC gen.
8
Gomes et al 2004 menyatakan prevalensi Porphyromonas gingivalis pada infeksi primer cukup besar. Namun, pada infeksi sekunder bakteri ini masih dapat
ditemukan walaupun dalam jumlah yang sedikit. Tabel 1 menjelaskan perbandingan jumlah bakteri pada saluran akar yang nekrotik dengan perawatan saluran akar yang
gagal, dimana terlihat bakteri F. nucleatum yang memiliki jumlah yang cukup besar pada saluran akar nekrotik, namun pada perawatan akar yang gagal sama sekali tidak
ditemui.
6
Souza et al 2005 menyatakan bahwa penggunaan kalsium hidoksida sebagai medikamen saluran akar dapat mengurangi jumlah beberapa spesies bakteri
Universitas Sumatera Utara
termasuk Porphyromonas gingivalis yang cukup signifikan, tetapi masih dapat terdeteksi. Hasil ini menunjukkan penggunaan kalsium hidroksida sebagai
medikamen tidak dapat mengeliminasi seluruh mikroorganisme di saluran akar.
7
Tabel 1. PREVALENSI SPESIES BAKTERI PADA 60 SALURAN AKAR.
6
Spesies Jumlah bakteri pada
saluran akar dengan pulpa nekrotik
Jumlah bakteri pada saluran akar dengan
perawatan saluran akar yang gagal
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pegagan Centella asiatica L. Urban