Pengendalian dan pencegahan infeksi nasokomial

c. Kontak langsung antara petugas rumah sakit yang tercemar

kuman dengan pasien d. Penggunaan alatperalatan medis yang tercemar oleh kuman e. Kondisi pasien yang lemah akibat yang dideritanya Seperti yang diketahui, penderita yang terindikasi harus menjadi proses asuhan keperawatan, yaitu penderita harus menjalani proses asuhan keperawatan seperti observasi, tindakan medis akut, atau pengobatan yang berkesinambungan. daya tahan tubuh yang lemah sangat rentan terkena infeksi. Masuknya mikroba ke penderita tentunya berasala dari sekitar penderita, dimana penderita menjalani proses asuhan keparawatan, seperti penderita lain yang juga dalam proses keprawatan, petugas pelaksana seperti dokter, dan terkusus perawat, peralatan medis, tempat ruangan dimaan penderita dirawat, tempat dan kamar penderita menjalani tindakan medis akut seperti kamar operasi, kamar persalinan, makanan dan minuman yang disajikan rumah sakit,serta lingkungan rumah sakit. Untuk dapat mengendalikannya diperlukan adanya mekanisme kerja atau system yang bersifat lintas sektoral dan diperlukan kerja sama sesama tim kesehatan khusus nya bagi perawat untuk menerapkan kepatuhan penerapan infeksi nasokomial

1.10. Pengendalian dan pencegahan infeksi nasokomial

Universitas Sumatera Utara Dalam mengendalikan infeksi nasokomial di rumah sakit, ada tiga hal yang perlu dalam program penerapan infeksi nasokomial. a. Adanya system surveilan yang mantap. b. Surveilan suatu penyakit adalah tindakan pengamatan yang sistemik dan dilakukan terus-menerus terhadap penyakit tersebut yang terjadi pada suatu populasi tertentu dengan tujuan untuk dapat melakukan penerapan infeksi nasokomial, dan menurunkan risiko terjadinya infeksi nasokomial.keberhasilan seorang perawat dalam penerapan infeksi nasokomial bukan karena cangihnya peralatan rumah sakit, tetapi ditentukan oleh kesempurnaan perilaku petugas dalam melaksanakan perawatan penderita secara benar.dalam pelaksanaan surveilan ini perawat sebagai petugas lapangan di garis paling depan mempunyai peran yang sangat menentukan. c. Adanya peraturan yang jelas, dan tegas serta dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi terjadinya resiko infeksi nasokomial. peraturan ini merupakan merupakan standar yang harus dilaksanakan petugas setelah dimengerti semua petugas. Disini lah peran perawat sangat besar dalam penerapan infeksi nasokomial. Adanya program pendidikan yang terus-menerus bagi semua petugas rumah Universitas Sumatera Utara sakit dengan tujuan mengembalikan sikap mental yang benar dalam merawat penderita. Transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dengan hygiene dari tangan.Tetapi pada kenyataan, hal ini sangat sulit untuk dilakukan dengan benar. Hal ini karena banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergenik pencuci tangan, sedikitnya pengetahuan tentang pentingnya hal ini, selain itu penggunaan sarung tangan sangat dianjurkan apabila melakukan tindakan atau pemeriksaan pada pasien yang menderita penyakit-penyakit infeksi. Hal ini diingatkan kepada perawat memakai sarung tangan saat menyentuh darah, cairan tubuh, atau keringat, tinja, urin, membrane mukosa, dan bahan yang kita aggap telah terkontaminasi, dan segera mencuci tangan setelah melepas sarung tangan, untuk mencegah penyebaran melalui jarum suntik maka diperlukan : 1 pengurangan penyuntikan yang kurang diperlukan, 2 pergunakan jarum steril 3 penggunaan alat suntik yang disposable. Numed, 2012

1.11. Kegiatan di ruangan ICU dengan kepatuhan mencuci tangan