f. Ketentuan mengenai kewajiban untuk melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 untuk
setiap bulan kalender sebagaiman dimaksud pada ayat 4 tetap berlaku, dalam hal jumlah pajak yang dipotong pada bulan yang bersangkutan nihil.
g. Dalam suatu bulan terjadi kelebihan penyetoran pajak atas PPh Pasal 21 yang
terhutang, kelebihan penyetoran tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terhutang pada bulan berikutnya melalui Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal
21. h.
Pemotong PPh Pasal 21 wajib membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 dan memberikan bukti pemotongan tersebut kepada penerima penghasilan yang dipotong
pajak i.
Bentuk formulir pemotongan PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada ayat 7 ditetapkan dengan Peraturan Direktorat Jendral Pajak.
3.2.5 Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah
a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai atau penerima pensiun secara
teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan pengawas, premi
bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport,
tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak bea siswa,
Universitas Sumatera Utara
hadiah, premi asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja, dan penghasilan lainnya dengan nama apapun.
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi,
gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan pengahasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap.
c. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan yang diterima atau
diperoleh pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, serta uang saku harian atau mingguan yang diterima peserta pendidikan, pelatihan , pemagangan yang
merupakan calon pegawai. d.
Uang tebusan pensiun, Uang Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, Uang Pesangon, dan pembayaran lain yang sejenis.
e. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk
apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Dalam Negeri, terdiri
dari: 1.
Tenaga ahli, yaitu pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris.
2. Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, dan moderator
3. Pemberi jasa dalam bidang tehnik, komputer dan sistem aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial. 4.
Agen iklan
Universitas Sumatera Utara
5. Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu
kepanitiaan, peserta sidang dan rapat, dan tenaga lepas lainnya dalam segala bidang kegiatan.
6. Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan
7. Petugas dinas luar asuransi.
f. Gaji, tunjangan – tunjangan lain terkait gaji yang diterima oleh pejabat negara, PNS,
serta uang pensiun dan tunjangan – tunjangn lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan.
g. Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam
bentuk yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak atau Wajib Pajak yang dikenakan PPh yang bersifat final dan yang dikenakan PPh berdasarkan norma penghitungan khusus.
3.2.6 Pengurangan Yang Diperbolehkan