Tata cara perhitungan PPh pasal 21 Orang Pribadi bagi Kepala Sub Bagian Keuangan pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

(1)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) TENTANG

TATA CARA PERHITUNGAN PPH PASAL 21 ORANG PRIBADI BAGI KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN PADA DINAS PEMUDA

DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA UTARA O

L E H

NAMA : SILVESTER GOLDBERG MANIK NIM : 062600105

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma – III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ADMINISTRASI PERPAJAKAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan segenap kerendahan hati, penulis memanjatkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat serta kuasanya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri dengan judul “Tata cara perhitungan PPh pasal 21 Orang Pribadi bagi Kepala Sub Bagian Keuangan pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara” dimana penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa laporan ini masih kurang dari kesempurnaan, disebabkan oleh keterbatasan kemampuan serta kurangnya penulis. Sehingga dengan besar hati penulis sangat mengharapkan segala kritikan dan saran yang bersifat membangun dan dapat memacu dan memotivasi kepada penulisan Laporan ini yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Laporan yang dibuat oleh Penulis berdasarkan Praktek Kerja Lapangan Mandiri pada kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara ini tentunya tidak terlepas dari adanya bantuan berbagai pihak lain selain juga usaha dan kemampuan penulis sendiri, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengakui dan sangat memahami bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang terkait penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini, untuk itu sudah pantasnya Penulis mengucapkan


(3)

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan yang telah memberikan banyak motivasi kepada penulis dalam hal menyelesaikan laporan ini, terutama sekali kepada :

1. Bapak Dr. M Arif Nasution , MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, Msi Selaku Ketua Jurusan PRODIP III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Parlautan Sibarani, SH selaku Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Darwin Nasution, S.Sos selaku Kassubag Keuangan di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Terima Kasih buat para Dosen D-III Administrasi Perpajakan yang telah

mendidik dan memberikan Ilmu pengetahuan selama penulis Kuliah..

6. Teristimewa dan yang paling utama buat Bapak dan Ibu (Alm) tercinta yang telah mengasuh,membesarkan,mendidik dan membimbing Penulis dari kecil hingga dewasa dan yang mempunyai andil penting dalam memberikan dukungan moral dan materil serta doa restunya kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Buat Adik penulis yang paling penulis sayangi yang selalu mendoakan, mendukung, membantu dan mengingatkan penulis dan juga untuk semua keluarga, penulis mengucapkan banyak terima kasih.


(4)

8. Buat teman-teman Stambuk ‘06 yang ada di PRODIP III khususnya buat teman yang paling penulis sayangi (Meo, Roy, Benny, Marcus, Datox, Yanta, Rolas, Armada, O’ o) yang telah membantu dan juga telah memberikan semangat serta dukungan penuh kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Harapan Penulis semoga Laporan Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.

Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa jugalah Penulis kembali beserah diri, muda h-mudahan yang penulis dapat saat ini mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa karena tiada kata satupun yang dapat terwujud jika atas kehendak dan karunianya.

Medan, Agustus 2009 Penulis

Silvester Goldberg Manik NIM. 062600105


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3

1.3 Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 5

1.4 Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 5

1.5 Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 7

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA UTARA ... 9

2.1 Sejarah Singkat Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara ... 9

2.2 Stuktur Organisasi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara ... 10

BAB III GAMBARAN OBJEK PAJAK ... 18

3.1 Ketentuan Umum ... 18

3.1.1 Pengertian Pajak ... 18

3.1.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Penghasilan ... 18

3.2 Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 20

3.2.1 Pengertian PPh Pasal 21 ... 20

3.2.2 Pemotong Pajak PPh Pasal 21 ... 20 3.2.3 Penerima Penghasilan (wajib pajak PPh pasal 21) . 22


(6)

3.2.4 Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak Serta

Penerima Penghasilan yang Dipotong Pajak ... 23

3.2.5 Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 ... 24

3.2.6 Pengurangan yang Diperbolehkan ... 26

3.2.7 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ... 28

3.2.8 Tarif PPh Pasal 21 dan Penerapannya... 29

3.2.9 Contoh Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21 ... 30

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI ... 33

4.1 Objek dan Subjek PPh Pasal 21 di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara ... 33

4.1.1 Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 33

4.1.2 Subjek PPh Pasal 21 di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara ... 33

4.2 Prosedur Perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara ... 34

4.3 Prosedur penyetoran PPh Pasal 21 Pegawai Tetap yang Dipotong Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara ... 37

4.4 Prosedur Pelaporan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara... 38

4.5 Pendaftaran dan Penilaian ... 40

4.5.1 Pendaftaran ... 40


(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

5.1 Kesimpulan ... 42

5.2 Saran ... 43


(8)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang terbesar, hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) bahwa penerimaan negara dari sektor pajak merupakan yang menjadi primadona sejak penerimaaan negara dari sektor migas yang nilainya merosot di pasar internasional. Pajak merupakan alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan penerimaannya sebagaimana telah direncanakan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Negara (APBN). Diantaranya usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak, pemerintah melakukan upaya-upaya yaitu melalui Ekstensifikasi pajak (usaha mengoptimalkan penerimaan pajak dengan meningkatkan faktor-faktor penunjang dari luar) dan Intensifikasi pajak (usaha mengoptimalkan penerimaan pajak dengan meningkatkan faktor-faktor dari dalam) dan perlunya keadilan dalam pengenaan pajak secara adil dan merata serta disesuaikan dengan kepastian hukum yang pasti dalam pemungutan pajak bagi pembayar pajak.

Masalah pajak merupakan masalah yang dihadapi pihak pemerintah sebagai pihak yang memungut pajak dengan rakyat sebagai pihak yang berkewajiban membayar pajak. Masing-masing pihak memiliki kepentingan yang saling ketergantungan. Tentang besarnya beban pajak, masyarakat wajib pajak mengharapkan adanya pemungutan pajak yang adil, artinya besarnya pajak yang terutang sesuai kemampuan wajib pajak, sedangkan harapan pemerintah sebagai pemungut pajak mengharapkan adanya pelunasan pajak yang tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku.


(9)

Penerimaan pajak oleh negara salah satunya diperoleh dari pajak penghasilan. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima/diperoleh seseorang atau badan dalam tahun pajak atau bahagian tahun pajak. Sedangkan ketentuan Pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya.

Salah satu Perundang-undangan yang mengatur Pajak Penghasilan adalah UU No. 7 Tahun 1983, setelah mengalami beberapa kali perubahan terakir diubah menjadi UU No. 36 Tahun 2008 yang tertuang di dalamnya PPh Pasal 21 sebagaimana telah diuraikan diatas sangat menentukan peningkatan penerimaan pajak, karena dianggap memiliki peranan dan dapat memberikan sumber penerimaan yang bersipat elastis khususnya pada karyawan/pegawai tetap di instansi atau perusahaan. Para pegawai tetap tidak dapat mengelak untuk tidak membayar pajak karena data berupa penghasilan lengkap ada pada Badan selaku pemberi kerja.

Ketentuan Pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.

Pajak Penghasilan dapat dilihat dari 2 (dua) subjek yang berbeda yakni Orang Pribadi dan Badan. Pajak Penghasilan Badan umumnya lebih mudah teridentifikasi serta pemungutan pajak atas Badan jauh lebih optimal dari pada Pajak Penghasilan Orang Pribadi.


(10)

Namun dalam kenyataan kendala-kendala masih terutama akibat informasi yang diberikan dalam bentuk buku panduan perpajakan dan pembaca tidak selamanya mengerti, dimana perusahaan atau badan usaha lainnya disebut sebagai Pemotongan PPh Pasal 21 masih salah dalam melakukan perhitungan sehingga tidak jarang para pegawainya merasa dirugikan.

I.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh Mahasiswa untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

a. Untuk memperoleh dan melihat secara langsung mengenai Prosedur

Perhitungan PPh Pasal 21 Orang Pribadi Bagi Kepala Sub Bagian Keuangan Pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

b. Untuk memperkenalkan secara langsung kepada Mahasiswa situasi dunia kerja yang sebenarnya sehingga diharapkan nantinya tabu dan dapat membedakan dunia kerja dengan dunia pendidikan.

2. Sedangkan manfaat yang dicapai dalam Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :

a. Bagi Mahasiswa

1) Guna mendorong mahasiswa untuk belajar mengetahui bagaimana mahasiswa sebagaimana tenaga ahli yang siap pakai.


(11)

2) Guna Memotivasi mahasiswa untuk beraktivitas dalam melakukan pekerjaan secara efisien dan efektif melalui Praktek Kerja Lapangan Mandiri.

3) Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapai situasi dunia kerja yang sebenarnya.

b. Bagi Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara

Sebagaimana sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara dengan lembaga Pendidikan khususnya Universitas Sumatera Utara.

1) Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai dengan keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai sesuai dengan bidang ilmu yang diketahui.

2) Dengan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsih terhadap Instansi/Perusahaan baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan Instansi/Perusahaan tersebut.

c. Bagi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik (Administrasi Perpajakan) Universitas Sumatera Utara

1) Guna meningkatkan profesionalisme dan memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan Mahasiswa dalam menerapkan Ilmu khususnya di bidang Perpajakan.

2) Membuka interaksi antara Dosen dengan Instansi/ Perusahaan yang bersangkutan dalam memberika uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima Mahasiwa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(12)

3) Mempertinggi Image (pandangan) masyarakat terhadap Sumber Daya Manusia yang dihasilkan dari Lembaga pendidikan Nasional khususnya Universitas Sumatera Utara dengan persepsi umum.

I.3 Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

Dalam hal ini penulis melakukan PKLM di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara. PKLM ini dilaksanakan Pada bulan Mei 2009. Dalam PKLM ini penulis ingin mendapatkan Data Tahun 2009 tentang "Tata Cara

Perhitungan PPh Pasal 21 Orang Pribadi Bagi Kepala Sub Bagian Keuangan Pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara".

I.4 Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

Dalam melakukan penelitian Penulis Melakukan metode-metode yang diperlukan. Adapun yang menjadi metode praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) antara lain :

1. Tahap Persiapan

Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dilakukan oleh Mahasiswa dalam melaksanakan PKLM nya, misalnya pembuatan proposal, pengajuan tempat PKLM, pemberian Dosen Pembimbing, Permohonan surat jalan/Permohonan dari Fakultas dan sebagainya.

2. Studi Literatur

Persiapan studi literatur yang akan dilakukan adalah persiapan dalam mencari data dan informasi untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dan bisa dijadikan sumber oleh penulis dalam rangka melakukan praktik kerja ini.


(13)

3. Studi Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan langsung pada objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk mengetahui bagaimana Tata Cara Perhitungan PPh Pasal 21

Orang Pribadi Bagi Kepala Sub Bagian Keuangan pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara ditempat peserta melakukan

Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 4. Metode Pengumpulan Data

Dalam melasanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Penulis juga akan mengumpulkan data yang diperlukan dalam menyusun akhir dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan Mandiri.

Untuk mengumpulkan data yang informasinya diperlukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Metode Observasi (Observasi Guide)

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ataupun tidak langsung turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan pihak instansi dengan diberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.

b. Metode Wawancara

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang


(14)

berkompeten dan menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengkapi.

c. Metode Dokumentasi (Optimal)

Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi, misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentsi yang diperlukan seperti peraturan pemerintah yang berlaku, Undang-undang Perpajakan, Lampiran-lampiran formulir, data mengenai pembayaran pajak, data mengenai kepegawaian dan data-data lain yang berhubungan dengan Praktek Kerja Lapangan Mandiri yang penulis lakukan.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah Penulis memperoleh data yang diperlukan Penulis akan menganalisis dan mengevaluasi data secara kumulatif yang kemudian akan diinterpretasikan secara objektif, jelas, dan sistematis.

I.6 Sistematika Penulisan Laporan PKLM (Praktek Kerja Lapangan Mandiri)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini Penulis akan mengemukakan Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika penulisan Laporan Kerja Lapangan Mandiri


(15)

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Pada bab ini Penulis akan menguraikan sejarah singkat

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi pada bagian Instansi/Perusahaan, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran Pegawai/Karyawan/ Anggota personil.

BAB III : GAMBARAN OBJEK PAJAK

Pada bab ini Penulis akan menguraikan

ketentuan-ketentuan yang mengenai PPh Pasal 21, Objek dan Subjek Pasal 21 UU No. 17 tahun 2000, perubahan-perubahan pada perundang-undangannya, Cara perhitungan, Cara pelaporan, Pendaftaran dan Penilaian dan lain-lain.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini Penulis akan Menguraikan mengenai dasar

hukum, Prosedur dalam perhitungan PPh Pasal 21

Orang Pribadi Bagi Kepala Sub Bagian Keuangan Pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara serta pendaftaran dan penilaiannya.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini Penulis akan memaparkan kesimpulan dari

Objek yang telah diteliti serta saran-saran yang membangun bagi perusahaan.


(16)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

II.1 Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

Berdirinya Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 1999 adalah dalam rangka upaya pembinaan dan pengembangan Pemuda dan Olahraga yang merupakan faktor potensial di dalam usaha pembangunan Sumatera Utara secara menyeluruh dan merata, maka dibentuklah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Disporasu) berdasar pasal 49 ayat 1 Undang-Undang No. 5 tahun 1974 dengan Peraturan Daerah No. 14 tahun 1997.

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara dalam hal melaksanakan tugas dan fungsi selain bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Sumatera Utara, juga berkoordinasi dengan Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara telah mengalami pergantian Kepala Dinas sebanyak 3 ( tiga ) kali yaitu tahun 1999-2002, tahun 2002-2004 dan tahun 2004 sampai dengan sekarang.

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005 telah sukses menyelenggarakan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) VIII yang diikuti oleh 30 Provinsi Se- Indonesia dengan jumlah peserta sebanyak ± 5.000 orang, Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara mendapatkan penghargaan dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga


(17)

sebagai Tuan Rumah Penyelenggara terbaik pada penghargaan HAORNAS (Hari Olahraga Nasional) XXIII tanggal 9 September 2005.

II.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Adapun struktur organisasi di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara yaitu :


(18)

Gambar 4

Struktur Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara

WAKIL KEPALA DINAS

KELOMPOK FUNGSIONAL KASSUBAG UMUM/ KEPEGAWAIAN KASUBBAG KEUANGAN KASUBBAG ORGANISASI HUKUM

SUBDIS BINA PROGRAM

KABAG TATA USAHA

SUBDIS BINA KEPEMUDAAN

KASI PENYUSUNAN PROGRAM & INFORMASI

KASI MONITORING & EVALUASI

KASI PEMBERDAYAAN ANAK & REMAJA

KASI PEMBERDAYAAN ORGANISASI, PRODUKTIVITAS & KEWIRAUSAHAAN PEMUDA SUBDIS BINA KEOLAHRAGAAN KASI PEMBERDAYAAN OLAHRAGA PRESTASI KASI PEMBERDAYAAN OLAHRAGA MASYARAKAT & ORGANISASI KEOLAHRAGAAN

SUBDIS PRASARANA & SARANA

KASI PRASARANA & SARANA KEPEMUDAAN

KASI PEMBERDAYAAN & PENGEMBANGAN

SARANA DAN PRASARANA DAN INDUSTRI OLEHRAGA KEPALA DINAS


(19)

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 2 Tahun 2005 tentang tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara tanggal 16 Maret 2005, yaitu :

a. Kepala Dinas

Mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan tugas otonomi, tugas pembantuan serta tugas dekonsentrasi di bidang Pemuda dan Olahraga.

b. Wakil Kepala Dinas

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas pembantuan serta tugas dekonsentrasi di bidang Pemuda dan Olahraga dengan konsentrasi tugas pengembangan, peningkatan dan kemajuan di bidang olahraga.

c. Kepala Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas di bidang umum dan kepegawaian, keuangan, organisasi dan hukum, di dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :

1) Kasubbag Umum dan Kepegawaian.

Mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tata usaha, administrasi umum dan barang/ perlengkapan perjalananan dinas dan pengelolaan kepegawaian.

2) Kasubbag Keuangan.

Mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data untuk penyusunan bahan penyempurnaan Standar Akuntanbilitas pengelolaan keuangan.


(20)

3) Kasubbag Organisasi dan Hukum.

Mempunyai tugas mengumpulkan, mengelola dan menyajikan data untuk penyusunan bahan penyempurnaan standar ketatalaksanaan dan kelembagaan serta pengelolaan produk-produk hukum di lingkungan dinas.

d. Kasubdis Bina Program

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun program Dinas pengelolaan informasi serta monitoring dan evaluasi dan dalam melaksanakan tugas Kasubdis Bina Program dibantu oleh :

1) Kasi Penyusunan Program dan Informasi.

mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan / data untuk penyusunan program Dinas serta pengelolaan informasi Kepemudaan dan Keolahragaan.

2) Kasi Monitoring dan Evaluasi.

Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data untuk penyusunan laporan pelaksanaan program Dinas, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

e. Kasubdis Bina Kepemudaan

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pemberdayaan anak dan remaja, pemeberdayaan organisasi, produktifitas dan kewirausahaan Pemuda dan dalam melaksanakan tugas Kasubdis Bina Kepemudaan dibantu oleh :


(21)

1) Kasi Pemberdayaan Anak dan Remaja.

Mempunyai tugas Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/ data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dalam pengembangan dan peningkatan usaha pemberdayaan anak dan remaja, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

2) Kasi Pemberdayaan Organisasi, Produktivitas dan Kewirausahaa Kepemudaan.

Mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan / data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dalam pengembangan dan peningkatan usaha pemberdayaan organisasi, produktifitas dan kewirauswastaan Kepemudaan.

f. Kasubdis Bina Keolahragaan

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan Pemberdayaan Olahraga Prestasi, Olahraga Kemasyarakatan dan Organisasi Keolahragaan dan dalam melaksanakan tugas Kasubdis Bina Keolahragaan dibantu oleh :

1) Kasi Pemberdayaan Olahraga Prestasi

Mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan / data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan kewenangan daerah kabupaten / kota serta standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam pemberdayaan olahraga prestasi, serta koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak.


(22)

2) Kasi Pemberdayaan Olahraga Kemasyarakatan dan Organisasi Keolahragaan.

Mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan / data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan kewenangan daerah kabupaten/ kota dan standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam olahraga kemasyarakatan dan organisasi keolahragaan serta koordinasi dan kerja sama pelaksanaan dengan berbagai pihak terkait.

g. Kasubdis Pemberdayaan Prasarana dan Sarana

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pengembangan dan kerja sama pengolahan Prasarana dan Sarana Kepemudaan, pemberdayaan dan pengembangan sarana, prasarana dan industri olahraga.

Dalam melaksanakan tugas Kasubdis Sarana dan Prasarana dibantu oleh: 1) Kasi Prasarana dan Sarana Kepemudaan

Mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan / data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan kewenangan daerah kabupaten / kota dan standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam pelaksanaan inventarisasi, fasilitas pengelolaan dan kerja sama pengelolaan serta pengembangan Prasarana dan Sarana Kepemudaan.


(23)

2) Kasi Pemberdayaan dan Pengembangan Sarana, Prasarana dan Industri Olahraga.

Mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan / data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dalam pengembangan dan peningkatan usaha pemberdayaan Prasarana dan Sarana Industri olahraga.

Selanjutnya, di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara setiap Subdis mempunyai jenis kegiatan yang berbeda sehingga alokasi anggaran yang ditempatkan berbeda sesuai dengan program dan kegiatan masing-masing, yaitu :

1. Bagian Tata Usaha

Penyusunan anggaran di bagian Tata Usaha meliputi Belanja Tidak Langsung, Belanja Langsung dan Belanja Modal. Pengganggaran hanya terpusat pada kegiatan rutin kantor, seperti gaji pegawai dan biaya operasional kantor sehingga setiap tahunnya kegiatan yang dianggarkan sama kecuali belanja modal.

2. Subdis Bina Keolahragaan

Penyusunan anggaran di subdis bina keolahragaan hanya meliputi belanja langsung karena kegiatan yang dilaksanakan hanya bersifat pelayanan publik yang bergerak di bidang olahraga.

3. Subdis Bina Kepemudaan

Penyusunan anggaran di subdis bina kepemudaan sama dengan subdis bina keolahragaan yaitu belanja langsung dan bergerak di bidang kepemudaan.


(24)

4. Subdis Sarana/ Prasarana

Penyusunan anggaran di subdis sarana/ prasarana meliputi belanja langsung dan belanja modal karena alokasi anggaran hampir semua adalah pembangunan sarana dan prasarana olahraga dan kepemudaan.Selanjutnya anggaran setiap subdis dikumpulkan dan digabung menjadi satu, kemudian Kasubbag Keuangan bersama tim pembuat anggaran Disporasu akan memeriksa dan memverifikasi setiap anggaran dengan memperhatikan kode rekening, jumlah anggaran dan penempatan anggaran sehingga tidak melebihi dari pagu anggaran masing-masing kegiatan.


(25)

BAB III

GAMBARAN OBJEK PAJAK

3.1 Ketentuan Umum 3.1.1 Pengertian Pajak

Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro defenisi pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang – Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

3.1.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Penghasilan

a. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Pengahasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008.

b. Undang –Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagimana telah beberapa kali diubah dengan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007.


(26)

c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK/PMK.03/2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak Penghasilan sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi.

Adapun Dasar hukum dalam Pemotongan dan Penyetoran PPh pasal 21 atas Pegawai Tetap di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara adalah:

a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagimana telah beberapa kali diubah dengan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007.

b. Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008.

c. Keputusan Menteri keungan RI Nomor 250/PMK.03/2008 tentang besarnya biaya jabatan atau biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto Pegawai tetap atau pensiunan.

d. Keputusan Menteri Keungan Nomor 250/PMK.03/2008 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.

e. Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor KEP-545/PJ./2000 tentang Petunjuk pelaksanaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan Orang Pribadi.


(27)

3.2 Pajak Penghasilan Pasal 21 3.2.1 Pengertian PPh Pasal 21

Menurut Pasal 4 ayat 1 Undang – Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008:

“Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak,baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”.

Sedangkan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang – Undang Pajak Penghasilan (Pasal 4 ayat 1 Undang – Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008).

3.2.2 Pemotong PPh Pasal 21

Pemotong PPh Pasal 21 adalah setiap orang pribadi atau badan yang di wajibkan oleh UU No. 7 Tahun 1983 tentang PPh sebagaimana telah diubah dengan

UU No. 17 Tahun 2000 dan diubah dengan UU No. 36 Tahun 2008 untuk memotong PPh Pasal 21. Termasuk Pemotong PPh Pasal 21 adalah:

a. Pemberi kerja yang terdiri atas orang pribadi atau badan termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT), baik merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain


(28)

dengan nama apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.

b. Bendaharawan pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan.

c. Dana pensiun badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan badan – badan lain yang membayar uang pensiun, Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua.

d. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap (BUT) yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan, jasa, termasuk jasa tenaga ahli dengan status Wajib Pajak dalam

negeri yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri bukan untuk dan atas nama persekutuannya.

e. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Wajib Pajak Luar Negeri.

f. Yayasan (termasuk yayasan dibidang kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan kesenian, olahraga, kebudayaan) lembaga kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, dan organisasi masa, organisasi sosial politik dan organisasi lainnya dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan sebagai pembayar gaji upah.

g. Honorarium atau imbalan dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.

h. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.


(29)

i. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan) yang membayar honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.

3.2.3 Penerima Penghasilan ( Wajib Pajak PPh Pasal 21)

a. Pegawai, yaitu setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaan berdasarkan suatu perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

b. Penerima Pensiun, yaitu orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan atau pekerjaan yang dilakukan di masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima uang pensiun, Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua.

c. Penerima honorarium, yaitu orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukannya.

d. Penerima upah, yaitu orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah borongan, atau upah satuan.

e. Orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, kegiatan dari pemotong pajak.


(30)

3.2.4 Hak Dan Kewajiban Pemotong Pajak Serta Penerima Penghasilan Yang Dipotong Pajak

a. Pemotong PPh Pasal 21 dan Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal

21 wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan Ketentuan yang berlaku.

b. Pegawai, Penerima Pensiun berkala, serta bukan pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a angka 4 wajib membuat surat pernyataan yang berisi jumlah tanggungan keluarga pada awal tahun kalender atau pada saat mulai menjadi Subjek Pajak dalam negeri sebagai dasar penentuan PTKP dan wajib menyerahkan nya kepada pemotong pajak pada saat mulai bekerja atau mulai pensiun.

c. Dalam hal terjadi perubahan tanggungan keluarga pegawai, penerima pensiun berkala dan bukan pegawai wajib membuat surat pernyataan baru dan menyerahkan kepada Pemotong PPh Pasal 21 paling lama sebelum mulai tahun kalender berikutnya.

d. Pemotong PPh Pasal 21 wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 yang terhutang untuk setiap bulan kalender.

e. Pemotong PPh Pasal 21 wajib membuat catatan atau kertas kerja perhitungan PPh Pasal 21 untuk masing – masing penerima penghasilan, yang menjadi dasar pelaporan PPh Pasal 21 yang terhutang untuk setiap masa pajak dan wajib menyimpan catatan atau kertas kerja perhitungan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(31)

f. Ketentuan mengenai kewajiban untuk melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 untuk setiap bulan kalender sebagaiman dimaksud pada ayat (4) tetap berlaku, dalam hal jumlah pajak yang dipotong pada bulan yang bersangkutan nihil.

g. Dalam suatu bulan terjadi kelebihan penyetoran pajak atas PPh Pasal 21 yang terhutang, kelebihan penyetoran tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terhutang pada bulan berikutnya melalui Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21.

h. Pemotong PPh Pasal 21 wajib membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 dan memberikan bukti pemotongan tersebut kepada penerima penghasilan yang dipotong pajak

i. Bentuk formulir pemotongan PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan dengan Peraturan Direktorat Jendral Pajak.

3.2.5 Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai atau penerima pensiun secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak bea siswa,


(32)

hadiah, premi asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja, dan penghasilan lainnya dengan nama apapun.

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan pengahasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap.

c. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan yang diterima atau diperoleh pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, serta uang saku harian atau mingguan yang diterima peserta pendidikan, pelatihan , pemagangan yang merupakan calon pegawai.

d. Uang tebusan pensiun, Uang Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, Uang Pesangon, dan pembayaran lain yang sejenis.

e. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Dalam Negeri, terdiri dari:

1. Tenaga ahli, yaitu pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris.

2. Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, dan moderator

3. Pemberi jasa dalam bidang tehnik, komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial.


(33)

5. Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, peserta sidang dan rapat, dan tenaga lepas lainnya dalam segala bidang kegiatan.

6. Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan 7. Petugas dinas luar asuransi.

f. Gaji, tunjangan – tunjangan lain terkait gaji yang diterima oleh pejabat negara, PNS, serta uang pensiun dan tunjangan – tunjangn lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan.

g. Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak atau Wajib Pajak yang dikenakan PPh yang bersifat final dan yang dikenakan PPh berdasarkan norma penghitungan khusus.

3.2.6 Pengurangan Yang Diperbolehkan

Untuk Pegawai Tetap pengurangan yang diperbolehkan dari penghasilan bruto untuk menentukan besarnya penghasilan neto adalah :

a. Biaya jabatan, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, yang besarnya adalah 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, dengan jumlah maksimum yang diperkenankan sebesar Rp. 6.000.000 setahun atau Rp. 500.000 sebulan.

b. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau


(34)

Badan Penyelenggara Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

Untuk menentukan Penghasilan Kena Pajak, Penghasilan netonya dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak ( PTKP ) yang sebenarnya.

a) Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri, dan dalam hal tidak kawin pengurangan PTKP selain untuk dirinya sendiri ditambah dengan PTKP untuk keluarga yang mejadi tanggungan sepenuhnya.

b) Bagi Karyawati yang menunjukan keterangan tertulis dari pemerintah daerah setempat (serendah – rendahnya kecamatan) bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan penghasilan, diberikan tambahan PTKP sebesar RP. 15.840.000 setahun atau Rp. 1.320.000 sebulan dan ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak tiga orang, masing – masing sebesar Rp. 1.320.000 setahun atau Rp. 110.000 sebulan. c) Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender. Adapun

pegawai yang baru datang, dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun kalender, besarnya PTKP tersebut berdasarka keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender yang bersangkutan.


(35)

3.2.7 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak dari Wajib Pajak Dalam Negeri, Penghasilan nettonya dikurangi dengan jumlah PTKP.

Besarnya PTKP yang berlaku sesuai dengan Pasal 7 UU PPh No.17 tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan UU PPh No. 36 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

Keterangan PTKP 2009

Setahun (Baru)

PTKP 2006 Setahun (lama)

Untuk diri Wajib Pajak Rp. 15.840.000 Rp. 13.200.000 Tambahan untuk Wajib

Pajak yang kawin

Rp. 1.320.000 Rp. 1.200.000

Tambahan untuk seorang

istri yang penghasilannya di

gabung dengan penghasilan suami

Rp. 15.840.000 Rp. 13.200.000

Tambahan untuk setiap

anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat

yang menjadi


(36)

tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 (tiga) orang

3.2.8 Tarif PPh Pasal 21 dan Penerapannya

Tarif Pasal 17 UU No. 17 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 36 Tahun 2008, dengan ketentuan sebagai berikut:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp. 50.000.000 5% Diatas Rp. 50.000.000 s/d Rp. 250.000.000 15% Diatas Rp. 250.000.000 s/d Rp. 500.000.000 25%

Diatas RP. 500.000.000 30%

Penerapan Tarif

Tarif pasal 17 x Penghasilan Kena Pajak Penghitungan PKP:

Penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan, iuran pensiun termasuk Iuran Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang dipersamakan dengan dana Pensiun, dan PTKP.


(37)

3.2.9 Contoh Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21

Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap

Tuan Daniel status menikah dan mempunyai satu orang anak, tuan daniel bekerja pada PT.X dengan memperoleh gaji sebulan Rp 2.500.000 PT.X masuk program jamsostek, Premi asuransi kecelakaan kerja dan Premi asuransi kematian ditanggung oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing Rp 25.000 dan Rp 5.000 sedangkan yang ditanggung oleh Tuan Daniel setiap bulan masing-masing Rp15.000 dan Rp5.000. disamping itu.pemberi kerja juga menanggung iuran pensiun yang dibayarkan ke yayasan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran THT masing-masing Rp25.000 dan Rp10.000 sedangkan yang ditanggung Tuan Danieli masing-masing sebesar Rp20.000 dan Rp10.000.

Perhitungan PPh Pasal 21 Tuan Daniel berdasarkan PTKP 2006

Adalah sebagai berikut:

Gaji sebulan Rp 2.500.000 Premi Asuransi kecelakaan kerja Rp 25.000 Premi Asuransi kematian Rp 5.000

1. Biaya jabatan

+

Penghasilan Bruto Rp 2.530.000

Pengurangan

5% x Rp 2.530.000 Rp 126.000 Maksimum yang diperkenankan Rp 108.000 2. Iuran pensiun Rp 20.000 3. Iuran THT Rp 10.000 +


(38)

Rp 138.000 –

Penghasilan Neto sebulan Rp 2.392.000

Penghasilan Neto setahun 12 x Rp 2.392.000 Rp28.704.000 PTKP setahun

- Untuk WP sendiri Rp 13.200.000 - Untuk WP Kawin Rp 1.200.000 - Tambahan Anak Rp 1.200.000 +

Rp15.600.000 –

Penghasilan Kena Pajak(PKP) Rp13.104.000

PPh Pasal 21 Terutang setahun :

5% x Rp 13.104.000 Rp 655.200 PPh Pasal 21 Terutang Sebulan

Rp 655.200 : 12 Rp 54.000

Perhitungan PPh pasal 21 Tuan Daniel berdasarkan PTKP 2009

Adalah sebagai berikut:

Gaji sebulan Rp 2.500.000 Premi Asuransi kecelakaan kerja Rp 25.000 Premi Asuransi kematian Rp 5.000

1. Biaya jabatan

+

Penghasilan Bruto Rp 2.530.000

Pengurangan

5% x Rp 2.530.000 Rp 126.000 Maksimum yang diperkenankan Rp 500.000


(39)

2. Iuran pensiun Rp 20.000 3. Iuran THT Rp 10.000 +

Rp 156.000 –

Penghasilan Neto sebulan Rp 2.236.000

Penghasilan Neto setahun 12 x Rp 2.236.000 Rp26.832.000 PTKP setahun

- Untuk WP sendiri Rp15.840.000 - Untuk WP Kawin Rp 1.320.000 - Untuk anak Rp 1.320.000 +

Rp18.480.000 – Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 8.352.000 PPh Pasal 21 Terutang setahun :

5% x Rp 8.352.000 Rp 417.000 PPh Pasal 21 Terutang Sebulan


(40)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

4.1 Objek dan Subjek PPh Pasal 21 di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

4.1.1 Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara adalah penghasilan yang diterima atau diproleh baik penghasilan secara teratur maupun penghasilan yang diperoleh atau diterima secara tidak teratur misalnya bonus dan THR.

4.1.2 Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

Subjek PPh Pasal 21 di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara adalah seluruh Pegawai tetap di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara yang melakukan pekerjaan berdasarkan surat ketetapan, termasuk yang melakukan pekerjaan dan menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.


(41)

4.2 Prosedur Perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara yang menurut Undang-undang perpajakan diwajibkan memenuhi kewajiban perpajakannya dan dalam memenuhi kewajiban perpajakan tersebut Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara melaksanakan administrasi perpajakannya khususnya di bagian keuangan menunjuk untuk menghitung, menyetor dan melaporkan PPh nya.

Dalam hal ini Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara selaku pemotong melakukan pemotongan terhadap gaji ataupun penghasilan yang diterima oleh pegawai tetapnya setiap bulan.

Dalam menghitung pajak penghasilan Pasal 21 pegawai tetap Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara masih menggunakan sistem manual dengan perhitungan dilakukan oleh bagian keuangan, dengan penyelesaian komputerisasi oleh pegawainya untuk kelengkapan administrasinya.

Selama PKLM ini penulis juga melakukan beberapa wawancara (interview) dengan salah satu pegawai bagian keuangan untuk memperoleh keterangan bagaimana prosedur yang dilakukan dalam pemotongan gaji pegawai tetapnya. Dari interview tersebut dapat penulis menyimpulkan “ pegawai yang dipungut PPh Pasal 21 adalah pegawai tetap yang menerima penghasilan berupa gaji, Tunjangan umum, Tunjangan Jabatan, Tunjangan Beras, Tunjangan Anak/Istri, dan Tunjangan Khusus Pajak.

Cara pemungutan PPh Pasal 21 Pegawai melalui gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan tersebut maka dapat diperoleh penghasilan bruto sebulan sebagai pegawai tetap Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara. Untuk


(42)

mendapatkan penghasilan neto, dapat dicari dengan cara memperhitungkan Gaji Pokok, Tunjangan anak/istri,Tunjangan jabatan, serta tunjangan beras. Kemudian dipotong dengan biaya jabatan yang diperbolehkan, Iuran pensiun, dan Iuran Taspen kemudian didapat kan penghasilan neto sebulannya.

Untuk mengetahui berapa jumlah penghasilan neto pegawai tetap setahun, penghasilan neto sebulan dikalikan dengan 12 bulan. Kemudian penghasilan neto pegawai tetap setahun dikurangi dengan PTKP (penghasilan tidak kena pajak) yang sesuai dengan status dan tanggungan pribadi pegawai tetap tersebut maka diketahuilah Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang merupakan dasar perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara dan seterusnya dikalikan dengan tarif Pasal 17 UU No 36 Tahun 2008 yang telah mengalami beberapa kali perubahan, pada tahun 2008 sehingga diketahuilah seberapa besar jumlah PPh Pasal 21 Setahun ataupun perbulannya dengan membagi dengan 12 bulan.

Dari pengamatan yang penulis lakukan selama menjalani PKLM di kantor tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pemungutan telah dilaksanakan sesuai dengan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dimana kantor sebagai pemungut melakukan setiap bulannya terhadap gaji pegawai tetapnya. Berikut penulis dapat menggambarkan beberapa contoh dalam prosedur dan perhitungan yang dilakukan pada kantor tersebut:


(43)

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21

PEGAWAI NEGERI SIPIL DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA UTARA

BULAN : AGUSTUS 2009 Nama : Darwin S.Sos

NIP : 400 033 439

Jabatan : Kepala Bagian Keuangan ( Kabag ) Golongan : III b

Gaji Pokok : Rp 2.045.200

Tunjangan Pajak :

- Tunjangan Struktural/Fungsional : Rp 540.000 - Tunjangan Khusus Pajak : Rp 40.904 - Tunjangan Beras : Rp 42.300 +

: Rp 623.204+ Penghasilan Bruto : Rp 2.668.404 Potongan Pajak

- Biaya Jabatan 5% x Peng. Bruto :

5% x Rp 2.668.404 : Rp 133.420 - Iuran Askes : Rp 40.904+

: Rp 174324– Penghasilan Neto sebulan : Rp 2.494.080 Penghasilan Neto setahun 12 x Rp 2.494.080 : Rp 29.928.960


(44)

Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP) 2009 : - PTKP Sendiri : Rp 15.840.000 - PTKP Status Kawin : Rp 1.320.000 +

: Rp 17.160.000 * Perhitungan PPh Pasal 21

- Penghasilan Neto Setahun : Rp 29.928.960 - Penghasilan Tidak Kena Pajak :

a. Setelah seluruh PPh Pasal 21 dihitung dan dipungut setiap bulannya, selanjutnya menyetorkan PPh Pasal 21 yang telah dipungut tersebut ke Bank SUMUT jl. Setia Budi yang telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai tempat pembayaran atau penyetoran pajak.

Rp17.160.000 - Penghasilan Kena Pajak (PKP) : Rp 12.768.960 PPh Pasal 21 Terutang Setahun :

5% x Rp 12.768.960 : Rp 638.448 PPh Pasal 21 Terutang Sebulan :

Rp 638.448 : 12 : Rp 53.204

4.3 Prosedur penyetoran PPh Pasal 21 pegawai tetap yang dipotong Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

Adapun prosedur yang dilakukan Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara dalam menyetorkan PPh Pasal 21 Yang telah dipungut atas penghasilan pegawai tetapnya adalah sebagai berikut :


(45)

b. Batas waktu pembayaran atau penyetoran PPh Pasal 21 yang telah dipungut :

Untuk pembayaran Masa PPh Pasal 21 paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir..

c. Sarana yang digunakan dalam pembayaran dalam penyetoran PPh Pasal 21 yang terutang adalah dengan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak). Dimana SSP harus diisi dengan jumlah seluruh PPh Pasal 21 terutang atau yang akan disetor.

d. SSP yang digunakan terdiri dari 5 rangkap yang antara lain :

1. Lembar 1 untuk Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara. 2. Lembar 2 untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

3. Lembar 3 untuk Dilaporkan Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara 4. Lembar 4 untuk Bank BNI sebagai tempat penyetoran PPh Pasal 21

5. Lembar 5 untuk arsip wajib pungut atau pihak lain.

4.4 Prosedur Pelaporan PPh Pasal 21 pegawai Tetap Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

Setelah PPh Pasal 21 dihitung dan disetor oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara maka selanjutnya Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara melaporkan perhitungan dan pembayaran PPh Pasal 21 yang terhutang tersebut menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.


(46)

Adapun Prosedur yang harus dilakukan oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara dalam melaporakn perhitungan dan pembayaran PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :

a. Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan pelaporan pajaknya adalah dengan mengguanakan SPT (Surat Pemberitahuan) yang harus diambil sendiri pada kantor pelayanan Pajak setempat dimana Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara terdaftar pada kantor Pelayanan Pajak Madya Medan.

b. Menggunakan 2 jenis SPT dalam melaporkan PPh Pasal 21 yakni :

1. SPT Masa PPh Pasal 21, adalah Surat yang diperoleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terhutang dalam suatu masa pajak atau pada suatu saat.

2. SPT tahunan PPh Pasal 21, adalah Surat yang oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terhutang dalam suatu Tahun Pajak yakni Formulir 1721.

c. SPT diisi sesuai dengan perhitungan dan pembayaran yang dilakukan dalam suatu masa atau tahun pajak yang bersangkutan.

d. SPT diserahkan atau dilaporkan oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara selambat-lambatnya untuk SPT Masa Pasal 21 Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir dan untuk SPT Tahunan PPh Pasal 21


(47)

selambat-lambatnya 3 bulan setelah berakhir tahun pajak (biasanya tanggal 31 Maret tahun berikutnya) ke KPP Medan Timur.

e. Bukti-bukti yang harus dilampirkan oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara pada SPT PPh Pasal 21 adalah :

1. Daftar gaji pegawai tetap Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara . 2. Surat Setoran Pajak (SSP) lembar 3.

4.5 Pendaftaran dan Penilaian

4.5.1 Pendaftaran

a. Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara sebagai pemungut pajak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang beralamat di JL. Diponogoro, atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) atau Kantor pelayan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) untuk diberikan NPWP.

b. Bendaharawan memberikan bukti pemungutan PPh Pasal 21, baik diminta atau tidak pada saat dilakukan pemungutan pajak.

c. Bendaharawan mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 ke KPP tempat pemungutan terdaftar/KP4/KP2KP setempat paling lambat tanggal 31 Maret Tahun Takwim berikutnya.

4.5.2 Penilaian

Penilaian di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara terhadap perhitungan jumlah pajak terhutang dilakukan 2 bulan tahun takwim berakhir, penilaian


(48)

dilakukan dengan menghitung kembali jumlah Pajak PPh Pasal 21 terhutang diakhir tahun pegawai tetap, menurut tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 Undang-undang nomor 17 tahun 2000 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-udang Nomor 36 tahun 2008 yang tarifnya juga mengalami perubahan, dan didasarkan kewajiban pajak subjektif berawal atau berakhir dalam tahun pajak.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Prosedur perhitungan PPh Pasal 21 di Sumatera Utara dilakukan dengan cara mengumpulkan semua penghasilan terdiri dari gaji pokok lalu Tunjangan anak/istri, tunjangan jabatan, dan tunjangan beras kemudian jumlah dari seluruh penghasilan tersebut dikurangkan dengan pengurangan yang diperkenankan menurut undang-undang No. 36 tahun 2008 seperti biaya jabatan Iuaran pensiun, maka diketahuilah penghasilan neto sebulan. Setelah penghasilan neto sebulan diketahui maka selanjutnya penghasilan netto disetahunkan untuk pengurangan dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) yang selanjutnya diperoleh Penghasilan Kena Pajak setahun. Untuk menghitung berapa PPh Pasal 21 dilakukan dengan mengalikan Tarif Pajak Penghasilan Kena Pajak, untuk mengetahui PPh Pasal 21 perbulan, besarnya PPh pasal 21 setahun dibagi dengan 12 bulan atau banyaknya bulan dalam tahun pajak.

b. Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara hanya melakukan pelaporan ke bendaharawan negara,dikarenakan Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara merupakan wajib pungut sehingga diakhir pemungutannya setiap Pegawai tidak dikenakan potongan pajak atau nihil.

c. Prosedur pelaporan PPh Pasal 21 oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara adalah setelah seluruh PPh Pasal 21 atas karyawan tetap dihitung, yang selanjutnya melaporkan ke KPP Medan Timur dimana Dinas Pemuda Dan


(50)

Olahraga Provinsi Sumatera Utara terdaftar dengan menggunakan SPT (Surat Pemberitahuan), dimana untuk perhitungan dan pembayaran masa pajak tertentu dilaporkan dengan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 21 dan dilaporkan selambat-lambatnya tanggal 20 bulan Takwim berikutnya setelah masa pajaknya berakhir, dan untuk SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan PPh Pasal 21 (Formulir 1721) selambat-lambatnya 3 bulan setelah berakhirnya tahun pajak, biasanya tanggal 31 Maret tahun berikutnya.

d. Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara telah melakukan kewajibannya dalam menghitung, memungut, menyetor, dan melaporkan PPh Pasal 21 pada Tahun 2009 dan dalam melakukan perhitungan, penyetoran dan pelaporan tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan berlaku.

e. Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara telah melakukan prosedur perpajakannya dengan baik sehingga mampu menghindari dari upaya-upaya pelanggaran hukum, dalam hal ini adalah perundang-udangan perpajakan.

5.2 Saran

a. Mengingat peraturan perundang-undangan Perpajakan yang berlaku di Indonesia sering mengalami perubahan, diharapkan kepada pihak Dinas Pemuda Dan Olahraga untuk terus mengikuti perkembangan tersebut sehingga dimasa yang akan datang tetap akan dapat menghitung Pajak Penghasilan khususnya PPh Pasal 21 dengan benar tanpa ada kesalahan-kesalahan yang melanggar peraturan perundang-undangan seperti tahun-tahun sebelumnya.


(51)

b. Diharapkan pihak perusahaan agar tetap dapat dalam melakukan perhitungan, pemotongan, penyetoran serta pelaporan PPh Pasal 21 dengan benar dan teliti serta berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku sehingga nantinya tidak menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti dikenakan sanksi administrasi ataupun denda dan sebagainya.

c. Sebaiknya perusahaan harus memperhatikan kondisi atau keadaan karyawan dalam menetapkan PTKP, apakah karyawan tersebut berstatus kawin atau tidak atau mempunyai tanggungan atau tidak dan berapa orang tanggungannya sehingga karyawan tidak dirugikan dalam pengenaan pajaknya.

d. Dalam era sekarang ini banyak Dinas yang berusaha untuk memperkecil jumlah pajaknya ataupun menggelapkan pajaknya, maka diharapkan kepada dinas untuk dapat terus mengikuti peraturan perpajakan yang ada dan dapat menghindari dari upaya-upaya pelanggaran hukum yang nantinya akan berdampak buruk terhadap perusahaan sendiri.

e. Diharapkan kepada Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi untuk dapat meningkatkan lagi faktor penunjang dalam melaksanakan prosedur pemotongan dengan teknologi otomatis, seperti proses komputerisasi dalam pemotongan gaji karyawannya, sehingga lebih meminimalisir kesalahan dibandingkan dikerjakan secara manual pegawai yang berwenang.


(52)

DAFTAR PUSATAKA

Republika Indonesia, Undang-undang nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta

Rusdji, Muhammad, 2006, PPh Pajak Penghasilan, Think tax Information, Penerbit kelompok Gramedia, Jakarta.

Mardiasmo, 2000, Perpajakan Indonesia Revisi 2000, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sihaloho, Cyrus, 2001, Modul Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Penerbit Raja Grafindo, Jakarta.

Republika Indonesia, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Jakarta


(1)

selambat-lambatnya 3 bulan setelah berakhir tahun pajak (biasanya tanggal 31 Maret tahun berikutnya) ke KPP Medan Timur.

e. Bukti-bukti yang harus dilampirkan oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara pada SPT PPh Pasal 21 adalah :

1. Daftar gaji pegawai tetap Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara . 2. Surat Setoran Pajak (SSP) lembar 3.

4.5 Pendaftaran dan Penilaian 4.5.1 Pendaftaran

a. Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara sebagai pemungut pajak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang beralamat di JL. Diponogoro, atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) atau Kantor pelayan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) untuk diberikan NPWP.

b. Bendaharawan memberikan bukti pemungutan PPh Pasal 21, baik diminta atau tidak pada saat dilakukan pemungutan pajak.

c. Bendaharawan mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 ke KPP tempat pemungutan terdaftar/KP4/KP2KP setempat paling lambat tanggal 31 Maret Tahun Takwim berikutnya.

4.5.2 Penilaian

Penilaian di Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara terhadap perhitungan jumlah pajak terhutang dilakukan 2 bulan tahun takwim berakhir, penilaian


(2)

dilakukan dengan menghitung kembali jumlah Pajak PPh Pasal 21 terhutang diakhir tahun pegawai tetap, menurut tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 Undang-undang nomor 17 tahun 2000 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-udang Nomor 36 tahun 2008 yang tarifnya juga mengalami perubahan, dan didasarkan kewajiban pajak subjektif berawal atau berakhir dalam tahun pajak.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Prosedur perhitungan PPh Pasal 21 di Sumatera Utara dilakukan dengan cara mengumpulkan semua penghasilan terdiri dari gaji pokok lalu Tunjangan anak/istri, tunjangan jabatan, dan tunjangan beras kemudian jumlah dari seluruh penghasilan tersebut dikurangkan dengan pengurangan yang diperkenankan menurut undang-undang No. 36 tahun 2008 seperti biaya jabatan Iuaran pensiun, maka diketahuilah penghasilan neto sebulan. Setelah penghasilan neto sebulan diketahui maka selanjutnya penghasilan netto disetahunkan untuk pengurangan dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) yang selanjutnya diperoleh Penghasilan Kena Pajak setahun. Untuk menghitung berapa PPh Pasal 21 dilakukan dengan mengalikan Tarif Pajak Penghasilan Kena Pajak, untuk mengetahui PPh Pasal 21 perbulan, besarnya PPh pasal 21 setahun dibagi dengan 12 bulan atau banyaknya bulan dalam tahun pajak.

b. Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara hanya melakukan pelaporan ke bendaharawan negara,dikarenakan Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara merupakan wajib pungut sehingga diakhir pemungutannya setiap Pegawai tidak dikenakan potongan pajak atau nihil.

c. Prosedur pelaporan PPh Pasal 21 oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara adalah setelah seluruh PPh Pasal 21 atas karyawan tetap dihitung, yang selanjutnya melaporkan ke KPP Medan Timur dimana Dinas Pemuda Dan


(4)

Olahraga Provinsi Sumatera Utara terdaftar dengan menggunakan SPT (Surat Pemberitahuan), dimana untuk perhitungan dan pembayaran masa pajak tertentu dilaporkan dengan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 21 dan dilaporkan selambat-lambatnya tanggal 20 bulan Takwim berikutnya setelah masa pajaknya berakhir, dan untuk SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan PPh Pasal 21 (Formulir 1721) selambat-lambatnya 3 bulan setelah berakhirnya tahun pajak, biasanya tanggal 31 Maret tahun berikutnya.

d. Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara telah melakukan kewajibannya dalam menghitung, memungut, menyetor, dan melaporkan PPh Pasal 21 pada Tahun 2009 dan dalam melakukan perhitungan, penyetoran dan pelaporan tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan berlaku.

e. Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara telah melakukan prosedur perpajakannya dengan baik sehingga mampu menghindari dari upaya-upaya pelanggaran hukum, dalam hal ini adalah perundang-udangan perpajakan.

5.2 Saran

a. Mengingat peraturan perundang-undangan Perpajakan yang berlaku di Indonesia sering mengalami perubahan, diharapkan kepada pihak Dinas Pemuda Dan Olahraga untuk terus mengikuti perkembangan tersebut sehingga dimasa yang akan datang tetap akan dapat menghitung Pajak Penghasilan khususnya PPh Pasal 21 dengan benar tanpa ada kesalahan-kesalahan yang melanggar peraturan perundang-undangan seperti tahun-tahun sebelumnya.


(5)

b. Diharapkan pihak perusahaan agar tetap dapat dalam melakukan perhitungan, pemotongan, penyetoran serta pelaporan PPh Pasal 21 dengan benar dan teliti serta berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku sehingga nantinya tidak menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti dikenakan sanksi administrasi ataupun denda dan sebagainya.

c. Sebaiknya perusahaan harus memperhatikan kondisi atau keadaan karyawan dalam menetapkan PTKP, apakah karyawan tersebut berstatus kawin atau tidak atau mempunyai tanggungan atau tidak dan berapa orang tanggungannya sehingga karyawan tidak dirugikan dalam pengenaan pajaknya.

d. Dalam era sekarang ini banyak Dinas yang berusaha untuk memperkecil jumlah pajaknya ataupun menggelapkan pajaknya, maka diharapkan kepada dinas untuk dapat terus mengikuti peraturan perpajakan yang ada dan dapat menghindari dari upaya-upaya pelanggaran hukum yang nantinya akan berdampak buruk terhadap perusahaan sendiri.

e. Diharapkan kepada Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi untuk dapat meningkatkan lagi faktor penunjang dalam melaksanakan prosedur pemotongan dengan teknologi otomatis, seperti proses komputerisasi dalam pemotongan gaji karyawannya, sehingga lebih meminimalisir kesalahan dibandingkan dikerjakan secara manual pegawai yang berwenang.


(6)

DAFTAR PUSATAKA

Republika Indonesia, Undang-undang nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta

Rusdji, Muhammad, 2006, PPh Pajak Penghasilan, Think tax Information, Penerbit kelompok Gramedia, Jakarta.

Mardiasmo, 2000, Perpajakan Indonesia Revisi 2000, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sihaloho, Cyrus, 2001, Modul Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Penerbit Raja Grafindo, Jakarta.

Republika Indonesia, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Jakarta