mendukung seluruh aktivitas stakeholder, padahal lingkungan ini telah memiliki sistem pengelolaan sampah.
Adapun ruang lingkup permasalah yang terjadi pada sistem pengolahan sampah di lingkungan Fakultas Pertanian meliputi beberapa faktor utama yaitu:
1. Sistem Pengelolaan Sampah di Lingkungan FP USU
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh gambaran mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di lingkungan FP USU yaitu:
- Timbulan sampah dihasilkan oleh produsen sampah
- Produsen membuang sampah ke sarana-sarana penampungan sampah yang telah
disediakan oleh fakultas -
Petugas kebersihan melakukan pengosongan tempat pengumpulan sampah -
Pengangkutan sampah ke lokasi sementara penimbunan sampah -
Dilakukan pemusnahan sampah dengan cara pembakaran incenerator. Permasalahan yang mendasar dari bagian ini adalah tidak semua sampah yang ada di
lingkungan FP USU dapat ditangani oleh petugas kebersihan, selain itu keberadaan sarana-sarana penampungan sampah yang sangat langka sedangkan sampah yang
dihasilkan oleh produsen terus meningkat sehingga sarana yang disediakan tidak mencukupi. Meningkatnya sampah yang dihasilkan oleh produsen ini disebabkan oleh
tingkat intensitas kegiatan masayarakat yang tinggi. Hal ini terlihat dari hasil penyebaran kuisioner yang diperoleh seperti yang terlihat pada diagram dibawah ini:
17,14 58,09
24,76
8 jamhari 8 jamhari
8 jamhari
Gambar 3. Persentase waktu aktivitas mahasiswa FP USU
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar mahasiswa FP USU memiliki aktivitas yang banyak, hal ini terlihat dari tingginya intensitas waktu mereka beraktivitas di lingkungan FP USU yaitu
58,09 mahasiswa FP USU memiliki waktu 8 jam untuk beraktivitas dalam sehari, hal ini dapat menyebabkan volume sampah semangkin meningkat seperti yang dinyatakan
oleh Sudradjat 2006 bahwa semangkin tinggi intensitas kegiatan masyarakat maka jumlah sampah yang dihasilkan juga akan semakin banyak.
Peningkatan produksi sampah akan meningkatkan kebutuhan sarana untuk meningkatkan daya tampung. Seperti yang dinyatakan oleh Kholil 2005 bahwa struktur
yang menonjol dari model penaganan sampah adalah adanya pola hubungan yang menguatkan antara produksi sampah dengan kebutuhan sarana pengelolaannya.
Peningkatan kebutuhan sara ini akan berdampak kepada peningkatan kebutuhan modal atau investasi namun keterbatasan modal akan menjadi pembatas sistem ini. Kondisi ini
akan menyebabkan peningkatan penumpukan timbulan sampah dimana-mana seperti yang terjadi di lingkungan FP USU saat ini. Oleh karena itu peningkatan sarana
pewadahan sampah di lingkungan FP USU perlu untuk ditingkatkan lagi untuk mengimbangi laju produksi sampah yang dihasilkan.
Timbunan-timbunan sampah yang terkumpul ini sering dibiarkan begitu saja tanpa penanganan secara jelas akibatnya sampah-sampah yang mudah membusuk akan
sangat cepat terdekomposisi sedangkan sampah yang sukar membusuk akan sangat sulit terdekomposisi secara alami dan hal ini terjadi secara terus-menerus sehingga pada
akhirnya sampah akan semangkin menimbun dan menjadi masalah. Dari hasil penyebaran kuisioner diperoleh sebesar 51,43 dari mahasiswa FP
USU memilih untuk membuang sampah di sembarang tempat seperti saluran drainase, lahan-lahan kosong di sekitar kampus atau membakar langsung sampah yang dihasilkan
sedangkan 48,57 mahasiswa yang lain memilih untuk membuang sampah pada tempatnya seperti pada Gambar. 4 dibawah ini, akan tetapi arti membuang sampah pada
Universitas Sumatera Utara
tempatnya ini mempunyai dua persepsi, yang pertama berarti bahwa mahasiswa memang membuang sampah tepat pada sarana yang telah disediakan atau yang kedua berarti
bahwa mereka membuang sampah ke lokasi timbunan sampah yang tertera pada Tabel 9.
51,43 48,37
Membuang sampah pada tempatnya Membuang sampah di sembarang tempat
Hal ini dikarenakan mahasiswa telah menganggap lokasi-lokasi tersebut sebagai tempat pembuangan akhir TPA di lingkungan ini. Dengan demikian sampah yang tertumpuk di
lokasi-lokasi timbunan tersebut semangkin lama semangkin bertambah dan tidak ada penyelesaiannya.
Dari hasil observasi di lingkungan FP USU diketahui bahwa pola penumpukan sampah di lahan-lahan kosong di lingkungan ini tersebar tidak merata dan pada umumnya
timbunan-timbunan sampah tersebut berlokasi tidak jauh dari tempat yang memiliki aktivitas mahasiswa paling banyak seperti laboratorium, lahan dan kantin. Terdapat tiga
belas titik penimbunan sampah seperti yang tertera pada Lampiran 6 Secara lengkap sumber timbunan sampah di lingkungan FP USU dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Lokasi penyebaran tumpukan sampah di lingkungan FP USU
No. Lokasi Timbunan Sampah
Sumber Timbulan Sampah
1. Di depan Gedung Teknik Pertanian
Kegiatan akademis dari Program Studi Teknik Pertanian, aktivitas dari musholla, aktivitas dari
Himadita Nursery dan dari kegiatan olah raga di Lapangan Voli
2. Di samping Musholla
Kegiatan dari musholla 3.
Di samping Ruang 105 Kegiatan akademis termasuk kegiatan laboratorium
mahasiswa di sekitar gedung baru 4.
Di samping Laboratorium Unit Produksi Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
Seluruh kegiatan akademis di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian baik aktivitas kuliah
maupun praktikum di laboratorium 5.
Di belakang Ruang dosen Departemen Budidaya Pertanian
Kegiatan akademis dari Departemen Budidaya Pertanian dan sekitarnya
6. Di belakang kantin Berkah
Kegiatan dari kantin Berkah 7.
Di belakang Aula D.H Penny Kegiatan seminar, sampah aktivitas dari
Laboratorium Sentral serta sampah di sekitarnya 8.
Di belakang Gedung Induk Seluruh kegiatan aktivitas dari Gedung Induk.
10. Di depan Laboratorium Produksi Ternak
dan sekitarnya Kegiatan dari Laboratorium Ilmu Produksi Ternak
dan sebagian kecil akrivitas mahasiswa Departemen Sosial Ekonomi Pertanian
11. Di samping Laboratorium Biologi
Kegiatan dari Laboratorium Biologi 12.
Di belakang Foto Copy Kegiatan dari foto copy dan pedagang tidak tetap
13. Di samping Kaca Baru
Kegiatan dari Parintal dan aktivitas sekitarnya
2. Karakteristik Sampah