3. Persentase Perkecambahan Normal
Data rataan pengamatan parameter persentase perkecambahan normal terdapat pada Lampiran 7 dan rataan persentase perkecambahan normal setelah
ditransformasi terdapat pada Lampiran 8. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam Lampiran 9 menunjukkan bahwa berbagai perlakuan pematahan dormansi
memberi pengaruh yang nyata terhadap persentase perkecambahan normal. Rataan persentase perkecambahan normal benih pasak bumi E.longifolia
dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan Persentase Perkecambahan Normal Benih Pasak Bumi
E.longifolia dengan Berbagai Perlakuan Pematahan Dormasi Perlakuan
Rataan P
45,00 a P
1
58,33 a P
2
6,67 b P
3
0,00 c P
4
60,00 a
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5.
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan persentase perkecambahan normal tertinggi terdapat pada perlakuan perendaman dengan larutan KNO
3
P
4
sebesar 60,00, dimana perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol P
dan perlakuan pengampelasan P
1
tetapi berbeda nyata dengan perlakuan perendaman dengan air P
2
dan perlakuan pengovenan P
3
. Sedangkan persentase perkecambahan normal terendah terdapat pada perlakuan pengovenan
P
3
karena tidak terjadi perkecambahan sehingga nilai yang diperoleh 0,00 dan
berbeda nyata dengan seluruh perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
4. Kecepatan Perkecambahan Indeks Vigor
Data rataan pengamatan parameter kecepatan perkecambahan terdapat pada Lampiran 10 dan rataan kecepatan perkecambahan setelah ditransformasi
terdapat pada Lampiran 11. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam Lampiran 12 menunjukkan bahwa berbagai perlakuan pematahan dormansi memberi pengaruh
yang nyata terhadap kecepatan perkecambahan. Rataan kecepatan perkecambahan indeks vigor benih pasak bumi E.longifolia dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan Kecepatan Perkecambahan Indeks Vigor Benih Pasak Bumi E.longifolia dengan Berbagai Perlakuan Pematahan Dormasi
Perlakuan Rataan
P 0,27 b
P
1
0,57 a P
2
0,06 c P
3
0,00 c P
4
0,45 ab
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5.
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan kecepatan perkecambahan benih tertinggi terdapat pada perlakuan pengampelasan P
1
sebesar 0,57, dimana perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan perendaman dengan KNO
3
P
4
tetapi berbeda nyata dengan perlakuan kontrol P , perlakuan perendaman
dengan air P
2
dan perlakuan pengovenan P
3
. Sedangkan kecepatan perkecambahan benih terendah terdapat pada perlakuan pengovenan P
3
karena tidak terjadi perkecambahan sehingga nilai yang diperoleh 0,00 dan tidak berbeda
nyata dengan perlakuan perendaman dengan air P
2
.
Universitas Sumatera Utara
5. Laju Perkecambahan Germination Rate