HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Umur Berkecambah Hari
Data rataan pengamatan parameter umur berkecambah terdapat pada Lampiran 1 dan rataan umur berkecambah setelah ditransformasi terdapat pada
Lampiran 2. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam Lampiran 3 menunjukkan bahwa berbagai perlakuan pematahan dormansi memberi pengaruh yang nyata
terhadap umur berkecambah. Rataan umur berkecambah hari benih pasak bumi E. longifolia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Umur Berkecambah hari Benih Pasak Bumi E. longifolia dengan Berbagai Perlakuan Pematahan Dormasi
Perlakuan Rataan
P 23,00 a
P
1
14,00 b P
2
19,67 a P
3
0,00 c P
4
14,67 b
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa umur berkecambah tercepat terdapat pada perlakuan pengampelasan P
1
sebesar 14,00 hari, dimana perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan perendaman dengan larutan KNO
3
P
4
tetapi berbeda nyata dengan perlakuan kontrol P
, perlakuan perendaman dengan air P
2
dan perlakuan pengovenan P
3
. Sedangkan umur berkecambah terendah terdapat pada perlakuan pengovenan P
3
karena tidak terjadi perkecambahan sehingga nilai yang diperoleh sebesar 0,00 hari dan berbeda nyata dengan seluruh
perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
2. Persentase Perkecambahan
Data rataan pengamatan parameter persentase perkecambahan terdapat pada Lampiran 4 dan rataan persentase perkecambahan setelah ditransformasi
terdapat pada Lampiran 5. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam Lampiran 6 menunjukkan bahwa berbagai perlakuan pematahan dormansi memberi pengaruh
yang nyata terhadap persentase perkecambahan.
Rataan persentase perkecambahan benih pasak bumi E. Longifolia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan Persentase Perkecambahan Benih Pasak Bumi E. Longifolia dengan Berbagai Perlakuan Pematahan Dormasi
Perlakuan Rataan
P 48,33 b
P
1
66,67 a P
2
6,67 c P
3
0,00 d P
4
63,33 ab
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5.
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa rataan persentase perkecambahan benih tertinggi terdapat pada perlakuan pengampelasan P
1
sebesar 66,67, dimana perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan perendaman dengan KNO
3
P
4
tetapi berbeda nyata dengan perlakuan kontrol P , perlakuan perendaman
dengan air P
2
dan perlakuan pengovenan P
3
. Sedangkan persentase perkecambahan benih terendah terdapat pada perlakuan pengovenan P
3
karena tidak terjadi perkecambahan sehingga nilai yang diperoleh 0,00 dan berbeda
nyata dengan seluruh perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
3. Persentase Perkecambahan Normal