Keluaran dari semua unit-unit switching dikirim ke N multiplexer, yang menggabungkan M masukannya untuk membentuk sinyal WDM. Dengan demikian
sebuah OXC membutuhkan N multiplexer, N demultiplexer, dan MN+1
2
optical switch. Gambar 3.2 menunjukkan contoh perangkat OXC yang digunakan dalam
dunia praktis.
Gambar 3.2 Perangkat OXC
3.2.1 Multiplexer dan Demultiplexer
Multiplexer dan demultiplexer adalah komponen penting pada sistem WDM. Demultiplexer membutuhkan sebuah mekanisme pemilihan panjang gelombang dan
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kategori [5], yaitu : 1. Demultiplexer yang didasarkan pada difraksi diffraction-based demultiplexer,
menggunakan sebuah elemen dispersi angular, misalnya sebuah kisi difraksi, yang menghamburkan cahaya yang terjadi secara ruang ke berbagai komponen panjang
gelombang.
Universitas Sumatera Utara
2. Demultiplexer yang didasarkan pada interferensi Interference-based
demultiplexer, menggunakan perangkat seperti filter optik dan pengkopel direksional.
Untuk keduanya, perangkat yang sama dapat digunakan sebagai multiplexer atau demultiplexer, tergantung pada arah propagasi, karena gelombang optik dapat
berbalik arah secara padu di dalam media dielektrik. Demultiplexer yang didasarkan pada kisi menggunakan fenomena difraksi
Bragg dari sebuah kisi optik. Gambar 3.3 menunjukkan perancangan dua demultiplexer yang demikian. Sinyal masukan WDM difokuskan pada sebuah kisi
pemantul reflection grating, yang memisahkan beragam panjang gelombang secara ruang, dan sebuah lensa memfokuskannya pada masing-masing serat. Penggunaan
lensa dengan indeks yang bertingkat menyederhanakan penyusunan dan membuat perangkat relatif lebih padu.
Gambar 3.3 Demultiplexer yang Berdasarkan Kisi yang Dibuat dari a Sebuah Lensa Konvensional dan b Lensa dengan Indeks Bertingkat
Demultiplexer yang didasarkan pada filter menggunakan fenomena interferensi optik untuk memilih panjang gelombang. Demultiplexer yang didasarkan
pada filter MZ telah menarik perhatian besar. Gambar 3.4 mengilustrasikan konsep
Universitas Sumatera Utara
dasar dengan menunjukkan tampilan dari sebuah multiplexer empat kanal. Perangkat ini terdiri dari tiga interferometer MZ. Satu lengan dari tiap-tiap interferometer MZ
dibuat lebih panjang dari yang lain untuk menghasilkan pergeseran phasa yang bergantung pada panjang gelombang di antara dua lengan. Perbedaan panjang lintasan
dipilih supaya total daya masukan dari dua port masukan pada panjang gelombang yang berbeda terjadi pada hanya satu port keluaran.
Gambar 3.4 Multiplexer Empat Kanal yang Didasarkan pada Interferometer Mach- Zehnder
Kinerja multiplexer terutama ditentukan oleh besarnya insertion loss pada tiap-tiap kanal. Kriteria kinerja demultiplexer lebih ketat. Pertama, kinerja
demultiplexer sebaiknya tidak dipengaruhi oleh polarisasi sinyal WDM. Kedua, demultiplexer sebaiknya memisahkan tiap – tiap kanal tanpa perusakan dari kanal
yang berdekatan. Dalam praktiknya, perusakan sebagian daya sering terjadi, khususnya pada sistem DWDM dengan interchannel spacing yang kecil. Perusakan
daya ini dinyatakan sebagai crosstalk dan sebaiknya bernilai kecil -20 dB untuk memberikan kinerja sistem yang memuaskan [6].
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Optical Switch