informasi. Salah satunya adalah dengan memperkecil channel spacing tanpa adanya suatu interferensi dari pada sinyal pada satu serat optik tersebut. Dengan demikian,
hal ini sangat bergantung pada komponen sistem yang digunakan. Salah satu contohnya adalah pada demultiplexer DWDM yang harus memenuhi beberapa
kriteria, di antaranya adalah bahwa Demux harus stabil pada setiap waktu dan pada berbagai suhu, harus memiliki penguatan yang relatif besar pada suatu daerah
frekuensi tertentu dan dapat tetap memisahkan sinyal informasi sehingga tidak terjadi interferensi antar sinyal.
2.3 Coarse Wavelength Division Multiplexing CWDM
Konsep Coarse Wavelength Division Multiplexing CWDM ialah memanfaatkan kanal spasi yang tetap untuk dapat meningkatkan band frekuensinya.
Tujuan utama teknologi ini adalah menekan biaya investasi dan biaya operasi teknologi DWDM terutama untuk area metro.
2.3.1 Prinsip Kerja Coarse WDM
Prinsip kerja dasar dari CDWM adalah sama dengan prinsip kerja umum teknologi DWDM yaitu mentransmisikan kombinasi sejumlah panjang gelombang
yang berbeda dengan menggunakan perangkat multipleks panjang gelombang optik dalam satu fiber. Pada sisi penerima terjadi proses kebalikannya dimana panjang
gelombang tersebut dikembalikan ke sinyal asalnya.
2.3.2 Perbedaan Antara CWDM dan DWDM
Perbedaan yang paling mendasar antara CWDM dan DWDM terletak pada channel spacing parameter jarak antar kanal dan area operasi panjang
Universitas Sumatera Utara
gelombangnya band frekuensi [2]. CWDM memanfaatkan channel spacing 20 nm yang lebih memberi ruang kepada sistem untuk toleran terhadap dispersi. Hal ini
berkaitan langsung dengan teknologi perangkat multipleks terutama laser dan filter yang akan diimplementasikan dalam sistem, dimana untuk channel spacing yang
semakin presisi DWDM = 0,2 nm sd 1,2 nm laser dan filter yang digunakan akan semakin mahal.
Jarak antar kanal merupakan jarak antara dua panjang gelombang yang dialokasikan sebagai referensi. Semakin sempit jarak antar kanal, maka akan semakin
besar jumlah panjang gelombang yang dapat ditampung. Jarak antar kanal yang paling umum digunakan oleh para pemasok DWDM saat ini adalah: 0,2 nm sd 1,2 nm,
sedangkan untuk CWDM ditetapkan 20 nm. Deskripsi jarak antar kanal adalah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.6 dan Gambar 2.7
Gambar 2.6 Jarak Antar Kanal pada DWDM
Gambar 2.7 Jarak Antar Kanal pada CWDM
Universitas Sumatera Utara
Pada DWDM dibutuhkan laser transmitter yang lebih stabil dan presisi daripada yang dibutuhkan pada CWDM. Artinya, DWDM menempati level teknologi
yang lebih tinggi dari CWDM. Pada sistem DWDM laser yang digunakan adalah yang menggunakan teknologi tinggi dengan toleransi panjang gelombang sekitar 0,1
nm presisi dan sangat sempit dan mengakibatkan temperatur tinggi sehingga membutuhkan sistem pendingin. Sedangkan pada sistem CWDM sekitar 2-3 nm,
tanpa sistem pendingin dan membutuhkan konsumsi daya yang lebih kecil hanya sekitar 15 dibanding DWDM. Demikian pula terjadi pada sistem filter diantara
keduanya. Tentunya hal ini menimbulkan perbedaan biaya yang sangat signifikan.Secara ringkas perbedaan antara CWDM dan DWDM dapat dilihat pada
Tabel 2.1[2,3]
Tabel 2.1 Perbedaan Antara CWDM dan DWDM No.
Parameter CWDM
DWDM
1 Jarak antarkanal
20 nm 0,2 nm sd 1,2 nm
2 Band frekuensi
1290 nm sd 1610 nm 1470 sd 1610 nm
3 Type serat optimal
ITU-T G.652, G.653, G.655
ITU-T G.655 4
Area implementasi optimal
Metro Jarak jauh
5 Ukuran perangkat
Lebih kecil Lebih besar
6 OLA Regenerator
Tidak ada Ada
7 Konsumsi daya
Lebih rendah Lebih tinggi
8 Perangkat laser
Lebih murah Lebih mahal
Universitas Sumatera Utara
BAB III CROSSTALK PADA MULTIWAVELENGTH OPTICAL CROSS CONNECT
3.1 Umum
Optical Cross Connect OXC adalah salah satu elemen jaringan yang penting yang memungkinkan dapat dilakukannya rekonfigurasi jaringan optik, dimana
lintasan cahaya dapat ditingkatkan dan diturunkan sesuai kebutuhan [4]. Hal ini menawarkan fleksibilitas routing dan dapat meningkatkan kapasitas transport jaringan
WDM. Propagasi melalui elemen switching yang merupakan bagian dari OXC menghasilkan degradasi sinyal yang disebabkan rugi-rugi intrinsik perangkat dan
ketidaksempurnaan operasi. Ketidaksempurnaan switching menyebabkan kebocoran sinyal, dimana panjang gelombang bisa saja sama ataupun berbeda dengan panjang
gelombang sinyal. Timbulnya crosstalk pada sebuah kanal optik tertentu karena interferensi dengan sinyal lain ketika dipropagasikan melalui berbagai elemen
jaringan WDM dapat mengakibatkan masalah yang serius. Crosstalk pada OXC adalah salah satu kriteria mendasar yang menentukan kinerja jaringan WDM.
Crosstalk menghasilkan perpindahan daya dari satu kanal ke kanal lainnya. Karena crosstalk adalah sebuah faktor yang sangat menyebabkan keterbatasan, maka
penggunaan OXC pada jaringan WDM secara komersial dihindari.
3.2 Optical Cross Connect OXC
Pengembangan jaringan WDM membawa kepada dibutuhkannya sebuah skema perutean panjang gelombang secara dinamis dynamic wavelength routing
yang dapat merekonfigurasi jaringan seraya memelihara sifat nonblocking-nya. Fungsi ini dapat dipenuhi oleh sebuah optical cross connect OXC yang berfungsi
Universitas Sumatera Utara