masukan port 2 ke keluaran port 3. Di dalam switch, sebagian daya optik masukan port 1 terkopel ke port 3, dimana sinyal ini akan berinterferensi dengan sinyal dari
port 2.
Gambar 3.9 Contoh Sumber Intrachannel Crosstalk pada Sistem WDM
3.4 Crosstalk pada Optical Router
Pada bagian ini akan dibahas dua konfigurasi routing, yaitu seri dan paralel. Dalam jaringan seperti ini terdapat dua jenis crosstalk, yaitu inter-channel crosstalk
X
ctn
dan residual crosstalk X
ctr
. Crosstalk jenis pertama merupakan bagian dari daya input yang dirutekan ke kanal yang bukan merupakan target, sedangkan jenis
kedua merupakan bagian dari daya input yang terpantul kembali ke port yang lain dari input.
3.4.1 Crosstalk pada Optical Router Konfigurasi Seri
Gambar 3.10 menggambarkan sebuah diagram blok dari router seri 1xN tiga tingkat. Crosstalk akan dihitung untuk setiap tingkat, untuk kemungkinan keadaan
lintasan terburuk. Daya sinyal pada output port 2 pada tingkat pertama dinyatakan dengan [8] :
1
λ
1
λ
1
2 3
4
Input signals
Optical switch
Signal from
port 2
Crosstalk from
port 1
Universitas Sumatera Utara
P
12
= P · 1 + X
ctr1
+ X
ctn1
dimana, P 3.1
adalah daya sinyal input, dan X
ctr1
dan X
ctn1
Demikian juga pada output tingkat kedua dan ketiga, daya sinyal dinyatakan dengan :
adalah residual crosstalk dan interchannel crosstalk dari router 1 pada port 2.
P
24
= P
12
· 1 + X
ctr2
+ X
ctn2
P 3.2
38
= P
24
· 1 + X
ctr3
+ X
ctn3
3.3
Gambar 3.10 Konfigurasi Router Seri
Daya sinyal P
k
P pada output tingkat ke k dinyatakan dengan :
k
= P
k-1
[1 + X
ctr,k
+ X
ctn,k
= P ]
[1 + X
ctr,1
+ X
ctn,1
][1 + X
ctr,1
+ X
ctn,1
]…… · [1 + X
ctr,k
+ X
ctn,k
Untuk konfigurasi seri, crosstalk normalisasi pada tiap tingkat dinyatakan dengan :
] 3.4
P P
P X
k ct
− =
3.5
Universitas Sumatera Utara
Di sini, diasumsikan nilai X
ctn,k
dan X
ctr,k
adalah sama untuk masing-masing router dan ditentukan oleh parameter komponen. Total crosstalk router adalah X
T
= X
ctr
+ X
ctn
. Dengan mensubstitusikan ke P
k
pada persamaan 3.5, diperoleh :
k T
T T
k T
ct
X k
k X
k k
kX X
X .....
2 1
1 1
2
+ −
+ =
− +
= 3.6
Dari persamaan 3.6 terlihat bahwa crosstalk X
ct
hanya bergantung pada ukuran jaringan k, X
ctr
dan X
ctn
, tetapi tidak bergantung pada daya sinyal input.
3.4.2 Crosstalk pada Optical Router Konfigurasi Paralel
Optical router juga dapat dikonfigurasikan secara paralel. Gambar 3.11 menunjukkan sebuah diagram blok dari konfigurasi router paralel 2x2, terdiri dari dua
buah router 1x2 A dan B dan dua buah buffer.
Gambar 3.11 Konfigurasi Router Paralel . Buffer optik digunakan untuk mengeliminasi tabrakan pada output. Data
dapat disimpan di buffer atau dilewatkan saja tanpa tundaan. Ketika dua paket optik diterima secara simultan pada input dan butuh dirutekan secara simultan pada port
output yang sama melalui elemen switching, hanya satu yang dapat keluar pada port
Universitas Sumatera Utara
output pada suatu waktu dan yang lainnya disimpan di buffer. Pada contoh ini diasumsikan bahwa paket dari router A diswitch terlebih dahulu, sedangkan paket dari
router B disimpan di buffer untuk mencegah tabrakan pada port output 2. Daya sinyal pada output port 2 router A dan router B dinyatakan dengan :
P
a
= P · [01 + X
ctr,a
+ X
ctn,a
3.7 ]
P
b
= P · [10 + X
ctr,b
+ X
ctn,b
3.8 ]
dan output dari konfigurasi router paralel pada port 2 dapat dinyatakan dengan : P2 = P
a
+ P = P
b
· [01 + X
ctr,a
+ X
ctn,a
] + P · [10 + X
ctr,b
+ X
ctn,b
= P ]
· 1 + X
ctr,a
+ X
ctn,a
+ X
ctr,b
+ X
ctn,b
Untuk penyederhanaan, diasumsikan bahwa X 3.9
ctr
dan X
ctn
P2 = P dari router A dan B adalah
sama. Daya sinyal pada output port 2 dinyatakan dengan : · 1 + 2 X
T
Dengan cara yang sama, output dari n router paralel dapat dinyatakan dengan : 3.10
P2 = P · 1 + n X
T
Crosstalk normalisasi dari konfigurasi paralel dinyatakan dengan : 3.11
2 P
P P
X
ct
− =
= n X
T
3.12
3.5 Crosstalk pada Optical Cross Connect