mengetahui bagaimana perilaku ibu primigravida dalam mengatasi mual muntah pada masa kehamilan.
2. Tujuan Penelitian
2.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perilaku ibu primigravida dalam mengatasi mual muntah
pada masa kehamilan di Klinik Bersalin Citra II Medan. 2.2. Tujuan Khusus
2.2.1 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu primigravida dalam mengatasi mual muntah pada masa kehamilan di Klinik Bersalin Citra II Medan.
2.2.2 Untuk mengetahui sikap ibu primigravida dalam mengatasi mual muntah
pada masa kehamilan di Klinik Bersalin Citra II Medan. 2.2.3
Untuk mengetahui tindakan ibu primigravida dalam mengatasi mual muntah pada masa kehamilan di Klinik Bersalin Citra II Medan.
3. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
3.1 Bagaimana tingkat pengetahuan Ibu primigravida dalam mengatasi mual
muntah masa kehamilan di Klinik Bersalin Citra II Medan? 3.2
Bagaimana sikap ibu primigravida dalam mengatasi mual muntah masa kehamilan di Klinik Bersalin Citra II Medan?
3.3 Bagaimana tindakan ibu primigravida dalam mengatasi mual muntah masa
kehamilan di Klinik Bersalin Citra II Medan.
Universitas Sumatera Utara
4. Manfaat Penelitian
4.1 Bagi tempat penelitian Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi perawat di Klinik
Bersalin Citra II Medan untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu primigravida yang mengalami mual dan muntah pada masa
kehamilan. 4.2 Bagi institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan
Sebagai bahan referensi dan sumber bacaan yang berkaitan dengan perilaku ibu primigravida dalam mengatasi mual muntah pada masa kehamilan di perpustakaan
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 4.3 Bagi peneliti
Sebagai penerapan dari ilmu yang diperoleh selama proses pembelajaran sehingga menanamkan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Perilaku
1.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Menurut Sunaryo 2004 perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung dan tidak langsung. Perilaku dapat berupa: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya Notoatmodjo, 2007. Perilaku manusia dibagi atas 3 tiga domain, yakni pengetahuan, sikap dan
tindakan Notoatmodjo, 2007. 1.
Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia dipengaruhi melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2007. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku terbuka. Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan
yang dimiliki seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan baik, cukup dan kurang Sunaryo, 2004. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitifpengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan penyebab mual muntah pada masa kehamilan.
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan penanganan mual muntah pada masa kehamilan dengan benar.
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
Universitas Sumatera Utara
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat mengaplikasikan cara mengatasi mual muntah pada masa kehamilan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannyasatu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. Misalnya dapat menggambarkan keadaan mual muntah yang sudah mengganggu aktivitas.
e. Sintesis
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Kata kerja yang digunakan adalah dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Misalnya
dapat merencanakan suatu tindakan yang benar saat keluhan mual muntah muncul.
f. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria
Universitas Sumatera Utara
yang telah ada. Misalnya dapa membandingkan frekuensi mual muntah sebelum dan sesudah mengetahui cara mengatasi mual muntah pada masa kehamilan.
2. Sikap
Menurut Azwar pada tahun 2007, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial Notoatmodjo, 2007. Sikap mempunyai tingkat berdasarkan intensitas yang terdiri dari menerima,
menanggapi, menghargai dan bertanggung jawab. Hasil pengukurannya mencakup sikap positif dan sikap negatif. Sikap juga dapat dibentuk melalui pengalaman
pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama serta pengaruh faktor emosional
Notoatmodjo, 2005. 3.
Tindakan atau Keterampilan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Adapun hasil
penilaian sikap adalah baik, cukup dan kurang. Notoatmodjo, 2007. Menurut Notoatmodjo 2005, tindakan ini dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan,
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat
memilih makanan yang tepat untuk mencegah reaksi mual. b. Respons terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. Misalnya, ibu melakukan
tips mengatasi mual muntah pada masa kehamilan. Ibu tersebut harus dapat melakukannya dengan benar mulai dari bangun pagi, seperti mamakan snack
sebelum turun dari tempat tidur, malakukan pola makan yang benar makan sedikit tapi sering dan lainnya hingga kembali tidur di malam harinya.
c. Mekanisme Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang sudah mengetahui cara mengatasi
mual muntah pada kehamilan pertama, untuk kehamilan berikutnya ibu tersebut sudah dapat melakukannya sendiri tanpa dianjurkan lagi oleh orang lain atau
tenaga kesehatan yang ada. d.
Adopsi Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih makanan yang sesuai untuk
mencegah timbulnya kejadian mual muntahnya Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang menurut Sunaryo, 2004, faktor tersebut terdiri dari:
1. Faktor Endogen Faktor Endogengenetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal
untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam individu endogen, antara lain:
a. Ras
Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu dengan lainnya.
b. Jenis kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari.
c. Sikap kepribadian
Salah satu pengertian kepribadian yang ditemukan oleh Maharani, 1995: “ Keseluruhan pola, pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh
seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya”. d.
Bakat pembawa Bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali
bergantung pada latihan mengenai hal tersebut. e.
Inteligensi Inteligensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak dan membuat kombinasi.
Universitas Sumatera Utara
f. Usia
Usia dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan dikenal dengan masa kreatif dimana individu mempunyai
kemampuan mental untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang pernah dipelajari, penalaran analogis, berpikir
kreatif serta belum terjadi penurunan daya ingat. Masa usia dini memiliki rentang usia 18 tahun sampai dengan usia 40 tahun.
2. Faktor Eksogen
Faktor eksogen atau faktor lingkungan lingkungan menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar individu baik fisik, biologis maupun sosial.
a. Pendidikan. Pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu.
Proses kegiatan-kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok.
b. Agama. Agama merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir
atau penghabisan. c.
Sosial ekonomi. Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah
lingkungan sosial. d.
Kebudayaan. Dikutip dari Mac Iver 1985 dalam buku Soerjono Soekanto 2001 merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan
berpikir , pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan.
Universitas Sumatera Utara
2. Mual Muntah Masa Kehamilan 2.1 Pengertian
Mual adalah sensasi atau dorongan ingin muntah. Sedangkan muntah adalah keluarnya isi perut melalui kerongkongan dan keluar dari mulut. Mual muntah
masa kehamilan adalah timbulnya perasaan tidak enak di dalam perut pada saat hamil sebagai akibat dari penurunan daya cerna dan peristaltik usus serta
peningkatan asam lambung Brewer, 2009. Menurut Cunningham 2005, mual muntah masa kehamilan adalah gangguan sistem pencernaan pada masa
kehamilan yang biasanya timbul pada pagi hari yang disebabkan oleh peningkatan hormon kehamilan seperti hormon HCG Human Chorionic Gonadotropin,
estrogen dan progesteron. Menurut Tiran 2003, mual muntah masa kehamilan adalah perasaan tidak
enak dan keluarnya isi perut yang dialami oleh ibu hamil pada fase awal kehamilan. Mual muntah masa kehamilan adalah ketidaknyamanan kehamilan
yang terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan dan akan berhenti secara perlahan Ayu, 2008. Sedangkan menurut Rabe 2002, mual muntah masa kehamilan
adalah keluhan kehamilan yang masih fisiologis namun jika sudah sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
2.2 Penyebab
a. Hormon Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan
hormon-hormon kehamilan seperti hormon HCG Human Chorionic
Universitas Sumatera Utara
Gonadotrophin yang dihasilkan dalam aliran darah untuk menjaga persediaan estrogen dan progesterone Tiran, 2007. Human Chorionic Gonadotrophin
HCG ini akan mencapai kadar tertinggi pada usia kehamilan 12-16 minggu dan akan langsung mempengaruhi sistem pencernaan seperti menurunnya daya cerna
dan peristaltik usus disertai dengan peningkatan asam lambung dan penurunan selara makan Hanifa, 2006.
Meningkatnya kadar hormon secara tiba-tiba dapat menimbulkan efek pedih di lambung dan efek ini berupa efek mual-mual. Hormon - hormon ini juga dapat
menyebabkan hilangnya gula dalam darah yang dapat menimbulkan perasaan sangat lapar Varney, 2006. Apabila lambung kosong ditambah lagi terjadinya
peningkatan asam lambung, maka hal inilah yang memperberat keadaan mual muntah ibu Tiran, 2008.
b. Faktor psikologis Faktor lain yang menyebabkan mual muntah adalah kelelahan dan stress
emosional. Pekerjaan yang menumpuk tanpa disertai istirahat dapat menyebabkan mual muntah. Perjalanan ke tempat kerja yang terburu-buru di pagi hari tanpa
waktu yang cukup untuk sarapan juga dapat menjadi faktor penyebab mual dan muntah. Faktor lainnya adalah sifat pekerjaan dan kebiasaan buruk wanita tersebut
seperti merokok dan pola makan yang kurang sehat. Mual muntah yang sudah berkepanjangan dapat berakibat buruk pada ibu seperti meningkatnya ketegangan
emosional , stress psikologis dan dehidrasi yang dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit yang disertai dengan penurunan berat badan, alkalosis
Universitas Sumatera Utara
dan hipokalemia yang berakibat buruk bagi kesehatan ibu maupun janin Ayu, 2008.
Masalah lain yang memperberat keluhan mual dan muntah saat hamil adalah keretakan hubungan dengan suami, kehamilan yang tidak direncanakan, tidak
nyaman atau tidak diinginkan, beban pekerjaan menyebabkan penderitaan batin dan konflik serta tekanan ekonomi. Tiran, 2008.
Pola makan ibu pada minggu-minggu awal kehamilan serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya mual muntah ini. Studi membuktikan bahwa ibu
yang memakan makanan yang berlemak seperti gorengan, makanan pedas dan kaya krim akan mengalami mual muntah yang lebih berat dibanding ibu yang
lebih banyak memakan makanan yang kaya serat dan vitamin seperti buah dan sayuran Varney, 2006.
2.3 Penanganan Mual muntah pada masa kehamilan merupakan masalah yang wajar dan
banyak dialami oleh ibu hamil pada masa awal kehamilan. Namun ibu-ibu hamil jangan sampai mengabaikan mual muntah ini, karena akan berdampak buruk bagi
ibu maupun janin. Ibu akan kehilangan banyak cairan dan elektrolit yang diikuti dengan kekurangan gizi pada janin itu sendiri. Untuk itu diperlukan penanganan
yang tepat untuk mencegah efek buruk tersebut. Hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi mual muntah masa kehamilan Sarwono, 2008 adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Makanan
Makanan selama kehamilan sangat mempengaruhi kondisi mual muntah ibu. Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil seperti :
crakersroti kering yang dimakan sebelum bangkit dari tempat tidur. Crakers disediakan di samping tempat tidur pada tempat yang dapat dijangkau. Saat mata
terbuka di pagi hari, jangan terburu-buru bangkit dari tempat tidur, namun makanlah crakers beberapa potong. Tunggulah sekitar 10 menit baru anda bangkit
dari tempat tidur. Makanlah makanan yang tinggi protein seperti: tahu, tempe dan telur dan tinggi karbohidrat seperti: nasi, roti tawar dan kentang serta
beberapa makanan kecil yang dapat disiapkan di rumah atau di tempat kerja untuk mengurangi rasa mual, seperti : roti yang seluruhnya terbuat dari tepung, buah-
buahan segar seperti apel hijau segar, jeruk manis dan semangka, sayur-sayuran mentah seperti wortel, seledri, buncis hijau muda lembut dan kacang polong.
Perbanyak makanan yang mengandung vitamin B6 seperti pisang, avokad, beras atau sereal dan kentang Sarwono, 2008.
Untuk pola makan, ibu dianjurkan untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering. Lambung kosong dan terlalu penuh tidak baik untuk ibu karena dapat
memperberat rasa mual. Selama kehamilan, sebaiknya ibu mengurangi makanan yang berlemak tinggi seperti gorengan dan makanan yang kaya krim serta
makanan pedas karena dapat merangsang mual Tiran, 2008.
Universitas Sumatera Utara
b. Minuman
Faktor lain yang dapat mempengaruhi mual muntah ibu selama hamil adalah
minuman. Minuman yang dianjurkan untuk ibu adalah susu hangat yang diminum sebelum bangkit dari tempat tidur, sari jahe, yogurt alami dan jussari buah segar
seperti apel, jeruk manis dan semangka. Untuk mengganti cairan-cairan yang terbuang akibat muntah, sebaiknya ibu meminum banyak air putih agar ibu tidak
mengalami dehidrasi. Hindarilah meminum cairan saat makan dan segera sebelum atau setelah makan. Sedangkan untuk minuman yang tidak dianjurkan
seperti teh, kopi dan alkohol karena dapat memperberat kondisi mual muntah ibu
Ayu, 2008.
c. Istirahat dan Relaksasi
Istirahat yang cukup dapat membantu mengurangi keletihan dan beban pikiran yang dapat menimbulkan mual dan muntah. Luangkan waktu kira-kira 1-2
jam untuk tidur siang. Karena wanita hamil pada tiga bulan pertama kehamilan membutuhkan banyak waktu untuk tidur. Hiruplah udara segar di pagi hari
sebelum memulai aktivitas. Lakukanlah teknik relaksasi ‘tarik napas dalam’ dengan cara : duduk rileks, kedua tangan di atas paha. Tarik napas dalam dari
hidung, tahan 2-3 detik kemudian keluarkan dari mulut secara perlahan. Lakukanlan sebanyak 8-10 kali setiap keluhan mual muntah muncul Tiran,
2008. Lakukan teknik relaksasi yang lain seperti yoga, dengan cara : Duduk bersila,
kedua tangan di atas paha, pejamkan mata, tarik napas dalam, tahan 2-3 detik kemudian keluarkan dari mulut secara perlahan dan dalam waktu yang bersamaan
Universitas Sumatera Utara
fokuskan pikiran pada hal-hal yang menyenangkan, tempat-tempat yang indah yang pernah dikunjungi dan lupakan semua beban pikiran yang ada dalam pikiran
Cunningham, 2005. Cobalah teknik akupressur dengan menekan titik anti muntah. Caranya :
lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari anda pada daerah 3 jari di atas pergelangan tangan. Lakukan penekanan sekitar 10-15 menit. Penekanan dapat
dilakukan pada kedua tangan secara bergantianCunningham, 2005.
d. Dukungan Psikologis
Wanita hamil memerlukan dukungan dari anggota keluarga khususnya dukungan dari suami. Hindari konflik seminimal mungkin dengan suami atau
anggota keluarga yang lain untuk mengurangi beban pikiran anda. Jagalah komunikasi yang baik dengan suami untuk menghindari konflik atau pertengkaran
dalam rumah tangga Tiran, 2008.
e. Pola Hidup
Berolahraga ringan seperti berjalan kaki atau barlari-lari kecil di pagi hari sangat baik untuk dilakukan oleh ibu. Hiruplah udara pagi yang sejuk karena
dapat menenangkan pikiran dan mengurangi rasa letih ibu. Saat bangkit dari tempat tidur, sebaiknya ibu bangkit dengan perlahan. Hindari bau-bau yang tidak
enak atau menyengat. Bau menyengat seperti tempat sampah, bawang putih, asap rokok, aroma masakan serta buah beraroma menyengat seperti durian, nangka
dan cempedak biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan muntah. Jangan
Universitas Sumatera Utara
menyikat gigi begitu selesai makan untuk mencegah stimulasi refleks gag. Hindari mengenakan pakaian yang ketat. Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan
tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual Ayu, 2008.
f. Obat-obatan
Obat-obatan untuk mengurangi mual muntah selama kehamilan tidak dijual bebas namun harus dengan resep dokter. Adapun obat-obatan yang dapat
diperoleh di Rumah saakit, puskesmas, klinik bersalin atau di tempat pelayanan
kesehatan lainnya adalah Doxylamine suksinat 25 mg per oral 1 kali sehari,
pyridoxine HCI 25 mg per oral 3 kali sehari, prochlorperazine fenotiazin
Compazine 5-10 mg per oral 3-4 kali sehari dan chlorpromazine Thorazine Brewer, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Konsep
Kerangka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku primigravida dalam mengatasi mual muntah pada masa kehamilan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut yang terdiri dari faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen meliputi ras, jenis kelamin, sikap kepribadian,
bakat pembawa, inteligensi dan usia. Faktor eksogen meliputi faktor lingkungan, pendidikan, agama, sosial ekonomi dan kebudayaan. Berdasarkan kerangka
pemikiran di atas, secara sistematis kerangka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Skema 3.1 Kerangka konseptual perilaku primigravida dalam mengatasi mual muntah pada masa kehamilan.
Keterangan : Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku:
1. Faktor Endogen: a.
Ras b. Jenis kelamin
c. Sikap kepribadian d. Bakat pembawa
e. Inteligensi f. Usia
2.Faktor Eksogen: a. Faktor lingkungan
b. Pendidikan c. Agama
d. Sosial ekonomi e. Kebudayaan
Perilaku primigravida
dalam mengatasi
mual muntah pada masa
kehamilan Pengetahuan:
- Baik
- Sedang
- Kurang
Sikap: -
Positif -
Negatif
Tindakan: -
Baik -
Sedang -
Kurang
Universitas Sumatera Utara
= Variabel yang akan diteliti = Variabel yang tidak diteliti
2. Definisi Operasional