Daya Pompa dan Daya Motor Penggerak Pendahuluan

4 3 65 . 3 H Q n s = η Dimana: n = kecepatan impeller pompa rpm s n = kecepatan spesifik impeler Maka: 4 3 18 0256 . 1450 65 . 3 = s η = 96,60 Sehingga didapat v η = 0,96. 3. Efisiensi Mekanis. Besarnya efisiensi mekanis sangat dipengaruhi oleh kerugian mekanis yang terjadi yang disebabkan oleh gesekan pada bantalan, gesekan pada cakra dan gesekan pada paking. Besarnya efisiensi mekanis menurut M. Khetagurov berkisar antara 0.9 – 0.97. Dalam perancangan ini diambil harga efisiensi mekanis 0,95. Dari perhitungan diatas didapat nilai efisiensi total pompa: total η = h η v η m η = 95 . 96 . 953 . × × = 0.8691 = 86,9

3.8 Daya Pompa dan Daya Motor Penggerak

Besarnya daya pompa untuk mengalirkan air atau daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan impeller yang dicari dengan persamaan: N p = Dimana : H = Head pompa = 18 m Q = Kapasitas pompa = 0,0256 m 3 s ρ = massa jenis air pada temperature 20 o C = 1000 kgm 3 Universitas Sumatera Utara η p = efisiensi pompa = 0,8691 sehingga : 8691 , 1000 18 9.81 0.0256 × × × = p N = 5,20 kW Dalam perencanaan ini, motor listrik dikopel secara langsung dengan poros pompa. Daya motor listrik sebagai motor penggerak poros pompa dapat dihitung dengan persamaan: t p m N N η α + = 1 Dimana: N m = daya motor penggerak kW N p = daya pompa α = factor cadangan daya = 0.1 ÷ 0.2 Untuk motor induksi diambil 0.1 t η = efisiensi transmisi = 1.0 dikopel langsung Sehingga: . 1 1 . 1 20 , 5 + = m N = 5,72 kW Berdasarkan perhitungan diatas, maka dipilih motor listrik dengan daya 5,72 kW Namun pada instalasi di Laboratorium Mekanika Fluida dipakai motor dengan daya 5,5 kW

3.9 Spesifikasi Hasil Perencanaan

Dari hasil perhitungan diatas dapat ditetapkan spesifikasi perencanaan, sebagai berikut:  Kapasitas Pompa Q : 92 m 3 jam  Head Pompa H : 18 m  Jenis Pompa : Pompa Radial  Putaran Spesifik n s : 1370,486 rpm Universitas Sumatera Utara  Tipe impeller : Radial Flow  Efisiensi Pompa P η : 86,9  Daya Pompa N p : 5,20 kW  Daya Motor N m : 5,5 kW

3.10.1 Ukuran-Ukuran Utama Pompa

3.10.1.1Ukuran Poros dan Impeller pompa Untuk dapat memperoleh ukuran poros dan impeller pada pompa maka dilakukan pengukuran pada impeller. Adapun bentuk impeller yang akan diukur adalah seperti yang tertera pada gambar dibawah ini : Gambar 3.4 Ukuran – ukuran utama pada impeler Keterangan:

1. Diameter Poros pompa D

S = 10 mm 2. Bentuk dan ukuran impeller. a. Diameter Hub Impeller d H = 48 mm Universitas Sumatera Utara b. Diameter Mata Impeller d O =101,6 mm c. Diameter Sisi Masuk d 1 = 127 mm d. Diameter Sisi Keluar d 2 = 312 mm e. Lebar Impeler Pada Sisi Masuk b 1 = 8 mm f. Lebar Impeler Pada Sisi Keluar b 2 = 8 mm g. Tebal Sudu Pada Sisi Masuk t 1 = 19 mm h. Tebal Sudu Pada Sisi Keluar t 2 = 8 mm i. Jumlah Sudu Z = 6 Buah

3. Kecepatan dan Sudut Aliran Fluida Impeler

a. Kecepatan dan Sudut Aliran Fluida Masuk Impeler 1. Kecepatan Aliran Absolute V 1 Pada pompa dengan impeler radial, aliran fluida masuk secara radial tegak lurus dengan garis singgung impeler sehingga besar sudut masuk absulute α 1 = 90 C dan kecepatan aliran absolute V 1 adalah sama dengan kecepatan radial pada sisi masuk Vr 1 Q th = Kapasitas aliran teoritis pada sisi isap, yaitu kapasitas dengan perkiraan adanya kerugian yang disebabkan fluida dari sisi te kan yang mengalir kembali ke sisi isap melalui celah impeler, besarnya 1,02 ÷ 1,05 dari kapasitas pompa, diambil 1,05 [ Fritz Dietzel, hal 261 ]. = 1,05 x 0,0256 m 3 s = 0.02688 m 3 s d ={ 2 048 , . 02688 . 4 + × O V π } 12 0,1016 =     + −3 10 . 304 , 2 . 10752 , Vo π 2 1 8,016.10 -3 = O V . 10752 , π Universitas Sumatera Utara O V = 4,27171 ms Jadi dapat diperoleh nilai V r1 dengan persamaan : V r1 = kecepatan fluida radial sisi masuk = V + 10 ÷ 15 x V dipilih 13 = 4,27171 + 0,125 x 4,27171 = 4,8270 ms 2. Kecepatan Tangensial U 1 Kecepatan tangensial pada sisi masuk impeler ditentukan dengan persamaan [ Magdy Abou Rayan, hal 102 ] : U 1 = 60 . . 1 p n d π = 60 1450 . 10 . 127 . 14 , 3 3 − = 9,6371 ms 3. Sudut Tangensial β 1 Untuk aliran fluida masuk secara radial α = 90 , maka sudut sisi masuk β 1 dapat dihitung dengan persamaan berikut [ Magdy Abou Rayan, hal 102 ]: 1 1 1 arctan V V r = β = arc tan       6371 , 9 8270 , 4 = 26,60 Maka segitiga kecepatan diatas pada sisi masuk impeler dapat digambarkan sebagai berikut Gambar 3.5 Segitiga Kecepatan Dari gambar 3.5 dapat diketahui bahwa kecepatan relatif pada sisi masuk impeler W 1 adalah : W 1 = Universitas Sumatera Utara = 60 , 26 sin 8270 , 4 = 10,780 ms b. Kecepatan dan Sudut Aliran Keluar Impeler 1. Kecepatan Radial Aliran V r2 Dari perhitungan sebelumnya kecepatan radial pada sisi keluar impeler V r2 adalah sebesar 4,8270 ms 2. Kecepatan Tangensial U 2 U 2 = 60 . . 2 p n d π = 60 1450 10 . 312 14 , 3 3 × × − = 23,67 ms 3. Sudut tangensial Keluar Impeler β 2 Z = 6,5 Dimana Z Jumlah Sudu = 6 Z = 6,5     − + 127 312 127 312 . sin     + 2 2 1 β β sin     + 2 2 1 β β = 0,389 1 β + 2 β = 45,78 2 β = 45,78 - 26,60 2 β = 19,18 4. Kecepatan Absolut Tangensial V u2 V u2 = U 2 - 2 2 tan β r V [Stepanoff, hal 49] = 23,67 - 18 , 19 8270 , 4 Tan = 9,823 ms 5. Sudut Absolut Keluar Impeler 2 α Universitas Sumatera Utara 2 α = arc tan 2 2 u r V V = arc tan 823 , 9 8270 , 4 = 26,16 6. Kecepatan Sudut Absolut keluar impeler W 2 W 2 = 2 2 sin β r V = 18 , 19 sin 8270 , 4 = 13,692 ms 7. Kecepatan Absolut aliran keluar V 2 V 2 = 2 2 sin α r V = 16 , 26 sin 8270 , 4 = 10,948 ms 9,8 2 23,67 13,69 26, 16 4, 82 19, 18 Vu 2 U 2 w 2 Gambar 3.6 Segitiga Kecepatan

4. Melukis Bentuk Sudu

Ada dua metode yang digunakan dalam melukis bentuk sudu, yaitu : 1. Metode arcus tangent 2. Metode koodinat polar Dalam melukis bentuk sudu sering digunakan metode arcus tangent, yaitu dengan membagi-bagi impeler beberapa ruang konsentris diantara jari-jari R 1 dan R 2. Jarak masing-masing lingkaran adalah : Dimana : Universitas Sumatera Utara R 1 = jari-jari lingkaran sudu sisi masuk impeler = d 1 2 = 1272 = 63,5 mm R 2 = jari-jari lingkaran sudu sisi keluar = d 2 2 = 3122 = 156 mm i = jumlah bagian yang dibentuk oleh lingkaran konsentris direncanakan 4 bagian. Maka diperoleh : R = 4 5 , 63 156 − = 23,125 mm Perubahan besar sudut kelengkungan terhadap perubahan R adalah : = 4 60 , 26 18 , 19 − = - 1,855 Jari-jari kelengkungan busur pada setiap lingkaran dapat dihitung dengan persamaan : Dimana : i = menyatakan lingkaran bagian dalam o = menyatakan lingkaran bagian luar Harga-harga setiap jari-jari busur dan sudut pada setiap bagian lingkaran yang membentuk sudu impeler dihitung dan ditabelkan pada tabel 4.2. berikut : Tabel 3.8. Jari-jari busur sudu impeler Link R mm R 2 mm 2 R cos R cos - R i cos R 2 – R i 2 mm 1 63,5 4032,25 26,60 56,778 - - - B 86,625 7503,890 24,745 78,671 21,893 3471,64 79,286 C 109,75 12045,0625 22,89 101,107 22,436 4541,172 101,2028 D 132,875 17655,7656 21,035 124,020 22,913 5610,7031 122,434 2 156 24336 19,18 147,340 23,32 6680,2344 143,229 Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERMODELAN GEOMETRI DAN ANALISA NUMERIK

4.1 Pendahuluan

Dalam bab ini akan dianalisa prototype pompa sentrifugal yang telah dirancang dengan menambah putaran pompa sebesar 1500 rpm untuk pompa pada bab-bab sebelumnya. Analisa prototype pompa sentrifugal ini menggunakan metode perhitungan komputasi dinamika fluida atau Computational Fluid Dynamics CFD dengan program komputer FLUENT 6.1.22. yang diproduksi oleh Fluent.inc. Program tersebut mampu menganalisa kemungkinan aliran fluida yang terjadi pada sebuah sistem, dengan menggunakan pendekatan metode elemen hingga. Proses simulasi CFD ini terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan , yaitu : a. Preprocessing Preprocessing merupakan langkah pertama dalam membangun dan menganalisis sebuah model CFD. Teknisnya adalah membuat model dalam paket CAD Computer Aided Design , membuat mesh yang sesuai, kemudian menerapkan kondisi batas dan sifat-sifat fluidanya. b. Solving Solver program inti pencari solusi CFD menghitung kondisi - kondisi yang diterapkan pada saat preprocessing. c. Postprocessing Postprocessing adalah langkah terakhir dalam analisis CFD. Hal yang dilakukan pada langkah ini adalah mengorganisasi dan menginterpretasikan data hasil simulasi CFD yang bisa berupa gambar, kurva, dan animasi. CFD FLUENT ini terbagi atas dua program pendukung yaitu : a. GAMBIT Geometry And Mesh Building Intelligent Toolkit GAMBIT merupakan salah satu preprocessor yang membantu untuk membuat geometri dan melakukan diskritisasi meshing pada model untuk dapat dianalisa pada program FLUENT. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1. Tampilan awal GAMBIT b. FLUENT FLUENT merupakan solver dan postprocessor yang menggunakan metode elemen hingga untuk menyelesaikan berbagai macam kasus aliran fluida dengan mesh yang tidak terstruktur sekalipun dengan cara yang relatif mudah. Gambar 4.2. Tampilan awal FLUENT

4.2 Proses permodelan pompa sentrifugal yang telah direncanakan

Dokumen yang terkait

Rancang Bangun Pompa Sentrifugal untuk Mensirkulasikan Air pada Instalasi Turbin Air dengan Daya : 2 KW dan Putaran : 500 rpm.

19 232 92

Perancangan Instalasi Pompa Sentrifugal Dan Analisa Numerik Menggunakan Program Komputer CFD FLUENT 6.1.22 Pada Pompa Sentrifugal Dengan Suction Gate Valve Open 100 %

15 75 132

Perancangan Instalasi Pompa Sentrifugal dan Analisa Numerik Menggunakan Perangkat Komputer CFD Fluent 6.1.22 Pada Pompa Sentrifugal Dengan Suction Gate Valve closed 50%

10 83 120

Perancangan Instalasi Pompa Sentrifugal dan Analisa Numerik Menggunakan Program Komputer CFD Fluent 6.1.22. Pada Pompa Sentrifugal Dengan Suction Gate Valve closed 25%

15 120 153

Perancangan Instalasi Pompa Sentrifugal dan Analisa Numerik Menggunakan Program Komputer CFD Fluent 6.1.22 pada Pompa Sentrifugal Dengan Suction Gate Valve closed 75%

10 94 119

Analisa Perancangan Instalasi Pompa Sentrifugal Pada Putaran 3000 RPM Dengan Menggunakan Software CFD Fluent 6.1.22

12 66 119

Simulasi Perancangan Pompa Sentrifugal Pada Instalasi Hotel Aryaduta Medan Dengan Menggunakan Program Komputer CFD Fluent 6.1.22

5 53 195

Simulasi Perancangan Pompa Sentrifugal pada Instalasi Rumah Sakit G.L.Tobing Tj.Morawa dengan Menggunakan Program Komputer CFD FLUENT versi 6.1.22

9 67 187

ANALISIS PERUBAHAN JUMLAH SUDU IMPELLER TERHADAP KECEPATAN DAN TEKANAN FLUIDA PADA POMPA SENTRIFUGAL MENGGUNAKAN FLUENT 6.23.26 PADA POMPA SENTRIFUGAL MENGGUNAKAN FLUENT 6.23.26 PADA POMPA SENTRIFUGAL MENGGUNAKAN FLUENT 6.23

1 8 18

TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN HEAD 100 M, KAPASITAS 0,5 M3/MENIT DAN PUTARAN 3000 RPM.

0 2 15