- Untuk titik 2 :
Energi yang terkandung E
2
= E
k2
+ E
p2
= m
2
. + m
2
.g.h
2
Dan hubungan dari kondisi kerja ini adalah E
o
= E
2
- E
1
, atau dapat dituliskan: P
2
-P
1
.Q = [ m
2
. + m
2
.g.h
2
] - [ m
1
. + m
1
.g.h
1
] P
2
-P
1
.Q = { m
2
. - m
1
. + m
2
.g.h
2
- m
1
.g.h
1
}…......…1 Dimana :
Q = A . V = Konstan M
= ρ . A . V , dimana ρ
1
= ρ
2
Sehingga persamaan 1 di atas dapat dituliskan sebagai berikut : P
2
-P
1
A.V = [ρ.A.V
3 2
- ρ.A.V
3 1
] + ρ.A.V.gh
2 -
h
1
P
2
-P
1
= ρ - +ρ.gh
2
h
1
……………………………..2 Jika ρ kgm
3
. g ms
2
= γ Nm
3
, maka persamaan 2 dapat disederhanakan menjadi :
= + h
2
-h
1
Atau persamaan untuk mencari head pompa digunakan hukum Bernoulli yaitu :
+ + Z
1
+ H
p
= + + Z
2
+ H
L
Maka : H
P
= +
+ Z
2
- Z
1
+ H
L
Dimana : adalah perbedaan head tekanan.
adalah perbedaan head kecepatan Z
2
- Z
1
adalah perbedaan head potensial H
L
adalah kerugian head head losses Dari rumus di atas dapat dilihat bahwa head total pompa diperoleh dengan
menjumlahkan head tekanan, head kecepatan, head potensial, dan head losses yang timbul dalam instalasi pompa. Sementara head losses sendiri merupakan jumlah
kerugian head mayor h
f
dan kerugian head minor h
m
. H
L
= h
f
+ h
m
2.3 Putaran spesifik
Universitas Sumatera Utara
Jenis impeler yang digunakan pada suatu pompa tergantung pada putaran spesifiknya. Putaran spesifik adalah putaran yang diperlukan pompa untuk menghasilkan 1 m degan
kapasitas 1 m
3
s, dan dihitung berdasarkan Khetagurov. hal 205
n
s
=
4 3
t
H Q
n
Dimana : n
s
= putaran spesifik [rpm] n = putaran pompa [rpm]
Q = kapasitas pompa [gpm] H
p
= head pompa [ft]
2.4 Daya pompa
Daya pompa ialah daya yang dibutuhkan poros pompa untuk memutar impeler didalam memindahkan sejumlah fluida denga kondisi yang diinginkan. Besarnya daya poros
yang dibutuhkan dapat dihitung berdasarkan Fritz dietzel. Hal 243
N
p
=
Dimana : N
p
= daya pompa [watt] Q
= kapasitas pompa [m
3
s] H
p
= head pompa [m] ρ = rapat jenis fluida [kgm
3
] η
p
= effisiensi pompa
2.5 Aliran fluida
Aliran dalam pemipaan akan terjadi dari titik yang mempunyai head hidrolik yang lebih tinggi energi internal per satu-satuan berat air ke head yang lebih rendah,
dimana terjadi kehilangan energi hidrolik di sepanjang pipa. Kehilangan energi hidrolik sepanjang pipa secara umum disebabkan oleh :
A. Kerugian head mayor
Universitas Sumatera Utara
Kerugian head ini terjadi akibat adanya gesekan antara dinding pipa dengan fluida yang mengalir di dalamnya. Persamaan umum yang dapat digunakan untuk
mencari headlosses akibat gesekan dalam pipa dapat dilakukan dengan menggunakan:
a. Persamaan Darcy - Weisbach
b. Persamaan Hazen - Williams
Kedua persamaan diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yaitu :
a. Persamaan Darcy - Weisbach
1. Memberikan hasil yang lebih baik untuk pipa yang relatif pendek.
2. Untuk sistem terdiri dari bermacam-macam pipa akan lebih rumit
perhitungannya. 3.
Populer atau sering dipakai untuk perhitungan dengan beda energi besar. 4.
Persamaan ini secara teori paling bagus dan dapat digunakan ke semua jenis fluida.
b. Persamaan Hazen-Williams :
1. Umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa yang relatf
sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum. 2.
Untuk sistem yang terdiri dari bermacam-macam pipa, perhitungannya akan lebih mudah disbanding Darcy - Weisbach.
3. Persamaan Hazen - Williams paling banyak digunakan untuk menghitung
headlosses, tetapi biasa digunakan untuk semua fluida selai dari air dan digunakan hanya untuk aliran turbulen.
B. Kerugian Minor
Kerugian ini diakibatkan adanya perubahan dalam geometri aliran seperti katup, belokan, perubahan diameter pipa, sambungan saluran masuk dan keluar pipa. Dan kerugian
minor dapat dihitung berdasarkan
h
m
= K Dimana :
V = Kecepatan rata-rata aliran fluida dala suatu pipa [ms] g = gravitasi bumi [ms
2
] K = Koefisien minor loses
Universitas Sumatera Utara
2.6 Computational Fluid Dynamic CFD Fluent