Tim Kab. Lima Puluh Kota Pos Check Point Pangkalan

dipergunakan oleh masyarakat sebagai anjing berburu babi, karena Sumatera Barat masyarakatnya senang dengan olah raga berburu babi sekaligus memberantas hama babi yang mengganggu tanaman petani. Pengangkutan hewan dan pangan asal hewan antar Propinsi dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dan Surat Kesehatan BAH dan HBAH. Transit Pengangkutan Hewan, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan yang berasal dari Propinsi lain lewat Dharmasraya seperti Lampung dan Jambi menuju Propinsi Riau, Aceh adalah sapi jantan sebanyak 89 ekor, sapi betina sebanyak 41 ekor yang dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Pengeluaran Pada tahun 2008 ini pengeluaran hewan ke Propinsi lain Riau dan Medan tidak begitu banyak hanya sapi jantan sebanyak 17 ekor dan sapi betina 9 ekor. Semua ternak yang keluar dari Sumatera Barat dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan. Pengangkutan hewan dan pangan asal hewan antar Propinsi dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Setelah tim Propinsi melakukan Monitoring dan evaluasi ke Sei. Rumbai diberikan beberapa masukan kepada tim antara lain : a. Pengawasan yang ketat secara terkoordinasi dengan instansi terkait terhadap seluruh kegiatan transportasi terutama dari propinsidaerah tertular. b. Untuk mencegah kemungkinan pemasukan yang tidak terpantau oleh petugas Check point maka petugas Dinas Peternakan dilapangan harus difungsikan untuk melaksanakan pengawasan dan pemantauan lalulintas. Hasil monitoring, pengawasan dan pemantauan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat selama tim menjalankan tugas tidak ditemukan pemasukan hewan, BAH dan HBAH yang akan dapat membawa penularan penyakit dari tetangga ke Propinsi Sumatera Barat.

c. Tim Kab. Lima Puluh Kota Pos Check Point Pangkalan

Tim pengawasan lalulintas hewan Kab. 50 Kota telah melaksanakan kegiatan pada Bulan Januari sampai dengan Desember 2008. Pangkalan berada di Kecamatan Kapur IX yang berbatasan dengan Kab. Bangkinang Propinsi Riau merupakan pintu masuk ke Sumatera Barat bagi Propinsi Riau. 62 Selama pelaksanaan tim pengawasan lalulintas Hewan di Kab. 50 Kota telah terjaring dari semua jenis angkutan seperti Truk dan L 300 Pemasukan Pada tahun 2008 ini pemasukan ternak ke Propinsi Sumatera Barat melalui Check Point Pangkalan adalah DOC sebanyak 68.000 ekor dan pakan sebanyak 1.527.000 kg yang berasal dari Medan yaitu PT Charon Pockpan. Dibandingkan tahun 2007 yang lalu, pemasukan pakan melalui pintu masuk Check Point di Pangkalan sedikit menurun, hal ini disebabkan sudah adanya berdiri Feed Milk di Sumatera Barat. Pengeluaran Dengan adanya kerjasama yang baik antara Propinsi Sumatera Barat dengan Propinsi Riau maka pengawasan lalulintas dilaksanakan secara bersama maka produk dari Sumbar yang belum memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan harus segera mengurusnya. Hal ini harus dipenuhi karena tim pengawasan lalulintas Riau menolak dengan tegas tidak boleh memasuki wilayah Riau bagi produk yang tidak memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Pengeluaran ternak dari Propinsi Sumatera Barat ke Propinsi Riau berupa sapi jantan 57 ekor, sapi betina 7 ekor, Kerbau jantan 9 ekor, Kerbau betina 9 ekor dan kambing jantan 98 ekor. Sedangkan pengeluaran unggas ayam petelur yang sudah afkir sebanyak 8080 ekor itik, 2.400 ekor dan ayam potong sebanyak 8080 ekor. Produk unggas berupa telur ayam sebanyak 502.200 butir dan telur puyuh 26.400 butir. Limbah peternakan feces ayam yang dibawa ke Riau sebanyak 4.187 karung. Hasil monitoring, pengawasan dan pemantauan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat diberikan beberapa arahan: 1. Tim Check point agar lebih meningkatkan pengawasan lalulintas dilapangan, hal ini dapat dilihat dari arus lalulintas ternak yang masuk tidak semuanya terawasi dan terlaporkan. Terlebih dengan masuknya daging ilegal ke Sumatera Barat yang tidak terawasi. 2. Bagi tim berasal dari aparat keamanan agar lebih tegas mencegah pemasukan dan peredaran produk-produk ternak ilegal sesuai dengan ketentuanperaturan-peraturan yang berlaku. 3. Dengan adanya Lorong Deinfektan yang dipasang diperbatasan akan sangat membantu Sumatera Barat dalam penanganan kasus Flu Burung yang datang dari luar propinsi Sumatera Barat, dengan demikian dianjurkan supaya penggunaan dari lorong Desinfektan tersebut lebih dioptimalkan pemakaiannya. 63

e. Tim Kab Pesisir Selatan Pos Check Point Tapan