Pemberantasan Rabies Pemberantasan brucellosis

tindakan pengobatan. Adapun realisasi masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut :  PemeriksaanDiagnosa dan Pengobatan = 4.000 ekor  Sapi yang berhasil birahi minta kawin = 3.036 ekor 75,90  Sapi yang berhasil bunting = 2.166 ekor 54,15 dari jumlah penanggulangan seluruhnya atau 71,34 dari jumlah sapi yang minta kawinIB. Dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan ini sebesar Rp. 306.000.000,- untuk Honor pelaksanaan penanggulangan Reproduksi sebanyak 4000 ekor Rp. 75.000,-ekor dan monitoring pelaksanaan kegiatan sebesar Rp. 6.000.000,-. Dengan realisasi fisik 100 dan realisasi keuangan Rp.286.262.500,- 93.55

B. Pemberantasan Rabies

Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp.34.100.000,- dengan realisasi fisik 100 dan realisasi keuangan Rp.32.225.000,- 93.50. Dana ini digunakan untuk Honor pelaksanaan Vaksinasi Rabies dan Honor Pelaksanaan Sterilisasi HPR. a. Operasional kegiatan vaksinasi rabies dilaksanakan oleh kabupatenkota se Sumatera Barat dengan dana operasional sebagian berasal dari propinsi, yaitu Dana DekonsentrasiAPBN sebanyak 3.640 dosis dan sisanya berasal dari APBD KabKota, sedangkan vaksin berasal dari droping pusat serta bantuan LSM Jepang Honma Pet Clinic untuk kegiatan vakisnasi massal rabies di Kota Bukittinggi. Adapun dengan rincian sebagai berikut :  Droping Pusat : 19.120 dosis bulan Januari 2008 dan 22.000 dosis bulan April 2008  Honma Pet Clinic : 5.820 dosis  APBD KabKota : 28.325 dosis b. Sterilisasi Hewan Penular Rabies HPR Betina Tujuan kegiatan ini adalah :  Menekan angka kelahiran hewan pembawa rabies HPR  Menerapkan teknis operasi Ovario-histerectomy Sterilisasi HPR Betina dalam melakukan dispopulasi Sasaran kegiatan ini adalah :  Melakukan sterilisasi pada hewan pembawa rabies yang berada di lingkungan pemukiman dan padat penduduk. 68  Menurunkan kasus rabies di Sumbar minimal 15 menuju pembebasan Rabies di Pulau Sumatera Tahun 2015. Hasil kegiatan ini adalah : Pelaksanaan Sterilisasi HPR melalui teknik ovariohisterectomy oleh petugas Puskeswan kabupatenkota se Sumatera Barat tahun 2008 keseluruhan berjumlah 185 ekor dari 200 ekor yang direncanakan.

C. Pemberantasan brucellosis

Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp.97.975.000,- dengan realisasi fisik 100 dan realisasi keuangan Rp.97.925.000,- 99.95. Dana ini digunakan untuk Honor Petugas Surveilans AI, Pembuatan Bulletin Keswan dan Pelaksanaan Uji Tapis. a. Survailans AI Keegiatan ini dilakukan pada 15 Kab.Kota se Sumbar sebanyak 2.650 sampel. Dari seluruh Lokasi Sampling terdapat 85.92 yang menghasilkan titer antibodi negatif dan 5,13 mempunyai titer antibodi yang cendrung untuk berpotensi untuk menimbulkan virus AI. Dengan adanya titer antibodi yang positif mengandung virus AI sebanyak 5.13 pada aderah yang diperkirakan bebas maka dapat disimpulkan daerah tersebut aman dari penyakit. b. Bulletin Keswan Kegiatan ini berupa buletin informasi Keswan yang diterbitkan 2 kali dalam setahun sebanyak 200 Exeplar. c. Pelaksanaan Uji Tapis Kegiatan ini berupa Surveillance penyakit BrucellosisUji Tapis di Sumatera Barat tahun 2008 dilaksanakan di 8 Kabupaten yang mempunyai populasi ternak yang cukup tinggi. Pelaksanaan Surveilance ini dimulai bulan April sampai berakhir pada bulan Juli 2008 dengan jumlah sampel sebanyak 1.600 sampel dari 8 Kabupaten. Pemeriksaan penyakit Brucellosis ini dilakukan pada sapi masyarakat dari beberapa ras Simenthal, Simenthal Crosing, Brahman, PO, FH Crosing, Bali dan Limosin kisaran umur ternak yang diperiksa antara lain umur 1 sd 8 tahun. Dari 1.600 sampel yang diperiksa semua sampel didapatkan negatif Brucellosis. D.Penyediaan Pangan Asal Hewan yang ASUH Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp.21.000.000,- dengan realisasi fisik 100 dan realisasi keuangan Rp.20.950.000,- 99.76 . Dana ini digunakan 69 untuk Honor Pelaksana Penguji di UPTD Lab Kesmavet 12 OB, Honor Pengujian Sampel TPC, Salmonella, Staphylcoccus, E. Colli, Honor Pengambilan sampel sampel Formalin. Disamping itu juga dilaksanakan pembinaan RPHRPU dan mengikuti Pertemuan Koordinasi regional Barat di Aceh. Tujuan dari penyediaan pangan asal hewan yang ASUH adalah: - Memberikan perlindungan kepada konsumen dalam mengkonsumsi pangan asal hewan - Memberikan Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner pada unit usaha telur - Memenuhi syarat memasuki pasar duniaeksport. khususnya unit usaha telur Sasaran dari penyediaan pangan asal hewan yang ASUH adalah terjaminnya kesehatan dan ketentraman Bathin masyarakat. Tahap awal pelaksanaan adalah pengambilan sampel oleh Petugas Pengambil sampel dan pemeriksaan sampel telur dan daging unggas dilaksanakan di Laboratorium Kesmavet BLKKH Propinsi Sumatera Barat mulai Bulan Maret 2008 dan selesai pada Bulan Juni 2008. Pengambilan dan pemeriksaan sampel telur sebanyak 15 sampel di 5 Kab yaitu Padang Pariaman 2 sampel Kab Tanah Datar 2 sampel, Kab 50 Kota 3 sampel Kab Agam 2 sampel, Kota Payakumbuh 3 sampel dan Kota Padang 3 sampel serta sampel daging unggas 15 sampel di Kota Padang 7 sampel KFC dan 8 sampel dari Texas. Pelaksanaan pengujian di BLKH sbb:  Uji Screening Residu Antibiotika  Uji Cemaran Mikroba : 1. Total plate count TPC 2. Jumlah Kuman E. Colli 3. Jumlah kuman Colliform 4. Jumlah kuman S. aureus 5. Kualitatif Salmonella sp. Hasil dari kegiatan ini adalah : Dari 30 sampel yang diambil daging ayam 15 sampel dan telur 15 sampel didapat hasil pemeriksaan cemaran mikroba dapat diuraikan sbb: 15 Sampel Telur :  Hasil pemeriksaan cemaran Total plate count TPC pemeriksaan cemaran rata-rata diatas BMCM 12 dari 15 sampel.  Hasil pemeriksaan cemaran E. Colli,Staphylococcus, coliform di bawah BMCM. 70  Dari seluruh sampel Hasil pemeriksaan Salmonella sp. secara kualitatif negatif 15 Sampel daging ayam : Hasil pengujian sampel tidak di temukan formalin yang digunakan sebagai pengawet daging ayam.

E. Pengamanan Produk Hewan