Tim Ka Dharmasraya Pos Check Point Sei. Rumbai

Pengangkutan Hewan dan Bahan Asal Hewan yang berasal dari Propinsi lain lewat Muaro Cubadak menuju Sumatera Utara adalah daging babi 6954 kg, yang dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Setelah tim Propinsi turun dalam kegiatan pengawasan lalulintas ini maka diberikan pengarahan dan petunjuk kepada tim Kabupaten : d. Jika tidak dapat melengkapi dokumen sekurang-kurangnya surat kesehatan hewanBahan asal hewan maka Hewan dan bahan asal terutama yang masuk ke Sumatera Barat harus ditolak sedangkan bagi hewan, BAH dan HBAH yang transit maka Tim Check Point melakukan pemeriksaan dokumen lain berupa surat Pengangkutan hewan, BAH dan HBAH. e. Tim check point agar lebih tegas lagi terhadap DOC yang masuk ke Sumatera Barat untuk melengkapi Surat Kesehatan Hewan yang menyatakan bahwa DOC Parent Stock tidak terjadi Kasus AI sejak 30 hari terakhir yang dinyatakan oleh dokter Hewan pemerintah dan melampirkan hasil pemeriksaan laboratorium Keswan Pemerintah yang menyatakan bahwa DOC sudah dilakukan pemeriksaan terhadap AI dan kesimpulannya negatif -. Hasil monitoring, pengawasan dan pemantauan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat selama tim menjalankan tugas tidak ditemukan pemasukan hewan, BAH dan HBAH yang akan dapat membawa penularan penyakit dari tetangga ke Propinsi Sumatera Barat. b. Tim Kab. Dharmasraya Pos Check Point Sei. Rumbai Tim pengawasan lalulintas hewan Kab. Dharmasraya melaksanakan kegiatan pada Bulan Januari sampai dengan Desember 2008. Pos Sei. Rumbai terletak di Kab. Dharmasraya yang merupakan pintu masuk ke Sumatera Barat bagi Propinsi tetangga seperti Palembang, Jambi, Lampung, Pekanbaru dan Propinsi lainnya. Selama pelaksanaan tim pengawasan lalulintas Hewan di Kab. Dharmasraya telah menjaring semua jenis angkutan seperti Truk Cold Dissel, truk bak terbuka, truk yang membawa sapi, Babi dan daging Babi dan anjing. Pemasukan Lalulintas ternakhewan yang terjadi antar propinsi yang berasal dari Lampung, Bengkulu, Palembang Pulau Jawa dan Jambi berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui yaitu Sapi Jantan sebesar 606 ekor dan sapi betina sebesar 177 ekor serta kerbau jantan sebanyak 17 ekor dan betina 11 ekor, sedangkan anjing berasal dari pulau jawa berjumlah sebanyak 189 ekor yang 61 dipergunakan oleh masyarakat sebagai anjing berburu babi, karena Sumatera Barat masyarakatnya senang dengan olah raga berburu babi sekaligus memberantas hama babi yang mengganggu tanaman petani. Pengangkutan hewan dan pangan asal hewan antar Propinsi dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dan Surat Kesehatan BAH dan HBAH. Transit Pengangkutan Hewan, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan yang berasal dari Propinsi lain lewat Dharmasraya seperti Lampung dan Jambi menuju Propinsi Riau, Aceh adalah sapi jantan sebanyak 89 ekor, sapi betina sebanyak 41 ekor yang dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Pengeluaran Pada tahun 2008 ini pengeluaran hewan ke Propinsi lain Riau dan Medan tidak begitu banyak hanya sapi jantan sebanyak 17 ekor dan sapi betina 9 ekor. Semua ternak yang keluar dari Sumatera Barat dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan. Pengangkutan hewan dan pangan asal hewan antar Propinsi dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Setelah tim Propinsi melakukan Monitoring dan evaluasi ke Sei. Rumbai diberikan beberapa masukan kepada tim antara lain : a. Pengawasan yang ketat secara terkoordinasi dengan instansi terkait terhadap seluruh kegiatan transportasi terutama dari propinsidaerah tertular. b. Untuk mencegah kemungkinan pemasukan yang tidak terpantau oleh petugas Check point maka petugas Dinas Peternakan dilapangan harus difungsikan untuk melaksanakan pengawasan dan pemantauan lalulintas. Hasil monitoring, pengawasan dan pemantauan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat selama tim menjalankan tugas tidak ditemukan pemasukan hewan, BAH dan HBAH yang akan dapat membawa penularan penyakit dari tetangga ke Propinsi Sumatera Barat.

c. Tim Kab. Lima Puluh Kota Pos Check Point Pangkalan