Pengamanan Produk Hewan Tim Kab Pesisir Selatan Pos Check Point Tapan

 Dari seluruh sampel Hasil pemeriksaan Salmonella sp. secara kualitatif negatif 15 Sampel daging ayam : Hasil pengujian sampel tidak di temukan formalin yang digunakan sebagai pengawet daging ayam.

E. Pengamanan Produk Hewan

Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp.28.100.000,- dengan realisasi fisik 100 dan realisasi keuangan Rp.28.070.000,- 99.89 . Pengamanan Produk Hewan bertujuan : 1. Memberikan jaminan dan perlindungan kepada masyarakat konsumen serta kepastian usaha bagi produsen pangan asal hewan dalam memenuhi persyaratan ASUH. 2. Mencegah berbagai bentuk penyimpangan yang menyangkut keamanan dan mutu pangan asal hewan. 3. Melindungi konsumen terutama diwilayah Sumatera Barat terhadap penyakit hewan eksotik serta memberikan keamanan dalam mengkonsumsi produk pangan asal hewan. 4. Menjamin pemasukan bahan baku non pangan ke Indonesia aman dari ancaman terbawanya Penyakit Hewan Menular Utama PHMU guna melindungi sumber daya hayati ternak dalam negeri. 5. Mempertahankan status Indonesia sebagai salah satu negara besar yang bebas terhadap PHMU. 6. Memberikan jaminan keamanan dan kelancaran bagi para importir dalam pemasukan bahan baku non pangan untuk keperluan industri. Sasaran Kegiatan Pengamanan Produk hewan antara lain  Pengawasan Peredaran produk hewan pangan dan non pangan secara umum Pemenuhan persyaratan teknis, administrasi dan Pengawasan kemasan dan label dan khusus Pengawasan terhadap pemalsuan seperti jenis, berat, mutu, komposisi dan kehalalalan.  Pengawasan produk hewan non pangan meliputi :pemeriksaan kelengkapan dokumen, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tempat penyimpan, alat angkut serta unit usaha, pemeriksaan label kemasan produk kesesuaian kandungan  Bahan baku yang diawasi yaitu :Produk hewan non pangan asal ruminansia, babi, asal unggas dan sejenisnya seperti Bahan baku kulit dan Bulu, Pakan hewan 71 kesayangan dan Bahan baku pakan ternak Meatbonebloodhornclaw meals Kegiatan pengamanan produk hewan dilaksanakan 12 dua belas bulan oleh PPNS yang diberikan honor sebanyak 6 org mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2008. Hasil yang dicapai :  Pengawasan Peredaran produk hewan pangan dan non pangan Kota Bukitnggi; Kota Payakumbuh,Kab. 50 Kota, Kota Pariaman dan Kota Padang, banyak pedagang daging yang menjual daging di pasar belum memenuhi standar kesehatan.  Pembinaan Unit Usaha PAH dan Penegakan Hukum sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku oleh PPNS dan Pengawas Kesmavet. Pada pelaksanaan beberapa penyimpangan yaitu ditemukan produk aal hewan belum memiliki dokumen lengkap.  Pengawasan dan Pemantauan PPNS dan Pengawas Kesmavet ke lapangan ditemukan beberapa hal : =Kondisi RPH Lokasi, sarana dan prasarana serta pengelolaan limbah tidak memenuhi Standar. =Pedagang jeroan impor tidak memahami persyaratan penyimpanan jeroan, ada jeroan yang sudah dithowing dibekukan kembali sehingga akan meningkatkan pertumbuhan mikroba. =Pedagang daging itik beku membawa produknya ke Propinsi Riau dan Riau Kepulauan tidak menggunakan mobil berpendingin tetapi menggunakan streofoam yang didinginkan dengan es batu sehingga kondisi ini dapat membuat karkas cepat busuk.  Penilaian Kelayakan Dasar Unit Usaha Pangan Asal Hewan Untuk mendapatkan Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner yang diterbitkan berdasarkan hasil penilaian teknis penerapan persyaratan higiene sanitasi oleh Tim Auditor NKV. Th 2008 ini telah dilakukan penilaian secara admoinistratif dan teknis terhadap : = 3 tiga Farm Ayam Petelur =1 satu RPU SK dan 1 satu Cold Storage Berdasarkan hasil pengecekan kelayakan dasar unit pangan asal hewan oleh tim auditor NKV ke lapangan maka ke 5 lima Unit Usaha PAH tersebut dapat disetujui diterbitkan NKV dalam bentuk sertifikatnya.

F. Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis