27
Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Hutan dan Lahan di Indonesia
Kotak 4.1.
Masih banyak daerah yang belum melakukan inventarisasi hutan dan lahan. Kalaupun
sudah melakukan inventarisasi, banyak yang belum sesuai dengan panduan yang ditetapkan
Kementerian Kehutanan. Dalam kegiatan perencananan kehutanan, Pemerintah Kabupaten
memiliki kewenangan untuk melakukan inventarisasi kawasan hutan lindung, produksi, dan
skala DAS di tingkat Kabupaten.
14
Inventarisasi bertujuan untuk mengetahui potensi sumber daya
daerah sebagai basis untuk memanfaatkannya secara berkelanjutan. Namun, masih ada empat
kabupaten dalam studi ini yang belum melakukan inventarisasi hutan dan lahan. Ada indikasi mereka
mempersepsikan inventarisasi bukan sebagai kewenangan daerah. Sementara lima daerah yang
telah melakukan inventarisasi, prosesnya belum sesuai dengan panduan yang ditetapkan oleh
Kementerian Kehutanan. Hanya satu Kabupaten yaitu Paser, yang dalam studi ini dianggap telah
memenuhi standar.
14. PP No. 38 Tahun 2007 Jo. Permenhut No. P.67Menhut-II2006
ONE MAP: SECERCAH HARAPAN BAGI PENATAAN RUANG
Penataan ruang di Indonesia masih sangat jauh dari harapan. Tumpang –tindih pemanfaatan lahan masih banyak terjadi sehingga memunculkan pelanggaran hukum dan konlik dimana-mana. Hal
ini telah diakui oleh Pemerintah. Dokumen RPJMN 2009-2014 menyebutkan persoalan penataan ruang ini bersumber dari belum optimalnya kegiatan koordinasi survei dan pemetaan nasional, belum
memadainya data dan informasi spasial, belum memadainya akses terhadap data dan informasi, serta kurangnya sumber daya manusia di bidang survei dan pemetaan. Tidak dilakukannya pemutakhiran
data dan informasi spasial berpotensi menimbulkan kekeliruan dalam menentukan arahan perencanaan dan pemanfaatan ruang karena adanya potensi kesenjangan antara data dan informasi spasial yang
digunakan dengan kondisi riil di lapangan.
Untuk memperbaiki kondisi tersebut, dalam kerangka moratorium pemberian perizinan di lahan gambut dan hutan primer, Pemerintah melalui UKP4 dan Badan Informasi Geospasial sedang
berupaya membangun peta terintegrasi One Map. Selain itu, Pemerintah juga tengah membangun simpul Jaringan Data dan Informasi Spasial melalui Perpres No. 85 Tahun 2007. Simpul ini bertugas
mengoordinasikan institusi pemerintahan di pusat dan daerah yang memproduksi data dan informasi spasial. Adanya peta tunggal yang berasal dari data dan informasi spasial yang terintegrasi, yang
diakui dan dijadikan rujukan oleh seluruh stakeholders pengelolaan hutan dan lahan diharapkan akan meminimalisir konlik dan potensi terjadinya pelanggaran hukum yang berkaitan dengan kepastian
status kawasan.
28
Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Hutan dan Lahan di Indonesia
Tabel 4.2. Inventarisasi Kawasan Hutan oleh Pemerintah Kabupaten Kabupaten
Kebijakan pemberian izin pertambangan dibuat tidak akuntabel dengan tidak memberi kejelasan
jangka waktu proses kepada pemohon izin. Pemerintah Kabupaten memiliki kewenangan
untuk menerbitkan izin usaha pertambangan.
15
Kewenangan tersebut akhir-akhir ini semakin diperkuat dengan putusan MK No. 10
PUU-X2012 yang menegaskan kewenangan penetapan wilayah pertambangan oleh Pemerintah
Kabupaten.
16
Sayangnya kewenangan tersebut belum diikuti dengan semangat akuntabilitas
Pemerintah Kabupaten dalam mengelola tambang di daerahnya. Ini terlihat dari kebijakan pemberian
Izin Usaha Pertambangan di daerah studi yang kebanyakan tidak mencantumkan jangka waktu
proses penerbitan izin. Tidak adanya kejelasan jangka waktu proses menimbulkan ketidakpastian
bagi pelaku usaha. Juga, memberi peluang korupsi bagi pejabat pembuat izin yang dengan sengaja
memperpanjang waktu pemrosesan dan kemudian meminta uang kepada pemohon jika proses ingin
dipercepat.
17
15. Pasal 37 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara 16. Putusan MK No. 10 PUU-X2012 mengenai pengujian UU No. 4 Tahun 2009 yang diajukan oleh pemohon H. Israan Noor Bupati
Kutai Timur, Kalimantan Timur menyatakan bahwa frasa “setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten” dalam 6 ayat 1 huruf e, pasal 9 ayat 2, pasal 14 ayat 1 dan pasal 17 UU No. 4 Tahun 2009 tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak dimaknai
“setelah ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten”. Implikasi putusan ini adalah penegasan kewenangan daerah untuk menetapkan wilayah pertambangan WP, wilayah usaha pertambangan WUP, dan luas serta batas wilayah izin ysaha pertambangan mineral dan batu bara
WIUP.
17. Hal ini terkonirmasi dalam penelitian ICEL yang dilakukan sebelumnya tentang Perizinan Terpadu di Kalimantan Tengah dalam Feby
Ivalerina Kartikasari, et. al., Perizinan Terpadu Untuk Perbaikan Tata Kelola Hutan di Indonesia: Studi Kasus Kalimantan Tengah, Jakarta:ICEL, 2012, Hal. 38
Sudah Melakukan Inventarisasi Belum
Melakukan Inventarisasi
Sesuai standar dan
dipublikasikan Sesuai
standar, tidak dipublikasikan
Tidak Sesuai standar, sudah
dipublikasikan Tidak Sesuai
Standar dan tidak
dipublikasikan Banyuasin
√ Berau
√ Bulungan
√ Kayong Utara
√ Kubu Raya
√ Musi Banyuasin
√ Musi Rawas
√ Paser
√ Sintang
√