TUJUAN PENELITIAN Indeks Kelola Hutan dan Lahan ICEL FITRA

3 Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Hutan dan Lahan di Indonesia • Pengelolaan adalah kegiatan Pemerintah Kabupaten dalam : – Menggunakan areal hutan danatau lahan untuk kegiatan pembangunan non- kehutanan – Memanfaatkan areal hutan danatau lahan untuk kegiatan pembangunan kehutanan – Melindungi yaitu mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan. • Pengawasan dan penegakan hukum adalah kegiatan Pemerintah Kabupaten dalam mengawasi penggunaan dan pemanfaatan hutan dan lahan serta melakukan penegakan hukum atas pelanggaran tersebut sesuai dengan kewenangannya, termasuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Adapun komponen tata kelola pemerintahan yang baik yang diukur dalam penelitian ini dideinisikan sebagai berikut: • Transparansi; dimaknai sebagai upaya Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan dan membuka akses informasi pada setiap tahapan pengelolaan sektor hutan dan lahan. Sub-komponen transparansi yang dinilai adalah: i Ketersediaan dan akses dokumen; ii Keterbukaan proses pengelolaan sektor hutan dan lahan; iii Kelembagaan pelayanan informasi. Proses pengumpulan data pada indikator ini mengacu pada mekanisme yang telah diatur dalam UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik KIP. • Partisipasi; dimaknai sebagai upaya Pemerintah Kabupaten untuk menjamin keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sektor hutan dan lahan. Sub-komponen partisipasi yang dinilai adalah: i Wahana partisipasi dan level pelibatan masyarakat; ii Ragam partisipan yang dilibatkan dalam proses; iii Ketersediaan regulasi yang menjamin dan mendukung partisipasi. • Akuntabilitas; dimaknai sebagai upaya Pemerintah Kabupatendalam menyediakan mekanisme pengelolaan pengaduan dan tanggung gugat dalam pengelolaan sektor hutan dan lahan. Sub-komponen akuntabilitas yang dinilai adalah: i Akuntabilitas internal; untuk melihat sejauhmana Pemerintah Kabupaten dapat mempertanggung-jawabkan pengelolaan hutan dan lahan kepada institusi pemerintahan lainnya, baik secara horizontal maupun vertikal ii Akuntabilitas eksternal; untuk melihat sejauhmana Pemerintah Kabupatendapat mempertanggungjawabkan pengelolaan hutan dan lahan kepada publik. • Koordinasi; dimaknai sebagai upaya Pemerintah Kabupaten untuk menyinergikan pengelolaan hutan dan lahan. Sub-komponen koordinasi yang dinilai adalah: i Mekanisme koordinasi, mekanisme koordinasi dapat dilihat dari sistem pertukaran data dan informasi antar sector di Pemerintah Kabupaten serta keberadaan lembaga koordinasi yang berwenang melakukan koordinasi lintas sektoral. ii Koordinasi horizontal, yaitu koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dengan antar unit organisasi di dalam wilayah administrasinya.