Dari model dinamika perubahan luasan semak di Kota Bogor menunjukkan bahwa terlihat pada tahun 2005 luasan semak sudah mulai terjadi penurunan dengan
persentase sebesar 5.85. Hal ini juga seiring dengan menurunnya luasan kebun campuran dan hutan serta peningkatan jumlah permukiman di Kota Bogor.
5.3.6. Dinamika dan Proyeksi Air Kota Bogor Model non linier regresi dinamika air Kota Bogor hasilnya sebagai berikut :
y = -0.081x
2
- 37.86x + 515.5 ; R
2
= 0.996
Gambar 5.15. Dinamika dan Proyeksi Air Kota Bogor
Dari grafik di atas diprediksi ketersediaan air di Kota Bogor terus mengalami penurunan, dan pada tahun 2025
penurunan tersebut akan mencapai 19,16. Hal ini disebabkan semakin sedikitnya jumlah resapan yang menampung
pasokan air seperti hutan, dan kebun campuran.
5.3.7. Dinamika dan Proyeksi Luas Sawah Kota Bogor
Dengan model non linier regresi dinamika sawah Kota Bogor hasilnya
adalah sebagai berikut :
y = 0.092x
2
- 42.74x + 1109 ; R
2
= 0.999
1028,63 976,27
938,81 902,05
857,14 815,42
773,7 731,98
-0,46 1,88
-0,33 0,33
0,16 0,19
4,35
-1,00
-2 -1
1 2
3 4
5
200 400
600 800
1000 1200
1985 1990
1995 2000
2005 2010
2015 2020
2025 Sawah
Persentase perubahan luas sawah lima tahunan
Prediksi kebutuhan luas sawah di Kota Bogor dari hasil prediksi terus mengalami penurunan.
Gambar 5.16. Dinamika dan Proyeksi Luas Sawah Kota Bogor 5.3.8. Dinamika dan Proyeksi Pemanfaatan Lahan Terhadap Jumlah Penduduk
Kota Bogor
5.3.8.1. Dinamika dan Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Yunus 2005, ada dua faktor yang dikenal sebagai determinan sifat
dinamika kehidupan Kota yang sangat tinggi yaitu, faktor kependudukan dan faktor kegiatan penduduk. Ditinjau dari jumlah penduduk, yang dimaksud dengan Kota
adalah daerah tertentu dalam wilayah negara yang mempunyai aglomerasi jumlah penduduk minimal yang telah ditentukan dan penduduk tersebut bertempat tinggal
pada satuan permukiman yang kompak. Perkembangan jumlah penduduk merupakan salah-satu gambaran dimamika Kota yang perlu dikaji untuk mendapatkan kondisi
perkembangan jumlah penduduk pada masa yang akan datang. Berdasarkan perkembangan penduduk Kota Bogor dengan luas wilayah
11.850 ha dapat kita lihat trend pertumbuhannya. Untuk menyimpulkan model
pertumbuhan yang paling tepat digunakan untuk proyeksi jumlah penduduk pada masa datang di Kota Bogor, dapat dilakukan dengan membandingkan nilai R
2
koefisien determinasi pada masing-masing Type Trendline Grafik perkembangan
jumlah penduduk Kota Bogor. Model non linier regresi dinamika penduduk Kota Bogor hasilnya adalah sebagai berikut :
y = -7050.x
2
+ 16125x + 23809 ; R
2
= 0.977 Berdasarkan model tersebut kecenderungan jumlah penduduk Kota Bogor
tahun 1985 hingga 2025 dengan interval 5 lima tahunan adalah 420.000, 535.000, 630.000, 730.000, 850.000, 970.000, 1.075.000, 1.120.000 jiwa dan terjadi
penurunan menjadi 1.060.000 jiwa pada tahun 2025 atau sebesar 5.36 gambar dibawah. Dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor relatif
konstan, akan tetapi sampai dengan tahun 2025 jumlah penduduk Kota Bogor akan selalu mengalami penurunan sebagaimana ciri dari wilayah yang berkembang.
Gambar 5.17. Dinamika Jumlah Penduduk Kota Bogor Dengan demikian jumlah penduduk Kota Bogor jika dihubungkan dengan
tipe-tipe Kota menurut jumlah penduduknya yaitu Kota besar penduduk lebih besar dari 700 ribu jiwa, Kota sedang penduduk lebih dari 200 ribu jiwa sampai 700 ribu
jiwa, dan Kota kecil penduduk kurang dari 200 ribu jiwa, maka Kota Bogor tergolong kedalam kelompok Kota Besar PU, 2008. Sehubungan dengan itu Kota
Bogor Memiliki kecenderungan menjadi Kota mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi, yang akan berdampak pada defisitnya ruang-ruang publik di perkotaan.
Setelah terjadi puncak optimal, akan terjadi dampak ekonomi, sosial, budaya,
420.000 535.000
630.000 730.000
850.000 970.000
1.075.000 1.120.000
1.060.000 27,38
17,76 15,87
16,44 14,12
10,82 4,19
-5,36
-10,00 -5,00
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00
- 200.000
400.000 600.000
800.000 1.000.000
1.200.000
1985 1990
1995 2000
2005 2010
2015 2020
2025 Proyeksi penduduk
Persentase perubahan penduduk lima tahunan
kemiskinan dan krimanalitas. Menurut Thomas Robert Malthus 1766-1834, pada kondisi kepadatan penduduk tinggi akan terjadi persaingan yang meningkat,
sehingga pada suatu ketika akan ada kelompok masyarakat yang kalah. Kelompok yang kalah akan menderita bahkan akan ada kelaparan dan mati.
5.3.8.2. Dinamika Landcover Terhadap Jumlah Penduduk Kota Bogor Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa dalam mengukur
proyeksi jumlah penduduk pada suatu wilayah Kota, kita tidak akan mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan yang sebenarnya, jika kita menerapkan formulasi
pengukuran setelah kita mendapatkan total jumlah penduduk pada suatu wilayah, kemudian kita mengetahui trend dari perkembangan jumlah penduduk Kota tersebut,
dan kita menganggap bahwa trend perkembangan jumlah penduduk Kota tersebut berlaku juga pada periode landcover yang diukur.
Gambar 5.18. Dinamika Landcover Terhadap Jumlah Penduduk Kota Bogor Hasil penelitian yang dilakukan ternyata trend perkembangan jumlah penduduk
pada masing-masing titik landcover berbeda dengan titik landcover lainnya. Pertumbuhan penduduk pada masing-masing titik landcover sangat dipengaruhi oleh
perubahan yang terbentuk secara alamiah maupun dibentuk berdasarkan aktifitas tertentu sesuai dengan perencanaan Kota.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
1985 1990
1995 2000
2005 2010
2015 2020
2025 Penduduk 00
Permukiman Lahan terbuka
Kebun campuran Hutan
Semak Air
Sawah
5.3.9. Dinamika dan Proyeksi Pemanfaatan Lahan Terhadap Jumlah PDRB Kota Bogor