5.6.2. Kondisi Optimis
Berdasarkan data analisis laju pertumbuhan kendaraan tertinggi tahun 2000 adalah untuk jenis kendaraan sepeda motor, dimana tahun 2000 jumlah sepeda motor
sebanyak 23783 unit kendaraan dan meningkat menjadi 416547 unit tahun 2030, kemudian diikuti laju pertumbuhan mobil bus dimana tahun 2000 sebanyak 10872
unit menjadi 77934 unit pada tahun 2030. Untuk jumlah kendaraan mobil penumpang pada tahun 2000 sebanyak 13524 unit dan tahun 2030 menjadi sebanyak
40970 unit. Pertumbuhan terendah terjadi pada kendaraan beban, dimana pada tahun 2000 berjumlah sekitar 7117 unit dan pada tahun 2030 menjadi sekitar 27619 unit.
Dengan skenario model penilaian persepsi ketidak optimalan transportasi di Kota Bogor yang meningkat sebesar 30 persen dari kondisi eksisting terhadap faktor-
faktor yaitu ; a Jumlah kendaraan pribadi terhadap kendaraan umum menjadi 34 persen, b Infrastruktur jalan menjadi 41 persen, c Routing kendaraan umum
menjadi 40 persen. Peningkatan jumlah kendaraan berpengaruh pada penggunaan luas jalan yang
tersedia, perbandingan pertumbuhan kendaraan dan penggunaan luas jalan seperti terlihat pada gambar dan tabel.
Gambar 5.44. Grafik Perkembangan Jumlah Mobil Penumpang, Mobil Bus, Mobil Beban dan Sepeda Motor dari Tahun 2000
– 2030 Optimis
Tabel 5.18. Perkembangan Jumlah Mobil Penumpang, Mobil Bus, Mobil Beban dan Sepeda Motor dari Tahun 2000
– 2030 Optimis
Sumber : Data analisis 2012
Berdasakan hasil simulasi penggunaan luas jalan di Kota Bogor, menunjukan penggunaan luas jalan tertinggi adalah untuk jenis kendaraan bus. Penggunaan luas
ruang jalan untuk jenis mobil bus pada tahun 2000 seluas 462060,00 meter kuadrat dan meningkat menjadi 3312226,05 meter kuadrat pada tahun 2030, kemudian
diikuti laju pertumbuhan penggunaan luas oleh mobil beban dimana pada tahun 2000 seluas 302473,00 meter kuadrat menjadi 1173835,84 meter kuadrat, untuk luasan
penggunaan mobil penumpang pada tahun 2000 seluas 169050,00 dan pada tahun 2030 seluas 512131,12 meter kuadrat sedangkan penggunaan luasan sepeda motor
awalnya lebih kecil dari luasan penggunaan mobil hanya seluas 35674,00 tetapi pada tahun 2030 menjadi seluas 624820,80 meter kuadrat.
Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan jumlah kendaraan dan penggunaan luas jalan seperti terlihat pada gambar dan tabel.
Gambar 5.45. Grafik Perkembangan Jalan MP, Jalan MBu, Jalan MBe dan Jalan SM dari Tahun 2000
– 2030 Optimis Tabel 5.19. Perkembangan Jalan MP, Jalan MBu, Jalan MBe dan Jalan SM dari
Tahun 2000 – 2030 Optimis
Sumber : Data analisis 2012
Luasan penggunaan lahan berpengaruh terhadap tingkat kapasitas daya dukung jalan, dimana nilai kapasitas daya dukung jalan pada tahun 2000 masih
mencukupi dengan perbandingan jalan Ls_Jln terhadap total pergerakan kendaraan TPJln masih sekitar 5,12 dalam mencukupi penggunaan jalan akibat pertumbuhan
kendaraan, akan tetapi pada tahun 2030 nilai kapasitas daya dukung jalan dengan perbandingan jalan Ls_Jln terhadap total pergerakan kendaraan TPJln jalan sudah
tidak dapat menampung jumlah kendaraan yang ada karena perbandingan jalan terhadap kendaraan sudah mencapai 0,68. Jika dilihat kondisi eksisting luasan jalan
menunjukan bahwa luasan jalan yang ada saat ini masih dapat menampung kendaraan yang ada, karena kepadatan kendaraan hanya terjadi pada jalur-jalur
tertentu dan jam-jam tertentu, namun tidak demikian pada tahun 2030 berdasarkan hasil simulasi proyeksi. Luasan jalan yang diperhitungkan dalam kajian ini termasuk
jalan-jalan lingkungan, sehingga luasan jalan diprakirakan masih menampung kendaraan yang ada. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan perbandingan
jalan Ls_Jln terhadap total pergerakan kendaraan TPJln jalan seperti terlihat pada gambar dan tabel.
Gambar 5.46. Grafik Perkembangan TPJln, Ls_Jln dan Kap_Jln dari Tahun 2000
– 2030 Optimis
Tabel 5.20. Perkembangan TPJln, Ls_Jln dan Kap_Jln dari Tahun 2000 – 2030
Optimis
Sumber : Data analisis 2012
5.6.3. Kondisi Pesimis