5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Pemanfaatan Ruang
Kota memiliki kompleksitas permasalahan. Dalam wilayah kota inilah semua aspek kehidupan manusia muncul dengan ciri utama peri kehidupan non agraris. Kota
merupakan daerah permukiman yang mempunyai sifat dinamik, baik ditinjau dari segi sosial, ekonomi, kultur maupun spasialnya. Dua faktor utama yang dikenal sebagai
determinan sifat dinamika kehidupan kota yang sangat tinggi tersebut yaitu faktor
kependudukan dan faktor kegiatan penduduk Yunus, 2005.
Menurut Rustiadi et al.,2007 pola penggunaan lahan di perkotaan yang berhubungan dengan nilai ekonomi, terdapat beberapa teori :
1 Teori Jalur Sepusat atau Teori Konsentrik Concentric Zone Theory Burgess 1988, mengemukakan bahwa Kota terbagi sebagai berikut :
Pada lingkaran dalam terletak pusat kota central business district atau CBD yang terdiri atas: bangunan-bangunan kantor, hotel, bioskop, pasar
dan toko pusat perbelanjaan 1 ; Pada lingkaran tengah pertama terdapat jalur alih: rumah-rumah sewaan,
kawasan industri, perumahan buruh 2; Pada lingkaran tengah kedua terletak jalur wisma buruh, yakni kawasan
perumahan untuk tenaga kerja pabrik 3; Pada lingkaran luar terdapat jalur madyawisma, yakni kawasan
perumahan yang luas untuk tenaga kerja halus dan kaum madya middle class 4;
Di luar lingkaran terdapat jalur penglaju jalur ulang-alik : sepanjang jalan besar terdapat perumahan masyarakat golongan madya dan
golongan atas atau kota Suburban 5.
6
Gambar 2.1. Teori Konsentrik Miller, 1988. 2 Teori Sektor
Teori Sektor Sector theory menurut Miller 1988 yang mengatakan bahwa kota tersusun sebagai berikut :
Pada lingkaran pusat terdapat pusat Kota atau CBD 1; Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan kawasan
perdagangan 2; Dekat pusat Kota dan dekat sektor tersebut di atas, pada bagian sebelah
nya terdapat sektor murbawisma, yaitu kawasan tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh 3;
Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri dan perdagangan, terletak sektor madyawisma 4;
Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, kawasan tempat tinggal golongan tingkat atas 5.
Gambar 2.2. Teori Sektor Miller, 1988
7
3 Teori Pusat Lipatganda Teori pusat Lipatganda Multiple Nucleid Concept menurut R.D. M-Kenzie
dalam Miller 1988 menerangkan bahwa kota meliputi : pusat kota, kawasan kegiatan ekonomi, kawasan hunian, dan pusat lainnya. Teori ini
umumnya berlaku untuk kota-kota yang agak besar, kota terdiri atas : Pusat Kota atau CBD 1;
Kawasan niaga dan industri ringan 2; Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah 3;
Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah 4; Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi 5
Pusat industri berat 6; Pusat niaga perbelanjaan lain di pinggiran 7;
Kotaurban, untuk kawasan madyawisma dan adiwisma 8; Pinggiran kota suburb untuk kawasan industri 9.
Gambar 2.3.Teori Lipat Ganda Miller, 1988
2.2. Hubungan Pemanfaatan Ruang dan Transportasi