Abrasi Pantai Kuta HASIL DAN PEMBAHASAN

29 Sebagaimana yang dinyatakan Bp. Nugre mengenai abrasi yang telah mengancam pure sebagai kegiatan sosial keagamaan masyarakat. “Masyarakat merasa terganggu karena kuatir karena banyak Pure di pinggir pantai, seberapa pun kecilnya secara spiritual penting, juga ada kuburan, pernah ada keluar isinya.”

4.2. Abrasi Pantai Kuta

Abrasi terjadi di bagian selatan Pantai Kuta, dan dirasakan paling parah di pantai depan Hotel Patra Jasa. Pada tahun 1985, pantai di depan Hotel Patra Jasa berkurang mundur sejauh 70 meter. Sedang pantai di depan Setra Pasar Seni Kuta menurut Satgas Pengelola Pantai Kuta, telah mundur lebih kurang 10 meter. Berdasarkan studi Lennart Burg, dkk 2004 abrasi di Pantai Kuta telah mengakibatkan hilangnya pantai rata-rata sekitar 30 meter. “Dulu namanya Pantai Jerman ada penangkaran perahu, disebut Pantai Jerman karena tanah dimana kalo dihitung kebarat lagi tanahnya 3x, perumahan insinyur Jerman. Yang ada sekarang bagian belakangnya, bunglow, hilang semua.” disampaikan Bp. Nugre Abrasi Pantai Kuta menurut anggapan masyarakat berkaitan dengan pembangunan landasan pacu runway Bandara Ngurah Rai. Masyarakat beranggapan sejak adanya pembangunan runway pantai dirasakan semakin terkikis. Pembangunan runway ini dilakukan dengan membangun bangunan yang menjorok ke tengah laut. Pembangunan runway juga tidak disertai gorong-gorong untuk meneruskan aliran air arus. Sebagaimana diungkapkan oleh masyarakat mengenai pembangunan runway Bandara Ngurah Rai. “Mulai dibangun airport tahun 19621963, mulai kegiatan pengambilan lahan pantai kita rasakan setiap meter pantai dimakan semenanjung airport, erosi mulai nampak. Sampai tahapan pertama airport selesai terus berhenti. Waktu Pemerintah Pak Harto Bali dikembangkan, sejak ada PDC Nusa Dua syarat airport bandara dipanjangkan secara maksimal, pantai terus hilang.” Bp. Nugre “…misalnya guna mendukung kemajuan pariwisata, pemerintah telah membangun landasan pacu di airport Ngurah Rai yang selanjutnya mendorong terjadinya abrasi.” Dok. Keg. Sitas, Bp. Budi “…adanya kesalahan pada konstruksi landasan pacu di airport yang mana semestinya pada landasan tersebut dibuat gorong-gorong yang berfungsi mengalirkan atau mengembalikan sedimenpasir dan meneruskan arus ke kedonganan..”Dok. Keg. Sitas, Bp. Mangku 30 Pembangunan perpanjangan landasan pacu Bandara Ngurah Rai dimulai pada tahun 1964 dan selesai tahun 1969. Tahun 1964 panjang landasan pacu kurang lebih 800 meter dan sekarang sudah diperpanjang sampai 3000 meter. Menurut pengelola bandara dan pemerintah PU Bali pembangunan bandara bukan faktor utama penyebab terjadinya abrasi. Landasan pacu hanya salah satu penyebab dan masih banyak lainnya seperti rusaknya terumbu karang serta pola arus yang ada di Pantai Kuta. “Hasil kajian terhadap landasan pacu rupanya abrasi tidak semata-mata diakibatkan oleh landasan pacu tersebut.. Terdapat arus sejajar pantai dari landasan pacu hingga di depan pasar seni.” Dok. Sitas “Masyarakat memang mengklaim bandara. Dari pendapat ahli dari malaysia, pengambilan karang juga penyebab timbulnya abrasi. Mungkin keberadaan landasan pacu memberikan kontribusi tapi tidak mutlak.” Dok. Pratista koordinasi dengan Angkasa Pura Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Lennart Burg, dkk 2004 mengenai abrasi Pantai Kuta terutama disebabkan oleh dua 2 hal, yaitu: 1. Terhalangnya pola arus dari arah selatan ke utara oleh adanya runway sehingga transport sedimen terganggu. 2. Peningkatan serangan gelombang melalui celah karang. Sumber:Lennart Burg, dkk 2004 Gambar 4.2. Tinjauan Penyebab utama Abrasi Pantai Kuta Selain itu, Lennart Burg, dkk 2004 juga menunjukkan perubahan garis pantai akibat abrasi melalui analisis data citra satelit foto udara tahun 1944, 1972 dan tahun 1997. Berdasarkan overlay data citra tahun 1944-1972, pantai 31 sepanjang 1 km yaitu dari jarak 250 meter sampai 1250 meter dari runway garis pantainya berubah mundur lebih kurang sejauh 50 meter lihat Gambar 4.3. di bawah. Sedangkan overlay data citra tahun 1972-1997 menunjukkan pergeseran kemunduran atau perubahan garis pantai ke arah utara dari jarak 1000 meter sampai 2000 meter lihat Gambar 4.3. di bawah. Pergeseran ini dinyatakan Lennart Burg ditimbulkan oleh karena dibangunnya bangunan-bangunan pelindung pantai groin, breakwater, dll pada sekitar tahun 1975 oleh hotel-hotel.

4.3. Penanganan Hotel-Hotel