PERSETUJUAN UNTUNG-UNTUNGAN Bagian 1. Ketentuan Umum. Perjudian Dan Pertaruhan. Pasal 1788. PEMBERIAN KUASA Bagian 1. Sifat Pemberian Kuasa.

Pasal 1769. Bukti yang menyatakan pembayaran uang pinjaman pokok tanpa menyebutkan sesuatu tentang pembayaran bunga, memberi dugaan bahwa bunganya telah dilunasi, dan peminjaman dibebaskan dari kewajiban untuk membayarnya. KUHPerd. 1394, 1397, 1438, 1916, 1921. Pasal 1770. Perjanjian bunga abadi ialah suatu persetujuan bahwa pihak yang memberikan pinjaman uang akan menerima pembayaran bunga atas sejumlah uang pokok yang tidak akan dimintanya kembali. KUHPerd. 511-21, 1252, 1394, 1975. Pasal 1771. Bunga ini pada hakikatnya dapat diangsur. Hanya kedua belah pihak dapat mengadakan persetujuan bahwa pengangsuran itu tidak boleh dilakukan sebelum lewat waktu tertentu, yang tidak boleh dite. tapkan lebih lama daii sepuluh tahun, atau tidak boleh dilakukan sebelum diberitahukan kepada kreditur dengan suatu tenggang waktu, yang sebelumnya telah ditetapkan oleh mereka, tetapi tidak boleh lebih lama dari satu tahun. KUHPerd. 751 dst., 1269 dst., 1520; Onteig. 404. Pasal 1772. Seseorang yang berutang bunga abadi dapat dipaksa mengembalikan uang pokok: 1 . jika ia tidak membayar apa pun dari bunga yang harus dibayamya selama dua tahun berturut- turut; KUHPerd. 1782. 2 . jika ia lalai memberikan jaminan yang dijanjikan kepada kreditur; KUHPerd. 1781. :3 . jika ia dinyatakan pailit atau dalam keadaan benar-benar tidak mampu untuk membayar. KUHPerd. 1271, 1782, 1843-21; F. 127. Pasal 1773. Dalam kedua hal pertama yang disebut dalam pasal yang lain, debitur dapat membebaskan diri dari kewajiban mengembalikan uang pokok, jika dalam waktu dua puluh hari, terhitung mulai ia diperingatkan dengan perantaraan hakim, ia membayar angsuran-angsuran yang sudah harus dibayamya atau memberikan jaminan yang dijanjikan. KUHPerd. 1238.

BAB XV. PERSETUJUAN UNTUNG-UNTUNGAN Bagian 1. Ketentuan Umum.

Pasal 1774. s.d. u. dg. S. 1933-4 7. jo. S. 1938-2. Suatu persetujuan untung-untungan ialah suatu perbuatan yang hasilnya, yaitu mengenai untung-ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, tergantung pada suatu kejadian yang belum pasti. Demikianlah: persetujuan pertanggungan; KUHD 246 dst., 287 dst., 592 dst., 686 dst. bunga cagak-hidup-, KUHPerd. 1775 dst. perjudian dan pertaruhan. KUHPerd. 1788 dst. Persetujuan yang pertama, diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang. KUHPerd. 1253 dst.

Bagian 2. Persetujuan Bunga Cagak-Hidup Dan Akibat-akibatnya. Pasal 1775.

Bunga cagak-hidup dapat diadakan dengan suatu persetujuan atas beban, atau dengan suatu akta hibah. Bunga cagak-hidup juga dapat diadakan dengan suatu wasiat. KUHPerd. 511-21-, 764, 918, 922, 960-20, 1252, 1780, 1975. Pasal 1776. Bunga cagak-hidup dapat diadakan atas diri orang yang memberikan pinjaman, atau atas diri orang yang diberi manfaat dari bunga tersebut, atau pula atas diri seorang pihak ketiga, meskipun orang ini tidak mendapat manfaat daripadanya. KUHPerd. 1777 dst. Pasal 1777. Bunga cagak-hidup dapat diadakan atas diri satu orang atau lebih. KUHPerd. 1776 dst. Pasal 1778. Bunga cagak-hidup dapat diadakan untuk seorang pihak ketiga, meskipun uangnya diberikan oleh orang lain. Akan tetapi, dalam hal tersebut, bunga cagak-hidup tidak tunduk 6ada tata cara penghibahan. KUHPerd. 1317, 1682. Pasal 1779. Bunga cagak-hidup yang diadakan atas diri seseorang yang meninggal pada hari persetujuan, tidak mempunyai kekuatan hukum. KUHPerd. 1335, 1774. Pasal 1780. Bunga cagak-hidup dapat diadakan dengan peiiawian sampai sedemikian tinggi menurut kehendak kedua pihak. KUHPerd. 1767. Pasal 1781. Orang yang atas dirinya diadakan bunga cagak-hidup dengan beban, dapat menuntut pembatalan persetujuan itu, jika debitur tidak memberikan jaminan yang telah dijanjikan. Jika persetujuan dibatalkan, debitur wajib membayar tunggakan bunga yang telah diperjanjikan, sampai pada hari dikembalikannya uang pokok. KUHPerd. 1266 dst., 1772-21, 1773. Pasal 1782. Penunggakan pembayaran bunga cagak-hidup tidak memberikan hak kepada penerima bunga untuk meminta kembali uang pokok atau barang yang telah diberikannya untuk dapat menerima bunga itu; ia hanya berhak menuntut debitur membayar bunga yang wajib dibayamya, menyita kekayaannya untuk melunasi utangnya, dan meminta jaminan untuk bunga yang sudah dapat ditagih. KUHPerd. 1266 dst., 1394, 1722- 1 1.

1783. Dihapus dg. S. 1906-348. Pasal 1784.

Debitur tidak dapat membebaskan diri dari pembayaran bunga cagak hidup dengan menawarkan pengembahan uang pokok dan dengan berjanji tidak akan menuntut pengembahan bunga yang telah dibayamya; ia wajib terus membayar bunga cagak-hidup selama hidup orang atau orang-orang yang atas diri mereka telah Wa4ikan bunga cagak-hidup itu, betapa pun beratnya pembayaran bunga itu bagi dirinya. KUHPerd. 1771. Pasal 1785. Pemilik bunga cagak-hidup hanya berhak atas bunga itu menurut jumlah hari seumur hidup orang yang atas dirinya telah diadakan bunga cagak-hidup itu. Akan tetapi jika menurut persetujuan harus dibayar terlebih dahulu bunganya, maka hak atas angsuran yang sedianya sudah harus terbayar, baru diperoleh mulai hari pembayaran itu seharusnya dilakukan. KUHPerd. 502, 763 dst. Pasal 1786. Mengadakan perjanjian bahwa suatu bunga cagak-hidup takkan tunduk pada suatu penyitaan, tidak diperbolehkan kecuali bila bunga cagak-hidup itu diadakan dengan cuma-cuma. KUHPerd. 1131 dst., 1429-3; Rv 749. Pasal 1787. Penerima bunga tidak dapat menagih bunga yang sudah harus dibayar, sewa dengan menyatakan bahwa orang yang atas dirinya telah diperjanjikan bunga cagak-hidup itu masih hidup. KUHPerd. 1975.

Bagian 3. Perjudian Dan Pertaruhan. Pasal 1788.

Undang-undang tidak memberikan hak untuk menuntut secara hukum dalam hal suatu utang yang terjadi karena perjudiaan atau pertaruhan. KUHP 303, 542 dst. Pasal 1789. Akan tetapi dalam ketentuan tersebut di atas itu tidak termasuk permainan-permainan yang dapat dipergunakan untuk olahraga, seperti anggar, lari cepat, dan sebagainya. Meskipun demikian, hakim dapat menolak atau mengurangi tuntutan bila menurut pendapatnya uang taruhan lebih dari yang sepantasnya. Pasal 1790. Ketentuan-ketentuan dalam dua pasal yang lain tidak boleh digunakan untuk menghindari utang dengan cara pembaharuan utang. KUHPerd. 1413 dst. Pasal 1791. Seorang yang secara sukarela membayar kekalahannya dengan uang, sekali-kali tak boleh menuntut kembali uangnya, kecuali bila pihak yang menang itu telah melakukan kecurangan atau penipuan. KUHPerd. 1328, 1359; KUHP. 378.

BAB XVI. PEMBERIAN KUASA Bagian 1. Sifat Pemberian Kuasa.

Pasal 1792. Pemberian kuasa ialah suatu persetujuan yang berisikan pemberian kekuasaan kepada orang lain yang menerimanya untuk nielaksanakan sesuatu atas nama orang yang memberikan kuasa. KUHPerd. 78 dst., 1354 dst., 1549, 1945; KUHD 79 dst. Pasal 1793. Kuasa dapat diberikan dan diterima dengan suatu akta umum, dengan suatu surat di bawah tatigan, bahkan dengan sepucuk surat ataupun dengan lisan. Penerimaan suatu kuasa dapat pula terjadi secara diam-diam dari disimpulkan dari pelaksanaan kuasa itu oleh yang diberi kuasa itu. KUHPerd. 79, 109, 1171, 1683, 1796, 1874, 1895 dst., 1945; BS. 12, 4 1; F. 116; Rv. 38, 150, 256, 439, 860. Pasal 1794. Pemberian kuasa terjadi dengan cuma-cuma, kecuali jika diperjanjikan sebaliknya. KUHPerd. 1021, 1358, 1549, 1801, 1808. Jika dalam hal yang terakhir upahnya tidak ditentukan dengan tegas, maka penerima kuasa tidak boleh meminta upah yang lebih daripada yang ditentukan dalam pasal 411 untuk wali. Ov. 80. Pasal 1795. Pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu hanya mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih, atau secara umum, yaitu meliputi segala kepentingan pemberi kuasa. KUHPerd. 79, 334, 1683, 1925, 1934, 1945; BS. 12, 41; KUHD 331, 360, 362; F. 116; Rv. 38, 150, 272, 439, 860. Pasal 1796. Pemberian kuasa yang dirumuskan secara umum hanya meliputi tindakan-tindakan yang menyangkut pengurusan. Untuk memindahtangankan barang atau meletakkan hipotek di atasnya, untuk membuat suatu perdamaian, ataupun melakukan tindahkan lain yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pemilik, diperlukan suatu pemberian kuasa dengan kata-kata yang tegas. KUHPerd 115, 1171, 1385, 1405- 11, 1683, 1934; KUHD 362, 365; Rv. 256. Pasal 1797. Penerima kuasa tidak boleh melakukan apa pun yang melampaui kuasanya; kekuasaan yang diberikan untuk menyelesaikan suatu perkara secara damai, tidak mengandung hak untuk menggantungkan penyetesajan perkara pada keputusan wasit. KUHPerd. 1316, 1806, 1851 dst.; Rv. 615 dst. Pasal 1798. Orang-orang perempuan dan anak yang belum dewasa dapat ditunjuk menjadi kuasa; tetapi pemberi kuasa tidaklah berwenang untuk mengajukan suatu tuntutan hukum terhadap anak yang belum dewasa, selain menurut ketentuan-ketentuan umum mengenai perikatan-perikatan yang dibuat oleh anak yang belum dewasa, dan terhadap orang-orang perempuan bersuami yang menerima kuasa tanpa bantuan suami pun ia tidak ber-wenang untuk mengadakan tuntutan hukum, selain menurut ketentuan-ketentuan Bab V dan VII Buku Kesatu dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata ini. KUHPerd. 108 dst., 114 dst., 330, 333, 385 dst., 1006, 1330 dst., 1446, 1813; KUHD 20; Rv. 617. Pasal 1799. Pemberi kuasa dapat menggugat secara langsung orang yang dengannya si penerima kuasa telah melakukan perbuatan hukum dalam kedudukannya dan pula dapat mengajukan tuntutan kepadanya untuk memenuhi persetujuan yitng telah dibuat. KUHPerd. 1792, 1803; KUHD 78.

Bagian 2. Kewajiban Penerima Kuasa. Pasal 1800.