menyangkut pengurusan. Untuk memindahtangankan barang atau meletakkan hipotek di atasnya, untuk membuat suatu
perdamaian, ataupun melakukan tindahkan lain yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pemilik, diperlukan suatu pemberian kuasa dengan kata-kata yang tegas. KUHPerd 115, 1171, 1385, 1405-
11, 1683, 1934; KUHD 362, 365; Rv. 256.
Pasal 1797.
Penerima kuasa tidak boleh melakukan apa pun yang melampaui kuasanya; kekuasaan yang diberikan untuk menyelesaikan suatu perkara secara damai, tidak mengandung hak untuk
menggantungkan penyetesajan perkara pada keputusan wasit. KUHPerd. 1316, 1806, 1851 dst.; Rv. 615 dst.
Pasal 1798.
Orang-orang perempuan dan anak yang belum dewasa dapat ditunjuk menjadi kuasa; tetapi pemberi kuasa tidaklah berwenang untuk mengajukan suatu tuntutan hukum terhadap anak yang
belum dewasa, selain menurut ketentuan-ketentuan umum mengenai perikatan-perikatan yang dibuat oleh anak yang belum dewasa, dan terhadap orang-orang perempuan bersuami yang
menerima kuasa tanpa bantuan suami pun ia tidak ber-wenang untuk mengadakan tuntutan hukum, selain menurut ketentuan-ketentuan Bab V dan VII Buku Kesatu dari Kitab Undang-undang Hukum
Perdata ini. KUHPerd. 108 dst., 114 dst., 330, 333, 385 dst., 1006, 1330 dst., 1446, 1813; KUHD 20; Rv. 617.
Pasal 1799.
Pemberi kuasa dapat menggugat secara langsung orang yang dengannya si penerima kuasa telah melakukan perbuatan hukum dalam kedudukannya dan pula dapat mengajukan tuntutan kepadanya
untuk memenuhi persetujuan yitng telah dibuat. KUHPerd. 1792, 1803; KUHD 78.
Bagian 2. Kewajiban Penerima Kuasa. Pasal 1800.
Penerima kuasa, selama kuasanya belum dicabut, wajib melaksanakan kuasanya, dan bertanggung-jawab atas segala biaya, kerugian dan bunga, yang timbul karena tidak
dilaksanakannya kuasa itu. Begitu pula, ia wajib menyelesaikan urusan yang telaii mulai dikerjakannya pada waktu pemberi
kuasa meninggal dan dapat menimbulkan kerugian jika tidak segera diselesaikannya. KUHPerd. 1243, 1245, 1338, 1354 dst., 1470, 1813, 1817, 1819.
Pasal 1801.
Penerima kuasa tidak hanya bertanggung-jawab atas perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, melainkanjuga atas kelalaian-kelalaian yang dilakukan dalam mejalankan kuasanya.
Akan tetapi tanggung-jawab atas kelalaian-kelalaian orang yang dengan cuma-cuma menerima kuasa, tidaktah seberat tanggungjawab yang dinta dari orang yang menerima kuasa dengan
mendapatkan upah. KUHPerd. 1235, 1328, 1356, 1707 dst., 1794.
Pasal 1802.
Penerima kuasa wajib memberi laporan kepada pemberi kuasa tentang apa yang telah dilakukan, serta memberikan perhitungan tentang segala sesuatu yang diterimanya berdasarkan kuasanya,
sekalipun apa yang diterima itu tidak harus dibayar kepada pemberi kuasa. KUHPerd. 1805, 1807; Rv. 764 dst.
Pasal 1803.
Penerima kuasa bertanggungjawab atas orang lain yang ditunjuknya sebagai penggantinya dalam melaksanakan kuasanya:
1 . bila tidak diberikan kuasa untuk menunjuk orang lain sebagai penggantinya;
2 . bila kuasa itu diberikan tanpa menyebutkan orang tertentu, sedangkan orang yang dipilihnya
temyata orang yang tidak cakap atau tidak mampu.
Pemberi kuasa senantiasa dianggap telah memberi kuasa kepada penerima kuasanya untuk menunjuk seorang lain sebagai penggantinya untuk mengurus barang-barang yang berada di luar
wilayah Indonesia atau di luar pulau tempat tinggal pemberi kuasa. Pemberi kuasa, dalam segala hal, dapat secara langsung mengajukan tuntutan kepada orang yang
telah ditunjuk oleh penerima kuasa sebagai penggantinya. KUHPerd. 802, 1367, 1710, 1799; KUHD 89.
Pasal 1804.
Bila dalam satu akta diangkat beberapa penerima kuasa untuk suatu urusan, maka terhadap mereka tidak terjadi suatu perikatan tanggung-menanggung, kecuali jika hal itu ditentukan dengan
tegas dalam akta. KUHPerd. 1016, 1280, 1282, 1637, 1759, 1793, 1811.
Pasal 1805.
Penerima kuasa harus membayar bunga atas uang pokok yang dipakainya untuk keperluannya sendiri, terhitung dari saat ia mulai memakai uang itu, begitu pula bunga atas uang yang harus
diserahkan pada penutupan perhitungan, terhitung dari saat ia dinyatakan lalai melakukan kuasa. KUHPerd. 391, 1238, 1243, 1250, 1626, 1718, 1767, 1801, 1810.
Pasal 1806.
Penerima kuasa yang telah memberitahukan secara sah hal kuasanya kepada orang yang dengannya ia mengadakan suatu persetujuan dalam kedudukan sebagai penerima kuasa, tidak
bertanggung jawab atas apa yang terjadi di luar batas kuasa itu, kecuali jika ia secara pribadi mengikatkan diri untuk itu. KUHPerd. 1796.
Bagian 3. Kewajiban-kewajiban Pemberi Kuasa. Pasal 1807.