Prinsip-prinsip Penilaian STRUKTUR KURIKULUM 2013 DAN STANDAR PENILAIAN

11. Uji Kompetensi Keahlian merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi dalam rangka sertifikasi sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI yang dilakukan oleh lembaga mandiri atau LSP P1.

C. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses, dan keluaran output pembelajaran yang meliputi domain sikap, pengetahuan dan keterampilam. Penilaian kinerja dalam bentuk lainnya adalah penilaian kinerjaautentik yang menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan komponen input, proses dan output akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, serta mampu menghasilkan dampak instruksional instructional effects dan dampak pengiring nurturant effects dari pembelajaran. Penilaian autentik kinerja sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat dan sebagainya. Penilaian kinerjaautentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam mengobservasi, menanya, menalar dan membangun jejaring. Penilaian autentik kinerja cenderung fokus pada tugas atau kontekstual, memungkinkan peserta didik menunjukan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan nyata real life. Karenanya, penilaian autentik kinerja sangat relevan dengan pendekatan ilmiah scientific approach dalam pembelajaran di SMK. Penilaian autentik kinerja merupakan peningkatan penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas antara lain: membaca dan meringkasnya, melakukan eksperimen, mengamati, melakukan survei, membuat proyek, menyusun makalah, membuat karangan dan diskusi kelas. Dengan demikian penilaian kinerjaautentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian autentik kinerja dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan remedial, pengayaan enrichment, atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian kinerjaautentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

D. Prinsip-prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 9 2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. 3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. 1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 3. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan. 4. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporannya. 5. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 6. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur dan hasilnya. 7. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 8. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 9. Edukatif, berarti penilaian bersifat mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

E. Ruang Lingkup Penilaian