Penyimpanan Buah Ketimun Jepang (Cucumis sativus) dan Zucchini (Cucurbina maxima) dalam Kemasan "Modified Atmosphere"

Oleh

TITO AD1 DEWANTO

F 26.0661

1 9 9 4
FAKULTAS TEKNOLOGI
IMSTITUT PERTANlAN
B O G O R

PERTANlAN

BOGOR

RINGKASAN
Sayuran Ketimun Jepang (Cucumis sativus) dan Zucchini
(Cucurbina maxima) merupakan jenis sayuran yang belum
banyak dibudidayakan di Indonesia. Melihat prospeknya,
komoditi tersebut merupakan komoditi hortikultura yang
potensial untuk dikembangkan, terutama untuk tujuan ekspor

kenegara-negara Eropa dan

Jepang.

Indonesia mulai bulan Mei 1989

sudah melaksanakan

ekspor perdana Ketimun Jepang. Volume ekspor yang baru bisa
diekspor pada saat itu hanya 1500 ton/tahun, ha1 ini jauh
dari kebutuhan Jepang sendiri yaitu 50.000

ton/tahun.

Mengingat areal lahan pertanian yang sangat luas di
Indonesia, sebenarnya sangat memungkinkan

untuk lebih

meningkatkan volume ekspor.

Banyak

faktor

yang

menyebabkan

ketidakmampuan

mengekspor dalam jumlah yang lebih besar, salah satunya
adalah akibat penanganan

pasca panen yang kurang baik,

apalagimengingat komoditi tersebut peka terhadap kerusakan
fisik. Teknologi yang dapat menanggulangi masalah ini
antara lain adalah penyimpanan dengan "Modified Atmosphere

Packaging (MAP)", yaitu dengan pengaturan konsentrasi gas

0,

dan CO, yang berbeda dari udara normal dan berada dalam

kamasan tertentu.
Tujuan penelitian ini adalah

(1) Menentukan laju

respirasi Ketimun Jepang dan Zucchini pada beberapa tingkat
suhu penyimpanan

(2) Menentukan konsentrasi gas 0, dan CO,

optimum dan (3) Menduga konsentrasi keseimbanqan dengan
model kemasan dan pemilihan jenis dan bentuk film kemasan.
Kombinasi gas yang dicobakan dalam penelitian ini
adalah (1) 1-3% O,, 6-8% CO, (2) 3-5% O,, 8-10% CO,
(3) 6-8%


O,,

11-13%

C0,

(4) 21% O,, 0.03%

C0,

sebagai

kontrol. Sedangkan untuk Zucchini yang dicoba adalah
(1) 1-3% 02!

6-8% CO, (2) 3-5% O,, 8-10% CO,

(3) 6-8% 02!

11-13% CO, (4) 9-11% 0, dan 14-16% CO, (5) 21% O,, 0.03% CO,


sebagai kontrol.
Hasil percobaan menunjukan konsentrasi 0, terlihat
semakin

berkurang

sedangkan konsentrasi CO,

semakin

bertambah sampai konsentrasi 0, dan CO, konstan.Penurunan
konsentrasi 0, dan pertambahan konsentrasi CO, merupakan
fungsi eksponensial kemudian konsentrasi 0, dan CO, tersebut
berubah secara linier pada pengamatan selama 200
Nilai RQ Ketimun Jepang untuk suhu ,
'
5

-


400 jam.

lo0, dan 29.5"C

berturut-turut adalah 0.85, 1.03, 1.08 sedangkan nilai RQ
untuk Zucchini pasa suhu 5", loo, dan 29.5OC berturut-turut
adalah 0.81, 0.94, 0.9.

Dari hasil pengamatan secara visual dan pengujian
statistik nilai kekerasan terlihat bahwa untuk Ketimun
Jepang pada suhu 5°C dan konsentrasi 6-8 % 0, dan 9-11 % CO,
memperlihatkan mutu terbaik secara statistik. Sedangkan
untuk penyimpanan Zuccchini pada suhu 10°C dengan komposisi
yang disarankan yaitu 9-11% 0, dan 14-16? CO,.
Untuk pemilihan bahan kemasan, kemasan yang dipilih
adalah yang mempunyai permeabilitas mendekati permeabilitas
yang diperlukan. Dari hasil pengujian nilai kekerasan,
kemasan terpilih adalah


White Strech Film (WSF).

Dari hasil pengamatan visual, Uji statistik terhadap
kekerasan, susut bobot terkecil, dan uji organoleptik
menunjukan bahwa film pengemas White Strech Film baik
digunakan untuk mengemas komoditi Ketimun Jepang dan
Zucchini.
Ketimun sebaiknya dikemas dengan menggunakan WSF dan
didinginkan pada suhu 5°C dengan 6-8% 0, dan 9-11% CO,. Dan
untuk Zucchini sebaiknya dikemas dengan menggunakan WSF
dan dengan kondisi 9-11 0, dan 14-16 CO, dan disimpan pada
suhu 10°C.
Harga Ketimun Jepang
sebesar Rp

dengan kemasan WSF adalah

910,-/500 gr/kemasan

terdiri dari harga


kemasan mangkok Rp 200,- biaya pengemasan kemasan WSF
Rp 60,- dan harga ketimun

Jepang perkemasan sebesar

Rp 650,-. Sedangkan untuk harga yang ada di
swalayan

sebesar Rp

pasar-pasar

1750,-/500 gram/kemasan. Untuk

Zucchini dengan kemasan WSF sebesar Rp 960,-/450 gr/kemasan
terdiri dari harga kemasan mangkok Rp 200,- biaya pengemasan kemasan WSF Rp 60,- dan harga Zucchini perkemasan
sebesar Rp 700,- . Dan harga Zucchini yang ada di pasaran
swalayan sebesar Rp 2500,-/450 gr/kemasan.


PENYIMPANAN BUAH KETIMUN JEPANG (Cucumis sativus)
DAN ZUCCHINI (Cucurbina maxima) DALAM
KEMASAN "MODIFIED ATMOSPHERE"

Oleh
TITO AD1 DEWANTO
F 26.0661

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
institut Pertanian Bogor

1994
I

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANiAN
INSTlTUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BQGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PENYIMPANAN BUAH KETIMUN JEPANG (Cucumis sativus)
DAN ZUCCHINI (Cucurbina maxima) DALAM
KEMASAN "MODIFIED ATMOSPHERE"

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANlSASl PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor

Oleh
TITO AD1 DEWANTO
F 26.0661

Disetujui,


-

/h
/<
Dr. Ir. Hadi K. Purwadaria
Dcsen Pembimbing II

Dcsen Pembimbing I

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Taufik
dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar. Dan Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
1.

Bapak

Ir. I Wayan

:

Budiastra M.Agr,

selaku dosen

pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan dan
saran-saran dalam penulisan skripsi ini.
2.

Bapak Dr. Hadi X. Purwadaria, selaku dosen pembimbing
I1 yang banyak memberikan bimbingan dan saran-saran
kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

3.

Bapak Ir. Rokhani Hasbullah, selaku dosen penguji yang
telah turut memberikan pengujian dan membantu dalam
penulisan skripsi.

4.

Bapak

H.

memberikan

Maskur

Fuad,

bantuannya

selaku petani
berupa

yang

peny ediaan

telah

komoditi

ketimun Jepang dan Zucchini.
5.

Ibunda tercinta dan adik-adikku yang tersayang, yang
telah memberikan dorongan semangat dan doa.

6.

Bapak

Sulyaden yang

telah

banyak

membantu

dalam

penelitian.
7.

Saudara-saudaraku di "Wisma Nur" yang telah memberikan
dorongan semangat dan doa.

Penulis

menyadari

sepenuhnya

bahwa

masih

banyak

kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu
saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan.

Bogor,

Mei 1994

Penulis

Oleh

TITO AD1 DEWANTO

F 26.0661

1 9 9 4
FAKULTAS TEKNOLOGI
IMSTITUT PERTANlAN
B O G O R

PERTANlAN

BOGOR

RINGKASAN
Sayuran Ketimun Jepang (Cucumis sativus) dan Zucchini
(Cucurbina maxima) merupakan jenis sayuran yang belum
banyak dibudidayakan di Indonesia. Melihat prospeknya,
komoditi tersebut merupakan komoditi hortikultura yang
potensial untuk dikembangkan, terutama untuk tujuan ekspor
kenegara-negara Eropa dan

Jepang.

Indonesia mulai bulan Mei 1989

sudah melaksanakan

ekspor perdana Ketimun Jepang. Volume ekspor yang baru bisa
diekspor pada saat itu hanya 1500 ton/tahun, ha1 ini jauh
dari kebutuhan Jepang sendiri yaitu 50.000

ton/tahun.

Mengingat areal lahan pertanian yang sangat luas di
Indonesia, sebenarnya sangat memungkinkan

untuk lebih

meningkatkan volume ekspor.
Banyak

faktor

yang

menyebabkan

ketidakmampuan

mengekspor dalam jumlah yang lebih besar, salah satunya
adalah akibat penanganan

pasca panen yang kurang baik,

apalagimengingat komoditi tersebut peka terhadap kerusakan
fisik. Teknologi yang dapat menanggulangi masalah ini
antara lain adalah penyimpanan dengan "Modified Atmosphere

Packaging (MAP)", yaitu dengan pengaturan konsentrasi gas
0,

dan CO, yang berbeda dari udara normal dan berada dalam

kamasan tertentu.
Tujuan penelitian ini adalah

(1) Menentukan laju

respirasi Ketimun Jepang dan Zucchini pada beberapa tingkat
suhu penyimpanan

(2) Menentukan konsentrasi gas 0, dan CO,

optimum dan (3) Menduga konsentrasi keseimbanqan dengan
model kemasan dan pemilihan jenis dan bentuk film kemasan.
Kombinasi gas yang dicobakan dalam penelitian ini
adalah (1) 1-3% O,, 6-8% CO, (2) 3-5% O,, 8-10% CO,
(3) 6-8%

O,,

11-13%

C0,

(4) 21% O,, 0.03%

C0,

sebagai

kontrol. Sedangkan untuk Zucchini yang dicoba adalah
(1) 1-3% 02!

6-8% CO, (2) 3-5% O,, 8-10% CO,

(3) 6-8% 02!

11-13% CO, (4) 9-11% 0, dan 14-16% CO, (5) 21% O,, 0.03% CO,

sebagai kontrol.
Hasil percobaan menunjukan konsentrasi 0, terlihat
semakin

berkurang

sedangkan konsentrasi CO,

semakin

bertambah sampai konsentrasi 0, dan CO, konstan.Penurunan
konsentrasi 0, dan pertambahan konsentrasi CO, merupakan
fungsi eksponensial kemudian konsentrasi 0, dan CO, tersebut
berubah secara linier pada pengamatan selama 200
Nilai RQ Ketimun Jepang untuk suhu ,
'
5

-

400 jam.

lo0, dan 29.5"C

berturut-turut adalah 0.85, 1.03, 1.08 sedangkan nilai RQ
untuk Zucchini pasa suhu 5", loo, dan 29.5OC berturut-turut
adalah 0.81, 0.94, 0.9.

Dari hasil pengamatan secara visual dan pengujian
statistik nilai kekerasan terlihat bahwa untuk Ketimun
Jepang pada suhu 5°C dan konsentrasi 6-8 % 0, dan 9-11 % CO,
memperlihatkan mutu terbaik secara statistik. Sedangkan
untuk penyimpanan Zuccchini pada suhu 10°C dengan komposisi
yang disarankan yaitu 9-11% 0, dan 14-16? CO,.
Untuk pemilihan bahan kemasan, kemasan yang dipilih
adalah yang mempunyai permeabilitas mendekati permeabilitas
yang diperlukan. Dari hasil pengujian nilai kekerasan,
kemasan terpilih adalah

White Strech Film (WSF).

Dari hasil pengamatan visual, Uji statistik terhadap
kekerasan, susut bobot terkecil, dan uji organoleptik
menunjukan bahwa film pengemas White Strech Film baik
digunakan untuk mengemas komoditi Ketimun Jepang dan
Zucchini.
Ketimun sebaiknya dikemas dengan menggunakan WSF dan
didinginkan pada suhu 5°C dengan 6-8% 0, dan 9-11% CO,. Dan
untuk Zucchini sebaiknya dikemas dengan menggunakan WSF
dan dengan kondisi 9-11 0, dan 14-16 CO, dan disimpan pada
suhu 10°C.
Harga Ketimun Jepang
sebesar Rp

dengan kemasan WSF adalah

910,-/500 gr/kemasan

terdiri dari harga

kemasan mangkok Rp 200,- biaya pengemasan kemasan WSF
Rp 60,- dan harga ketimun

Jepang perkemasan sebesar

Rp 650,-. Sedangkan untuk harga yang ada di
swalayan

sebesar Rp

pasar-pasar

1750,-/500 gram/kemasan. Untuk

Zucchini dengan kemasan WSF sebesar Rp 960,-/450 gr/kemasan
terdiri dari harga kemasan mangkok Rp 200,- biaya pengemasan kemasan WSF Rp 60,- dan harga Zucchini perkemasan
sebesar Rp 700,- . Dan harga Zucchini yang ada di pasaran
swalayan sebesar Rp 2500,-/450 gr/kemasan.

PENYIMPANAN BUAH KETIMUN JEPANG (Cucumis sativus)
DAN ZUCCHINI (Cucurbina maxima) DALAM
KEMASAN "MODIFIED ATMOSPHERE"

Oleh
TITO AD1 DEWANTO
F 26.0661

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
institut Pertanian Bogor

1994
I

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANiAN
INSTlTUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BQGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PENYIMPANAN BUAH KETIMUN JEPANG (Cucumis sativus)
DAN ZUCCHINI (Cucurbina maxima) DALAM
KEMASAN "MODIFIED ATMOSPHERE"

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANlSASl PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor

Oleh
TITO AD1 DEWANTO
F 26.0661

Disetujui,

-

/h
/<
Dr. Ir. Hadi K. Purwadaria
Dcsen Pembimbing II

Dcsen Pembimbing I

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Taufik
dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar. Dan Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
1.

Bapak

Ir. I Wayan

:

Budiastra M.Agr,

selaku dosen

pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan dan
saran-saran dalam penulisan skripsi ini.
2.

Bapak Dr. Hadi X. Purwadaria, selaku dosen pembimbing
I1 yang banyak memberikan bimbingan dan saran-saran
kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

3.

Bapak Ir. Rokhani Hasbullah, selaku dosen penguji yang
telah turut memberikan pengujian dan membantu dalam
penulisan skripsi.

4.

Bapak

H.

memberikan

Maskur

Fuad,

bantuannya

selaku petani
berupa

yang

peny ediaan

telah

komoditi

ketimun Jepang dan Zucchini.
5.

Ibunda tercinta dan adik-adikku yang tersayang, yang
telah memberikan dorongan semangat dan doa.

6.

Bapak

Sulyaden yang

telah

banyak

membantu

dalam

penelitian.
7.

Saudara-saudaraku di "Wisma Nur" yang telah memberikan
dorongan semangat dan doa.

Penulis

menyadari

sepenuhnya

bahwa

masih

banyak

kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu
saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan.

Bogor,

Mei 1994

Penulis