10
KUHPerdata ditentukan bahwa apabila si berutang atau si pemberi gadai tidak memenuhi kewajibannya wanprestasi,
maka tak diperkenankan si berpiutang memiliki barang yang digadaikan.
Selain itu, mengenai wanprestasi, maka khusus gadai KUHPerdata mengaturnya pada Pasal 1155 dan Pasal 1156 .
B. Pokok Permasalahan
Saham yang digadaikan oleh PT Asminco berada di dalam kekuasaan Deutsche Bank, hal ini sesuai dengan apa yang
ditetapkan dalam Pasal 1153 KUHPerdata bahwa saham tersebut harus dilepaskan dari kekuasaan pemberi gadai dan harus
berada dalam kekuasaan pemegang gadai. Saham itu sendiri sebagaimana penjelasan Pasal 46 3 UUPT, disebutkan bahwa
saham mengandung hak-hak untuk pemiliknya yaitu hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham; hak menerima pembagian
deviden; hak menerima sisa kekayaan dalam proses likuidasi. Atas hak-hak tersebut dan ditinjau dari Hak gadai merupakan
hak kebendaan yang memberikan jaminan, mempunyai sifat dapat dipertahankan terhadap siapapun, dan selalu mengikuti
benda yang dijaminkan droit de suite, maka bagaimanakah pengaturannya, agar pemberi gadai dapat menikmati hak-hak
Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007
11
atas saham yang dimilikinya sedangkan secara fisik saham tersebut berada di dalam penguasaan pemegang gadai dan
samapai sejauh mana penerima gadai dapat menikmati pula hak-hak atas saham yang berada dalam penguasaannya.
Selanjut pembahasan permasalahan yang akan di bahas dalam skripsi
ini adalah
bilamana terjadi
cidera janji.
Perjanjian antara Deutsche Bank dengan PT. Asminco telah melahirkan hak dan kewajiban dalam lapangan hukum harta
kekayaan. Masing-masing pihak yang mengadakan perjanjian tersebut juga secara sukarela telah mengikatkan diri untuk
menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu guna kepentingan dan keuntungan dari pihak
terhadap siapa ia telah berjanji atau mengikatkan diri, dengan jaminan atau tanggungan berupa harta kekayaan yang
dimiliki dan akan dimiliki oleh pihak yang membuat perjanjian atau yang telah mengikatkan diri tersebut.
Dengan konstruksi dan akibat hukum tersebut, berarti setiap pihak yang membuat perjanjian harus mengetahui secara pasti
setiap konsekuensi, kapan dan bagaimana suatu perjanjian yang telah dibuatnya tersebut dapat dipaksakan pelaksanaan
Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007
12
prestasinya
17
. Sehingga pokok permasalahan yang dapat dikemukakan disini adalah :
1. Bagaimana hak
– hak yang beralih kepada penerima gadai saham atau kreditur
2. Kapan dan bagaimana prosedur eksekusi barang jaminan
gadai dapat dilakukan jika debitur wanprestasi
3. Kendala-kendala apa yang muncul berkaitan dengan
eksekusi barang yang digadaikan
C. TUJUAN PENELITIAN
Berangkat dari latar belakang masalah, adapun tujuan dari penelitian hukum ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Penelitian ini secara umum memberikan informasi dan pengetahuan hukum kepada masyarakat awam dan pelaku bisnis
mengenai eksekusi perjanjian gadai saham sebagai jaminan kredit antara pihak perbankan dengan pelaku bisnis di
Indonesia. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menjawab
pertanyaan dalam permasalahan :
17
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006, hal. 3.
Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007
13
1. Mengenai hak
– hak yang beralih kepada penerima gadai saham atau kreditur.
2. Mengenai prosedur eksekusi barang jaminan gadai
dapat dilakukan dilakukan jika debitur wanprestasi.
3. Mengenai kendala-kendala yang muncul berkaitan
dengan eksekusi barang yang digadaikan.
D. DEFINISI OPERASIONAL
Dalam penulisan skripsi ini penulis juga memberikan beberapa pengertian dasar mengenai segala hal yang
berkaitan dengan eksekusi perjanjian gadai saham sebagai jaminan kredit pada bank yang bersumber pada undang-undang
dan beberapa literatur, yaitu : 1.
Gadai “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang
berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau oleh orang lain
atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang
tersebut
secara didahulukan
daripada orang-orang
berpiutang lainnya; dengan dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu
digadaikan, biaya- biaya mana harus didahulukan.”
18
18
Kitab _
Undang-undang _
Hukum _
Perdata _
[Burgelijk _
Wetboek], diter- jemahkan
_ oleh
_ R.
_ Subekti
_ dan
_ R.
_ Tjitrosudibio, cet.8,Jakarta:
_ Pradnya-
Paramita,1976, Pasal 1150.
Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007
14
2. Saham
”Saham adalah hak atas sebagian dari suatu perusahaan, misalnya saham dalam suatu perseroan terbatas; atau
suatu bukti penyertaan atau partisipasi dalam modal suatu perusahaan. Penyertaan dalam modal dasar suatu
perusahaan.”
19
3. Kredit “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”
20
4. Bank “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.”
21
E. Metode Penelitian