Hak ANALISIS PERJANJIAN GADAI SAHAM ANTARA DEUTSCHE BANK DENGAN PT. ASMINCO BARA UTAMA

BAB IV ANALISIS PERJANJIAN GADAI SAHAM ANTARA DEUTSCHE BANK DENGAN PT. ASMINCO BARA UTAMA

A. Hak

– Hak Yang Beralih Kepada Penerima Gadai Saham Atau Kreditur Pada Bab sebelumnya penulis telah menerangkan bahwa sesuai dengan apa yang telah di tetapkan dalam Pasal 1153 KUHPerdata yaitu untuk sahnya gadai maka penguasaan barang gadai harus dilepaskan terlebih dahulu dari pemegang gadai kemudian diberikan kepada penerima gadai. Saham itu sendiri sebagaimana penjelasan Pasal 46 3 UUPT, mengandung hak- hak untuk pemiliknya, yaitu hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham; hak menerima pembagian deviden; hak menerima sisa kekayaan dalam proses likuidasi. Hak-hak tersebut adalah hak kebendaan yang memberikan jaminan, mempunyai sifat dapat dipertahankan terhadap siapapun, dan selalu mengikuti benda yang dijaminkan droit de suite. Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 67 Hal yang menarik untuk diperhatikan dalam hal ini adalah mengenai cara yang dapat dilakukan oleh pemberi gadai agar tetap dapat menikmati hak-hak atas saham yang dimilikinya sementara secara fisik saham tersebut berada dalam penguasaan orang lain pemegang gadai. Kemudian juga menarik untuk diperhatikan bagaimana penerima gadai dapat menikmati hak-hak atas saham yang berada dalam penguasaannya. Untuk itu penulis merasa perlu melihat penjabaran mengenai saham sebagai benda bergerak tak berwujud, yang dijadikan sebagai jaminan kredit dalam gadai dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal KUHPerdata, yaitu : Pada Pasal 1150 KUHPerdata, disebutkan : “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya; dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan”. Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 68 Pada Pasal 1152 KUHPerdata, disebutkan: “Hak gadai atas benda-benda bergerak dan atas piutang- piutang bawa diletakkan dengan membawa barangnya gadai di bawah kekuasaan si berpiutang atau seorang pihak ke tiga,tentang siapa telah dis etujui oleh kedua belah pihak.” Pada Pasal 1153 KUHPerdata, disebutkan : “Hak gadai atas benda-benda bergerak yang tak berwujud, kecuali surat-surat tunjuk atau surat-surat bawa, diletakkan dengan pemberitahuan perihal penggadaiannya, kepada orang terhadap siapa hak yang digadaikan itu harus dilaksanakan. Oleh orang ini, tentang hal pemberitahuan tersebut serta tentang ijinnya si pemberi gadai dapat dimintanya suatu bukti tertulis.” Dari pasal-pasal tersebut di atas, terdapat kata-kata yang dapat kita kutip untuk pembahasan saham sebagai benda bergerak tak berwujud yang dijadikan sebagai jaminan kredit dalam gadai, yaitu benda bergerak pada Pasal 1150, benda- benda bergerak dan piutang-piutang bawa pada Pasal 1152 KUHPerdata, surat-surat tunjuk pada Pasal 1153 KUHPerdata dan benda-benda bergerak yang tak berwujud pada Pasal 1153 KUHPerdata, sedangkan ketentuan saham atau sero sebagai benda bergerak dapat kita temukan pada Pasal 511 KUHPerdata yang antara lain menyebutkan bahwa: Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 69 “Sebagai Kebendaan bergerak karena ketentuan Undang- undang harus dianggap: 1. Hak pakai hasil dan hak pakai atas Kebendaan bergerak; 2. Hak atas bunga-bunga yang diperjanjikan, baik bunga yang diabadikan, maupun bunga cagak hidup; 3. Perikatan-perikatan dan tuntutan-tuntutan mengenai jumlah-jumlah uang yang dapat ditagih atau yang mengenai benda-benda bergerak; 4. Sero-sero atau andil-andil dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan dagang atau persekutuan perusahaan, sekalipun benda-benda persekututan yang bersangkutan dan perusahaan itu adalah kebendaan tak bergerak. Sero-sero atau andil- andil itu dianggap merupakan Kebendaan bergerak akan tetapi hanya terhadap para pesertanya selama persekutuan berjalan; 5. Andil dalam perutangan atas beban Negara Indonesia, baik andil-andil karena pendaftaran dalam buku besar, maupun sertifikat-sertifikat, surat-surat pengakuan hutang, obligasi atau surat-surat lain yang berharga, beserta kupon-kupon atau surat tanda bunga, yang termasuk didalamnya; 6. Sero-sero atau kupon obligasi dalam perutangan lain, termasuk juga perutangan yang dilakukan negara- negara asing.” Dalam Buku II Tentang Kebendaan ditentukan saham sebagai benda yang tak berwujud, hal ini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 499 KUH Perdata disebutkan bahwa yang dinamakan Kebendaan adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak. Sedangkan dalam Pasal 504 KUH Perdata disebutkan bahwa Tiap-tiap Kebendaan adalah berwujud atau tak berwujud. Dalam ketentuan Pasal 504 KUH Perdata disebutkan Tiap-tiap Kebendaan adalah bergerak atau tak bergerak. Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 70 Terhadap hal tersebut di atas dapat dilihat bahwa benda Kebendaan terdiri dari barang dan hak. Barang adalah segala benda yang bertubuhberwujud. Sedangkan hak adalah segala benda yang tak bertubuhtak berwujud. Barang dapat dibagi atas barang bergerak dan barang tak bergerak. Hak juga dapat dibagi atas hak atas barang bergerak dan hak atas barang tak bergerak. Berdasarkan pembedaan Kebendaan pada Buku II KUHPerdata tersebut, dapat disimpulkan bahwa saham atau sero adalah merupakan benda bergerak karena ketentuan Undang-undang Pasal 511 KUHPerdata dan termasuk ke dalam benda yang tak berwujud Pasal 503 KUHPerdata serta digolongkan kepada Hak Pasal499 KUHPerdata. Yang dimaksud dengan gadai saham dalam hal ini adalah penyerahan saham oleh seseorang debitur kepada seorang kreditur yang mengakibatkan kreditur mempunyai hak dan kewenangan atas saham tersebut guna menjamin pelunasan suatu hutang debitur kepada kreditur terlebih dahulu dari kreditur-kreditur lain. Tujuan dari gadai saham adalah sebagai jaminan tambahan atas kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2668KEPDIR Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 71 tanggal 7 September 1993, saham dapat dipergunakan sebagai jaminan kredit dan peraturan tersebut juga menetapkan bahwa bank diperbolehkan untuk memberikan kredit dengan agunan tambahan berupa saham yang telah terdaftar di Bursa Efek. Dengan adanya gadai atas saham tersebut maka muncul hak dan kewajiban baik dari pemberi gadai saham dan penerima gadai saham seperti yang penulis telah jelaskan pada Bab II dari skripsi ini. Skripsi ini menitikberatkan kepada hak- hak yang beralih kepada penerima gadai saham. Untuk menjamin hak-hak penerima gadai, maka pada saat ditandatanganinya perjanjian gadai saham lazimnya dimintakan jaminan dari pemberi gadai. Jaminan itu meliputi pernyataan dari pemberi gadai bahwa: 1. Saham-saham adalah milikhak yang sah pemberi gadai sendiri; 2. Pemberi gadai berhak untuk menerima pembayaran deviden atas saham-saham; 3. Saham-saham tidak pernah dan tidak akan diberikan sebagai jaminan secara bagaimanapun kepada pihak lain; 4. Pemberi gadai tidak pernah dan tidak akan melalaikan kewajibannya untuk membayar pajak atau pungutan berupa Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 72 apapun juga dan untuk segala kewajiban lainnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia; 5. Harga saham sudah disetor penuh; 6. Pemberi gadai berhak untuk menggadaikan saham kepada pihak yang dijamin dan untuk membuat perjanjian gadai ini telah diperoleh persetujuan yang disyaratkan anggaran dasar PT debitur dan peraturan perundangan yang berlaku; 7. Daftar pemegang saham PT yang diserahkan kepada kreditur adalah daftar yang sah dan bukti tentang kedudukan para pemegang saham dan susunan persahaman. Maksud dari Hak-hak yang beralih kepada penerima gadai saham adalah hak-hak pemberi gadai atas saham yang digadaikan, yang beralih kepada penerima gadai saham. Seperti yang telah dijelaskan dalam skripsi ini di Bab III perihal saham maka berdasarkan Klasifikasi Saham, saham memberikan hak-hak tertentu kepada pemiliknya. Saham biasa menurut Pasal46 ayat 3 UUPT adalah suatu saham yang memberikan kepada pemiliknya hak-hak sebagai berikut: 1. Hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS; 2. Hak Menerima pembagian deviden; 3. Hak menerima sisa kekayaan dalam proses likuidasi. Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 73 Dari hak-hak tersebut, skripsi ini menitikberatkan pada Hak untuk menerima pembayaran deviden atas saham-saham serta hak menerima hasil likuidasi perusahaan, Hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS yaitu hak menghadiri RUPS serta hak untuk mengeluarkan suara. Pasal 1158 ayat 1 KUHPerdata menyatakan bahwa jika suatu piutang digadaikan, sedangkan piutang ini menghasilkan bunga, maka si berpiutang boleh memperhitungkannya dengan bunga yang harus dibayarkan kepadanya. Apabila piutang dan bunga dalam pasal tersebut di atas diartikan masing-masing sebagai saham dan deviden, maka dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerima gadai saham dapat mengambil sendiri deviden saham tersebut dengan kewajiban memperhitungkannya dengan bunga yang harus dibayar oleh si berutang kepadanya. Maksudnya yaitu, deviden atas saham tersebut tidak boleh menjadi keuntungan bagi si penerima gadai dan merugikan pemberi gadai. Dalam perjanjian gadai saham dapat dibuat janji bahwa penerima gadai dapat melaksanakan hak tagihan yang terkait dalam pemilikan saham, misalnya hak untuk menerima deviden dan balans likuidasi dari PT yang bersangkutan. Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 74 Penyerahan deviden mulai berlaku jika deviden sudah ada, pada waktu perjanjian gadai dibuat atau baru berlaku jika ada wanprestasi dalam hal pelunasan hutang di pihak debitur atau pemberi gadai. Penyerahan hak atas deviden oleh pemberi gadai kepada penerima gadai dilakukan dengan cessie yang harus sesuai dengan Pasal 613 ayat 1 dan 2 untuk saham atas nama, dan Pasal613 ayat 3 untuk saham atas tunjuk. Pasal 613 KUHPerdata menyatakan sebagai berikut: 1. Penyerahan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak berwujud lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau di bawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain. 2. Penyerahan yang demikian bagi si berhutang tiada akibatnya, melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya, atau secara tertulis disetujui dan diakuinya. 3. Penyerahan tiap-tiap piutang karena surat atas bawaatas tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat itu. Mengenai hak untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Undang-undang menentukan bahwa setiap pemegang saham, mempunyai hak suara dalam RUPS. Dalam hal saham atas nama, maka nama yang tertulis dalam surat saham dan Daftar Pemegang Saham, maka dialah yang disebut sebagai pemilikpemegang saham. Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 75 Dalam hal gadai saham atas nama maka saham tersebut tetaplah atas nama si pemberi gadai debitur atau pemegang saham. Tidak mungkin terjadi bahwa dalam gadai saham, nama pemegang saham atas nama dirubah menjadi nama orang lain. Kalau terjadi perubahan nama dalam saham atas nama, berarti dalam hal ini telah terjadi pengalihan hak atas saham misalnya jual beli, warisan dan lain-lain. Dalam gadai saham, tidak terjadi pergantian pemilikpemegang saham ataupun pengalihan hak atas saham. Gadai saham hanyalah sebagai lembaga jaminan kebendaan. Dengan demikian, tetaplah bahwa hak suara dalam RUPS berada di tangan debiturpemberi gadai saham, tidak beralih kepada pemegang gadai sahamkreditur. Ditinjau dari segi hak kebendaan dan hak perorangan, maka hak suara pemegang saham dalam RUPS dapat termasuk ke dalam lingkup hak Kebendaan dan hak perorangan. Salah satu sifat hak kebendaan adalah terus mengikuti bendanya, ke tangan siapapun hak atas benda tersebut beralihberpindah droit de suite. Demikian juga hak suara pemegang saham, tetap ada mengikuti saham tersebut, kepada siapapun hak atas saham tersebut berpindah. Hak perorangan, yaitu semua hak yang timbul karena adanya hubungan perutangan. Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 76 Sedangkan perutangan timbul dari perjanjian, Undang-undang dan lain-lain. 53 Hak atas saham adalah hak yang timbul karena hubungan perutangan dan hak suara dalam RUPS yang dipunyai pemegang saham adalah hak yang timbul karena ditentukan oleh Undang-undang Pasal 54 KUHD. Hak suara adalah hak pemegang saham yang hanya berlaku antara pemegang saham dengan perseroan yang bersangkutan dalam hal diadakannya RUPS. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hak suara dalam RUPS adalah hak yang termasuk ke dalam hak perorangan pemegang saham persoonlijke aandeelhoudersrechten. 54 Dalam hal gadai saham atas tunjuk, maka nama pemegang saham tidak akan ditulis dalam surat saham. Nama pemegang saham hanya pemegang saham pertama kali hanya ditulis dalam Daftar Pemegang Saham. Untuk selanjutnya pemegang saham berikutnya apabila terjadi pengalihan hak atas saham tunjuk tidak akan dicatat lagi dalam Daftar Pemegang Saham. Dengan begitu, setiap pemegang saham atas tunjuk, 53 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda Yogyakarta: Liberty, 1981, hal.24. 54 Fred. B.G. Tumbuan, “Beberapa Catatan Mengenai Gadai Saham dan Fiducia Saham ,” dalam majalah Hukum dan Pembangunan, Tahun VIII, No.1, Januari 1978, hal.537. Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 77 oleh Undang-undang dianggap sebagai pemilik sah dari saham atas tunjuk tersebut, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya. Di atas tadi telah disebutkan bahwa dalam hal gadai saham, tidak terjadi pengalihan hak atas saham. Gadai saham hanyalah sebagai lembaga jaminan kebendaan. Dengan demikian maka tetaplah berlaku bahwa hak suara dalam gadai saham atas tunjuk tetap ada di tangan si pemegang saham debitur atau pemberi hak gadai. Permasalahan yang timbul adalah, bagaimana caranya pemegang saham atas tunjuk atau pemberi hak gadai menjalankan hak suaranya dalam RUPS, sementara surat saham atas tunjuk berada di tangan penerima gadai kreditur? Untuk pemegang saham atas tunjuk pertama kali, yang menggadaikan saham atas tunjuknya kepada pihak lain, tidak sulit untuk melaksanakan hak suara dalam RUPS, karena namanya jelas tercantum dalam Daftar Pemegang Saham. Jadi Daftar Pemegang Saham ini dapat digunakan untuk menghadiri RUPS dan memberikan hak suara. Akan tetapi, kalau yang menggadaikan saham atas tunjuk adalah bukan pemegang saham atas tunjuk yang pertama kali berarti namanya tidak akan dicatat dalam Daftar Pemegang Saham, sementara surat saham atas tunjuk berada di tangan Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 78 kreditur pemegang gadai, bukti apa yang akan dia gunakan untuk memberikan hak suara dalam RUPS?. Hal tersebut dapat diperjanjikan dalam perjanjian gadai bahwa bilamana pemegang sahampemberi gadai sewaktu-waktu memerlukan surat saham atas tunjuk yang digadaikan untuk digunakan sebagai bukti menghadiri RUPS dan memberikan hak suara, maka pemegang gadai wajib menyerahkan surat saham atas tunjuk kepada pemberi gadai untuk jangka waktu yang cukup sekadar menghadiri RUPS, dan setelahnya harus dikembalikan lagi oleh pemberi gadai kepada pemegang gadai. Pada prakteknya, berdasarkan akta perjanjian gadai saham memuat pemberian kuasa kepada kreditur dari debitur pemilik saham: a. Untuk dan atas nama kreditur sendiri tetapi atas biaya debitur, mengasuransikan saham untuk kondisi serta harga yang ditetapkan kreditur sendiri b. Untuk menerima pembayaran deviden yang dihasilkan saham-saham yang dijaminkan itu, yang dianggap sebagai pembayaran cicilan dari hutang-hutang debitur kepada kreditur, apabila saham-saham yang dijaminkan menghasilkan deviden Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 79 c. Untuk mewakili para pemegang saham mengeluarkan suara- suara dalam Rapat Umum maupun luar biasa dari perseroan yang mengeluarkan saham-saham yang dijaminkan tersebut, apabila dengan saham-saham yang dijaminkan tersebut dapat dipergunakan sebagai tanda bukti untuk memberikan suara. Suara yang diberikan kreditur berdasarkan kuasa yang diberikan pemberi gadai dan yang sesuai dengan anggaran dasar PT berkaitan, adalah sah. Gadai saham biasanya diberikan oleh para pemegang saham untuk menjamin pembayaran hutang PT bersangkutan. Dengan demikian biasanya semua atau mayoritas pemegang saham membuat perjanjian gadai saham dan menyetujui semua persyaratan pemberian gadai dan tidak berhak menolak kehadiran dari pemberian suara dalam RUPS oleh kreditur yang dilakukan sesuai perjanjian dasar gadai dan anggaran dasar PT. Demikian pula halnya dengan pimpinan RUPS, demi kepentingan PT sebagai debitur. Analisis perjanjian..., S. Supasti Wulandari, FH UI, 2007 80

B. Prosedur Eksekusi Barang Jaminan Gadai Dapat Dilakukan