Kriteria Inklusi dan Eksklusi Pemeriksaan Laboratorium

Menurut rumus diatas maka diperlukan sampel dan kontrol sebanyak : n1= n2 = 2. 1,49 2 . 1,96 + 1,282 2 2 2 = 11,6 = 12 sampel

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1 Kriteria Inklusi 1. Bersedia ikut dalam penelitian. 2. Penderita sindroma metabolik sesuai dengan kriteria menurut IDF 2005, sebagai pembanding pada penderita yang obesitas IMT ≥ 25 kgm 3. Pasien dengan usia 30 – 60 tahun 2 3.5.2 Kriteria Eksklusi 1. Tidak mau ikut serta dalam penelitian ini 2. Pasien yang sedang menggunakan obat anti trombosit aspirin, clopidogrel, dll 3. Perokok 4. Penderita – penderita yang secara klinis terbukti adanya penyakit jantung. Universitas Sumatera Utara

3.6 Bahan dan Cara Kerja

3.6.1 Bahan Yang diperlukan

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah darah EDTA, darah sitrat dan darah tanpa antikoagulan.

3.6.2 Anamnese dan Pemeriksaan Fisik

Terhadap semua pasien yang bersedia ikut dalam penelitian dilakukan: a. Anamnese dan pencatatan umur, jenis kelamin, riwayat merokok, riwayat keluarga menderita diabetes, hipertensi, infark miokard, riwayat penggunaan obat, serta aktifitas fisiknya. b. Pengukuran Tinggi Badan cm dengan menggunakan pengukur tinggi badan, kemudian subjek diminta melepaskan alas kaki sepatusandal, dan topi. Subjek berdiri tegak dengan posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, bokong dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang. Pandangan lurus kedepan dan tangan dalam posisi bergantung bebas. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma. c. Pengukuran berat badan kg menggunakan timbangan merk camry. Letakkan timbangan di lantai yang rata, subjek diminta membuka alas kaki, jaket, dan tali Universitas Sumatera Utara pinggang, serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci dan lain-lain, kemudian subjek diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang tapi tidak menutupi jendela baca. Minta subjek bersikap tenang tidak bergerak-gerak dan kepala tidak menunduk memandang lurus kedepan. d. Pengukuran tekanan darah dengan alat sphygmomanometer nova, dimana pasien dibaringkan selama 5 menit kemudian dipasang manset pada lengan kanan dan dilakukan pengukuran sebanyak 2 kali dan diambil nilai reratanya. e. Pengukuran lingkar pinggang dengan pita pengukur merk buterfly tanpa ada penghalang seperti tali pinggang, korset dalam keadaan akhir ekspirasi dengan posisi berdiri tegak tanpa alas kaki dengan jarak kedua tungkai 20-25 cm. Pengukuran dilakukan melingkar pertengahan antara puncak krista iliaca dan tepi bawah kosta terakhir. Hasil pengukuran dinyatakan dengan sentimeter. Pengukuran yang benar di lakukan dengan menempelkan pita pengukur di atas kulit langsung. Pengukuran di atas pakaian sangat tidak dibenarkan. Universitas Sumatera Utara

3.6.3 Pengambilan dan Pengolahan Sampel

Darah subjek diambil setelah subjek berpuasa selama 10-12 jam sebelumnya . Dilakukan tindakan flebotomi pada vena mediana cubiti sejumlah 12 mL darah vena yang diambil dan dibagi kedalam 3 tabung sodium sitrat 3,2 2,7 mL, satu tabung serum 2 mL dan satu tabung K2EDTA 2 mL. Tempat vena terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70 dan dibiarkan kering.

3.7 Pemeriksaan Laboratorium

Untuk pengukuran KGDP, TG, HDL-C, dilakukan segera setelah sampel terkumpul. Sedangkan untuk pengukuran agregasi trombosit dilakukan dengan segera. 3.7.1.1 Pemeriksaan Darah lengkap Dengan alat automatic cell counting Sysmex XT 2000i. Bahan sampel darah EDTA. Prinsip pemeriksaan flowcytometri.

3.7.1.2 Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Pemeriksaan dilakukan dengan metode enzimatik heksokinase dengan alat Automatic Cobas 6000 C 501. Panjang gelombang 340 nm. Sampel stabil : 8 jam pada suhu 20 – 25 pada suhu 4 – 8 C, 72 jam C Universitas Sumatera Utara

3.7.1.3 Pemeriksaan Trigliserida

Pemeriksaan dengan metode enzimatik kolorimetrik, dengan alat Automatic Cobas 6000 C 501. Panjang gelombang 512 nm. Sampel stabil : 7 hari pada 4 C, 3 bulan pada -20 Beberapa tahun -70 C,

3.7.1.4 Pemeriksaan HDL-C

C Pemeriksaan dengan metode enzimatik kolorimetrik, dengan alat Automatic Cobas 6000 C 501. Panjang gelombang 583 nm. Sampel stabil : 7 hari pada suhu 2-8 suhu - 70 C, 30 hari pada C, 7-14 hari pada suhu -20

3.7.1.5 Pemeriksaan Agregasi Trombosit

C Menggunakan alat Platelet Aggregometer AggRam Analyzer Helena. Persentase aggregasi trombosit diperiksa menggunakan light transmission aggregometre LTA AggRAM Helena Laboratories yang menggunakan prinsip turbidimetri. Tiga tabung 9 mL darah sodium sitrat 3,2 dengan perbandingan 9 bagian darah dengan 1 bagian antikoagulan dihomogenkan perlahan sebanyak 4 kali lalu diputar dengan kecepatan 500 rpm selama 10 menit. Bagian supernatan yang merupakan PRP dipindahkan Universitas Sumatera Utara dengan hati – hati hindari terkena bagian buffy coat ke cuvette, ditutup rapat, dan didiamkan selama 15-30 menit untuk menunggu trombosit dalam posisi istirahat. Pengolahan sampel 1. Platelet Rich Plasma PRP Darah sitrat disentrifus 500 rpm selama 10 menit. Plasma yang diperoleh adalah PRP, kemudian dipindahkan ke dalam tabung plastik tertutup. Hindarkan kontaminasi oleh leukosit maupun eritrosit. Jumlah trombosit PRP harus 200.000 – 300.000uL. 2. Platelet Poor Plasma PPP Sisa darah dalam tabung sitrat yang telah dipisahkan PRP-nya, disentrifus lagi 4000 rpm selama 15 menit. Plasma yang diperoleh adalah PPP. 3. PRP dan PPP baik pada pemutaran maupun penyimpanan dilakukan pada suhu kamar antara 15 – 30 4. Pemeriksaan agregasi dilakukan sesudah 30 menit dari persiapan PRP. Untuk menghindari bias, seluruh pemeriksaan harus sudah selesai dikerjakan dalam waktu 60 menit, karena trombosit menjadi reaktif bila dibiarkan lebih dari 2 jam. C

3.8 Pemantapan Kualitas