Kesimpulan Saran 20151130110308401690497565bca7c81f01 20151130110902 LAKIP PTBNA 2012 opt

52

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP Tahun 2012 pada Pengadilan Tinggi Tipikor Banda Aceh tersebut di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya : 1. Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi TUPOKSI, baik Adaministrasi Teknik yustisial maupun Administrasi Kesektariatan pada umumnya cukup berhasil dengan baik, kendatipun masih ada kelemahan dan kekurang sempurnaannya. 2. Pelaksanaan DIPA Tahun Anggaran 2012, Dana yang disediakan secara keseluruhan sudah terserap sebesar 98.39 , outcamenya sudah terlaksanaterpenuhi sesuai dengan Targetsasaran dan laporan Keuangan Bulanan, triwulan, Semister dan Tahunan telah dilaksanakan sesuai dengan jawal Pelaporan. 3. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi TUPOKSI Sub. Bag. Kepegawaian Pengadilan Tinggi Tipikor Banda Aceh antara lain: Pengusulan Kenaikan Pangkat, Jabatan, MutasiPindah Tugas, Pensiun dan sebagainya bagi Hakim dan Pegawai Negeri Sipil dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Tipikor Banda Aceh untuk tahun 2012 telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. 4. Dalam proses penyelesaian setiap perkara yang masuk dilakukan dengan 2 dua proses: Proses Administrasi Perkara dan Proses Pemeriksaan Perkara, dimulai dari penerimaan, pencatatan, penyusunan jadwal persidangan, penyerahan berkas perkara kepada hakim, panitera pengganti termasuk juga para pihak. Jumlah Perkara Pidana yang masuk pada Pengadilan Tinggi Tipikor Banda Aceh tahun 2012 sebanyak 204 perkara sedangkan jumlah perkara perdata yang masuk sebanyak 97 perkara. 53

B. Saran

1. Perlu peningkatan komitmen bersama untuk menerapkan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah SAKIP, sebagai instrument control yang objektif dan transpraran dalam mengelola sarana dan prasarana serta keterampilan Sumber daya manusia untuk peningkatan penyelesaian perkara pada seluruh tingkat peradilan di empat lingkungan peradilan. 2. LAKIP sebagai akhir dari SAKIP dapat dioptimalisasi pemanfaatan LAKIP sebagai alat evaluasi kinerja bagi masing-masing unit Eselon I, II maupun instansi. 3. Adanya penghargaan dan sanksi dalam melakukan proses pemanfaatan LAKIP, merupakan instrument objektif yang tidak berpihak. 4. Kelayakan LAKIP sebagai instrument punish and reward merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan dari kesempurnaan instrument lainnya renstra, indikator kinerja utama, penetapan kinerja dan evaluasi LAKIP yang harus optimal. 5. Keterbukaan didalam memberikan data untuk penyusunan LAKIP. 54

A. STRUKTUR ORGA