20151130110308401690497565bca7c81f01 20151130110902 LAKIP PTBNA 2012 opt

(1)

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh

Tahun 2012

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh

Tahun 2012

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh

Tahun 2012


(2)

i

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, telah tersusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2012 Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh. Selain dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), yang dituangkan dengan Surat Edaran Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Negara Nomor : 29 Tahun 2010 tertanggal 31 Desember 2010 yang kemudian di tindaklanjuti dengan surat Sekretaris Mahkamah Agung RI No : 676-1/SEK/KU.01/XII/2012 tanggal 20 Desember 2012 tentang penyampaian lakip tahun 2012 dan dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh merasa bertanggung jawab untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagaimana tersebut diatas, sehingga program kerja dan capaian kinerja yang di tetapkan dapat dilaksanankan dengan baik.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh, selain memenuhi agenda reformasi birokrasi merupakan suatu kewajiban pertanggungjawaban Akuntabilitas Lembaga, merupakan suatu perwujudan tanggung jawab, transparansi dan menyangkut suatu bentuk Akuntabilitas dari suatu lembaga, agenda reformasi birokrasi dilingkungan Lembaga Peradilan, yang pada akhirnya dapat menciptakan pemerintah yang baik (good governance). Sasaran pokoknya adalah penyelenggaraan Peradilan yang professional, transparan, akuntabel, bersih dan bebas KKN, semangat pelayanan dan pertanggung jawaban public, serta integritas pengabdian di bidang penegakan keadilan untuk mencapai visi dan misi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh.


(3)

ii

menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan akuntabilitas ini pada dasarnya merupakan laporan pelaksanaan kegiatan dan sebagai acuan dalam rencana kinerja yang akan diwujudkan pada setiap tahunnya. LAKIP tahun 2012 ini diharapkan lebih menggambarkan adanya transparansi dan akuntabilitas di lingkungan Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh.

Pada akhirnya dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dari Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu tersusunnya LAKIP ini.

Banda Aceh, Januari 2013 KETUA PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH

H. SUMANTRI, SH. MH NIP. 19500902 198012 1 001


(4)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tugas dan Fungsi ... 2

C. Sistematika Penyajian ... 13

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. Rencana Strategis ... 15

1. Visi dan Misi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh ... 15

2. Tujuan dan Sasaran Strategis ... 18

B. Sumber Daya Manusia Yudisial dan Nonyudisial... 25

C. Matrik Sasaran Strategis Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh ... 28

D. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh ... 32

E. Rencana Kinerja Tahunan Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh Tahun 2012... 35

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja ... 38


(5)

iv

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran-saran ... 43

BAB V LAMPIRAN A. STRUKTUR ORGANISASI ... 54

B. RENCANA STRATEGIS 2010-2014 ... 55

C. RENCANA KERJA TAHUNAN 2013... 56

D. INDIKATOR KINERJA UTAMA ... 57

E. SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH ... 58


(6)

BAB I PENDAHU LUAN

A. Latar Belakang

Mahkamah Agung kini sedang melakukan pembaruan cetak biru (blue print) Mahkamah Agung untuk masa 25 tahun mendatang. Cetak Biru ini akan dicapai melalui 5 rencana dan strategi hingga tahun 2030. Dalam kegiatan ini, Mahkamah Agung akan merumuskan Visi dan Misi baru. Visi Mahkamah Agung yang kini telah ditetapkan adalah terwujudnya badan peradilan yang agung. Dalam visi ini tergambar arah pencapaian peradilan Indonesia yang modern, bertanggung jawab, kredibel. Sedangkan Misi Mahkamah Agung adalah menjaga kemandirian badan peradilan, memberikan pelayanan hukum, meningkatkan kualitas pimpinan badan peradilan dan mewujudkan kredibilitas dan transparansi lembaga peradilan”

Sebagaimana ditegaskan dalam Cetak Biru (blue print) pembaruan Mahkamah Agung RI bahwa VISI Mahkamah Agung adalah “terwujudnya badan peradilan yang agung”. Dalam visi ini tergambar arah pencapaian peradilan Indonesia yang modern, bertanggung jawab, kredibel. Sedangkan Misi Mahkamah Agung adalah menjaga kamandirian badan peradilan, memberikan pelayanan hukum, meningkatkan kualitas pimpinan badan peradilan dan mewujudkan kredibilitas dan transparansi lembaga peradilan.

Dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh merespon perkembangan dan perubahan dalam (pembaruan) agar dinamika lembaga peradilan dapat memenuhi tuntutan peran institusional kekuasaan kehakiman yang profesional, berintegritas dan bermartabat. Tuntutan ini menyangkut perubahan pola pandang ,prilaku, dedikasi aparatur, kelengkapan sarana / prasarana dan evaluasi.

Untuk mencapai visi, misi dan merespon perkembangan perubahan dan tuntutan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), untuk arah kebijakan umum


(7)

Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh tertuju kepada peningkatan kemampuan, ketrampilan aparatur melalui penyelenggaraan Sosialisasi, workshop, seminar, publikasi, diklat,bintek, peningkatan sarana dan prasarana, penunjang pelaksanaan tugas, peningkatan pembinaan dan pengawasan internal.

B. Tugas dan Fungsi Tugas :

Tugas Pokok dan Kewenangan Pengadilan tinggi. Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang :

Pengadilan Tinggi sebagai badan yang melaksanakan dan kekuasaan kehakiman, adalah merupakan Pengadilan negara tingkat banding di peradilan, dalam melaksanakan tugasnya, terlepas dari pengaruh Pemerintah dan luar lain, serta melakukan suatu pengawasan ditingkat seluruh satker yang berada di wilayah Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh.

Fungsi

Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh sebagai lembaga peradilan di tingkat banding di Wilayah Propinsi Aceh fungsi utama lembaga yaitu :

A. Fungsi Peradilan

1) Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh merupakan pengadilan tingkat Banding di wilayah Propinsi Aceh bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan Banding untuk menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah Aceh diterapkan secara adil dan benar.

2) Disamping tugasnya sebagai Pengadilan tingkat Banding, Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh memeriksa dan memutus pada tingkat pertama.

B. Fungsi Pengawasan

1) Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di tingkat pertama dengan tujuan agar peradilan yang


(8)

3

dilakukan pengadilan-pengadilan ditingkat pertama diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan dalam memeriksa dan memutus perkara.

2) Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh juga melakukan pengawasan Terhadap pekerjaan pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperluka n tanpa mengurangi kebebasan Hakim-Hakim.

Adapun tugas dan fungsi bagan organisasi Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh meliputi :

Tugas Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh 1. Mengkoordinir Manajemen Peradilan, meliputi :

Program Kerja, pelaksanaan/ pencapaian target, pengawasan/ pembinaan, evaluasi kegiatan, pembagian tugas antara Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor dan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.

2. Mengkoordinir Administrasi Perkara, meliputi :

Penerimaan perkara, penerimaan Permohonan banding, penerimaan permohonan Kasasi, penerimaan permohonan Peninjauan kembali, penerimaan permohonan Grasi/remisi, Keuangan perkara, Pemberkasan perkara dan Kearsipan, Pelaporan.


(9)

4

Sistem pembagian perkara dan penentuan Majelis Hakim, ketepatan waktu pemeriksaan dan penyelesaian perkara, minutasi perkara, pelaksanaan putusan (eksekusi).

4. Mengkoordinir Administrasi Umum, meliputi :

Kepegawaian, Keuangan, Umum (inventaris, perpustakaan, tertib Persuratan, tertib Perkantoran).

5. Mengkoordinir Kinerja Pelayanan Publik, meliputi :

Pengelolaan manajemen, mekanisme pengawasan, kepemimpinan, pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan kerohanian / keagamaan, pemeliharaan / perawatan inventaris, ketertiban, kedisplinan, ketaatan, kebersihan dan kerapian. Kecepatan dan ketepatan penanganan perkara. Penanganan pengaduan masyarakat.

Tugas Wakil Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh 1. Mengkoordinir Pengawasan intern.

2. Menunjuk Hakim dalam perkara Perdata dan Pidana

3. Membantu / mewakili Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor dalam pelaksanaan tugas Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor dalam bidang tugas Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor.

Tugas Hakim Tinggi a. Perkara Perdata

1. Menerima berkas perkara dari kepaniteraan perdata untuk dipelajari dan bermusyawarah dengan Majelis untuk menetapkan hari sidang.

2. Terlebih dahulu mengupayakan perdamaian diantara para pihak yang berperkara melalui Mediasi.

3. Melakukan pemeriksaan perkara di Persidangan sesuai ketentuan Hukum acara yang berlaku.


(10)

5

4. Menetapkan perlu tidaknya meletakkan Sita jaminan, memeriksa saksi Ahli atau pemeriksaan setempat.

5. Bertanggung jawab atas perbuatan dan kebenaran berita acara persidangan dan menandatanganinya sebelum sidang berikutnya.

6. Mengemukakan pendapat dalam musyawarah sebelum putusan.

7. Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap sebelum diucapkan dipersidangan.

8. Memantau pelaksanaan administrasi perkara pasca putusan seperti minutasi, pengiriman berkas dalam hal perkara banding / kasasi.

9. Mempelajari dan mendiskusikan secara berkala kepustakaan hukum yang sedang berkambang, seperti hasil rakernas/rakerda maupun buku-buku yang diterima dari Mahkamah Agung RI.

b. Perkara Pidana

1. Menerima berkas perkara dari Kepaniteraan untuk dipelajari dan memusyawarahkan dengan Majelis guna menetapkan hari sidang.

2. Dalam hal terdakwa ditahan menetapkan perlu tidaknya mengeluarkan penetapan penahanan lanjutan, menangguhkan penahanan atau merubah jenis penahanannya.

3. Melaksanakan pemeriksaan perkara di persidangan sesuai dengan ketentuan Hukum acara yang berlaku.

4. Bertanggung jawab atas perbuatan dan kebenaran berita acara persidangan dan menandatanganinya sebelum sidang berikutnya.

5. Mengemukakan pendapat dalam musyawarah sebelum putusan.

6. Menyiapkan dan memaraf Naskah perkara putusan lengkap sebelum diucapkan.


(11)

6

8. Memantau pelaksanaan Administrasi perkara pasca putusan seperti minutasi, pengiriman berkas dalam hal perkara Banding.

9. Dalam hal terdakwanya anak-anak (peradilan anak) menghubungi BISPA dan orang tua terdakwa agar menghadiri persidangan.

10. Secara berkala ikut serta dalam forum pertemuan antar Penegak Hukum (Diljapol).

11. Mempelajari dan mendiskusikan secara berkala Kepustakaan Hukum yang sedang berkala, seperti hasil Rakernas / Rakerda maupun buku-buku yang diterima dari Mahkamah Agung RI.

c. Bidang Administrasi dan Pengawasan

Melakukan Pengawasan yang ditugaskan Ketua Pengadilan untuk mengamati apakah tugas penyelenggaraan Administrasi perkara dan administrasi Umum (sesuai tugas pengawasan bidang masing-masing) telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dalam melaporkannya kepada pimpinan pengadilan.

Tugas Panitera/ Sekretaris a. Bidang Teknis Peradilan

1. Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan dikepaniteraan.

2. Mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti.

3. Menerima serta membuat daftar semua perkara, permohonan dan pendaftaran badan hukum yang diterima di kepaniteraan.

4. Memantau pelaksanaan Program kerja, pelaksanaan dan laporan pertanggung jawaban DIPA.

5. Mengevaluasi proses penyelesaian administrasi Perkara dan administrasi Umum.


(12)

7

6. Melakukan penunjukan Panitera Pengganti untuk mengikuti sidang.

7. Melaksanakan panggilan-panggilan, menyampaikan surat-surat exploit atas perintah Ketua Pengadilan.

b. Bidang Administrasi Umum Peradilan

1. Mengatur tugas Wakil Sekretaris, para Kepala Urusan baik Umum, Kepegawaian dan Keuangan.

2. Menyusun rencana kerja Panitera / Sekretaris Pengadilan Tinggi/ Tipikor.

3. Melakukan penilaian dan pengesahan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

4. Mengkoordinasikan pengelolaan Anggaran DIPA Pengadilan Tinggi/ Tipikor sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku dan mengkoordinasikan pengelolaan Anggaran Pembangunan.

5. Melakukan pengendalian Administrasi umum dalam lingkungan Pengadilan Tinggi/ Tipikor.

6. Menguasai bagian Anggaran dan kewajiban, mengetahui semua penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan APBN serta berkewajiban membuat evaluasi dan pelaporan kepada Sekretaris Mahkamah Agung RI.

Tugas wakil Panitera

1. Membantu tugas Panitera /Sekrataris untuk secara langsung membina, meneliti dan mengawasi pelaksanaan tugas administrasi perkara, antara lain Ketertiban dalam mengisi buku register perkara, membuat laporan periodik dan lain-lain. 2. Melaksanakan tugas Panitera/ Sekretaris apabila Panitera/ Sekretaris

berhalangan.

3. Melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya.


(13)

8

Tugas Wakil Sekretaris

1. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Kepegawaian, Keuangan serta Perlengkapan dan kerumahtanggaan dalam rangka memberikan pelayanan administratif dan penyediaan service pendukung kelancaran pelaksanaan Tupoksi dalam lingkungan Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

2. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh dan seluruh Satker dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.

3. Mengkoordinir pelaksanaan Laporan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN).

4. Melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Pejabat Pembuat Komitmen. 5. Melaksanakan tugas Kesekretariatan.

6. enyusun Rencana Kegiatan Tahunan Kesekretariatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Anggaran tahun berjalan.

7. Membantu pelaksanaan fungsi monitoring dan pengendaliaan pelaksanaan Anggaran jajaran peradilan dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.

8. Melaksanakan pengawasan melekat (waskat) terhadap Sub Bagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian.

Tugas Panitera Muda Pidana

1. Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara pidana.


(14)

9

3. Penyampaian berkas perkara dan surat-surat terkait dengan perkara kepada majelis

4. Pelaksanaan pemberkasan perkara

5. Pengiriman berkas perkara ke pengadilan negeri 6. Penyerahan berkas perkara banding untuk diarsipkan 7. Pembuatan konsep-konsep laporan perkara pidana

8. Bertanggung jawab atas keseluruhan penyelesaian tugas kepaniteraan pidana.

Tugas Panitera Muda Perdata 1. Pelaksanaan registrasi perkara

2. Penyampaian berkas perkara dan surat-surat terkait dengan perkara kepada majelis

3. Pelaksanaan pemberkasan perkara

4. Pengiriman berkas perkara kepada pengadilan negeri 5. Penyerahan berkas perkara banding untuk diarsipkan 6. Pelaksanaan administrasi keuangan perkara

7. Penyerahan penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP ) kepada Bendahara Penerima

8. Pembuatan konsep-konsep laporan perkara perdata

9. Bertanggung jawab seluruh pelaksanaan tugas Kepaniteraan perdata.

Tugas Panitera Muda Hukum

1. Pembuatan konsep-konsep laporan perkara pidana dan perdata; 2. Pengiriman laporan-laporan setiap awal bulan ke Mahkamah Agung RI; 3. Pembuatan Statistic perkara Pidana dan Perdata;

4. Menangani Surat Pengaduan;

5. Penyusunan dan pemeliharaan arsip perkara; 6. Mengkoordinir dan mengevaluasi laporan;


(15)

10

7. Mengkoordinir kearsipan berkas perkara;

8. Bertanggung jawab seluruh pelaksanaan tugas kepaniteraan Hukum.

Tugas Panitera Pengganti Membantu Hakim dalam Hal :

1. Menerima berkas perkara pidana/perdata dari Hakim;

2. Mengetik Vonis Pidana/ Perdata, selanjutnya diserahkan kepada Hakim untuk dikoreksi atau menandatangani;

3. Legalisir oleh Panitera/ Wakil Panitera;

4. Menyerahkan kepada Panitera Muda Pidana/ Perdata.

Tugas Sub Bagian Keuangan 1. Perencanaan Anggaran

- Membuat dan menyusun Usul RKA-KL dan Data dukung Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh untuk disampaikan/ kirim ke Biro Perencanaan Mahkamah Agung RI

- Menghimpun Backup Usul RKA-KL Pengadilan Negeri se Provinsi Aceh untuk disampaikan/kirim ke Biro Perencanaan Mahkamah Agung RI 2. Administrasi Keuangan

- Membuat Surat Keputusan Pendelegasian Wewenang Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh Tentang Penunjukan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama (Ketua Pengadilan Negeri) se Provinsi Aceh sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, setelah menerima SK dari Mahkamah Agung RI

- Membuat Surat Keputusan Pendelegasian Wewenang Ketua Pengadilan Tinggi Banda Aceh Tentang Penunjukan Panitera/ Sekretaris Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) setelah menerima SK dari Mahkamah Agung RI.


(16)

11

- Membuat Surat Keputusan Panitera Sekretaris Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh Tentang Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pembuat/ Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan dan Staf Pengelolaan Keuangan serta Penunjukan Tenaga Honorer (SATPAM, Supir, Clearning Servis dan Operor IT).

- Membuat dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM) 3. Pelaksanaan Anggaran DIPA

a. DIPA Badan Urusan Administrasi

• Belanja Gaji, kegitan meliputi : Membuat Gaji Induk, Gaji susulan, Uang Makan, Uang Lembur, Gaji ke 13, Mengajukan usul Tunjangan Kinerja (Remunerasi) dan Pertanggung Jawaban.

• Belanja Barang, kegiatan meliputi : Permintaan Uang Persediaan (UP), Tambahan Uang Persediaan (TUP) dan SPM LS untuk Belanja Barang Operasional dan Belanja Non Operasional

• Menyetoran Pajak Pelaksanaan Anggaran DIPA dan PNBP ke Kas Negara

b. DIPA Direktoran Jenderal Badan Peradilan Umum

Pembinaan Penyelesaian Perkara

Aparatur yang mengikuti Bimbingan Teknis administrasi badilum.

4. Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan :

- Melaksanakan tertib Administrasi Pembukuan Bendahara Pengeluaran (Buku kas umum, Buku Pembantu Kas Tunai, Bank, Uang Persediaan, LS Bendahara, Pajak, Uang Muka Perjalanan Dinas, Kas lainnya ( Tunjangan Kenerja (Remunerasi) ) berdasarkan PMK No. 73/PMK.05/2008, PDP No. 47/PB/2009 dan Surat Ka BUA No. 08/BUA/I/2011.

- Melaksanakan tertib Administrasi Pembukuan Bendahara Penerima/ PNBP (Buku Kas Umum dan Buku Kas Pembantu) berdasarkan Surat Wakil


(17)

12

Ketua Mahkamah Agung RI No. 33/WKMA.N.Y/IX/2008 dan SK Sekretaris Mahkamah Agung RI No. 029/SEK/2010.

5. Pertanggungjawaban Laporan keuangan DIPA dan PNBP

Laporan Bulanan, Triwulan, Semister dan Tahunan pelaksanaan Dipa meliputi: o Laporan Sistem Akutansi Pengguna Anggaran (SAKPA)

o Laporan Realisasi Anggaran Dipa

o Laporan Pertanggung Jawaban Bendahara Pengeluaran o Laporan Bulanan dan Triwulan PNBP

o Laporan PP No.39 Tahun 2006 (Aplikasi Bappenas ) per Triwulan o Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

o Laporan Monitoring dan Evaluasi ( Monev dan E-Monev)

o Laporan TEP (Tim Evaluasi Penyerapan Pelaksanaan Anggaran) 6. Pengawasan Anggaran

- Membuat Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Anggaran - Berita Acara Pemeriksaan Kas Bendahara Pengeluaran.

- Menyiapkan bahan dan hasil monitoring pelaksanaan Anggaran jajaran peradilan dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Banda Aceh.

Tugas Sub Bagian Kepegawaian

1. Pelaksanaan tugas pengololaan file-file kepegawaian

2. pelaksanaan administrasi kenaikan pangkat,usulan jabatan,Mutasi,Pensiun 3. Membuat Rekapitulasi absensi Hakim dan Pegawai

4. Melaksanakan dan membuat laporan hasil sidang Baperjakat 5. Pelaksanaan Penerimaan Calon Hakim dan CPNS

6. Membuat Bezetting dan D.U.K.

7. Membuat penetapan/ keputusan Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh 8. Memasukkan ke buku register penetapan dan surat keputusan.


(18)

13

10. Melaksanakan Pelantikan Pejabat Fungsional/ Struktural.

Tugas Sub Bagian Umum 1. Administrasi tata persuratan

a. Pengololaan Surat masuk b. Pengololaan Surat Keluar 2. Administrasi Perlengkapan

a. Pendataan Aset Barang Milik Negara

b. Pencatatan barang-barang Persediaan (ATK) c. Pembuatan Laporan Aset ke Sub Bagian Keuangan 3. Administrasi Perencanaan

a. Menghimpun data kebutuhan ATK

b. Menyusun Rencana Kerja dan Program Kerja

4. Membuat laporan yang ada hubungannya dengan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) dan menjawab surat-surat.

C. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya laporan akuntabilitas kinerja ini untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh dalam tahun 2012, dengan bentuk sajian seperti berikut :

KATA PENGANTAR

EXECUTIVE SUMMARY (IKHTISAR EKSEKUTIF) DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN, menguraikan latar belakang, tugas dan fungsi, serta sistematika penyajian.

BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA, terdiri dari rencana strategis 2010-2014, rencana kinerja tahunan 2012, dan perjanjian kinerja yaitu dokumen penetapan kinerja tahun 2012.


(19)

14

perbandingan antara target dan realisasi kinerja, dan analisis akuntabilitas kinerja tentang pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja.

BAB IV : PENUTUP, antara lain kesimpulan dan saran.

BAB V : LAMPIRAN, yaitu struktur organisasi, indikator kinerja utama, rencana kinerja tahun 2013, dan matriks rencana strategis 2010-2014, serta SK Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.


(20)

15

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Tinggi merupakan gambaran atau visionable dari kinerja dan rencana kerja kinerja lembaga Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh, yang lingkupnya dalam kurun waktu 5 tahunan sehingga dengan Rencana Strategis (Renstra) tahun 2010-2014 merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai sebagai sarana atau proses untuk tercapainya Visi, Misi, Tujuan, Sasaran yang telah ditetapkan organisasi yang dapat dijabarkan menjadi :

1. Visi dan Misi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh V i s i

Dengan sistem peradilan satu atap (one roof system) dari empat lingkungan Peradilan, maka Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh mempunyai Visi yang sama dengan Mahkamah Agung RI yakni: “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN YANG AGUNG”

Visi Badan Peradilan tersebut di atas, dirumuskan dengan merajuk pada Pembukaan UUD 1945, terutama alinea kedua dan alinea keempat, sebagai tujuan Negara Republik Indonesia.

Visi merupakan harapan dan cita-cita Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh khususnya dan Mahkamah Agung pada umumnya. Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka perlu peningkatan Sumber Daya Manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas. serta sarana dan prasarana pendukung yang memadai.


(21)

16

Untuk Visi dari suatu organisasi, maka perlu dijabarkan dalam bentuk Misi yang harus dijalankan. Adapun Misi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh,sesuai dengan misi Mahkamah Agung Republik Indonesia yaitu:

1) Menjaga kemandirian badan peradilan;

2) Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan; 3) Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan;

4) Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.

Penjelasan keempat misi Badan Peradilan yang digagas, dalam rangka memastikan “Terwujudnya Badan Peradilan Yang Agung” dua puluh lima tahun mendatang, adalah sebagai berikut:

1) Menjaga Kemandirian Badan Peradilan

Syarat utama terselenggaranya suatu proses peradilan yang obyektif adalah adanya kemadirian lembaga yang menyelenggarakan peradilan, yaitu kemandirian badan peradilan sebagai sebuah lembaga (kemandirian instutional), serta kemandirian hakim dalam menjalankan fungsinya (kemandirian individual/fungsional). Kemandirian menjadi kata kunci dalam usaha melaksanakan tugas pokok dan fungsi badan peradilan secara efektif.

Sebagai konsekuensi dari penyatuan atap, dimana badan peradilan telah mendapatkan kewenangan atas urusan organisasi, administrasi dan finansial (konsep satu atap), maka fungsi perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan organisasi, administrasi dan finansial seluruh badan peradilan di Indonesia harus dijalankan secara baik. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu pelaksanaan tugas kekuasaan kehakiman yang diembannya. Hal penting lain yang perlu diperjuangkan adalah kemandirian pengelolaan anggaran berbasis kinerja dan penyediaan sarana pendukung dalam bentuk alokasi yang pasti dari APBN. Kebutuhan adanya kepastian ini untuk memberikan jaminan penyelenggaraan pengadilan di seluruh Indonesia.


(22)

17

kemandirian hakim untuk memutus (kemandirian individual/fungsional) yang terkait erat dengan tujuan penyelenggaraaan peradilan. Tujuan penyelenggaraan peradilan yang dimaksud adalah untuk menjamin adanya pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil setiap manusia. Selain itu juga perlu dibangun pemahaman dan kemampuan yang setara diantara hakim mengenai masalah-masalah hukum yang berkembang.

2) Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan kepada Pencari Keadilan. Tugas badan peradilan adalah menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Oleh karenanya orientasi perbaikan yang dilakukan oleh MA harus mempertimbangkan kepentingan pencari keadilan dalam memperoleh keadilan. Dengan demikian adalah keharusan bagi setiap badan peradilan untuk meningkatkan pelayanan publik dan memberikan jaminan proses peradilan yang adil. Keadilan, bagi para pencari keadilan pada dasarnya merupakan suatu nilai yang subyektif, karena adil menurut satu pihak belum tentu adil bagi pihak lain. Penyelenggaraan peradilan atau penegakan hukum harus dipahami sebagai sarana untuk menjamin adanya suatu proses yang adil, dalam rangka menghasilkan putusan yang mempertimbangkan kepentingan (keadilan menurut) kedua belah pihak.

Perbaikan yang dilakukan oleh MA, selain menyentuh aspek yudisial, yaitu substansi putusan yang dapt dipertanggungjawabkan, juga akan meliputi peningkatan pelayanan administratif sebagai penunjang berjalannya proses yang adil. Sebagai contoh adalah adanya pengumuman jadwal sidang secara terbuka dan pemberian salinan putusan, sebagai bentuk jaminan akses bagi pencari keadilan.

3) Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan

Kualitas kepemimpinan badan peradilan akan menentukan kualitas dan kecepatan pergerakan perubahan badan peradilan. Dalam sistem satu atap, peran Pimpinan badan peradilan, selain mengusai aspek teknis yudisial, diharuskan juga mampu


(23)

18

merumuskan kebijakan-kebijakan non teknis (yudisial).

Terkait aspek yudisial, seorang pimpinan pengadilan bertanggungjawab untuk menjaga adanya kesatuan hukum di pengadilan yang dipimpinnya. Untuk area non-teknis, secara operasional, Pimpinan badan peradilan di bantu oleh pelaksana urusan administrasi. Dengan kata lain Pimpinan badan peradilan harus memiliki kompetensi yudisial dan non-yudisial.

Demi terlaksananya upaya-upaya tersebut, MA akan menitikbaratkan peningkatan kualitas kepemimpinan badan peradilan dengan membangun dan mengembangkan kompetensi teknis yudisial dan non-yudisial.

4) Meningkatkan kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan

Kredibilitas dan transparansi badan peradilan merupakan factor penting untuk mengembalikan kepercayaan pencari keadilan kepada badan peradilan. Upaya menjaga kredibilitas akan dilakukan dengan mengefektifkan system pembinaan, pengawasan, serta publikasi putusan-putusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban public, adanya pengelolaan organisasi yang terbuka, juga akan membangun kepercayaan pengemban kepentingan di dalm badan peradilan itu sendiri. Melalui keterbukaan informasi dan pelaporan internal, personil peradilan akan mendapatkan kejelasan mengenai jenjang karir, kesempatan pengembangan diri dengan pendidikan dan pelatihan, serta penghargaan ataupun hukuman yang mungkin mereka dapatkan.

Terlaksananya prinsip transparansi, pemberian perlakuan yang setara, serta jaminan proses yang jujur dan adil, hanya dapat dicapai dengan usaha para personil peradilan untuk bekerja secara professional dan menjaga integritasnya.

2. Tujuan Dan Sasaran Strategis Tujuan Strategis


(24)

19

yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Tujuan Strategis yang termuat di dalam rencana Strategis sebagai berikut :

1. Peningkatan penyelesaian perkara;

2. Peningkatan tertib administrasi perkara (pidana dan perdata); 3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia;

4. Peningkatan kualitas pengawasan;

5. Peningkatan akseptabilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

Dengan diformulasikannya tujuan strategis, Pengadilan Tinggi / Tipikor Banda Aceh akan dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dan memungkinkan untuk mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi.

Sasaran Strategis

Lebih lanjut, tujuan tersebut dijabarkan melalui penetapan sasaran yang ingin dicapai yaitu :

a. Tercapainya prosentase peningkatan tertib administrasi kesekretariatan dan kepaniteraan;

b. Tercapainya prosentase peningkatan penyampaian laporan yang efektif dan akurat

c. Tercapainya prosentase peningkatan penyelesaian perkara

d. Peningkatan terpenuhinya Inventaris dan Sarana Gedung PT. Banda Aceh, PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.

e. Tercapainya prosentase sumber daya manusia yang profesional dalam pelaksanaan tugas

f. Tercapainya prosentase peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)


(25)

20

3. Program Utama dan Kegiatan Pokok Program Utama

Dalam menjalankan arah kebijakan sesuai visi dan misi Pengadilan Tinggi / Tipikor Banda Aceh ditentukan oleh penyediaan anggaran dari tahun ke tahun melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang terdiri dari 2 (dua) DIPA, yaitu DIPA Badan Urusan Administrasi (BUA) dan DIPA Direktorat Jendral Badan Peradilan Umum (Badilum). Pada Tahun Anggaran 2012 Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh menerima anggaran sebesar Rp. 13. 707.907.000,- (tiga belas milyard tujuh ratus tujuh juta sembilan ratus tujuh ribu rupiah) dari DIPA Badan Urusan Administrasi yang terdiri dari 3 (tiga) program yaitu :

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung sebesar Rp. 4.

774.069.000,-2. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum sebesar Rp.

8.491.172.000,-3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung sebesar Rp.

5.216.735.000,-Sedangkan untuk DIPA Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh menerima Anggaran sebesar Rp. 381.500.000,- (tiga ratus delpan puluh satu juta lima ratus ribu rupiah) yang terdiri dari 2 (dua) program kegiatan yaitu:

1. Program Pembinaan dan Penyelesaian Perkara sebesar Rp. 129.900.000,-2. Aparatur yang mengikuti Bimbingan Teknis Aministrasi Peradilan Umu sebesar

Rp. 251. 600.000,-Kegiatan Pokok

Dari Program Utama sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pengadilan Tinggi Tipikor Banda Aceh Tahun 2012 dalam


(26)

21

pelaksanaannya diuraikan dalam beberapa kegiatan pokok yang merupakan satu kesatuan dari Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh yaitu: a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Manajemen yang baik akan menentukan kualitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu lembaga. Demikian pula halnya dengan badan peradilan umum yang melaksanakan tugas pokok pengadilan umum. Badan peradilan umum merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang bersifat teknis peradilan kepada masyarakat pencari keadilan oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat dipisahkan dengan unit lainnya.

Keberhasilan suatu lembaga dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya terletak pada kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur pengadilan sangat ditentukan dari bagaimana lembaga tersebut mempersiapkan aparatnya dengan pendidikan dan pelatihan yang mamadai. Pada sisi yang lain, pengembangan kapasitas lembaga juga sangat dipengaruhi oleh hasil penelitian yang memadai untuk meningkatkan kemampuan dalam melayani masyarakat. Hal ini sejalan dengan prioritas RPJMN yaitu dalam rangka Peningkatan Profesionalisme Aparat Hukum serta Peningkatan Pelayanan Hukum dan Bantuan Hukum kepada Masyarakat.

Sejalan dengan itu maka Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh selaku Pengadilan Tingkat Banding secara aktif melakukan program pembinaan dan pengawasan serta konsultasi/ koordinasi ke seluruh Pengadilan Tingkat Pertama yang berada dalam wilayah hukumnya. Program pembinaan/ pengawasan dan konsultasi/ -koordinasi dilaksanakan baik secara kunjungan langsung ke Satker ataupun dengan mengadakan pertemuan pelatihan dan pembinaan, baik teknis maupun non teknis.

b. Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.


(27)

22

Peningkatan profesionalisme Aparat Hukum, Pelayanan hukum dan Bantuan hukum kepada masyarakat tidak dapat dihitung hanya dari kinerja Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, pengadilan harus didukung oleh manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis lainnya sehingga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan Tugas Pokok Pengadilan. Maka untuk itu perlu didukung dengan Program Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya.

Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya meliputi Belanja Pegawai untuk kesejahteraan Apatur Pemerintahan, baik berupa Gaji dan Tunjangan, Uang lembur, Uang Makan dan Belanja Barang berupa tersedianya Kebutuhan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran berupa Pemeliharaan Gedung, Rumah Dinas, inventaris kantor, Langganan daya dan jasa, Keperluan Pokok, Honor operasional satuan kerja, Perjalanan Pembinaan/ Pengawasan dan Konsultasi/ Koordinasi, Perpustakaan, serta Sewa Rumah dan Operasional Tipikor.

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara sarana prasarana dikelola berdasarkan sistem yang disebut dengan SABMN adalah suatu sistem terpadu yang merupakan gabungan prosedur manual dan komputerisasi dalam rangka menghasilkan data transaksi untuk mendukung penyusunan neraca, disamping itu SIMAK-BMN juga didukung oleh Buku Inventaris dan Laporan Barang Milik Negara (BMN) dan berbagai Kartu Kontrol yang berguna untuk menunjang fungsi pengelolaan barang milik negara.

Dalam pelaksanaan akuntansi barang milik negara dibantu dengan perangkat lunak (software) yang memungkinkan penyederhanaan dalam proses manual dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pelaksanaannya.


(28)

23

Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur Negara Mahkamah Agung diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana Mahkamah Agung dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan dibawahnya dalam menegakkan supremasi hukum dan keadilan.

Sarana dan prasarana baik terkait langsung dengan fungsi pengadilan maupun untuk kebutuhan aparatur Mahkamah Agung. Khusus melaksanakan amanat undang-undang No 46 tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Mahkamah Agung memprioritaskan pembangunan gedung pengadilan tindak pidana korupsi pada ibukota propinsi secara bertahap dan sarana pendukungnya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

d. Program Penyelesaian perkara

Proses penyelesaian perkara di Pengadilan pada prinsipnya melewati tiga tingkatan, yaitu Tingkat pertama (Pengadilan Negeri) Tingkat Banding (Pengadilan Tinggi) dan Tingkat Kasasi serta peninjauan kembali di Mahkamah Agung.

Dalam penyelesaian perkara tersebut secara garis besar terdapat dua proses penting yang dilakukan, yang pertama proses administrasi perkara dan yang kedua proses pemeriksaan perkara itu sendiri. Kedua proses tersebut hakekatnya saling melengkapi satu sama lain. Tanpa administrasi perkara yang baik, para hakim di pengadilan tentunya sulit untuk memeriksa perkara dengan maksimal. Inilah yang terjadi di Pengadilan Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.

Proses pemberkasan perkara mulai dari penerimaan, pencatatan, penyusunan jadwal persidangan, penyerahan berkas perkara kepada para hakim, panitera pengganti termasuk juga para pihak merupakan proses penting dalam penyelesaian perkara di Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung jo SK Ketua MA No. KMA/018/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan MA secara umum saat ini struktur Kepaniteraan


(29)

24

bertugas untuk melaksanakan administrasi perkara yaitu pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi yustisial kepada Majelis Hakim dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara, serta melaksanakan administrasi penyelesaian putusan.

Sedangkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat Mahkamah Agung jo Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI No. MA/SEK/07/SK/ III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Mahkamah Agung RI maka tugas dari Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum, Agama, Tata Usaha Negara dan Militer adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara di lingkungan peradilan terkait termasuk Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.

Direktorat Jenderal Badan Peradilan pada prinsipnya berada di bawah koordinasi Sekretariat Mahkamah Agung. Pasal 10 Undang-undang No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman telah menegaskan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya termasuk Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Badan Peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara. Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh termasuk kedalam Lingkungan Peradilan Umum.

Sebagai pengadilan Tinggi tingkat Banding , Pengadilan Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh akan mencoba untuk menyajikan keadaan perkara di lingkup Pengadilan Tinggi/ Tipikor se Provinsi Aceh periode saat ini.

e. Program Tertib Administrasi

Pengelolaan Administrasi yang dilakukan Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh adalah sebagaimana Pola Administrasi dalam Pedoman pelaksanaan Tugas dan


(30)

25

Administrasi Pengadilan Buku I dan Buku II. Adapun kebijakan yang diambil selama tahun 2012 tentang administrasi masih sama dengan tahun sebelumnya yaituONE DAY SERVICE. Dalam pengertian, surat-surat apapun dan administasi putusan apapun yang ada di Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh haruslah diselesaikan dalam satu hari.

B. SUMBER DAYA MANUSIA YUDISIAL DAN NON YUDISIAL

Sumber daya manusia diliat dari teknis yudisial pada terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Hakim, Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda Hukum, Panitera Muda Pidana, Panitera Perdata serta Panitera pengganti.

Bahwa, pada Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh untuk SDM Teknis Yudisial dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini :

KEADAAN HAKIM

PENGADILAN PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012

NO N A M A JABATAN KET

1 2 3 4

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11

H. SUMANTRI, SH, MH

DR. H. SOEDARMADJI, SH. M.Hum

JOHNY SANTOSA, SH. MH.

MUH. SYAFRUDDIN ADAM, SH.

AMSAR YOENAGA, SH.

EDDY RISDIANTO, SH.

HARTADI, SH.

HIDAYAT HASYIM, SH.

WAHIDIN, SH, M.Hum

MUZAINI ACHMAD, SH. MH

ASRA, SH. MH

KETUA WAKIL KETUA HAKIM TINGGI HAKIM TINGGI HAKIM TINGGI HAKIM TINGGI HAKIM TINGGI HAKIM TINGGI HAKIM TINGGI HAKIM TINGGI HAKIM TINGGI


(31)

26

KEADAAN KEPANITERAAN

PENGADILAN PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012

NO N A M A JABATAN KET

1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

H. SAID SALEM, SH. MH.

T. TARMULI, SH.

ZAHRI, Sm. Hk.

NURHAYATI MUSTAFA, SH.

WAKIL PANITERA

PANMUD PIDANA

PANMUD PERDATA

PANMUD HUKUM

KEADAAN TENAGA FUNGSIONAL

PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012

NO N A M A JABATAN KET

1 2 3 4

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. CUT YUNIWATI SULAIMAN NURLELA KESUMA USMAN, SH.

M. ISA M.

NURUL BARIAH, SH

ABDUL JALIL M. HUSIN MUHAMMAD TJUT NASRULLAH MAHDI, SH. PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI PANITERA PENGGANTI


(32)

27

12.

13.

14.

SAYED MAHFUD, SH.

NUR AFIFAH, SH.

IWAN, SH.

PANITERA PENGGANTI

PANITERA PENGGANTI

PANITERA PENGGANTI

Sumber daya manusia diliat dari Non Teknis Yudisial terdiri dari Sekretaris, Wakil Sekretaris, Sub Umum, Sub Kepegawaian dan Sub Keuangan.

Bahwa, pada Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh untuk SDM Non Teknis Yudisial dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini :

KEADAAN SDM KESEKTARIATAN

PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012

KEADAAN SDM KESEKTARIATAN SAMPAI DENGAN DESEMBER 2012

NO N A M A JABATAN KET

1 2 3 4

1

2.

3.

4.

RUSLI, SH.

MISBACH, SH.

Hj. HALIMAHTUSSAKDIAH, SE.

AMIRULLAH, SH.

WAKIL SEKRETARIS

KASUBBAG KEPEGAWAIAN

KASUB. BAG. KEUANGAN


(33)

28

C. MATRIK SASARAN STRATEGIS PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH

No.

Tujuan

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Kinerja

Ket

2010

2011

2012

2013

2014

1 Dengan Perencanaan yang matang dalam penyusunan RKA-KL akan dapat menghasilkan output dan Outcame , sehingga Dana Yang tersedia dalam DIPA dapat memenuhi kebutuhan Oprasional Perkantoran tepat tepat sasaran.

Tersedianya Dana DIPA Pengadilan Tinggi yang Efisien dan Efektif

Persentase terpenuhinya kebutuhan Belanja Gaji, Barang dan Modal

100% 100% 100% 100% 100%

2 Penertiban Administrasi Sekretariat dan Teknis.

Peningkatan Tertib Administrasi Perkantoran Sekretariat dan Teknis sesuai dengan SOP

Persentase Terlaksananya Tertib Administrasi Kepegawaian, Keuangan, Umum, Pidana, Perda ta dan Hukum.

80% 90% 100% 100% 100%

3 Tersajinya laporan Bulanan, Triwulan, Semister dan Tahunan yang akurat dan tepat waktu

Peningkatan Penyampaian Laporan yang efektif dan akurat

Persentase penyampain Laporan Keuangan, Kepegawaian, Umum, Pidana, Perdata dan Hukum sesuai dengan Jadwal yang ditentukan


(34)

29

4 Terlakasana Pejalanan Dinas

Koordinasi/Konsultasi ke Mahkamah Agung dan Pembinaan/Pengawasan ke Satker dalam Wilayah Hukum PT. Banda Aceh

Tercapainya

Koordinasi/konsultasi dan Pem binaan/Pengawasan ke Tingkat Pusat dan Tingkat Pertama.

Persentase Terpenuhinya

Perjalanan Koordi nasi/Konsultasi ke Mahkamah Agung dan

Pembinan/Pengawasan ke Satker dalam Wilayah Hukum PT. Banda Aceh

100% 100% 100% 100% 100%

5 Peningkatan SDM Hakim/Pegawai yang Profesional dalam melaksanakan tugas

Terpenuhinya SDM Hakim/Pegawai yang Profesional dalam pelaksanaan tugas

Persentase terpenuhinya SDM Hakim/Pegawai yang Profesional dalam melaksanakan tugasnya melalui Sosialisasi dan Pelatihan Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Pelatihan IT, SAKIP, SAI Pembinaan ADM Keuangan, Kepegawaian, Perlengkapan dan Peltihan Yudisial Pendalaman Materi Hukum untuk Hakim dan Sosialisasi Pedoman Perilaku Hakim se Provinsi Aceh

100% 100% 100% 100% 100%

6 Berdirinya Gedung baru PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor

Terwujudnya Gedung baru PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.

Persentase terlaksananya Pembangunan Gedung Kantor PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor

30% 60% 80% 90% 100%

7 Tersedianya Inventaris dan Sarana Gedung PT.Banda Aceh, PN. Simpang Tiga redelong dan Pengadilan Tipikor

Peningkatan terpenuhinya Inventaris dan Sarana gedung PT. Banda Aceh, Pn. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.

Terpenuhinya Pengadaan Inventaris dan Sarana Gedung PT. Banda Aceh, PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.


(35)

30

8 PenyelesaianTunggakan Perkara Perdata

Peningkatan Tercapainya Penyelesaian Perkara Perdata di PengadilanTinggi Banda Aceh.

1. Pesentase Jumlah peningkatan Penyelesaian Tunggakan Perkara Perdata

100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Jumlah Peningkatan Penyelesaian Putusan Per kara Perdata

100% 100% 100% 100% 100%

9 Penyelesaian Berkas yang diajukan ke Pengadilan secara lengkap.

Peningkatan Tercapainya Penyelesaian Perkara

Pidana Umum dan Khusus di Pengadilan Tinggi Banda Aceh.

1. Persentase penyelesaian Berkas yang diajukan ke Pengadilan secara lengkap.

100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Prosedure jumlah peyelesaian Perkara

100% 100% 100% 100% 100% 10 PeningkatanTertib

Administrasi Perkara Pidana yang diterima dan di Register dalam Buku Induk

Peningkatan Tertib

Administrasi Perkara Pidana sesuai dengan SOP

Persentase peningkatanTertib Administrasi Perkara Pidana yang diterima dan di Register dalam Buku Induk

100% 100% 100% 100% 100%

11 Terlaksananya

Pembinaan Peyelesaian Perkara Pidana dan Perkara Perdata tepat waktu di Pengadilan Negeri dalam Wilayah Hukum PengadilanTinggi Banda Aceh.

Peningkatan Perjalanan Pembinaan/monitoring Penyelesaian Perkara Pidana dan Perdata yang diselesaikan tepat waktu

Persentase terlaksananya Pembinaan Peyelesaian Perkara Pidana danPerkara Perdata tepat waktu di Pengadilan Negeri dalam Wilayah Hukum

Pengadilan Tinggi Banda Aceh.


(36)

31

12 Tersedianya keperluan oprasional Persidangan tertib Adm Perkantoran di Kepaniteraan Hukum, Pidana dan Perdata.

Terpenuhinya keperluan operasional Persidangan Perkara Pidana dan Perkara Perdata.

Persentase tersedianya keperluan oprasional Persidangan tertib Adm Perkantoran di Kepaniteraan Hukum, Pidana dan Perdata.


(37)

32

D. INDIKATOR KERJA UTAMA

NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENJELASAN PENANGGUNG

JAWAB

SUMBER DATA 1 Peningkatan

penyelesaian perkara

a. Prosentase perkara yang diselesaikan termasuk perkara yang mendapat perhatian/sorotan publik b. Prosentase sisa perkara

yang diselesaikan

a. Perbandingan antara perkara yang diminutasi dengan jumlah perkara yang diregister.

b. Perbandingan antara Sisa perkara yang diminutasi dengan jumlah sisa perkara (kriteria sisa perkara dan perkara yang selesai mengacu pada pola Bindalmin tentang jangka waktu penanganan perkara pada Pengadilan Tingkat Banding) Panitera/Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding Panitera/Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

Prosentase penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan

Perbandingan prosentase proses putusan perkara yang sudah diminutasi dan dapat didownload di website Pengadilan

Tinggi/Tipikor Banda Aceh (Sesuai SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Reformasi dan Keterbukaan Informasi jajaran Mahkamah Agung RI.) Panitera/Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.


(38)

33

3. Peningkatan Kualitas SDM bidang Teknis

Prosentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.

Perbandingan Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan

penyelesaian perkara, Pelatihan Yustisial Pendalaman Materi hukum untuk Hakim, Sosialisasi Pedoman Prilaku Hakim dan Pelatihan Teknologi Informasi

Panitera/Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding Laporan Bulanan, Laporan Tahunan, 4. Terlaksananya Pembinaan/ Pengawasan dan Konsultasi/

Koordinasi Pengadilan Tk. Banding ke Pengadilan Tk. I se-Provinsi Aceh

Prosentase terselenggaranya perjalanan pembinaan/ pengawasan dan konsultasi/ koordinasi

Prosentase terselenggaranya Perjalanan Penyusunan/ Pembahasan RKA-KL dan Monitoring Pelaksanaan Anggaran

Prosentase terselenggarannya Pembinaan dan konsultasi penyusunan Program dan anggaran Satker se-provinsi Aceh

Prosentase terselenggaranya Sosialisasi Penghapusan/Alih fungsi tukar menukar BMN Satker se-Provinsi Aceh

Perbandingan Persentase

Perjalanan Koordinasi/Konsultasi yang diperlukan dengan Dana yang tersedia dan

Pembinaan/Pengawasanyang dilaksanakan ke Satker dengan Dana yang tersedia

Tim Pengawas Pengadilan Tingkat Banding


(39)

34

6. Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana Teknis

Prosentase penyelesaian Pembangunan Gedung kantor PN Simpang Tiga Redelong Tahap III

Panitera/Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding

Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Rumah Negara Pengadilan Tinggi Banda Aceh Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Pagar Pengadilan Pengadilan Tinggi Banda Aceh Prosentase terlaksananya Pengadaan Perangkat Pengelola Data Komunikasi


(40)

35

E. RENCANA KINERJA TAHUN 2012

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

1. Meningkatnya penyelesaian perkara Prosentase perkara yang diselesaikan termasuk perkara-perkara yang menarik perhatian masyarakat

100%

Prosentase Penyelesaian Proses Administrasi Perkara

100%

Prosentase Penyediaan Bantuan Hukum untuk Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

100%

2. Meningkatnya Aksesbilitas masyarakat atas putusan Perkara (access to justice)

Prosentase perkara yang sudah diputus yang dipublikasikan

100%

3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di bidang Teknis Prosentase tercapainya Perjalanan Pembinaan Penyelesaian Perkara di Satker dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan penyelesaian perkara, Pelatihan Yustisial

Pendalaman Materi hukum untuk Hakim, Sosialisasi Pedoman Prilaku Hakim dan Pelatihan Teknologi Informasi

100% 108 orang


(41)

36

4. Terlaksananya Pembinaan/ Pengawasan dan Konsultasi/ Koordinasi Pengadilan Tk. Banding ke Pengadilan Tk. I se-Provinsi Aceh

Prosentase terselenggaranya perjalanan pembinaan/ pengawasan dan konsultasi/ koordinasi

Prosentase terselenggaranya Perjalanan

Penyusunan/ Pembahasan RKA-KL dan Monitoring Pelaksanaan Anggaran

Prosentase terselenggarannya Pembinaan dan konsultasi penyusunan Program dan anggaran Satker se-provinsi Aceh

Prosentase terselenggaranya Sosialisasi

Penghapusan/Alih fungsi tukar menukar BMN Satker se-Provinsi Aceh

100%

100%

100%

100%

5. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Bidang Non Teknis Peradilan se-Provinsi Aceh

Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan SIMAK BMN, Pembinaan Sistem Akuntasi Instansi

285 Orang

6. Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana Teknis Prosentase penyelesaian Pembangunan Gedung kantor PN Simpang Tiga Redelong Tahap III

Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Rumah Negara Pengadilan Tinggi Banda Aceh

Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Pagar Pengadilan Pengadilan Tinggi Banda Aceh Prosentase terlaksananya Pengadaan Perangkat Pengelola Data Komunikasi

100%

100%

100%


(42)

37

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2012

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

Dalam rangka mewujudkan Manajemen Pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : H. SAID SALEM, SH. MH. Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran

Pada tahun 2012 ini berjanji akan mewujudkan Target Kinerja Tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka pencapaian Target Kinerja Jangka Menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Banda Aceh, Januari 2012 Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh


(43)

38

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Adapun pencapaian kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh tahun 2012, adalah sebagai berikut :

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Meningkatnya penyelesaian perkara Prosentase perkara yang diselesaikan termasuk perkara-perkara yang menarik perhatian masyarakat Prosentase Penyelesaian Proses Administrasi Perkara 100% 100% 95% 100% 95% 100% 2. Meningkatnya Aksesbilitas masyarakat atas putusan Perkara (access to justice) Prosentase perkara yang sudah diputus yang dipublikasikan

100% 90% 90%

3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di bidang Teknis Prosentase tercapainya Perjalanan Pembinaan Penyelesaian Perkara di Satker dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh

Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan penyelesaian

perkara, Pelatihan Yustisial Pendalaman Materi hukum untuk Hakim, Sosialisasi Pedoman Prilaku Hakim dan Pelatihan Teknologi Informasi 100% 108 orang 98% 106 orang 98% 106 orang


(44)

39

4. Terlaksananya Pembinaan/ Pengawasan dan Konsultasi/ Koordinasi Pengadilan Tk. Banding ke Pengadilan Tk. I se-Provinsi Aceh Prosentase terselenggaranya perjalanan pembinaan/ pengawasan dan konsultasi/ koordinasi Prosentase terselenggaranya Perjalanan Penyusunan/ Pembahasan RKA-KL dan Monitoring Pelaksanaan Anggaran Prosentase terselenggarannya Pembinaan dan konsultasi penyusunan Program dan anggaran Satker se-provinsi Aceh 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 5. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Bidang Non Teknis Peradilan se-Provinsi Aceh

Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan SIMAK BMN, Pembinaan Sistem Akuntasi Instansi 100% 285 Orang 6. Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana Teknis Prosentase penyelesaian Pembangunan Gedung kantor PN Simpang Tiga Redelong Tahap III

100% 100% 100%

Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Rumah Negara Pengadilan Tinggi Banda Aceh

100% 100% 100%

Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Pagar Pengadilan Pengadilan Tinggi Banda Aceh


(45)

40

Prosentase terlaksananya Pengadaan

Perangkat Pengelola Data Komunikasi

100% 100% 100%

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

PENINGKATAN PENYELESAIAN PERKARA

Jumlah perkara yang saat ini ditangani oleh Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh baik dari Perkara Pidana, Perkara Perdata Gugatan dan Perdata Permohonan dari sisa tahun 2011 sampai dengan bulan Desember 2012 adalah sebagai berikut :

1. PERKARA PIDANA PENGADILAN TINGGI /TIPIKOR BANDA ACEH

TAHUN 2012

NO B U L A N TAHUN 2012

SISA MASUK PUTUS SISA

1 Januari 34 16 25 25

2 Februari 25 18 10 33

3 Maret 33 16 15 34

4 April 34 12 21 25

5 M e i 25 11 23 13

6 Juni 13 23 7 29

7 Juli 29 18 22 25

8 Agustus 25 18 10 33

9 September 33 13 20 26

10 Oktober 26 30 19 37

11 November 37 13 19 31

12 Desember 31 16 15 32

Jumlah 204 206 32

Dari tabel di atas dapt dilihat bahwa sisa perkara pidana tahun 2011 sebanyak 34 (tiga puluh empat) perkara. Perkara yang masuk pada tahun 2012 sebanyak 204 (dua ratus empat) perkara. Perkara yang diputuskan dalam tahun 2012 sebanyak 206 (dua ratus enam) perkara. Sisa Perkara yang tinggal pada tahun 2012 sebanyak 32 (tiga puluh


(46)

41

dua) perkara. Hal ini menunjukkan kinerja hakim hanya dapat memutuskan perkara lebih sedikit dari perkara masuk pada tahun 2011.

2. PERKARA PERDATA PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH

TAHUN 2012

NO B U L A N TAHUN 2012

SISA MASUK PUTUS SISA

1 Januari 65 7 7 65

2 Februari 65 5 22 48

3 Maret 48 13 10 51

4 April 51 4 17 38

5 M e i 38 14 24 28

6 Juni 28 9 4 33

7 Juli 33 5 13 25

8 Agustus 25 4 6 23

9 September 23 7 8 22

10 Oktober 22 9 5 26

11 November 26 12 3 35

12 Desember 35 8 4 39

Jumlah 65 97 123 39

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perkara perdata yang belum putus dari tahun 2011 sebanyak 65 (enam puluh lima) perkara. Perkara yang masuk pada tahun 2012 sebanyak 97 (sembila puluh tujuh) perkara, dan perkara yang telah diputuskan pada tahun 2011 sebanyak 123 (seratus dua puluh tiga) perkara . Sisa Perkara yang belum putus pada tahun 2012 sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) perkara. Hal ini menunjukkan kinerja Hakim dalam memutuskan perkara lebih banyak dari perkara masuk pada tahun 2011.


(47)

42

MENINGKATNYA AKSESBILITAS MASYARAKAT ATAS PUTUSAN PERKARA (ACCESS TO JUSTICE)

Sebagaimana kebijakan ONE DAY SERVICE, maka segala surat tentang perkara dan yang berhubungan dengan instansi lain, dalam 1 (satu) hari surat tersebut sudah harus didokumentasikan. Dan apabila diperlukan balasan, maka hari itu juga surat tersebut harus sudah di balas. Demikian pula tentang perkara pada hari diputus, maka hari itu juga putusan dan kutipan putusan sudah diberikan kepada para pihak.

Untuk memudahkan akses masyarakat memperoleh informasi, Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh mengunakan fasilitas Informasi Publik berupa Layar LCD touchscreen yang dapat diakses oleh masyarakat secara langsung di kantor Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh maupun melalui website Pengadilan Tinggi/tipikor Banda Aceh dengan alamatwww.pt-nad.go.id.

Berikut adalah tampilan Website Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh yang dapat diakses publik untuk mengetahui informasi perkara maupun penyampaian pengaduan.

Tampilan direktori putusan perkara pidana pada website Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh


(48)

43

Tampilan direktori putusan perkara perdata pada website Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh

Tampilan direktori putusan perkara tindak pidana korupsi pada website Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh


(49)

44

Tampilan form pengaduan masyarakat melalui website Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh

PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG TEKNIS

Indikator dari sasaran diatas adalah Prosentase tercapainya jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan penyelesaian perkara, Pelatihan Yustisial Pendalaman Materi hukum untuk Hakim, Sosialisasi Pedoman Prilaku Hakim dan Pelatihan Teknologi Informasi.

Pada tahun 2012 jumlah peserta untuk pelatihan yang dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh adah berjumlah 108 orang, dari seluruh peserta yang mengikuti pelatihan untuk kegiatan Pelatihan Yustisial Pendalaman Materi hukum untuk Hakim, Sosialisasi Pedoman Prilaku Hakim dan Pelatihan Teknologi Informasi, yang dinyatakan tidak lulus hanya 2 orang peserta, dikarenakan ketidak hadiran peserta tersebut. Dari jumlah tersebuta diatas persentase kelulusan terhadap semua peserta yang mengikuti pelatihan adalah sebesar 98%.

TERLAKSANANYA PEMBINAAN/ PENGAWASAN DAN KONSULTASI/ KOORDINASI PENGADILAN TK. BANDING KE PENGADILAN TK. I SE-PROVINSI ACEH


(50)

45

1. Prosentase terselenggaranya perjalanan pembinaan/ pengawasan dan konsultasi/ koordinasi .

Pembinaan dan pengawasan di tahun 2012 yang dilaksanakan oleh Tim Pengawas Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh ke seluruh Pengadilan Tingkat pertama se provinsi aceh dapat dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dengan prosentase mencapai 100%

2. Prosentase terselenggaranya Perjalanan Penyusunan/ Pembahasan RKA-KL dan Monitoring Pelaksanaan Anggaran .

Perjalalan Penyusunan /Pembahasan RKA-KL dan Monitoring Pelaksanaan Anggaran se wilayah Propinsi aceh dapat delaksanakan dengan baik pada tahun 2012, untuk pembahasan RKA-KL Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh mengundang seluruh satker yang jumlah 18 satker untuk membahas penyusunan RKA-KL, sehingga seluruh satker dapat menyiapkan perencanaan anggaran dengan baik untuk tahun anggaran berikutnya. Persentase yang dicapai untuk indikator tersebuta adalah sebesar 100%

3. Prosentase terselenggarannya Pembinaan dan konsultasi penyusunan Program dan anggaran Satker se-provinsi Aceh.

Sama halnya dengan Penyusunak RKA-KL, Pembinaan dan konsultasi penyusunan Program dan anggaran Satker se-provinsi Aceh juga dapat dilaksanakan 100%, sehingga semua satker yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh dapat menyusun program kegiatan sebagaimana yang hiharapkan.

PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG NON TEKNIS Indikatornya adalah prosentase Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan SIMAK BMN, Pembinaan Sistem Akuntasi Instansi.


(51)

46

Untuk jumlah peserta yang direncanakan bagi kedua kegiatan tersebut adalah sebanyak 285 orang yang terdiri dari 18 satker Pengadilan Negeri, 1 Satker Pengadilan Militer dan 1 Satker Pengadilan Tata Usaha Negara.

Sesuai dengan target eserta yang mengikuti Pembinaan SIMAK BMN, Pembinaan Sistem Akuntasi Instansi berjumlag 285 orang, dengan begitu untuk indikator ini prosentasenya dapat dicapai sebesar 100%.

TERPENUHINYA KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA TEKNIS Indikator yang ingin di capai untuk sasaran tersebut adalah:

1. Prosentase penyelesaian Pembangunan Gedung kantor PN Simpang Tiga Redelong Tahap III;

Untuk penyelesaian pembangunan tahap III gedung Pengadilan Negeri Simpang Tiga Redelong telah disediakan anggaran dalam dipa 2012 sehingga pembangunan gedunga dapat dilanjutkan sengan persentase fisik gedung mencapai 90%, sedangkan untuk indikator sasaran dapat dilaksanakan 100%.

2. Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Rumah Negara Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh;

Pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Negara Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh dapat dilaksanakan sebesar 100%

3. Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Pagar Pengadilan Pengadilan Tinggi Banda Aceh;

Rehabilitasi Pagar Pengadilan Pengadilan Tinggi Banda Aceh dapat dilaksanakan 100%

4. Prosentase terlaksananya Pengadaan Perangkat Pengelola Data Komunikasi

Pengadaan Perangkat Pengelola Data Komunikasi dapat dilaksanakan 100% sesuai dengan yang direncanakan;


(52)

47

C. ANALISIS KINERJA ANGGARAN

a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Pencapaian Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh berdasarkan Anggaran Dipa No. 0259.01.2.01/01/2012 tanggal 20 Desember 2011 dalam pengelolaan keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3

PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN PERADILAN UMUM PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012

(Rp. 000)

KODE U R A I A N PAGU

REALISASI

ANGGARAN SISA ANGGARAN Rp. (%) Rp. (%)

001

Berkas Perkara Kasasi, PK dan Grasi pada Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Bandaing yang diselesaikan tepat waktu

129.900 126.148 97.11 3.752 3.89

003

Aparatur yang mengikuti Bimbingan Teknis Administrasi Peradilan Umum

251.600 219.741 87.34 31.858 12.66

J U M L A H 381.5000 345.889 90.67 35.610,4 9.33

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa anggaran Dipa pengelolaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum untuk tahun 2012 sebesar Rp 381.500.000,- (tiga ratus delapan puluh satu juta lima ratus ribu rupiah), Realisasi anggarannya sebesar Rp. 345.889.600,- (tiga ratus empat puluh lima juta delapan ratus delapan puluh sembilan ribu enam ratus rupiah) dengan persentase realisasinya sebesar 90.67 %, Out Comenya sudah memenuhi sasaran. Selanjutnya sisa Anggaran tahun 2012 untuk Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum sebesar Rp. 35.610.400,- (tiga puluh lima juta enam ratus sepuluh ribu empat ratus rupiah), tidak digunakan dan dikembalikan ke Kas Negara.


(53)

48

b. Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Pengelolaan keuangan Belanja gaji, Honorarium dan Tunjangan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

REALISASI PENGELOLAAN GAJI HONORARIUM DAN TUNJANGAN PEGAWAI PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012

(Rp.000)

KODE URAIAN PAGU AWAL

PAGU REVISI

REALISASI ANGGARAN

SISA ANGGARAN Rp. (%) Rp. (%)

001

Pengelolaan Gaji,

Honorarium dan

Tunjangan

4.774.069 4.891.994 4.879.844 99.75 12.150. 0.25

J U M L A H 4.891.994 4.879.844. 99.75 12.150 0.25

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Pagu Anggaran Belanja Pegawai ( Pengelolaan gaji, Honorarium dan Tunjangan pegawai ) semula untuk tahun 2012 sebesar Rp. 4.774.069.000,- (empat milyard tujuh ratus tujuh puluh empat juta enam puluh sembilan ribu rupiah), pada per 31 Desember 2012 mengalami kekurangan sebesar Rp. 117.925.000,- untuk pembayaran gaji dan tunjangan dikarenakan adanya kenaikan Tunjangan Hakim sesuai dengan PP No. 94 tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim yang berada di bawah Mahkamah Agung, dilaksanakan Revisi Pagu dari Akun 52 ke Akun 51 sehingga menjadi Rp 4.891.994.00 (empat milyar delapan ratus sembilan puluh satu juta sembilan ratus sembilan puluh empat ribu rupiah), dengan realisasi Anggaran sebesar Rp. 4.879.844.000 ( empat milyar delapan ratus tujuh puluh sembilan ribu delapan ratus empat puluh empat ribu rupiah), persentase realisasinya sebesar 99.75 %. sisa 0.25 %.


(54)

49

 Pengelolaan keuangan Penyelenggaraan Operasional Dan Pemeliharaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

REALISASI PENYELENGGARAAN OPERASIONAL DAN NON OPRASIONAL PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012

(Rp. 000)

KODE U R A I A N PAGU

AWAL PAGU REALISASI ANGGARAN SISA ANGGARAN Rp.

% Rp. %

002

Belanja Operasional Perkantoran,

Pemeliharaan Perkantoran dan Belanja Non

perasional Lainnya

3.717.103 2.004.810 1.945.652,347 97.05 59.157.653 2.95

J U M L A H 2.004.810 1.945.652,347 97.05 59.157,653 2.95

Dari tabel diatas terlihat bahwa anggaran semula Belanja Operasional dan Non Operasional untuk tahun 2012 sebesar Rp. 3.717.103.000,- (tiga milyard tujuh ratus tujuh belas juta seratus tiga ribu rupiah) direvisi ke Akun 51 (belanja gaji) sehingga Pagu Belanja Barang Operasional dan Non Opersional menjadi Rp. 2.004.810.000,- (dua milyard empat juta delapan ratus sepuluh ribu rupiah) dengan realisasi Anggaran sebesar Rp. 1.945.652.347,- (satu milyard sembilan ratus empat puluh lima juta enam ratus lima puluh dua ribu tiga ratus empat puluh tujuh rupiah ) persentase realisasinya sebesar 97.05 %. outcomenya sudah memenuhi sasaran/ kebutuhan Belanja Operasional dan Non Oprerasional tersebut.

Selanjutnya sisa Anggaran tahun 2012 untuk Belanja Operasional, dan Non Operasional sebesar Rp. 59.157.653,- (lima puluh sembilan juta seratus lima puluh tujuh enam ratus lima puluh tiga rupiah ). Tidak digunakan dikembalikan Ke Kas Negara.

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Mahkamah Agung diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Sarana dan Prasarana Mahkamah Agung dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan dibawahnya dalam menegakkan supremasi hukum dan keadilan.


(55)

50

Sarana dan prasarana baik terkait langsung dengan fungsi pengadilan maupun untuk kebutuhan Aparatur Mahkamah Agung. Khusus melaksanakan amanat Undang-undang No 46 tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Mahkamah Agung memprioritaskan Pembangunan Gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Ibukota Propinsi secara bertahap dan sarana pendukungnya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Menindaklanjuti hal tersebut maka Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh selaku badan peradilan di bawahnya melaksana Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung berupa Pembangunan lanjutan Gedung Pengadilan Simpang Tiga Redelong Tahap III, Pembangunan Gedung Pengadilan Tipikor Banda Aceh Tahap I, Rehabilitasi Rumah Dinas Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh Type c 3 Unit, Rehabilitasi Pagar Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh dan Pengadaan Perangkat Pengolah dan Komunikasi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh.

Selanjutnya Kegiatan Belanja Modal Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh Tahun Anggaran 2012 dalam pengelolaan Kuangan Program Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur Mahkamah Agung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

REALISASI PEMBANGUNAN/PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012

(RP. 000)

KODE U R A I A N PAGU

REALISASI ANGGARAN

SISA

ANGGARAN KODE Rp.

% Rp. %

001

Belanja Modal Gedung dan Bangunan

5.173.275 5.068.037 97.97 105.238 2.03

996

Belanja Modal Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

43.460 42.669 98.18 791 1.82

J U M L A H 5.216.735 5.110.706 97.97 106.029 2.03

Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa Pagu Anggaran Belanja Pembangunan/ Peningkatan sarana dan prasarana untuk tahun 2012 sebesar Rp. 5.216.735.000,- (lima


(56)

51

milyard dua ratus enam belas ribu tujuh ratus tiga puluh lima ribu rupiah) dengan realisasi Anggarannya sebesar Rp. 5.110.706.000,- lima milyard seratus sepuluh ribu tujuh ratus enam ribu ruiah) persentase realisasinya sebesar 97,97 %. Yang terdiri dari Pembangunan lanjutan Gedung Pengadilan Simpang Tiga Redelong, Pembangunan Tahap III, Pembangunan Gedung Pengadilan Tipikor Banda Aceh Tahap I, Rehabilitasi Rumah Dinas Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh Type c 3 Unit, Rehabilitasi Pagar PT/Tipikor Banda Aceh dan Pengadaan Perangkat Pengolah dan Komunikasi, masing-masing sudah terlaksana Outcame fisiknya selesai 100 % sesuai dengan Pagu/dana yang disediakan dalam Dipa Tahun Anggaran 2012.

Untuk Pembangunan lanjutan Gedung Pengadilan Simpang Tiga Redelong, Pembangunan Tahap III, Pembangunan Gedung Pengadilan Tipikor Banda Aceh Tahap I, Pembangunan Tahap selanjutnya akan dilanjutkan pada Dipa Tahun Anggaran 2013. Dan sisa Anggaran Tahun 2012 untuk belanja modal sebesar Rp. 106.029.000,-(seratus enam juta dua puluh sembilan ribu rupiah), di kembalikan ke Kas Negara. Khusus mengenai indikator kinerja sasaran dalam tabel di atas, merupakan lanjutan dan penyempurnaan dari indikator kinerja sasaran yang ada dalam dokumen penetapan kinerja. Hal ini karena indikator kinerja yang ada dalam dokumen penetapan kinerja belum dapat menggambarkan sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan dari pencapaian sasaran, tetapi baru menggambarkan terlaksananya kegiatan dan kinerja sebagian saja. Sangat disadari bahwa indikator kinerja sasaran yang disempurnakan ini belum seluruhnya pada level outcome, merupakan kendala dalam sistem pengumpulan data kinerja outcome harus di lakukan survey lebih mendetil lagi. Indikator kinerja akan senantiasa disempurnakan sejalan dengan pembangunan sistem pengumpulan data kinerja.


(57)

52

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 pada Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh tersebut di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI), baik Adaministrasi Teknik yustisial maupun Administrasi Kesektariatan pada umumnya cukup berhasil dengan baik, kendatipun masih ada kelemahan dan kekurang sempurnaannya.

2. Pelaksanaan DIPA Tahun Anggaran 2012, Dana yang disediakan secara keseluruhan sudah terserap sebesar 98.39 %, outcamenya sudah terlaksana/terpenuhi sesuai dengan Target/sasaran dan laporan Keuangan Bulanan, triwulan, Semister dan Tahunan telah dilaksanakan sesuai dengan jawal Pelaporan. 3. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Sub. Bag. Kepegawaian

Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh antara lain: Pengusulan Kenaikan Pangkat, Jabatan, Mutasi/Pindah Tugas, Pensiun dan sebagainya bagi Hakim dan Pegawai Negeri Sipil dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh untuk tahun 2012 telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.

4. Dalam proses penyelesaian setiap perkara yang masuk dilakukan dengan 2 (dua) proses: Proses Administrasi Perkara danProses Pemeriksaan Perkara, dimulai dari penerimaan, pencatatan, penyusunan jadwal persidangan, penyerahan berkas perkara kepada hakim, panitera pengganti termasuk juga para pihak. Jumlah Perkara Pidana yang masuk pada Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh tahun 2012 sebanyak 204 perkara sedangkan jumlah perkara perdata yang masuk sebanyak 97 perkara.


(58)

53

B. Saran

1. Perlu peningkatan komitmen bersama untuk menerapkan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagai instrument control yang objektif dan transpraran dalam mengelola sarana dan prasarana serta keterampilan Sumber daya manusia untuk peningkatan penyelesaian perkara pada seluruh tingkat peradilan di empat lingkungan peradilan.

2. LAKIP sebagai akhir dari SAKIP dapat dioptimalisasi pemanfaatan LAKIP sebagai alat evaluasi kinerja bagi masing-masing unit Eselon I, II maupun instansi. 3. Adanya penghargaan dan sanksi dalam melakukan proses pemanfaatan LAKIP,

merupakan instrument objektif yang tidak berpihak.

4. Kelayakan LAKIP sebagai instrument punish and reward merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan dari kesempurnaan instrument lainnya (renstra, indikator kinerja utama, penetapan kinerja dan evaluasi LAKIP) yang harus optimal.


(59)

54

A. STRUKTUR ORGA

54

BAB V LAMPIRAN

GANISASI


(60)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Dengan Perencanaan yang matang dalam penyusunan RKA-KL akan dapat

menghasilkan output dan Outcame , sehingga Dana Yang tersedia dalam DIPA dapat memenuhi kebutuhan Oprasional Perkantoran tepat tepat sasaran.

Tersedianya Dana DIPA Pengadilan Tinggi yang Efisien dan Efektif

Persentase terpenuhinya kebutuhan Belanja Gaji, Barang dan Modal

100% 100% 100% 100% 100%

2 Penertiban Administrasi Sekretariat dan Teknis.

Peningkatan Tertib Administrasi

Perkantoran Sekretariat dan Teknis sesuai dengan SOP

Persentase Terlaksananya Tertib Administrasi

Kepegawaian, Keuangan, Umum, Pidana, Perda ta dan Hukum.

80% 90% 100% 100% 100%

3 Tersajinya laporan Bulanan, Triwulan, Semister dan

Tahunan yang akurat dan tepat waktu

Peningkatan

Penyampaian Laporan yang efektif dan akurat

Persentase penyampain Laporan Keuangan,

Kepegawaian, Umum, Pidana, Perdata dan Hukum sesuai dengan Jadwal yang ditentukan

100% 100% 100% 100% 100%

4 Terlakasana Pejalanan Dinas Koordinasi/Konsultasi ke Mahkamah Agung dan Pembinaan/Pengawasan ke Satker dalam Wilayah Hukum PT. Banda Aceh

Tercapainya

Koordinasi/konsultasi dan Pem

binaan/Pengawasan ke Tingkat Pusat dan Tingkat Pertama.

Persentase Terpenuhinya Perjalanan Koordi

nasi/Konsultasi ke Mahkamah Agung dan

Pembinan/Pengawasan ke Satker dalam Wilayah Hukum PT. Banda Aceh


(61)

melalui Sosialisasi dan Pelatihan Sertifikasi

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Pelatihan IT, SAKIP, SAI Pembinaan ADM Keuangan, Kepegawaian, Perlengkapan dan Peltihan Yudisial Pendalaman Materi Hukum untuk Hakim dan Sosialisasi Pedoman Perilaku Hakim se Provinsi Aceh 6 Berdirinya Gedung baru PN.

Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor

Terwujudnya Gedung baru PN. Simpang Tiga Redelong dan

Pengadilan Tipikor.

Persentase terlaksananya Pembangunan Gedung Kantor PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor

30% 60% 80% 90% 100%

7 Tersedianya Inventaris dan Sarana Gedung PT.Banda Aceh, PN. Simpang Tiga redelong dan Pengadilan Tipikor

Peningkatan

terpenuhinya Inventaris dan Sarana gedung PT. Banda Aceh, Pn. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.

Terpenuhinya Pengadaan Inventaris dan Sarana Gedung PT. Banda Aceh, PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.

100% 100% 100% 100% 100%

8 PenyelesaianTunggakan Perkara Perdata Peningkatan Tercapainya Penyelesaian Perkara Perdata di PengadilanTinggi Banda Aceh.

1. Pesentase Jumlah peningkatan Penyelesaian Tunggakan Perkara Perdata

100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Jumlah Peningkatan Penyelesaian Putusan Per kara Perdata


(62)

Khusus di Pengadilan Tinggi Banda Aceh.

2. Persentase Prosedure jumlah peyelesaian Perkara

100% 100% 100% 100% 100% 10 PeningkatanTertib Administrasi

Perkara Pidana yang diterima dan di Register dalam Buku Induk

Peningkatan Tertib Administrasi Perkara Pidana sesuai dengan SOP

Persentase peningkatanTertib Administrasi Perkara Pidana yang diterima dan di Register dalam Buku Induk

100% 100% 100% 100% 100%

11 Terlaksananya Pembinaan Peyelesaian Perkara Pidana dan Perkara Perdata tepat waktu di Pengadilan Negeri dalam Wilayah Hukum

PengadilanTinggi Banda Aceh.

Peningkatan Perjalanan Pembinaan/monitoring Penyelesaian Perkara Pidana dan Perdata yang diselesaikan tepat waktu

Persentase terlaksananya Pembinaan Peyelesaian Perkara Pidana danPerkara Perdata tepat waktu di Pengadilan Negeri dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Banda Aceh.

100% 100% 100% 100% 100%

12 Tersedianya keperluan

oprasional Persidangan tertib Adm Perkantoran di

Kepaniteraan Hukum, Pidana dan Perdata.

Terpenuhinya keperluan operasional

Persidangan Perkara Pidana dan Perkara Perdata.

Persentase tersedianya keperluan oprasional Persidangan tertib Adm Perkantoran di Kepaniteraan Hukum, Pidana dan Perdata.

100% 100% 100% 100% 100%

KETUA PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH

H. SUMANTRI, SH. MH. NIP. 19500902 198012 1 001


(63)

1. Peningkatan penyelesaian perkara a. Prosentase perkara yang diselesaikan

b. Prosentase antara sisa perkara yang diselesaikan

100 %

2. Peningkatan Tertib Administrasi a. Prosentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap

b. Prosentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

c. Prosentase Terlaksananya Tertib Administrasi Kepegawaian, Keuangan dan Umum.

d. Prosentase penyampain Laporan Keuangan, Kepegawaian dan Umum secara tepat waktu

100 %

3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia a. Prosentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial b. Prosentase pegawai yang lulus diklat non yudisial

100 %

4. Peningkatan kualitas pengawasan a. Prosentase pengaduan yang ditindaklanjuti b. Prosentase temuan yang ditindaklanjuti


(64)

(65)

(66)

(67)

SURAT KEPUTUSAN

KETUA PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH NOMOR : W1.U/ 001 /KPT/KU.01/I/2013

TENTANG

TIM PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH KETUA PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH

Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan dari Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 11 Tahun 2011 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013 ;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor : 3 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor : 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

2. Undang-undang Nomor : 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

3. Undang-undang Nomor : 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

4. Undang-undang Nomor : 49 Tahun 2009 tentang 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor : 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.

5. Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

6. Peraturan Presiden Nomor : 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004– 2009.

7. Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,

Fungsi, Struktur Organisasi, dan Tata Kerja.

8. Peraturan Presiden Nomor : 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat Mahkamah Agung.

9. Peraturan Presiden Nomor : 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan

Mahkamah Agung.

10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Memperhatikan : Surat Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor

676-1/SEK/KU.01/XII/2012 Tanggal 20 Desember 2012 tentang

Penyampaian LAKIP Tahun 2012 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013, serta Hasil Rencana Stategis (Renstra) Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh Tahun 2010 – 2014.


(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)