7. Kegiatan Belajar 7 Perancah dan Bekisting a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari unit ini peserta didiksiswa diharapkan dapat: 2 Menjelaskan pengertian, fungsi, dan bahan-bahan perancah untuk
konstruksi beton bertulang. 3 Menjelaskan konstruksi perancah besi sistem rangka modular system
4 Menjelaskan onstruksi perancah besi sistem kerangka satu lapis putlog scaffold
5 Menjelaskan konstruksi perancah besi sistem kerangka bebas independent scaffold dan perancah besi sistem menara tower
scaffold 6 Mengidentifikasi peralatan untuk memasang perancah besi dan
Memilih peralatan untuk memasang dan membongkar perancah besi 7 Menjelaskan dasar-dasar pemasangan perancah besi dan Menjelaskan
cara memasang perancah besi 8 Memasang perancah besi dan menjelaskan cara membongkar
perancah besi
b. Uraian Materi Perkembangan Perancah
Ketika manusia purba meninggalkan gua sebagai huniannya dan berkeinginan untuk mendirikan bangunan diatas tanah, mereka
menemukan beberapa bentuk bangunan sementara untuk area kerja pada ketinggian tertentu dan menopang suatu pekerjaan permanen selama
dalam tahap pembangunan. Hal ini dapat dilihat dalam perkembangan perancah di China dan daerah Mediteranian dimana 4000 tahun yang lalu
telah mempunyai keinginan untuk mendirikan bangunan. Bangunan di negeri China yang pertama kali dibuat dari beberapa bagian
yang dikerjakan oleh para pekerja secara perorangan. Bangunan- bangunan besar dan dinding batas kota dibuat dari bata yang dibakar dan
memerlukan perancah yang sederhana supaya para pekerja dapat melakukan pekerjaan pada ketinggian yang dikehendaki.
238
Satu hal yang sangat menarik bahwa China secara umum tidak menggunakan batu sebagai bahan bangunan dan tidak mengerjakan
komponen-komponen bangunan yang besar. Komponen dalam bangunan pada umumnya adalah tiang kayu dan balok atap, berbeda dengan
penduduk di daerah Mediteranian pada waktu itu yang membangun lebih maju.
Komponen-komponen bangunan yang lebih megah dari kontraktor modern menjadi yang utama, seperti balok lintel dan kolom dari batu yang
ditambang, diangkut dan didirikan pada posisinya membentuk pura, istana dan piramid. Sejalan dengan penggunaan tenaga kerja, alat pengangkat
dan pengangkutpun mulai dikembangkan seperti sled, roller, lever, wheel, windlass, pulley dan mast.
Bangunan perancah sebagai penopang konstruksi, diperlukan untuk menahan konstruksi tersebut menjadi stabil. Disamping itu juga untuk
mendukung alat pengangkut dan tempat yang sifatnya sementara untuk komponen-komponen lainnya sebelum dipindahkan pada posisinya yang
pasti. Di negeri China perkembangan metoda dalam konstruksi tampak hampir
statis tidak ada perubahan sampai ketika ide Barat mulai mempengaruhi dan dipakai. Tetapi di bidang perancah masih tetap dipakai cara-cara
tradisional, pengembangan perancah modern dari bahan bambu dianggap cukup tepat di daerah Timur jauh.
239
Gambar 57. Perkembangan awal perancah di China
Batang-batang bambu ukuran diameter 7,5 cm dibentuk kotak-kotak satu lapis seperti kisi-kisi, diikat jadi satu dengan tali rotan atau tali bambu.
Batang-batang bambu ukuran diameter 20 cm digunakan untuk struktur bagian bawah perancah. Meskipun dijamin fleksibel terhadap tiupan angin
kencang, perancah jenis ini tidak dapat diterima oleh standar negara Barat dengan pertimbangan keamanan dan prinsip-prinsip engineering.
Jatuhnya Kerajaan Romawi mengakibatkan hilangnya beberapa teknik konstruksi yang telah dibangun bangsa Yunani, Mesir, dan Persia sejak
ribuan tahun yang lalu seperti konstruksi lengkung yang dapat menahan 600 ton, balok lintel pada kuil candi Baalbek. Masih untung bentuk-bentuk
lengkung Romawi dan Gothic masih tetap bisa bertahan. Oleh karenanya penggunaan perancah bentuk baru diperlukan untuk menahan konstruksi
lengkung tersebut. Apalagi penggunaan atap setengah lingkaran pada bangunan gaya Bizantium dan Romawi memerlukan perancah yang
hampir sama.
240
Gambar 58. Perancah penopang sementara konstruksi lengkung Ghotic
Gambar 59. Perancah penopang sementara konstruksi atap lengkung
Struktur perancah dibuat dengan cara mengikat tiang-tiang dari kayu lunak dan dikencangkan dengan pasak dan palang-palang yang digunakan
untuk lantai kerja. Pendekatan dasar ini berlanjut sampai perkembangan industri dimana pengergajian kayu ada dimana-mana dan perancah
dimodifikasi dengan menggunakan kayu-kayu berpenampang segi empat 241
dengan tiang-tiang berpenampang bundar. Disamping diikat dengan tali juga dilakukan dengan cara dipaku, diikat dengan kawat, diikat dengan
rotan dan lain-lain. Pada tahun 1915 di Amerika Serikat, perancah pada umumnya dibuat dari
kayu gergajian dengan penampang segi empat dengan penguat paku dan tiang berpenampang bundar.
Sekitar tahun 1920 di Inggris mulai dibuat perancah dari pipa bulat dengan diameter 4 cm dan panjang 6 m yang dihubungkan dengan klem pengikat
coupler. Secara ekonomis maupun praktis perancah jenis ini lebih menguntungkan, disamping itu kemudahan dalam perhitungan strukturnya
menjamin keberhasilan perancah pipa ini. Beberapa modifikasi dilakukan termasuk jenis dan rancangan bentuk klem pengikat coupler supaya lebih
ekonomis, maka ukuran pipa juga diperkecil. Amerika Serikat mengembangkan perancah dari rangka-rangka pipa besi
bulat yang dilas, sehingga mengurangi penggunaan klem pengikat. Rangka-rangka segi empat atau segi tiga dirangkai dan dihubungkan
dengan penyiku sehingga membentuk perancah yang kokoh. Keuntungan perancah jenis ini adalah pemasangannya lebih cepat dan analisis
strukturnya lebih meyakinkan.
a. Tugas 1. Tujuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan