Tugas 2. Perilaku Balok Tanpa Penulangan Geser.

c. Tugas 2. Perilaku Balok Tanpa Penulangan Geser.

Seperti yang telah dinyatakan terdahulu bahwa tegangan tarik dengan variasi besar dan kemiringan, baik sebagai akibat geser saja atau gabungan dengan lentur, akan timbul di setiap tempat di sepanjang balok, yang harus diperhitungkan pada analisis dan perencanaan. Pembahasan dalam bagian terdahulu, sebenarnya merupakan deskripsi tepat untuk kejadian geser pada balok beton tanpa tulangan, di mana kerusakan umumnya akan terjadi di daerah sepanjang kurang Iebih tiga kali tinggi efektif balok, dan dinamakan bentang geser. Seperti tampak pada gambar di bawah, retak akibat tarik diagonal merupakan salah satu cara terjadinya kerusakan geser. Untuk bentang geser yang lebih pendek, kerusakan akan timbul sebagai kombinasi dan pergeseran, remuk, dan belah. Sedangkan untuk balok beton tanpa tulangan dengan bentang geser lebih panjang, retak karena tegangan tarik lentur akan terjadi terlebih dahulu sebelum timbul retak karena tarik diagonal. Dengan demikian terjadinya retak tarik lenturan pada balok tanpa tulangan merupakan peringatan awal kerusakan geser. Retak miring akibat geser di badan balok baton bertulang dapat terjadi tanpa disertai retak akibat lentur di sekitarnya, atau dapat juga sebagai kelanjutan proses retak lentur yang telah mendahuluinya. Retak miring pada balok yang sebelumnya tidak mengalami retak lentur dinamakan sebagal retak geser badan. Kejadian retak geser badan jarang dijumpai pada balok beton bertuIang biasa dan Iebih sering dijumpai pada balok beton prategangan. Mekanisme perlawanan geser di dalam komponen struktur beton bertulang tidak terlepas dari pengaruh serta tersusun sebagai kombinasi beberapa kejadian atau mekanisme sebagai berikut: a Adanya perlawanan geser beton sebelum terjadi retak. b Adanya gaya ikatan antar-agregat pelimpahan geser antar- permukaan butir ke arah tangensial di sepanjang retakan, yang serupa dengan gaya gesek akibat saling ikat antar agregat yang tidak teratur di sepanjang permukaan beton kasar. 52 c Timbulnya aksi pasak tulangan memanjang sebagai perlawanan terhadap gaya transversal yang harus ditahan. d Terjadinya perilaku pelengkung pada balok yang relatif tinggi, dimana segera setelah terjadi retak miring, beban dipikul oleh susunan reaksi gaya tekan yang membentuk busur melengkung dengan pengikatnya tali busur adalah gaya tarik di sepanjang tulangan memanjang yang ternyata memberikan cadangan kapasitas cukup tinggi, e Adanya perlawanan penulangan geser yang berupa sengkang vertikal ataupun miring untuk balok bertulangan geser. Dalam rangka usaha mengetahui distribusi tegangan geser yang sebenarnya terjadi di sepanjang bentang dan kedalaman penampang balok, meskipun studi dan penelitian telah dilakukan secara luas untuk kurun waktu cukup lama, mekanisme kerusakan geser yang tepat sebetulnya masih juga belum dikuasai sepenuhnya. Untuk menentukan seberapa besar tegangan geser tersebut, umumnya peraturan- peraturan yang ada memberikan rekomendasi untuk menggunakan pedoman perencanaan berdasarkan nilai tegangan geser rata-rata nominal sebagai benikut: vu= Vu φ b w d dimana : vu = tegangan geser rencana rata-rata nominal total MPa Vu = gaya geser rencana total karena beban luar kN, φ, = faktor reduksi kuat bahan untuk geser 0,60, Bw = lebar balok, untuk penampang persegi = b cm, d = tinggi efektif balok cm. Seperti yang telah dikemukakan bahwa di tempat garis netral penampang, nilai tegangan geser sama dengan tegangan tarik diagonal. Maka untuk kepentingan pendek atan perencanaan, ditetapkan bahwa tegangan geser dapat dipakai sebagai alat ukur yang baik untuk mengukur tegangan tarik diagonal yang terjadi, meskipun sesungguhnya bukanlah tegangan tarik diagonal aktual. Walaupun teori umum perencanaan geser yang dipakai sebagai dasar peraturan dan persyaratan belum diubah, SK SNI T-15-1991-03 53 mmbenikan rokomendasi bahwa perencanaan geser dapat didasarkan pada gaya geser Vu, yang bekerja pada penampang balok. Hal demikian berbeda dengan peraturan-peraturan sebelumnya, PBI 1971 dan sebelumnya, yang mendasarkan pada tegangan geser. Sehingga tidak jarang terjadi penafsiran bahwa gaya geser, sama seperti halnya tegangan geser, secara umum dapat berlaku sebagal alat pengukur tarik diagonal yang timbul.

d. Tugas 3. Perencanaan Penulangan Geser