Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Laboratorium di Kampus IPB Dramaga, Bogor

PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
LABORATORIUM DI KAMPUS IPB DRAMAGA, BOGOR

MUHAMMAD KHALID

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Sistem
Penyaluran Air Limbah Laboratorium Pada Kampus IPB Dramaga, Bogor adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013
Muhammad Khalid
NIM F44090008

ABSTRAK
MUHAMMAD KHALID. Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah
Laboratorium Di Kampus IPB Dramaga, Bogor. Di bawah bimbingan Satyanto
Krido Saptomo dan Allen Kurniawan. 2013.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik, yang kehadirannya tidak dikehendaki lingkungan dan tidak
memiliki nilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan debit air
limbah laboratorium dan mendesain sistem penyaluran air limbah laboratorium
yang efektif di Kampus IPB Dramaga, Bogor. Pengukuran dilakukan pada jalan
lingkar kampus metode direct leveling dengan alat automatic level topcon AT-B2
dan laboratorium dari tiap departemen kuisioner. Prosedur analisis data dilakukan
menggunakan SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plambing dan Kriteria Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah, PPLP Pekerjaan Umum Tahun
2006 oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sistem penyaluran air limbah laboratorium secara terpusat menuju IPAL yang

berlokasi di depan gedung Fakultas Kedokteran Hewan adalah tidak efektif,
dikarenakan kecilnya debit yang ada yaitu sebesar 400 liter/bulan dan jarak
pengaliran yang jauh sepanjang 1 km dengan head sebesar 5.8 m serta kehilangan
tekanan mayor sebesar 125.15 m dan kehilangan tekanan minor sebesar 479.66 m.
Kata kunci: air limbah, laboratorium, perencanaan, penyaluran, sistem plambing

ABSTRACT
MUHAMMAD KHALID. Sewerage of Laboratory System at Bogor Agricultural
University, Dramaga Campus, Bogor. Supervised by Satyanto Krido Saptomo and
Allen Kurniawan. 2013.
Waste are emissions that resulted from an industrial production processes or
domestic, that not environmentaly wanted and does not have economic value. This
study aimed to determine the laboratory wastewater discharge and the effective
laboratory wastewater distribution system on Bogor Institute of Agriculture,
Campus Dramaga, Bogor. The planning of plumbing system refer to SNI 036481-2000 also infrastructure technical criteria and wastewater management tool
by minister of public work. The research which shows the centralized laboratory
wastewater distribution system to wastewater treatment plant located in front of
Faculty of Veterinary are not effective because laboratory discharge that exist are
too small about 400 litre per month and drainage distance that too far about 1 km
with 5.8 m head difference also major headloss on pipelines about 125.15 m and

479.66 m for minor headloss.
Keywords: wastewater, laboratory, planning, distribution, plumbing system

PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
LABORATORIUM DI KAMPUS IPB DRAMAGA, BOGOR

MUHAMMAD KHALID

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


Judul Skripsi : Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Laboratorium di
Kampus IPB Dramaga, Bogor
Nama
: Muhammad Khalid
NIM
: F44090008

Disetujui oleh

Dr. Satyanto Krido Saptomo, S.TP., M.Si.
Pembimbing I

Allen Kurniawan S.T., M.T.
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Yudi Chadirin, S.TP., M.Agr.
Plh. Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan tepat waktu. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini ialah limbah cair, dengan judul Perencanaan Sistem
Penyaluran Air Limbah Laboratorium Pada Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Satyanto Krido Saptomo,
S.TP., M.Si., Allen Kurniawan, S.T., M.T., selaku pembimbing, serta Sutoyo,
S.TP., M.Si., yang telah banyak memberi saran, serta staf–staf departemen yang
telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta rekan – rekan mahasiswa pada UKM MAX!!
maupun Teknik Sipil dan Lingkungan juga, atas segala doa dan dukungan yang
telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan digunakan oleh pihak terkait
ataupun masyarakat secara luas.

Bogor, Februari 2013
Muhammad Khalid

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI


vi

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

DAFTAR NOTASI

vii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian


2

METODE
Waktu dan Tempat
Alat dan Bahan

2
2
Error! Bookmark not defined.3

Prosedur Penelitian

3

Teknik Pengukuran

3

Prosedur Analisis Data


4

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Pengukuran elevasi Permukaan Tanah Jalan

7

Survei Laboratorium

7

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah

9

SIMPULAN DAN SARAN


15

Simpulan

15

Saran

15

DAFTAR PUSTAKA

16

LAMPIRAN

17

RIWAYAT HIDUP


37

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Contoh perhitungan sistem plambing gedung
Perencanaan debit air limbah
Perhitungan dimensi saluran
Penanaman pipa
Perhitungan headloss
Jarak antar manhole pada jalur lurus
Konversi nilai PE terhadap diameter saluran

10
14
14
14
14
13
13

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Diagram alir penelitian
Error! Bookmark not defined.3
Diagram alir pipa pembuangan sistem plambing gedung
4
Diagram alir perencanaan debit air limbah
5
Diagram alir perhitungan dimensi saluran
6
Diagram alir penanaman pipa
6
Elevai pada jalur AGH – WWTP
7
Elevasi pada jalur Teaching Lab - WWTP
8
Persentase penanganan air limbah
8
Persentase mengetahui keberadaan IPAL
9
Contoh pengaliran Sistem 1
12
Bentuk dasar perangkap
12
Contoh konstruki bak penampung
13
Manhole beton pracetak
14

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jalur pengukuran elevasi permukaan tanah jalan
Peta kontur jalur pengukuran elevasi jalan
Rekapitulasi kuisioner penelitian
Kuisioner survei laboratorium
Perhitungan sistem plambing gedung
Sistem 1 penyaluran air limbah laboratorium
Sistem 2 penyaluran air limbah laboratorium
Isometrik Sistem 1 penyaluran air limbah laboratorium
Isometrik Sistem 2 penyaluran air limbah laboratorium
Potongan melintang pipa utama air limbah laboratorium

DAFTAR NOTASI
1
2
3
4
5
6
7

A
α
Cr
Ddesain
Dhitung
d/D
Ds

luas saluran (m2)
sudut belokan (radian)
antara 0.1-0.3
diameter pipa yang digunakan (mm)
diameter pipa berdasarkan perhitungan (m)
perbandingan tinggi muka air dengan diameter
arah pengaliran menujur hilir

17
18
19
21
22
32
33
34
35
36

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

EDS
EMA
ET
f
fmd
g
K
KG
L
P
n
PE
Qab
Qinf
Qmin
Qmd
Qpeak
Qpeak/Qfull
Qr
R
S
Us
v
Vpeak

elevasi dasar saluran (dpl)
elevasi muka air (dpl)
elevasi tanah (dpl)
koefisien kekasaran Darcy-Weisbach
antara 1.25-2
percepatan gravitasi (m/dtk2)
koefisien kehilangan tekan akibat perubahan bentuk pipa
kedalaman galian
panjang pipa (m)
perimeter basah (m)
koefisien kekasaran manning
jumlah populasi yang dilayani (jiwa)
debit air limbah laboratorium (m3/dtk)
debit infiltrasi total (m3/dtk)
debit minimum air limbah (m3/dtk)
debit harian maksimum (m3/dtk)
debit maksimum air limbah (m3/dtk)
perbandingan debit dari kurva design of main sewer
debit penggunaan air minum (m3/dtk)
jari-jari hidrolik (mm)
kemiringan saluran (%)
arah pengaliran dari hulu
kecepatan aliran (m/dtk)
kecepatan maksimum air limbah (m/dtk)

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Limbah adalah buangan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik, yang kehadirannya tidak dikehendaki lingkungan dan tidak memiliki
nilai ekonomis (Widjajanti 2009). Pengelolaan air limbah sangat penting untuk
perlindungan lingkungan dan kesehatan manusia (Grd et al. 2012). Seiring dengan
berjalannya waktu, kepedulian dan kesadaran akan pentingnya perlindungan
lingkungan dan kesehatan manusia semakin meningkat. Seluruh aktivitas yang
berhubungan dengan tujuan tersebut dapat disebut dengan pengelolaan lingkungan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, industri maupun
instansi harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkan.
Laboratorium merupakan tempat melakukan kegiatan untuk memperoleh data
hasil pengujian yang akurat dan valid. Beberapa pengujian umum yang dilakukan
di laboratorium antara lain pengujian fisika, kimia, dan mikrobiologi (Said 2009).
Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga terdiri dari 29 departemen. Sifat
dan jumlah laboratorium yang ada beragam, seperti laboratorium kimia, biologi,
fisika, biokimia, teknik, peternakan, perikanan, pertanian, kehutanan, hingga
kedokteran hewan. Kuantitas dan karakteristik limbah yang dihasilkan
dipengaruhi kegiatan yang sedang berlangsung pada laboratorium, seperti
praktikum, penelitian, dan jasa layanan analisis.
Salah satu aplikasi dari pengelolaan lingkungan adalah membangun
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Wastewater Treatment Plant
(IPAL) yang dilengkapi dengan sistem penyaluran air limbah. Pada Kampus IPB
Dramaga, IPAL dibangun di depan Fakultas Kedokteran Hewan tanpa adanya
sistem penyaluran air limbah. Sistem penyaluran air limbah terdiri dari dua
macam, yaitu sistem penyaluran terpisah dan sistem penyaluran gabungan. Sistem
penyaluran terpisah adalah sistem yang memisahkan aliran air buangan dengan
limpasan air hujan, sedangkan sistem penyaluran gabungan menggabungkan
aliran air buangan dengan limpasan air hujan. Sistem penyaluran air limbah
menyalurkan air limbah dari perumahan dan fasilitas umum, serta industri,
sedangkan sistem drainase membawa air limpasan dari hujan yang jatuh di atap
gedung, jalan, dan permukaan lainnya (Kementerian Pekerjaan Umum 2003).
Faktor penting perencanaan sistem penyaluran air limbah antara lain
penentuan daerah yang akan dilayani, pengamatan topografi, lokasi sungai dan
IPAL. Umumnya sistem penyaluran air limbah didesain untuk sektor industri dan
domestik, dengan pengolahan secara terpusat. Di Indonesia, hanya sebagian
penduduk dilayani oleh sistem pengumpul air limbah, karena besarnya biaya
pembangunan dan operasional. Kota yang memiliki sistem pengumpul adalah
Bandung, Medan, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan Jakarta, sedangkan kota
lain menggunakan sistem individu (septic tank) yang dapat mencemari lingkungan.
Oleh karena itu, sistem penyaluran air limbah sangat dibutuhkan untuk
melengkapi sistem pengelolaan limbah secara umum.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
dirumuskan:
1. Berapa banyak laboratorium di Kampus IPB Dramaga yang menghasilkan air
limbah dan berapa debit totalnya?
2. Bagaimana sistem penyaluran air limbah laboratorium yang efektif di Kampus
IPB Dramaga?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang diperoleh
dari penelitian ini:
1. Mengetahui jumlah laboratorium di Kampus IPB Dramaga yang menghasilkan
air limbah, serta debit yang dihasilkan.
2. Merancang sistem penyaluran air limbah laboratorium yang efektif di Kampus
IPB Dramaga.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:
1. Memberikan informasi mengenai banyaknya laboratorium di Kampus IPB
Dramaga yang menghasilkan air limbah dan besar debit yang dihasilkan.
2. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menentukan sistem penyaluran air
limbah laboratorium yang efektif di Kampus IPB Dramaga.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini terbatas pada perencanaan sistem
penyaluran air limbah laboratorium meliputi:
1. Penentuan jalur pipa
2. Pengukuran elevasi permukaan tanah
3. Mengetahui jumlah laboratorium yang menghasilkan air limbah
4. Besar debit air limbah laboratorium
5. Penentuan sistem penyaluran air limbah, meliputi:
a. Sistem perpipaan dalam gedung (plambing)
b. Sistem perpipaan pada jalan
6. Perhitungan kehilangan tekanan (headloss)

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2013 di
Kampus IPB Dramaga, Bogor. Pengukuran dilakukan pada jalan lingkar kampus
dan seluruh laboratorium yang menghasilkan limbah cair.

Alaat dan Baha
an
1.
2
2.
3
3.
4
4.
5
5.
6
6.
7
7.
8
8.

Alat dan bahan yaang digunakaan:
Automatic level Topccon AT-B2
Target Ro
od dengan ketinggian 4 m
Pita ukur dengan panj
njang 50 m
Patok
Payung
Peta denaah Kampus IPB
I Dramagga
Buku petuunjuk IPAL dengan kapasitas 2 m3/p
proses
As build drawing
d
Ged
dung Departtemen Tekniik Sipil dan Lingkungan
L
Proseedur Penelittian

Penelitian ini men
nggunakan beberapa
b
meetode yang bberbeda sesuuai dengan
p
parameter
yang diukur. Langkah-laangkah penellitian yang ddilakukan daapat dilihat
p
pada
Gambaar 1.

D
alir penelitian
Gambar 1 Diagram
Tekn
nik Penguku
uran
Pengukuran
P
n Elevasi Peermukaan Tanah
T
Jalurr Perpipaan
n
Pengu
ukuran elevaasi permukaaan tanah meengikuti eleevasi permuk
kaan tanah
j
jalan
raya seebagai jalur pipa utama.. Pengukurann ini dilakukkan untuk menentukan
m
s
sifat
pengaliiran yang dig
gunakan padda pipa utam
ma. Dua sifatt pengaliran air limbah
y
yaitu,
sistem
m bertekanaan dengan menggunakkan pompa dan sistem
m gravitasi.
M
Metode
penngukuran eleevasi permuukaan tanah
h jalan dilakkukan dengan metode
d
direct
levelinng. Berikut langkah-lang
l
gkah penguk
kuran:

1. Meenentukan beench mark (BM),
(
yaitu di depan geedung Grahaa Widya Wiisuda
(GW
WW).
2. Meenentukan jallur pipa utam
ma pada dennah Kampus IPB Dramagga.
3. Meembidik titikk-titik penguk
kuran pada jalan hingga IPAL.
Surveei Laboratorrium
S
Survei
laborratorium dilaakukan mengggunakan ku
uisioner. Bebberapa inforrmasi
laboraatorium yangg ingin diketaahui sebagaii berikut:
1. Lok
kasi
2. Debbit air limbaah
3. Pennanganan airr limbah
4. Sennyawa dominnan
Prosedur
P
An
nalisis Data
Elevassi permukaan tanah jaalan
A
Analisis
daata dilakukkan mengguunakan proogram Surffer 10, deengan
memasukkan dataa koordinat (X,Y,Z)
(
berddasarkan penngukuran elevasi permuukaan
j
Hasil dari analisiss data ini adaalah peta konntur pada jalur pengukurran.
tanah jalan.
Surveei Laboratorrium
D
Data
hasil survei
s
laborratorium dallam bentuk tabel yang berisi inforrmasi
lokasi, debit air limbah, seenyawa dom
minan, dan penanganaan limbah yang
dilakuukan oleh laaboratorium
m. Hasil darri analisis data
d
ini adaalah sistem pipa
pembu
uangan padaa gedung. Berikut
B
langgkah-langkahh dalam meenentukan siistem
pipa pembuangan
p
sesuai Standdar Nasionaal Indonesia (SNI) 03-64481-2000 ten
ntang
Sistem
m Plambing:

Gambar 2 Diagram aliir pipa pembbuangan sisteem plambingg gedung
Pipa Utama
U
P
Pengolahan
data meng
gacu pada K
Kriteria Tekknis Prasaraana dan Saarana
Pengeelolaan Air Limbah,
L
Peengembangann Penyehataan Lingkunggan Permukkiman
(PPLP
P) Pekerjaaan Umum Tahun
T
20066 oleh Kementerian Peekerjaan Um
mum.
Beriku
ut langkah-laangkah dalam
m menghitunng pipa utam
ma:
1. Perrencanaan deebit air limbaah laboratoriium

Perencanaan debit air limbah dirrencanakan sesuai
s
dengaan fluktuasi pengaliran
n kualitas air
a limbah dalam keadaan maksiimum dan
melalui perhitungan
minimum
m. Langkah–
–langkah dalam perencan
naan debit aair limbah daapat dilihat
pada Gam
mbar 3.

Gambar 3 Diagram aalir perencanaan debit airr limbah
2.
2 Perhitunggan dimensi saluran
Pada tahaap ini ditenntukan luas ppenampang,, diameter, kkemiringan, kekasaran
dari saluuran, serta kemiringan
k
tanah. Lanngkah-langkaah dalam menentukan
m
dimensi saluran
s
dapaat diihat padaa Gambar 4.
3 Penanam
3.
man pipa
Proses peenanaman pipa
p
memperrhatikan eleevasi tanah dan sistem pengaliran
gravitasi. Perhitungaan diawali dengan pennentuan pannjang pipa, diameter,
propotion
nal depth serrta kemiringan (slope) pipa. Elevasi dapat dilihaat pada peta
elevasi perrmukaan taanah jalan.
kontur yang
y
dihasillkan dari pengukuran
p
Langkah--langkah pennanaman pippa dapat dilihhat pada Gam
mbar 5.

Gambar 4 Diagram
D
alirr perhitungann dimensi saaluran

Gamb
bar 5 Diagraam alir penannaman pipa

H
HASIL
DA
AN PEMBA
AHASAN
N
P
Pengukuran
n elevasi Peermukaan Tanah
T
Jalur Perpipaan
Pengu
ukuran elevvasi permuukaan tanaah jalur perpipaan dilakukan
menggunakaan metode direct
m
d
levelinng dengan alat automaticc level Topcon AT-B2.
J
Jalur
penguukuran dimu
ulai dari Geddung Grahaa Widya Wiisuda (GWW
W) menuju
I
IPAL
yang berlokasi
b
di depan geduung Fakultas Kedokterann Hewan. Paanjang total
d
dua
jalur pengukuran
p
adalah sebesar ± 2 km.
k
Fluktuaasi elevasi pada jalur
dapat dilihhat pada Gaambar 6 dann 7. Jalur ppengukuran ditentukan
p
pengukuran
d
dengan
mem
mperhatikan lokasi dari laboratoriuum yang adaa pada setiaap fakultas,
s
sehingga
sem
mua laborato
orium dapat terlayani. Jaalur pengukuuran elevasi permukaan
p
t
tanah
jalan dapat
d
dilihat pada Lampiiran 1.
Pada elevasi
e
perm
mukaan tanahh jalan Kamppus IPB Draamaga, sifat pengaliran
s
secara
graviitasi tidak dapat dilakukkan sepenuhhnya karena beberapa teempat pada
j
jalan
memillki elevasi tiinggi. Sistem
m pengalirann yang diguunakan pada rancangan
i adalah sistem pengalliran bertekaanan mengguunakan pomppa. Penggunnaan pompa
ini
t
tekan
pada jalan
j
menan
njak akan meembantu penngaliran air limbah men
nuju IPAL,
n
namun
juga meningkatkkan biaya peerencanaan, pelaksanaann, dan peraw
watan. Jalur
p utama yang
pipa
y
digunaakan pada ranncangan ini adalah Jalurr Teaching Lab
L – IPAL.
P
Perbedaan
e
elevasi
pada kedua ujungg titik jalur ini sebesar 5.8
5 m, dengan panjang
l
lintasan
1 km
m. Jalur ini telah mencaakup semua laboratorium
m yang ada dari setiap
d
departemen.
Surveei Laboratorrium

Elevasi (mdpl)

Surveii laboratoriuum dilakukann pada 15 Departemen
D
dan satu insstansi yang
aada pada Kampus
K
IPB
B Dramagaa, Bogor. Survei
S
dilakkukan menngggunakan
k
kuisioner
yaang menanyaakan beberaapa informassi tentang lookasi, debit air
a limbah,
s
senyawa
doominan, daan penangannan limbahh yang dillakukan lab
boratorium.
B
Berdasarkan
n hasil surv
vei dapat ddilihat karaakteristik daan sifat lim
mbah yang
d
dihasilkan
d
dari
laboratoorium, serta bagaimanaa kriteria deesain IPAL yang telah
d
dibangun
unntuk mengolah air limbbah tersebutt. Hasil survvei laboratorrium dapat
d
dilihat
pada Lampiran 2.
Masjid Alhur
A
192
191
190
189
188
187
186
185
184

IPAL

0

200

400

60
00

800

1000

12
200

1400

1600

Jarak (m))

Gam
mbar 6 Elevaasi permukaaan tanah jalaan pada jalurr AGH – IPA
AL

Elevasi (mdpl)

S
Senyawa
kiimia yang digunakan pada kegiaatan praktikkum, penelitian,
maupu
un jasa analiisis sangat beragam,
b
sepperti basa lem
mah, basa kuuat, asam leemah,
asam kuat,
k
logam
m, organik, garam,
g
alkohhol, darah, fo
ormalin, dann lain lain. Debit
D
total air limbah dari 47 laboratorium
m adalah sebesar
s
391.15 liter/bbulan.
mpung
Penanganan dari setiap laborratorium diddapatkan duua macam, yaitu ditam
pada suatu
s
wadah atau dialirkaan ke wastaffel.
198
196
194
192
190
188
186
184
182

Masjid Alhhur
IPA
AL

0

200

400
0

600

800

1
1000

1200
0

1400

1600

Jarak (m)

G
Gambar
7 Eleevasi permuk
kaan tanah jaalan pada jallur Teachingg Lab - IPAL
L
Persentase dari
P
d
penangganan yang dilakukan oleh
o
laborattorium peng
ghasil
limbahh kimia cairr dapat dilihhat pada Gaambar 8. Waadah yang digunakan
d
d
dalam
penang
ganan limbaah kimia ini berupa
b
jerigen dengan ukuran
u
20 liteer dan botol kaca.
Setelah ditampunng di waddah, limbahh tersebut kemudian dikumpulkan
n di
dalah
laboraatorium. Berrdasarkan suurvei laborattorium, limbbah yang diitampung ad
limbahh hasil reak
ksi atau reaggen pada koonsentrasi tiinggi, sedanngkan air lim
mbah
yang dibuang
d
ke wastafel
w
telahh mengalam
mi pengenceraan terlebih ddahulu.

6
63%

37%
%

W
Wadah
W
Wastafel

Gambar 8 Persentase
P
ppenanganan air
a limbah
P
Pengolahan
limbah hasiil reaksi atauu reagen yan
ng tepat ialaah bukan deengan
pengen
nceran, kareena zat penccemar yang ada
a pada lim
mbah tersebuut tidak larutt dan
hanya menambahh volume dari
d
limbah tersebut. Beberapa
B
labboratorium yang
mengeetahui kebarradaan IPAL
L di Kampuus IPB Dram
maga menguumpulkan lim
mbah
laboraatorium yang
g dihasilkan di IPAL. P
Persentase baanyaknya laaboratorium yang
mengeetahui keberaadaan IPAL dapat dilihaat pada Gambbar 9.

3
31%

69%

Ya
Tidak

Gambar 9 Persentasee mengetahuui keberadaann IPAL
Dari 69%
6
yang mengetahui
m
kkeberadaan IPAL
I
di Kam
mpus Dram
maga, hanya
ttiga laborattorium menngumpulkan langsung limbahnya di IPAL. Baik
B
yang
m
mengetahui
atau tidak mengetahuii keberadaann IPAL menngalami perrmasalahan
s
serupa
di seeluruh laborratorium yaiitu kurangnyya sumber ddaya dan sarrana untuk
m
menangani
dan
d mengelo
ola air limbaah laboratoriium, meskippun Direktorrat Fasilitas
d Propertii IPB telah menghimbau
dan
m
u kepada settiap laboratoorium untuk membawa
a limbah kimia untuk diolah
air
d
di IPA
AL.
m
Perencanaan Sistem Penyyaluran Airr Limbah Laaboratorium
Sistem Plam
S
mbing Gedu
ung
Air lim
mbah yang disalurkan
d
paada rancangan ini adalahh air bekas cucian
c
dari
a
alat-alat
kim
mia laboratorrium, bukann senyawa murni
m
dari haasil reaksi. Bahan
B
pipa
y
yang
digunaakan untuk menyalurkan
m
n air limbah laboratorium
m ini adalahh pipa PVC
(
(Polyvinylch
hloride) AW
W 4”. Pemilihhan bahan pipa
p
ini berddasarkan jen
nis air yang
d
dialirkan,
seehingga air liimbah dapatt dialirkan dengan
d
amann. Letak dan lokasi dari
l
laboratorium
m penghasil air
a limbah dapat dilihat pada
p
Lampirran 4. Bak cuci
c dengan
w
warna
merah
h menunjukk
kan lokasi dii lantai 4, waarna kuning menunjukkaan lantai 3,
w
warna
hijau menunjukkaan lantai 2, dan warna biru
b menunjuukkan lantaii 1 gedung.
D
Dimensi
geddung di Kam
mpus IPB D
Dramaga mem
miliki panjang 50 m, leebar 10 m,
t
tinggi
antar lantai 4.50 m.
m
Perenccanaan ini menggunakan
m
n dua sistem
m plambing uuntuk melayyani semua
l
laboratorium
m dari setiaap departem
men. Sistem 1 melayanni Fakultas Pertanian,
F
Fakultas
Ek
kologi Manuusia, dan Faakultas Teknnologi Pertaanian pada, sedangkan
S
Sistem
2 meelayani Fakuultas Perikannan, Fakultass Peternakann, Fakultas Matematika
M
d Ilmu Peengetahuan Alam,
dan
A
dan Fakultas Keddokteran Hew
wan. Jumlahh debit total
d tiap sistem adalah 114.60 literr/bulan untuk Sistem 1 dan 276.55 liter/bulan
dari
u
untuk
Sistem
m 2. Contoh
h perhitungaan sistem plaambing geduung dapat dilihat
d
pada
T
Tabel
1. Sim
mbol bak cucci yang diguunakan pada sistem pipaa buangan ini adalah W
d
dilengkapi
dengan nom
mor yang berurut
b
untu
uk setiap sistem. Conttoh sistem
p
pengaliran
d tiap bakk cuci dapat dilihat padaa Gambar 10. Air limbaah dibuang
dari
p
pada
bak cu
uci, kemudiaan mengalir pada pipa mendatar
m
dann bergabungg pada pipa
t
tegak.
Sistem
m 1 melayaani sebanyakk 64 bak cuuci (W1 sam
mpai W64), sedangkan
S
Sistem
2 seb
banyak 278 bak
b cuci (W1 sampai W2
278).

Tabbel 1 Contohh perhitungann sistem plam
mbing gedunng
Jalur
Sistem 1
W1 – a
W2 – a
a-b
W3 – b
W4 – b
b-c
W5 - c
W6 - c
c–d
W7 - d
W8 - d
d-e
W9 – e
W10 - e
e-f
W11 – f
W12 – f
f-g
W13 – g
W14 – g
g-h
W15 – h
W16 – h
h–i
W17 – i
W18 – i
i-j
W19 – j
W20 – j
j-k
W21 – k
W22 – k
k–l
W23 – l
W24 – l
l-m
W25 – m
W26 – m
m-n
W27 – n
W28 – n
n-o
W29 – o
W30 – p
o-p
W31 – p
W32 - p
p-q
W33 – q
W34 – q
q–r
W35 – r

Alat plambing

Bak cuuci
Bak cuuci
2 Bak cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
4 Bak cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
6 Bak cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
8 Bak cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
10 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
12 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
14 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
16 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
18 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
20 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
22 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
24 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
26 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
28 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
30 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
32 Bak
k cuci
Bak cuuci
Bak cuuci
34 Bak
k cuci
Bak cuuci

UBAP

1.5
1.5
3
1.5
1.5
6
1.5
1.5
9
1.5
1.5
12
1.5
1.5
15
1.5
1.5
18
1.5
1.5
21
1.5
1.5
24
1.5
1.5
27
1.5
1.5
30
1.5
1.5
33
1.5
1.5
36
1.5
1.5
39
1.5
1.5
42
1.5
1.5
45
1.5
1.5
48
1.5
1.5
51
1.5

Diameter Pippa
cabang (mm
m)
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50

Slope (%)

Diameter
D
Peerangkap
(mm)

2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2

50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

W36 – r
r-s
W37 – s
W38 - s
s–t
W39 – t
W40 – t
t-u
W41 – u
W42 – u
u–v
W43 – v
W44 – v
v-w
W45 – w
W46 – w
w-x
W47 – x
W48 – x
x–y
W49 – y
W50 – y
y-z
W51 – z
W52 – z
2
z – a2
W53 – a2
W54 – a2
A2 – b2
W55 – b2
W56 – b2
B2 – c2
W57 – c2
W58 – c2

Bak cuci
36 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
38 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
40 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
42 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
44 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
46 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
48 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
50 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
52 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
54 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
56 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci

1.55
53
1.55
1.55
566
1.55
1.55
599
1.55
1.55
622
1.55
1.55
65
1.55
1.55
688
1.55
1.55
71
1.55
1.55
744
1.55
1.55
777
1.55
1.55
800
1.55
1.55
83
1.55
1.55

50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50
100
50
50

2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2

Diameterr
Perangkapp
(mm)
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

C2 – d2
W59 – d2
W60 – d2
d2 – e2
W61 – e2
W62 – 32
d2 – e2
W63 – f2
W64 – f2
p tegak
f2 – pipa

58 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
60 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
62 Bak cuci
Bak cuci
Bak cuci
64 Bak cuci

866
1.55
1.55
899
1.55
1.55
922
1.55
1.55
95

100
50
50
100
50
50
100
50
50
100

2
2
1
2
2
1
2
2
1

50
50
50
50
50
50
-

Jalur

Alat plambinng

UBAP
P

Diameeter Pipa
cabanng (mm)

Slope (%)

Pipa buangan
b
bakk cuci memiiliki diameter maksimaal 50 mm unntuk setiap
c
cabang
men
ndatar. Pipa mendatar
m
dillengkapi den
ngan pipa veen dengan diameter
d
50
m untuk membuang
mm
m
g ke udaraa bebas. Diaameter masiing–masing pipa tegak
gas
a
adalah
sebeesar 100 mm
m. Pada maasing – maasing bak cuuci terhubun
ng dengan
p
perangkap
u
untuk
menccegah masuuknya gas yang
y
berbauu atau beraacun. Jenis
p
perangkap
y
yang
digunakkan adalah perangkap
p
P.. Perangkap ini sangat sttabil dalam
p
pengaliran
bila
b dipasangg dengan pippa ven. Con
ntoh dari perrangkap P daapat dilihat
p
pada
Gambaar 11.

Gambbar 10 Contooh pengalirann Sistem 1
.

uk dasar darri perangkap (Noerbambaang 1991)
Gambbar 11 Bentu
Air limbah dari pipa teggak ditampunng ke dalam
m bak penamppung yang kedap
k
air. Bak penampu
ung dilengkaapi dengan manhole, pipa
p
ven, serrta sensor tinggi
t
d
dengan
pom
mpa pembuaangan. Padaa rancangan
n ini,
muka air yang terhubung
kapasiitas dari bak
k penampung
g adalah 4000 liter/bulan, dengan dim
mensi panjanng 0.2
m, leb
bar 1 m, dan tinggi 2 m. Jumlah bakk penampungg untuk ranccangan ini addalah
dua, masing-masi
m
ing ditempaatkan dekatt dengan piipa tegak dari
d
tiap sisstem.
Kemirringan dasarr bak penam
mpung yang baik untuk kinerja pom
mpa pembuaangan
ialah antara
a
1/15 sampai 1/10. Contoh dari
d bak pennampung daapat dilihat pada
Gambar 12.

G
Gambar
12 Contoh
C
konsstruksi bak ppenampung (Noerbamba
(
ang 1991)

P
Pipa
utamaa
Air lim
mbah dari baak penampunng dipompa menuju cabang pipa utaama hingga
m
menuju
IPA
AL. Hasil darri perhitungaan tersebut dapat
d
dilihat ppada Tabel 3,
3 4, dan 5.
J
Jalur
pipa utama
u
dibagii menjadi 4,, yaitu berdasarkan noomor manhole. Berikut
T
Tabel
2 yang
g digunakan
n dalam meneentukan jaraak manhole.
Tabel 2 Jarak anttar manhole pada jalur luurus
Diameteer (mm)

Jarak anntar manhole

20–
–50
550–75
50–
–75
755-125
100–
–150
1225-150
150–
–200
1550-200
1000
1000-150
S
Sumber:
Kemeenterian Pekerjaan Umum 2006

Referensi
Materi traiining + Gamm
mer
Materi traiining + Gamm
mer
Materi traiining + Gamm
mer
Materi traiining + Gamm
mer
Bandung ((Jl.Soekarno-H
Hatta)

Manho
ole memilikki diameter m
minimal 60 cm, dengann fungsi peraawatan dan
p
pemeriksaan
n. Manhole harus
h
dibanggun pada tem
mpat yang muudah dicapaai, memiliki
r
ruang
yang cukup
c
untukk bekerja, dann dipasang tutup
t
kedap uudara agar gas
g dan bau
d dalam bak
dari
b penampuung tidak boocor keluar. Berdasarkann perhitungaan debit air
l
limbah,
panj
njang pipa antar
a
manholle 1 dan 2 yaitu sebessar 150 m, dan antara
m
manhole
3 dan
d 4 sepannjang 300 m
m. Debit pun
ncak (Qpeak) sebesar 0.33 liter/detik
p
pada
jalur 1 dan 2, serrta 0.6 liter/ddetik pada jalur
j
3 dan 4. Debit puuncak telah
d
dihitung
berdasarkan jumlah Penduduk
P
E
Ekivalen
(P
PE) maksim
mal yang
m
menggunaka
an laboratorrium, yaitu sebanyak 2000
2
jiwa. ((Tabel 3). Bahan
B
pipa
y
yang
digunaakan pada pipa
p
utama aadalah PVC
C (Polyvinylcchloride) AW
W 8” (216
m
mm),
yang telah mencaakup kebutuuhan desain yaitu 200 mm
m (Tabel 4).
4 Berikut
t
tabel
yang digunakan
d
daalam menenttukan PE dann diameter ppipa utama.
Tabel 7 Konversi
K
nilaai PE terhad
dap diameter saluran
Pendudukk Ekivalen (jiw
wa)

Diiameter (mm)