11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance
2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance
Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee pada tahun 1992, dimana mereka
menggunakan istilah tersebut dalam laporan keuangannya yang dikenal dengan Cadbury Report. Cadbury Report menjelaskan
corporate governance sebagai seperangkat aturan yang
merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak–pihak yang
berkepentingan lainnya, baik internal maupun eksternal sehubungan dangan hak – hak dan tanggung jawab mereka.
Good corporate governance dijelaskan oleh IICG Indonesian institute of Corporate Governance sebagai proses dan
struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka
panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Good corporate governance juga mensyaratkan adanya
struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Good corporate governance juga merupakan kumpulan
12
hukum, peraturan dan kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja secara efisien,
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat
sekitar secara keseluruhan. Pengertian tentang good corporate governance dapat
dimasukkan dalam dua kategori. Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui
kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Kategori kedua lebih
melihat pada kerangka secara normatif, yaitu segala ketentuan hukum baik yang berasal dari sistem hukum, sistem peradilan,
pasar keuangan, dan sebagainya yang mempengaruhi perilaku perusahaan.
Menurut IICG dalam Sari 2010 The Indonesian Institute for Corporate Governance terdapat 7 dimensi konsep penerapan
GCG, yang diambil dari panduan yang telah ditetapkan oleh OECD dan KNKCG. Tujuh dimensi tersebut yaitu:
1. Komitmen terhadap tata kelola perusahaan-sistem manajemen yang mendorong anggota perusahaan menyelenggarakan tata
kelola perusahaan yang baik 2. Tata kelola dewan komisaris-sistem manajemen yang
memungkinkan optimalisasi peran anggota dewan komisaris dalam membantu penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang
baik
3. Komite-komite fungsional-sistem manajemen yang memungkinkan optimalisasi peran anggota komite-komite
13
fungsional dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik
4. Dewan direksi-sistem manajemen yang memungkinkan optimalisasi peran anggota dewan direksi dalam
penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik 5. Transparansi dan Akuntabilitas, sistem manajemen yang
mendorong adanya pengungkapan informasi yang relevan, akurat, dan dapat dipercaya, tepat waktu,jelas, konsisten dan
dapat diperbandingkan tentang kegiatan perusahaan
6. Perlakuan terhadap pemegang saham-sistem manajemen yang menjamin perlakuan yang setara terhadap pemegang saham
dan calon pemegang saham 7. Peran pihak berkepentingan lainnya stakeholders, sistem
manajemen yang dapat meningkatkan peran pihak
berkepentingan lainnya
2.1.1.2 Prinsip-Prisip Good Corporate Governance