Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010
SKRIPSI
PENGARUH
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
PROPERTY
DAN
REAL ESTATE
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
OLEH
RIDHA ALHAMDI 080503060
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya
yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indoensia Tahun 2008-2010” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 29 Juni 2012 Yang Membuat Pernyataan,
NIM: 080503060 Ridha Alhamdi
(3)
ABSTRAK
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit serta kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen yang diproksikan dengan return on equity (ROE).
Populasi yang digunakan adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar pada tahun 2008 sampai dengan 2010 yang menerbitkan laporan tahunan dan telah diaudit serta dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data ini dapat diakses melalui situs yang tersedia yaitu www.idx.co.id.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan kedalam dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit bukan merupakan indikator yang berpengaruh besar terhadap besarnya kinerja perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun 2008- 2010. Berdasarkan penelitian ini seluruh variabel independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik secara parsial maupun secara simultan.
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan total sampel yang diperoleh per tahun sebanyak 22 perusahaan. Metode analisis dari penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis, uji t dan uji F dimana data tersebut dianalisis menggunakan software SPSS versi 17.
Kata kunci : Good corporate governance, Kinerja perusahaan, Return on Equity (ROE).
(4)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE TO THE COMPANY PERFORMANCE OF REAL ESTATE AND PROPERTY THAT
LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE 2008-2010
The purpose of this research is to know the influence of Good Corporate Governance to company performance. Board of commissioners, independent commissioners, board of directors and audit committee are independent variables in this study and the company's financial performance as dependent variables which is proxied by return on equity (ROE).
The population of this research are property and real estate companies that listed in the year 2008 up to 2010, which publishes an annual report and audited on the Indonesia Stock Exchange (BEI). This data can be accessed through the websites available is www.idx.co.id. Sampling was used purposive sampling method and obtained a total sample of 22 companies per year. Methods of analysis of this research include test classic assumptions, hypothesis testing, the t test and F test where the data were analyzed using SPSS software version 17.
The results of this study suggest that Good Corporate Governance which is proxied into the board of commissioners, independent commissioners, board of directors, and audit committee are not an indicator to give big influence in company performance of real estate and property that listed on the Stock Exchange in 2008 to 2010. Based on this study, all the independent variables had no effect on the company's performance either partially or simultaneously.
Key words: Good corporate governance, corporate performance, Return on Equity (ROE).
(5)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puji dan syukur kepada Bapa Surgawi atas segala kasih karunia dan berkat-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indoensia Tahun 2008-2010” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak yang telah berperan memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, M.M., Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, dan Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(6)
4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan waktu yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Bapak Drs. Erwin Abubakar, M.B.A., Ak, selaku Dosen Penilai yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis.
6. Teristimewa kepada Orang Tua ku Tercinta, ayahanda H. Drs. Bahril Datuk, M.M., dan ibunda Hj. Eni Patra, S.Pd, serta kakak dan abangku dr. Titi Amalia dan Aditya Kurniawan, S.kom., MMSI. atas semua bentuk curahan kasih sayang, motivasi, doa beserta dukungan spiritual dan materi yang tidak akan pernah terbalaskan untuk mencapai kesuksesan Penulis. Akhir kata Penulis mengucapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dan terlebih kepada Penulis sendiri.
Medan, 29 Juni 2012 Yang Membuat Pernyataan,
NIM : 080503060 Ridha Alhamdi
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I :PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 8
1.3 Tujuan Penelitian... 9
1.4 Manfaat Penelitian... 9
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA... 11
2.1 Tinjauan Teoritis... 11
2.1.1 Good Corporate Governance... 11
2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance... 11
2.1.1.2 Prinsip-Prisip Good Corporate Governance. 13 2.1.1.3 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance... 15
2.1.1.4 Manfaat penerapan Good Corporate Governance... 16
2.1.2 Dewan Komisaris... 17
2.1.3 Komisaris Independen... 18
2.1.4 Dewan Direksi... 18
2.1.5 Komite Audit... 19
2.1.6 Kinerja Perusahaan... 20
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu... 22
2.3 Kerangka Konseptual... 27
2.4 Hipotesis Penelitian... 29
BAB III :METODE PENELITIAN... 30
3.1 Jenis Penelitian... 30
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 30
3.3 Jenis dan Sumber Data... 33
3.4 Metode Pengumpulan Data... 33
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 33
3.5.1 Variabel Independen... 33
3.5.1.1 Dewan Komisaris... 34
3.5.1.2 Komisaris Independen... 34
3.5.1.3 Dewan Direksi... 35
3.5.1.4 Komite Audit... 35
(8)
3.6 Metode Analisis Data... 36
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik... 36
3.6.1.1 Uji Normalitas... 37
3.6.1.2 Uji Autokorelasi... 37
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas... 38
3.6.1.4 Uji Multikolinearitas... 39
3.6.2 Pengujian Hipotesis... 39
3.6.2.1 Analisis Regresi... 39
3.6.2.2 Uji Parsial (t-test)... 40
3.6.2.3 Uji Simultan (F-test)... 40
3.7 Jadwal Penelitian 41 BAB IV :HASIL DAN PEMBAHASAN... 42
4.1 Analisis Hasil Penelitian... 42
4.1.1 Uji Asumsi Klasik... 42
4.1.1.1 Uji Normalitas... 42
4.1.1.2 Uji Autokorelasi... 45
4.1.1.3 Uji Heterokedastisitas... 46
4.1.1.4 Uji Multikoliniearitas... 47
4.1.1.5 Analisis Regresi... 48
4.1.2 Pengujian Hipotesis... 50
4.1.2.1 Uji parsial (t-test)... 50
4.1.2.2 Uji Simultan (F-test)... 52
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 53
BAB V :KESIMPULAN DAN SARAN... 55
5.1 Kesimpulan... 55
5.2 Keterbatasan Penelitian... 56
5.3 Saran... 56
DAFTAR PUSTAKA... 58
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 22
3.1 Daftar Perusahaan Property dan Real Estate 2008-2010...31
4.1 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .... 43
4.2 Hasil Uji Autokorelasi ... 45
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47
4.4 Analisis Regresi ... 48
4.5 Uji-t... 50
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 27 4.1 Histogram ... 44 4.2 Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual .... 44 4.3 Scatterplot... 46
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Tabel Judul Halaman
Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Estate
2008-2010…....………..60
Lampiran ii Data Variabel Penelitian tahun 2008-2010...62
Lampiran iii Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi ...66
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 66
Histogram ... 67
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 67
Hasil Uji Autokorelasi ... 67
Hasil Uji Heteroskedastisitas...68
Hasil Uji Multikolieneritas ... 69
Analisa Regresi ... 69
Uji t... 70
(12)
ABSTRAK
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit serta kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen yang diproksikan dengan return on equity (ROE).
Populasi yang digunakan adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar pada tahun 2008 sampai dengan 2010 yang menerbitkan laporan tahunan dan telah diaudit serta dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data ini dapat diakses melalui situs yang tersedia yaitu www.idx.co.id.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan kedalam dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit bukan merupakan indikator yang berpengaruh besar terhadap besarnya kinerja perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun 2008- 2010. Berdasarkan penelitian ini seluruh variabel independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik secara parsial maupun secara simultan.
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan total sampel yang diperoleh per tahun sebanyak 22 perusahaan. Metode analisis dari penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis, uji t dan uji F dimana data tersebut dianalisis menggunakan software SPSS versi 17.
Kata kunci : Good corporate governance, Kinerja perusahaan, Return on Equity (ROE).
(13)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE TO THE COMPANY PERFORMANCE OF REAL ESTATE AND PROPERTY THAT
LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE 2008-2010
The purpose of this research is to know the influence of Good Corporate Governance to company performance. Board of commissioners, independent commissioners, board of directors and audit committee are independent variables in this study and the company's financial performance as dependent variables which is proxied by return on equity (ROE).
The population of this research are property and real estate companies that listed in the year 2008 up to 2010, which publishes an annual report and audited on the Indonesia Stock Exchange (BEI). This data can be accessed through the websites available is www.idx.co.id. Sampling was used purposive sampling method and obtained a total sample of 22 companies per year. Methods of analysis of this research include test classic assumptions, hypothesis testing, the t test and F test where the data were analyzed using SPSS software version 17.
The results of this study suggest that Good Corporate Governance which is proxied into the board of commissioners, independent commissioners, board of directors, and audit committee are not an indicator to give big influence in company performance of real estate and property that listed on the Stock Exchange in 2008 to 2010. Based on this study, all the independent variables had no effect on the company's performance either partially or simultaneously.
Key words: Good corporate governance, corporate performance, Return on Equity (ROE).
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang dalam menjalankan perusahaan, manajer sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima, yang akan menyebabkan jatuhnya harapan investor tentang pengembalian (return) atas dana yang telah mereka tanamkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu sistem yang menjembatani pemisahan kepentingan antara pemilik dan pengelola di dalam suatu perusahaan.
Pemisahan ini diharapkan dapat mensejajarkan kepentingan pemilik atau pemegang saham dengan kepentingan manajer selaku pengelola perusahaan.
Sistem tersebut adalah dengan pengelolaan perusahaan yang baik (Good
Corporate Governanc-GCG). Dengan adanya good corporate governance diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para
investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka
investasikan.
Good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan diantara elemen dalam perusahaan (dewan komisaris, dewan direksi, dan para
(15)
pemegang saham) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam paradigma ini, dewan komisaris berada pada posisi untuk memastikan bahwa manajemen telah benar-benar bekerja demi kepentingan perusahaan sesuai strategi yang telah ditetapkan serta menjaga kepentingan para pemegang saham yaitu untuk meningkatkan nilai ekonomis perusahaan.
Masalah corporate governance muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan sehingga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Lemahnya penerapan goodcorporate governance juga menyebabkan berkurangnya kinerja dalam perusahaan. Mengingat bahwa akhir-akhir ini corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan
dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun
keterpurukan bisnis yang terjadi sebagai akibat kesalahan yang dilakukan oleh para eksekutif manajemen, maka hal ini menimbulkan suatu tanda tanya tentang corporate governance. Demikian pula halnya tentang kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan perusahaan dipertanyakan. Oleh karena itu adalah suatu hal yang wajar dan penting bagi semua pihak yang terkait dengan proses penyusunan laporan keuangan untuk mengupayakan mengurangi bahkan menghilangkan krisis kepercayaan dengan mengkaji kembali peranan masing-masing dalam proses penyusunan tersebut.
Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) seperti adanya monitoring dengan cara memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen dan peran monitoring yang dilakukan dewan komisaris independen diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan.
(16)
Bentuk penerapan corporate governance yang lain adalah pembentukan dewan komisaris. Dewan komisaris terdiri dari komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota. Selain dewan komisaris, komite
audit juga memiliki peran penting dalam mengawasi pelaksanaan corporate
governance. Anggota komite audit sekurang-kurangnya terdiri atas tiga orang yang seorang diantaranya merupakan komisaris independen. Demikian juga komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance.
Dewan direksi dalam suatu perusahaan bertugas menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan peran dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalisir permasalahan yang timbul antara dewan direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat mengawasi kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham.
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan serta
meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Dengan demikian,
(17)
perusahaan. Corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menguntungkan para pemegang saham.
Konsep good corporate governance diharapkan dapat melindungi pemegang saham dan kreditur agar dapat memperoleh kembali investasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan penyebab krisis ekonomi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, adalah (1) mekanisme
pengawasan dewan komisaris (board of director) dan komite audit (audit
committee) suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham dan (2) pengelolaan perusahaan yang belum profesional. Penerapan konsep good corporate governance diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan pemegang saham.
Good corporate governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya dan kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparans terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya
memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. good corporate governance lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan,
(18)
perlakuan terhadap para pemegang saham. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
analisis dalam mengkaji good corporate governance di suatu negara dengan
memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan.
Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), 2002,
menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan good corporate
governance adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi good corporate governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi good corporate governance yang berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan good corporate governance akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan.
Secara teoritis, praktik good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga lebih meningkatkan kinerja keuangan mereka serta mengurangi risiko yang dapat menguntungkan pihak dewan secara sepihak, dan
umumnya corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Sebaliknya, corporate governance yang buruk dapat menurunkan tingkat
kepercayaan investor. Secara umum penerapan prinsip-prinsip good corporate governance secara konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut: 1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing
(19)
3. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan
4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder terhadap
perusahaan
5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum
Beberapa penelitian terdahulu cukup banyak dilakukan para akademisi dan peneliti mengenai hubungan adanya pengaruh antara good corporate governance
dengan kinerja perusahaan. Rudi Isnanta (2008) meneliti pengaruh good
corporate governance dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba dan kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit, struktur kepemilikan tersebar dan terkonsentrasi
sebagai proksi variabel corporate governance dan struktur kepemilikan.
Sedangkan kinerja perusahaan diproksikan dengan kinerja keuangan Cash flow Return on Asset (CFROA). Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan
menunjukkan bahwa corporate governance tidak terbukti berpengaruh secara
signifikan terhadap manajemen laba, namun berpengaruh secara langsung
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil yang sama juga terjadi pada pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan adalah signifikan, sedangkan pengaruh struktur kepemilikan terhadap manajemen laba tidak signifikan.
Penelitian Nanik Nurhayati (2010) yang berjudul pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti menggunakan variabel good corporate governance dan Kinerja
(20)
Perusahaan diukur dengan keuangan perusahaan. Penelitian ini menunjukkan
bahwa good corporate governance yang di proksikan ke dalam kepemilikan
institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan.
Daniel Pasarella Tarigan (2011) meneliti pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel Ukuran dewan Komisaris, Proporsi dewan komisaris independen, komite audit, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan. Sedangkan
kinerja diproksikan dengan kinerja keuangan Cash Flow Return of Asset
(CFROA). Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan secara parsial variabel ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh Cash Flow Return of Asset (CFROA), tetapi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Sawitri Sekar Edi (2011) membahas pengaruh antara mekanisme corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan variabel dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan diukur dengan TOBIN’s Q. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dewan komisaris independen berpengaruh negatif signifikan, dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan, dewan direksi
(21)
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan terhadap kinerja operasional berpengaruh negatif signifikan, dan komite audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan berdasarkan operasional perusahaan berpengaruh negatif signifikan.
Sektor Property dan Real Estate di Indonesia merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang yang besar dengan rasio pemilikan rumah yang cukup rendah. Property dan Real Estate sedang mengalami pertumbuhan yang signifikan pasca krisis financial global yang berawal dari masalah kredit macet perumahan di Amerika Serikat.
Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian yang dijelaskan di atas, maka
judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap Kinerja Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2008 – 2010.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti sebagai berikut :
1. Apakah dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
4. Apakah komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
5. Apakah corporate governance yakni proporsi dewan direksi, dan komite audit, secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
(22)
1.3 Tujuan Penelitian
Sebagaimana telah dinyatakan dalam rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai:
1. Pengaruh dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan 2. Pengaruh komisaris independen terhadap kinerja perusahaan 3. Pengaruh dewan direksi terhadap kinerja perusahaan
4. Pengaruh komite audit terhadap kinerja perusahaan
5. Pengaruh dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi, dan
komite audit terhadap kinerja perusahaan
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik kepada berbagai kalangan, antara lain:
1. Peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan Good Corporate Governance, kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.
2. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian sebelumnya mengenai praktik Good corporate governance yang berkaitan dengan kinerja perusahaan.
(23)
3. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan serta hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan di perusahaan.
(24)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Good Corporate Governance
2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance
Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan
oleh Cadbury Comitee pada tahun 1992, dimana mereka
menggunakan istilah tersebut dalam laporan keuangannya yang dikenal dengan Cadbury Report. Cadbury Report menjelaskan corporate governance sebagai seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak–pihak yang berkepentingan lainnya, baik internal maupun eksternal sehubungan dangan hak – hak dan tanggung jawab mereka.
Good corporate governance dijelaskan oleh IICG (Indonesian institute of Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan
tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka
panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Good corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Good corporate governance juga merupakan kumpulan
(25)
hukum, peraturan dan kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
Pengertian tentang good corporate governance dapat
dimasukkan dalam dua kategori. Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Kategori kedua lebih melihat pada kerangka secara normatif, yaitu segala ketentuan hukum baik yang berasal dari sistem hukum, sistem peradilan, pasar keuangan, dan sebagainya yang mempengaruhi perilaku perusahaan.
Menurut IICG dalam Sari (2010) (The Indonesian Institute for Corporate Governance) terdapat 7 dimensi/ konsep penerapan GCG, yang diambil dari panduan yang telah ditetapkan oleh OECD dan KNKCG. Tujuh dimensi tersebut yaitu:
1. Komitmen terhadap tata kelola perusahaan-sistem manajemen yang mendorong anggota perusahaan menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik
2. Tata kelola dewan komisaris-sistem manajemen yang memungkinkan optimalisasi peran anggota dewan komisaris dalam membantu penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik
3. Komite-komite fungsional-sistem manajemen yang memungkinkan optimalisasi peran anggota komite-komite
(26)
fungsional dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik
4. Dewan direksi-sistem manajemen yang memungkinkan optimalisasi peran anggota dewan direksi dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik
5. Transparansi dan Akuntabilitas, sistem manajemen yang mendorong adanya pengungkapan informasi yang relevan, akurat, dan dapat dipercaya, tepat waktu,jelas, konsisten dan dapat diperbandingkan tentang kegiatan perusahaan
6. Perlakuan terhadap pemegang saham-sistem manajemen yang menjamin perlakuan yang setara terhadap pemegang saham dan calon pemegang saham
7. Peran pihak berkepentingan lainnya (stakeholders), sistem
manajemen yang dapat meningkatkan peran pihak
berkepentingan lainnya
2.1.1.2 Prinsip-Prisip Good Corporate Governance
Pada dasarnya prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance (GCG) memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja perusahaan. Secara umum, penerapan corporate governance secara konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut:
1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing. 2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah.
3. Memberi kepuasan yang lebih baik dalam meningkatkan
kinerja ekonomi perusahaan.
4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan diri stakeholder
terhadap perusahaan.
5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
Dari berbagai tujuan tersebut pemenuhan kepentingan
(27)
fungsinya masing-masing dalam suatu perusahaan, merupakan tujuan utama yang hendak dicapai. Prinsip-prinsip dari corporate governance yang menjadi indikator, sebagaimana dijelaskan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Sari (2010), adalah:
1. Fairness (Keadilan)
Prinsip keadilan (fairness) merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham. Keadilan disini diartikan sebagai perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing dari kecurangan, dan kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
2. Transparency (Transparansi)
Transparansi adalah adanya pengungkapan suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat dibandingkan dengan keadaan yang menyangkut tentang keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan. Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang materiil dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemakai kepentingan. 3. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.
4. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Responsbilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini mewujudkan dengan kesadaran bahwa tanggungjawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan, menjadi profesioanal dan menjunjung etika dan memelihara bisnis yang kuat.
5. Independency (Independensi)
Untuk melancarkan asas Corporate Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ
(28)
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Independen diperlukan untuk menghindari adanya potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul oleh para pemegang saham mayoritas. Mekanisme ini menuntut adanya rentang kekuasaan antara komposisi komite dalam komisaris, dan pihak luar seperti auditor. Keputusan yang dibuat dan proses yang terjadi harus obyektif tidak dipengaruhi oleh kekuatan pihak-pihak tertentu.
Prinsip-prinsip transparansi, keadilan, akuntabilitas, responsibilitas dan independen GCG dalam mengurus perusahaan, sebaiknya diimbangi dengan goodfaith ( bertindak atas itikad baik) dan kode etik perusahaan serta pedoman GCG, agar visi dan misi perusahaan yang berwawasan internasional dapat terwujud. Pedoman GCG yang telah dibuat oleh Komite Nasional Corporate Governance hendaknya dijadikan kode etik perusahaan yang dapat memberikan acuan pada pelaku usaha untuk melaksanakan GCG secara konsisten dan konsekuen. Hal ini penting mengingat kecenderungan aktivitas usaha yang semakin mengglobal dan dapat dijadikan sebagai ukuran perusahaan untuk menghasilkan suatu kinerja perusahaan yang lebih baik.
2.1.1.3 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance
Tujuan penerapan Good Corporate Governance antara
lain :
a. mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya ekonomis dari sebuah usaha
(29)
b. melindungi kepentingan pemegang saham dan memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya
c. meningkatkan iklim investasi nasional
d. memperbesar keuntungan secara nasional dari sebuah usaha yang dikelola secara baik. Pencapaian prestasi yang lebih baik dan penghematan sumber daya dan modal secara ekonomis akan meningkatkan produktivitas dalam negeri ketika bersaing di pasar internasional.
2.1.1.4 Manfaat penerapan Good Corporate Governance
Dengan melaksanakan Corporate Governance, menurut
Forum of Corporate Governance in Indonesia (FCGI) ada beberapa manfaat yang diperoleh, antara lain :
a. meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder
b. mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan Corporate Value
c. mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia
(30)
d. pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholder Value dan deviden
Dari tujuan dan manfaat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance
akan selalu melindungi kepentingan para pemegang sahamnya serta pihak-pihak yang juga terkait dalam pengelolaan perusahaan. Selain itu, dengan adanya penerapan Good Corporate Governance dapat lebih meningkatkan nilai tambah perusahaan tersebut di mata publik karena kinerja perusahaan juga lebih terarah dan dapat meningkatkan laba perusahaan.
2.1.2 Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan organ peranan penting dalam
pengimplementasian good corporate governance di suatu perusahaan.
Komisaris merupakan organ yang mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi. Untuk menjamin pelaksanaan Good Corporate Governance berjalan dengan baik diperlukan anggota dewan komisaris yang berintegritas tinggi, tidak cacat hukum, serta mampu bekerja secara profesional tanpa memihak dengan salah satu pemegang saham pengendali (mayoritas) secara langsung maupun tidak langsung. Di Indonesia, dewan komisaris merupakan organ yang bersifat pasif dan tidak dapat menjalankan fungsi pengawasannya secara efektif terhadap direksi. Atau sebaliknya, peran komisaris yang terlalu kuat
(31)
dalam perusahaan, sehingga sering kali melakukan intervensi terhadap kebijakan direksi. Fenomena ini menjadi masalah pada perusahaan yang sudah go public, sikap pasif dewan komisaris dapat merugikan kepentingan pemegang saham serta para stakeholder lainnya.
2.1.3 Komisaris Independen
Keberadaan Komisaris Independen adalah sangat diperlukan. Secara langsung keberadaan Komisaris Independen menjadi penting, karena didalam praktek sering ditemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik (pemegang saham minoritas) serta stakeholder lainnya, terutama pada perusahaan di Indonesia yang menggunakan dana masyarakat didalam pembiayaan usahanya. Adanya komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan diharapkan akan direaksi positif oleh pasar (investor), karena kepentingan investor akan lebih dilindungi.
2.1.4 Dewan Direksi
Dewan direksi sangat berperan penting dalam pengelolaan perusahaan. Dewan direksi merupakan organ yang berperan penting dalam perusahaan yang bertindak sebagai agen para pemegang saham untuk memastikan sutu perusahaan dikelola sesuai dengan tujuan perusahaan. Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas, direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
(32)
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan ketentuan anggaran dasar. Dewan direksi bertanggung jawab penuh atas manajemen perusahaan serta memastikan perusahaan telah sepenuhnya menjalankan seluruh ketentuan dalam Anggaran Dsar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.5 Komite Audit
Komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan prinsip good corporate governance. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan perusahaan. Anggota komite audit diharuskan mempunyai keahlian yang memadai, karena komite ini memiliki kewenangan dalam mengakses fasilitas dan data perusahaan, selain itu komite audit dituntut harus memiliki sikap yang independen. Hal ini perlu didasari dikarenakan komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor. Keberadaan komite audit dalam suatu perseroan terbatas untuk membantu
pemberdayaan (empowerment) dewan komisaris. Oleh karena itu,
(33)
2.1.6 Kinerja Perusahaan
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik (Munawir,1995).
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidaknya terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Dalam hubungannya dengan kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi. Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Disclosure laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Disclosure sebagai salah satu aspek good corporate governance
(34)
diharapkan dapat menjadi dasar untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator atau variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang.
Return On Equity (ROE) merupakan salah satu pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Investor lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Alasannya adalah rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih perusahaan, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan dilakukan bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
(35)
mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan yang baik. Melalui penilaian kinerja, maka perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Rudi Isnanta,
2008
Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Variabel independen : kepemilikan manajerial, proporsi dewan
komisaris, komite audit, struktur audit, struktur kepemilikan
Variabel dependen : manajemen laba dan kinerja keuangan
Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba tetapi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
2. Nanik
Nurhayati, 2010
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel independen : Good corporate
Governance
Variabel dependen : Kinerja Perusahaan Variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisari independen tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan.
(36)
3. Daniel Pasarella Tarigan, 2011 Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Praktek
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Variabel independen : Ukuran dewan Komisaris, Proporsi dewan komisaris independen, komite audit, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan
Variabel dependen : Kinerja keuangan perusahaan
Secara parsial variabel ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh keuangan perusahaan, tetapi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
4 Sawitri Sekar
Edi, 2011
Pengaruh Corporate Governance
terhadap kinerja keuangan perusahaan
Variabel independen : dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional
Variabel dependen : Kinerja keuangan perusahaan
Kepemilikan institusional, dewan komisaris dan dewan direksi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan dewan komisaris independen berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan komite audit berpengaruh tidak signifikan
1. Rudi Isnanta (2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Rudi Isnanta (2008) berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
(37)
adalah struktur kepemlikan, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba dan kinerja perusahaan. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan rentang waktu 2003-2006. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba tetapi berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Perbedaan penulis dengan penelitian Rudi Isnanta (2008)
terdapat pada variabel independennya yaitu kepemilikan manajerial, struktur audit dan struktur kepemilikan serta variabel dependen yang digunakan adalah manajemen laba dan kinerja keuangan di ukur dengan CFROA. 2. Nanik Nurhayati, (2010)
Nanik Nurhayati (2010) melakukan analisa penelitian berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini antara lain kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran perusahaan, Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2006 – 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan proporsi dewan komisaris
(38)
independen tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Terdapat perbedaan penelitian penulis dengan Nanik Nurhayati (2010) yaitu pada variabel independen dimana beliau memproksikannya dalam kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial serta variabel dependen yang diukur dengan kinerja keuangan perusahaan.
3. Daniel Pasarella Tarigan, (2011)
Daniel Pasarella Tarigan (2011) membahas “Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Praktek Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Ukuran dewan Komisaris, Proporsi dewan komisaris independen, komite audit, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cash flow return on asset (CFROA). Secara parsial variabel ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh keuangan perusahaan, tetapi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Variabel yang menjadi pembeda antara penulis dengan Daniel Pasarella Tarigan (2011) terdapat pada struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan sebagai variabel indepeden serta pengukuran kinerja perusahaan sebagai variabel dependen dengan menggunakan CFROA.
4. Sawitri Sekar Edi, (2011)
Sawitri Sekar Edi (2011) menganalisis mengenai “Pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan”. Variabel independen
(39)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah kinerja keuangan perusahaan. Objek penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di LQ45 dengan rentang waktu 2005-2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dewan komisaris independen berpengaruh negatif signifikan, dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan, dewan direksi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan terhadap kinerja operasional berpengaruh negatif signifikan, dan komite audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan berdasarkan operasional perusahaan berpengaruh negatif signifikan. Perbedaan antara penulis dengan Sawitri Sekar Edi (2011) terlihat pada variabel independen yaitu kepemilikan institusional dan variabel dependen menggunakan Price Book Value.
(40)
2.3 Kerangka Konseptual
H1
H2
H3
H4 H5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Good Corporate Governance memiliki tujuan yaitu untuk menciptakan nilai
tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Apabila Good Corporate
Governance dapat berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan kemudian kemungkinan kinerja perusahaan akan meningkat sehingga dapat menarik investor lainnya untuk menanamkan investasinya di perusahaan tersebut. Variabel good corporate governance yang diproksikan kedalam dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit sebagai variabel independen serta kinerja perusahaan sebagai variabel dependen. Dalam pengukuran kinerja perusahaan peneliti menggunakan alat pengukuran yaitu Return Of Equity (ROE).
Variabel Dependen Variabel Independen
Good Corporate Governance: Dewan Komisaris
(X1)
Kinerja Perusahaan (Y)
Komite Audit (X4) Dewan Direksi
(X3)
Komisaris Independen (X2)
(41)
Good corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan. Hal ini diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Perspektif hubungan keagenan dapat dijadikan
dasar yang digunakan untuk memahami good corporate governance. Manajer
(agen) memiliki kewajiban untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemilik (prinsipal). Namun disisi lain, manajer juga memiliki kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka.
Tujuan utama dari teori keagenan adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak tersebut untuk meminimalisir cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris dan kondisi yang mengalami ketidakpastian. Teori keagenan juga berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang terjadi jika pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda.
Dewan komisaris dikatakan dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena apabila dewan komisaris melaksanakan tugasnya dengan baik akan dapat meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Semakin besar ukuran dewan komisaris, maka pengawasan yang mereka lakukan akan semakin efektif dan kinerja akan semakin baik.
Komisaris Independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong
diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
(42)
dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Dewan direksi juga memiliki peranan yang memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena proporsi dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Komite Audit merupakan organ pendukung Dewan Komisaris yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Peranan Komite audit yang berjalan dengan baik dapat memberikan pengaruh kinerja perusahaan dan membuat citra perusahaan baik di mata para investor sehingga meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1: Dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. H2: Komisaris Independen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. H3: Proporsi dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. H4: Jumlah komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. H5: Dewan komisaris, komisaris independen, proporsi dewan direksi dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain penelitian kausal. Desain kausal menurut Umar (2003) adalah desain yang berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian kausal terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independen yakni veriabel yang mempengaruhi dan variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari dan ditarik suatu kesimpulan (Erlina 2011). Adapun populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang berada pada bidang Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan suatu kriteria tertentu. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, sebagai berikut:
1. Perusahaan property dan real estate yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008, 2009, 2010 dan menerbitkan laporan
(44)
keuangan dalam Rupiah untuk periode yang berakhir 31 Desember selama periode tersebut sehingga tersedia data yang lengkap.
2. Perusahaan yang memiliki data lengkap mengenai dewan komisaris,
komisaria independen, dewan direksi dan komite audit.
3. Perusahaan yang memiliki laba positif selama periode pengamatan.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 22 perusahaan dari 51 perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. Sehingga total sampel penelitian ini berjumlah 66 sampel.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Real Estate dan Property yang menjadi sampel
No Kode Nama Emiten Kriteria Sampel
1 2 3
1 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk X X X
2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk V X V
3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk V V V 1
4 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk X X X
5 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk X X X
6 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk V X X
7 BKSL PT Sentul City (Formerly Bukit
Sentul) Tbk
V X X
8 BMSR PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk V V X
9 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk V V V 2
10 CKRA PT Citra Kebun Raya Agri Tbk X V X
11 COWL PT Cowell Development Tbk V V V 3
12 CTRA PT Ciputra Development Tbk V V V 4
13 CTRP PT Ciputra Property Tbk V V V 5
14 CTRS PT Ciputra Surya Tbk V V V 6
15 DART PT Duta Anggada Realty Tbk V V V 7
16 DILD PT Intiland Development Tbk V V V 8
17 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk V V V 9
18 ELTY PT Bakrieland Development Tbk V V V 10
19 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk X V V
20 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk V V X
21 GMTD PT.Gowa Makassar Tourism
Development Tbk
V V V 11
22 GPRA PT Perdana Gapuraprima, Tbk V V V 12
(45)
Tbk
24 JRPT PT Jaya Real Property Tbk V V V 13
25 JSPT PT Jakarta Setiabudi Internasional
Tbk
V V X
26 JIHD PT Jakarta International Hotel & Development Tbk.
V V X
27 KARK PT Dayaindo Resources
International Tbk
V V V 14
28 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk X X X
29 KPIG PT Global Land Development Tbk V V X
30 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk V V V 15
31 LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk V X X
32 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk V V V 16
33 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk V V V 17
34 MDLN PT Modernland Realty Tbk V V V 18
35 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk X X X
36 MTLA PT Metropolitan Land Tbk X V V
37 MTSM PT Metro Realty Tbk (Formerly PT
Metro Supermarket Realty Tbk)
V V X
38 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk V V X
39 PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk X V V
40 PNSE PT Pudjiadi & Sons Tbk V V V 19
41 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk.
(Formerly PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk)
X V V
42 PUDP PT Pudjiadi Prestige Tbk V X V
43 PWON PT Pakuwon Jati Tbk V V X
44 PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk V V X
45 RBMS PT Ristia Bintang Mahkota Sejati
Tbk
V V V 20
46 RODA PT Royal Oak Development Asia
Tbk
V X X
47 SCBD PT Danayasa Athatama Tbk V X X
48 SIIP PT Suryainti Permata Tbk V V V 21
49 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk V V X
50 SMRA PT Summarecon Agung Tbk V V V 22
51 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk V V X
(46)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penilitian ini menggunakan data sekunder. Adapun data sekunder yang diambil bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode 2008-2010 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan Property dan Real Estate yang dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mendownload melalui situs menggunakan software pengolah data statistik untuk dianalisis serta dapat diambil kesimpulan berdasarkan analisis tersebut.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.5.1 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya
(47)
(Erlina, 2011). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah good corporate governance.
3.5.1.1 Dewan Komisaris
Peranan dewan komisaris dapat dilihat dari karakteristik dewan, salah satunya adalah komposisi keanggotaanya. Efektivitas fungsi pengawasan dewan tercermin dari komposisinya, apakah pengangkatan anggota dewan berasal dari dalam perusahaan dan atau dari luar perusahaan. Komposisi dewan komisaris berperan dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas.
3.5.1.2 Komisaris Independen
Komisaris independen merupakan semua komisaris yang tidak memiliki kepentingan bisnis yang substantial dalam perusahaan. Komisaris independen yang memiliki sekurangkurangnya 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh
anggota komisaris, berarti telah memenuhi pedoman good
corporate governance guna menjaga independensi, pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat.
(48)
3.5.1.3 Dewan Direksi
Dewan direksi merupakan organ yang berperan penting dalam perusahaan yang bertindak sebagai agen para pemegang saham untuk memastikan suatu perusahaan dikelola sesuai dengan tujuan perusahaan. Dewan direksi diukur dengan menggunakan jumlah anggota dewan direksi dalam suatu perusahaan.
3.5.1.4 Komite Audit
Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan. Dimana dalam kinerja keuangan perusahaan merefleksikan segala kinerja fundamental perusahaan. Adapun kinerja perusahaan diukur dengan data laporan keuangan perusahaan selama periode 2008-2010. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan
(49)
pengembalian investasi bagi pemegang saham. ROE dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROE = Net Income Total Equity Keterangan :
ROE = Return on Equity
Net Income = Laba Bersih
Total Equity = Total ekuitas
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik yang menggunakan regresi linier berganda dan menggunakan software SPSS. Data penelitian dikumpulkan untuk diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model yang baik, maka analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi:
(50)
3.6.1.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengatahui apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2010), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisi grafik dan uji statistik. Penelitian ini menggunakan analisis statistik
dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan
rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:
1. Nilai Sig. atau signifikan < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikan>0,05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali, 2010).
3.6.1.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Erlina 2011). Uji autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu (time series). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson (DW). Menurut Santoso (2005), kriteria untuk uji Autokorelasi adalah:
(51)
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2. Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi
3. Angka D-W di atas 2 berarti ada autokorelasi negatif
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina (2011), ”jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka
disebut homoroskedastisitas, jika berbeda disebut
heteroskedastisitas.”
Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedstisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scarrteplot dengan dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
(52)
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2010).
3.6.1.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Erlina, 2011). Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regrasi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanaya multikolinieritas adalah nilai tolerance > 0,1 atau VIF <10 (Ghozali, 2010).
3.6.2 Pengujian Hipotesis 3.6.2.1 Analisis Regresi
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Keterangan :
(53)
Y = Kinerja Perusahaan (ROE)
a = Konstanta
X1 X
= Dewan Komisaris
2
X
= Komisaris Independen
3
X
= Dewan Direksi
4
b
= Komite Audit
1, b2 b3,b4
e = Error
= Koefisien regresi dari variabel independen
3.6.2.2 Uji Parsial (t-test)
Menurut Ghozali (2010), Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara /parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji parsial ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel berdasarkan kriteria berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel H
, pada α = 5%
0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel, pada α = 5% 3.6.2.3 Uji Simultan (F-test)
Uji F-test dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda memiliki pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2010). Uji F-test dilakukan dengan
(54)
membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung < F tabel H
, pada α = 5%
0 ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung > F tabel, pada α = 5% 3.7 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agustus 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penilaian Dosen Pembaca Ujian Komprehensif
(55)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Asumsi Klasik
4.1.1.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen telah terdistribusi secara normal (Ghozali 2010). Uji normalitas dilakukan dengan dua cara yaitu analisis grafik dan uji statistik (one sample kolmogorov-Smirnov). Pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati
atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov
Smirnov yang dapat dilihat dari :
1. Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
2. Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
Apabila distribusi data tidak normal, maka perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data. Hasil uji normalitas untuk penelitian ini adalah:
(56)
Tabel 4.1 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 66
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .05855724
Most Extreme Differences
Absolute .145
Positive .145
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z 1.182
Asymp. Sig. (2-tailed) .122
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil pengolahan data one-sample kolmogorov-smirnov diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel sudah berdistrbusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp Sig.(2-tailed) Kolmogorov-Smirnov dari penelitian ini lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0.122. Hal ini juga ditunjukkan dengan gambar histogram dan PP plot, yaitu sebagai berikut:
(57)
Gambar 4.1 Histogram
Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kurva yang memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun kanan.
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
(58)
Pada grafik normal PPplot menunjukkan bahwa titik - titik pada grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. Dengan demikian, dapat dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik lainnya.
4.1.1.2 Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson.
Tabel 4.2
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .297a .088 .028 .06045 1.299
a. Predictors: (Constant), X4= Komite Audit, X1=Dewan Komisaris, X3=Dewan Direksi, X2=Komisaris Independen
b. Dependent Variable: Y=ROE
Dari tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa nilai D-W diperoleh sebesar 1.299 angka ini terletak diantara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
(59)
4.1.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan memperhatikan pola gambar Scatterplot dimana bila membentuk titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang jelas, maka menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas
Grafik scatterplot di atas memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola, serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.1.1.4 Uji Multikoliniearitas
Ada tidaknya gejala multikolonieritas dalam penelitian ini dengan melihat melihat nilai tolerance dan variance inflation factor
(60)
(VIF), apabila nilai tolerance > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF)<10 maka hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan tidak adanya kolinieritas antar variabel independen.
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .147 .043 3.446 .001
X1=Dewan Komisaris
.004 .004 .137 1.035 .305 .849 1.178
X2=Komisaris Independen
-.024 .075 -.043 -.325 .746 .860 1.163
X3=Dewan Direksi -.005 .003 -.180 -1.377 .174 .878 1.139
X4= Komite Audit -.020 .012 -.209 -1.649 .104 .928 1.078
a. Dependent Variable: Y=ROE
Dari tabel di atas menunjukkan hasil sebagai berikut:
a. Variabel dewan komisaris tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0.849>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.178<10 b. Variabel komisaris independen tidak terjadi multikolieneritas
karena nilai tolerance sebesar 0.860>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.163<10
c. Variabel dewan direksi tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0.878>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.139<10
d. Variabel komite audit tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0.928>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.078<10
(61)
4.1.1.5 Analisis Regresi
Tabel 4.4 Analisis Hasil Regresi
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .147 .043 3.446 .001
X1=Dewan Komisaris
.004 .004 .137 1.035 .305 .849 1.178
X2=Komisaris Independen
-.024 .075 -.043 -.325 .746 .860 1.163
X3=Dewan Direksi -.005 .003 -.180 -1.377 .174 .878 1.139
X4= Komite Audit -.020 .012 -.209 -1.649 .104 .928 1.078
a. Dependent Variable: Y=ROE
Dari nilai-nilai koefisien diatas, persamaan regresi yang dapat dibentuk adalah :
Y=0.147+0.004X1-0.024X2-0.005X3-0.02X
Keterangan :
4
Y = Kinerja Perusahaan (ROE)
a = Konstanta
X1 X
= Dewan Komisaris
2
X
= Komisaris Independen
3
X
= Dewan Direksi
4
b
= Komite Audit
1, b2 b3,b4
e = Error
(62)
Interpretasi dari persamaan regresi tersebut yaitu :
a. Konstantanta sebesar 0.147 maka nilai variabel ROE akan tetap sebesar 0.147 jika semua variabel independent bernilai nol
b. Koefisien dewan komisaris sebesar 0.004, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menaikan nilai variabel ROE sebesar 0.004 dengan variabel lain tetap
c. Koefisien komisaris independen sebesar -0.024, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel ROE sebesar 0.024 dengan variabel lain tetap
d. Koefisien dewan direksi sebesar - 0.005, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel ROE sebesar 0.005 dengan variabel lain tetap
e. Koefisien komite audit sebesar -0.02, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel ROE sebesar 0.02 dengan variabel lain tetap
4.1.2 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji parsial (uji-t) dan uji simultan (uji-F).
(63)
4.1.2.1 Uji parsial (t-test)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit dengan menggunakan derajat kebebasan sebesar 5%, agar kemungkinan terjadinya gangguan kecil. Berdasarkan pengolahan spss 17 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.5 Uji-t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .147 .043 3.446 .001
X1=Dewan Komisaris .004 .004 .137 1.035 .305 .849 1.178
X2=Komisaris Independen -.024 .075 -.043 -.325 .746 .860 1.163
X3=Dewan Direksi -.005 .003 -.180 -1.377 .174 .878 1.139
X4= Komite Audit -.020 .012 -.209 -1.649 .104 .928 1.078
a. Dependent Variable: Y=ROE
Dari tabel regresi diatas dapat dilihat untuk variabel dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE karena thitung < ttabel yaitu 1.035<2.00 dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.305 yang berarti lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil ini maka Ho diterima dan artinya dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE).
(64)
Variabel komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE karena thitung < ttabel yaitu -0.325 <2.00 dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.746 yang berarti lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil ini maka Ho
Hasil perhitungan pada variabel dewan direksi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE karena t
diterima dan artinya komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE).
hitung < ttabel yaitu sebesar -1.377 <2.00 dan nilai signifikan menunjukkan nilai sebesar 0.174 yang berarti lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil ini maka Ho
Untuk variabel komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE karena t
diterima dan artinya dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE).
hitung < ttabel yaitu sebesar -1.649<2.00 dan nilai signfikan menunjukkan nilai sebesar 0.104 yang berarti lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil ini maka Ho diterima dan artinya dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE).
4.1.2.2 Uji Simultan (F-test)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh seluruh variabel independen dalam model regresi linier berganda secara bersama-sama
(65)
atau simultan terhadap variabel dependen. Hasil uji simultan penelitian ini berdasarkan pengolahan spss adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 Uji - F ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .022 4 .005 1.471 .222a
Residual .223 61 .004
Total .244 65
a. Predictors: (Constant), X4= Komite Audit, X1=Dewan Komisaris, X3=Dewan Direksi, X2=Komisaris Independen
b. Dependent Variable: Y=ROE
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan spss diatas diperoleh Fhiung sebesar 1.471<Ftabel(4;61) sebesar 2.52 dan nilai signifikansi sebesar 0.222 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi, komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE secara bersama-sama atau simultan.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian pengaruh variabel independen yaitu dewan komisaris (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) yaitu kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0.305. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nanik Nurhayati (2010) yang menyatakan dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
(1)
66
Lampiran iii
Hasil Uji Normalitas
Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 X4= Komite
Audit, X1=Dewan Komisaris, X3=Dewan Direksi, X2=Komisaris Independen
. Enter
a. All requested variables entered.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 66
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .05855724 Most Extreme
Differences
Absolute .145
Positive .145
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z 1.182
Asymp. Sig. (2-tailed) .122
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(2)
67 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .297a .088 .028 .06045 1.299
a. Predictors: (Constant), X4= Komite Audit, X1=Dewan Komisaris, X3=Dewan Direksi, X2=Komisaris Independen
(3)
68 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .297a .088 .028 .06045 1.299
a. Predictors: (Constant), X4= Komite Audit, X1=Dewan Komisaris, X3=Dewan Direksi, X2=Komisaris Independen
b. Dependent Variable: Y=ROE
(4)
69 Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .147 .043 3.446 .001
X1=Dewan Komisaris .004 .004 .137 1.035 .305 .849 1.178
X2=Komisaris Independen
-.024 .075 -.043 -.325 .746 .860 1.163
X3=Dewan Direksi -.005 .003 -.180 -1.377 .174 .878 1.139
X4= Komite Audit -.020 .012 -.209 -1.649 .104 .928 1.078
a. Dependent Variable: Y=ROE
Analisis Hasil Regresi
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .147 .043 3.446 .001
X1=Dewan Komisaris .004 .004 .137 1.035 .305 .849 1.178
X2=Komisaris Independen -.024 .075 -.043 -.325 .746 .860 1.163
X3=Dewan Direksi -.005 .003 -.180 -1.377 .174 .878 1.139
X4= Komite Audit -.020 .012 -.209 -1.649 .104 .928 1.078
a. Dependent Variable: Y=ROE
2010 4 0.5 4 3 511.867.671 829.973.514
A 2008 5 0.4 7 3 94.141.182 1.569.184
2009 6 0.33 6 3 167.342.743 1.717.776
2010 5 0.4 7 3 233.477.896 2.139.886
Residuals Statisticsa
(5)
70 Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .147 .043 3.446 .001
X1=Dewan Komisaris .004 .004 .137 1.035 .305 .849 1.178
X2=Komisaris Independen -.024 .075 -.043 -.325 .746 .860 1.163
X3=Dewan Direksi -.005 .003 -.180 -1.377 .174 .878 1.139
X4= Komite Audit -.020 .012 -.209 -1.649 .104 .928 1.078
a. Dependent Variable: Y=ROE
Predicted Value .0410 .1417 .0738 .01819 66
Std. Predicted Value -1.803 3.733 .000 1.000 66
Standard Error of Predicted Value
.008 .037 .016 .006 66
Adjusted Predicted Value .0418 .1394 .0726 .01782 66
Residual -.08037 .19731 .00000 .05856 66
Std. Residual -1.330 3.264 .000 .969 66
Stud. Residual -1.371 3.364 .009 1.017 66
Deleted Residual -.08539 .20962 .00125 .06487 66
Stud. Deleted Residual -1.381 3.697 .019 1.045 66
Mahal. Distance .193 23.638 3.939 4.465 66
Cook's Distance .000 .483 .023 .069 66
Centered Leverage Value .003 .364 .061 .069 66
(6)
71 Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .022 4 .005 1.471 .222a
Residual .223 61 .004
Total .244 65
a. Predictors: (Constant), X4= Komite Audit, X1=Dewan Komisaris, X3=Dewan Direksi, X2=Komisaris Independen