Sedjak R.I. (R.I.K.) sakit, maka penjakitnja semakin hari semakin tambah keras dan berbahaja.

6. Sedjak R.I. (R.I.K.) sakit, maka penjakitnja semakin hari semakin tambah keras dan berbahaja.

Nafasnja Senin-Kamis detikan darahnja tidak normal lagi, roman mukanja putjat, kurus, kering, laksana bangkai hidup.

Ia dirawat didalam rumah sakit “merah” dipelihara oleh dokter2 “merah”, dan didjaga oleh djuru2 rawat “merah”. Siang malam perawatan dilakukan dengan penuh hati2. Tiap2 saat mereka meneliti keadaan sisakit, memuthola’ah thermometer dan alat2 pengukur penjakit jang lainnja. Wal-hasil,, pemeliharaan dan perawatan di dalam rumah sakit itu “sempurna-lah” sudah. Tak kurang suatu apa.
Oleh karena si-dokter tidak hanja ahli didalam obat2an melainkan djuga mempunjai “spesialisasi jang istimewa” dalam bagian politik, terutama politik-merah, maka dalam melakukan tugasnja jang maha penting didalam rumah sakit, tidak lupa ia melihat2 dunia luar, tekanan hawa dan djurusan angin dunia. Perubahan djarum berometer internasional selalu mendapat perhatian sepenuhnja; sebuah alat pengukur tekanan hawa, aliran angin dan gerakan bumi, menundjukkan besar atau ketjilnja gelombang, memberi tanda2 akan datangnja angin taufan.

Bahwa panas angin berhenti, jang meliputi Moskow dan Peking, Washinton dan London, seolah-olah mendjadi tanda jang pasti akan datangnja mara-bahaja, jang akan menimpa ummat manusia seluruh dunia. Ini semuanja, tidak diabaikan oleh dokter jang lagi melakukan tugasnja dirumah sakit itu.

Selain daripada itu, mereka —para dokter dan djuru-rawat— selalu meneliti dan memperhatikan sa’at jang paling baik, bagi sisakit memenuhi panggilan Ilahy, pulang ke maqam abadi: sa’at jang dianggap menguntungkan bagi ummat manusia jang berhaluan dan bertjorak merah. Wal-hasil si-sakit dirawat dan dipelihara demikian rupa, sehingga ia boleh meninggalkan rumah sakit, menghadap Mahkamah Ilahy, tepat pada waktu jang direntjanakan, sepandjang rentjana manusia merah. Bila suatu sa’at R.I. menghampiri sakaratul maut, maka dikerahkannja-lah segala tenaga dan daja-upaja, untuk mendapatkan obat penjambung njawa dan pemandjang ‘umur. Itupun, djika waktu datangnja adjal dianggap “belum tepat”, sepandjang perhitungan dan rentjana merah, tegasnja: tanda2 jang ditundjukkan oleh barometer internasional belum tjukup mateng, untuk menundjukkan “belasungkawanja” atas mangkatnja orang besar R.I. (R.I.K.) itu.

Taruhlah R.I. sudah mati, dengan karena Kehendak dan Kekuasaan Allah djua, tapi waktunja “belum tepat” maka berita kematian itu akan ditutup rapat2, bangkainja akan dibalsem baik2 dan suasana gembira akan tetap meliputi rumah sakit itu, se-olah2 tidak terdjadi suatu peristiwa sedih-pahit suatu apapun: aman dan tenteram, ma’mur dan sentausa, sehat dan bahagia!

Sebaliknja daripada itu, kalau sa’at tepat jang dinanti2kan itu telah tiba —baro-meter telah menundjukkan dengan pasti akan mengamuknja angin taufan, langit sebelah Timur dan Barat sudah gelap gulita, halilintar peperangan telah menghambur-hamburkan apinja, jang menjambar2 seluruh dunia —, maka pada sa’at itulah para dokter “merah” tsb. akan mempergunakan “indjeksi” ratjunnja jang penghabisan”, jang akan menjudahi riwajat hidupnja R.I. lenjap dari muka bumi, menjebrang alam di balik kubur!

Inna lillahi wa inna ilaihi radji’un! Itulah kata2 jang terachir, jang mengantarkan majat ke ‘alam baqa.

  1. Dalam sa’at jang genting-runtjing, seperti sekarang ini, jang didalam anggapan dan pandangan kaum Merah menguntungkan kedudukan merah seluruh dunia, maka sa’at itulah akan dipergunakan baik2, untuk melaksanakan tjita2nja; menelan dan memper-Sovjet-kan dunia. Djuga Indonesia.

Oleh sebab itu, maka mereka berdaja keras, untuk memperpendek ‘umurnja R.I. dan di atas kuburan R.I. itu mereka ingin mendirikan Negara Komunis di Indonesia. Semuanja itu menurut rentjana jang tentu, kalau perlu dengan paksa, ganas dan kedjam, jang tidak kenal batas hukum !!!

Dalam satu babakan tonil jang dipermainkan dan dipertontonkan oleh pihak Merah itu, dengan tidak ragu2 atau malu2, dengan hati munafiq dan tekad jang tidak djudjur, mereka akan ikut serta menghantarkan djenazah R.I. masuk kelobang kuburnja, kalau perlu dengan bertjutjuran air-mata (buaja???) dan belasungkawanja, dan mela-hirkan pidato di atas kuburan dengan semangat berkobar2 (lijkrede = talqin) serta melakukan upatjara lainnja, berhubung dengan djatuh dan mangkatnja seorang besar lagi kuasa, sahabat karibnja. Tetapi sepulangnja dari kuburan, maka “si-dadjdjal merah” boleh bersiul2 dan menjanji2 sepandjang djalan, lagu “Internationale”, de-ngan riang gembira dan suka-tjita jang ta’ terhingga.

  1. Demikianlah gubahan merdeka, jang menggambarkan akan gerak-gerik pihak Merah (Komunis), didalam lingkungan R.I. (R.I.K.), jang tidak djemu2 dan malu2nja selalu menondjolkan dirinja, sebagai pembela bangsa, pemimpin negara, pentjinta damai dan pembebas manusia.

Sesungguhnja gambaran di atas, terlalu amat lunak dan sangat sederhana sekali. Padahal, keadaan jang lagi akan terdjadi itu, mungkin 1000 kali lebih hebat, lebih dahsjat daripada itu. Kerusakan, kemelaratan, kesengsaraan penderitaan....akan djauh lebih daripada apa, jang boleh digambarkan oleh pikiran dan kalam manusia. Dan kalau Komunis sungguh2 akan berkuasa di Indonesia —INSJA ALLAH HAL INI TIDAK AKAN TERDJADI —, alangkah besar dan dahsjatnja mara-bahaja, jang boleh timbul karenanja dan tumbuh daripadanja. Tiada seorang jang boleh menaksir dan memperhitungkannja!

  1. Walaupun betapa pula kekeruhan dan kesukaran, jang lagi akan kita hadapi nanti, djanganlah sekali2 menimbulkan ketjewa dan putus harapan, lemah dan ketjil hati, melainkan semua itu hendaknja mendjadi tambahan bekal dan bahan, dalam usaha kita, mempersembahkan dharma-bakti sutji kehadlirat Ilahy: menggalang Negara Kurnia Allah, Negara Islam Indonesia.

Tiada penjakit jang timbul, melainkan telah disediakan obat penjembuh baginja! Tiada bhakti-sutji, melainkan disertai dengan godaan anak-tjutju Iblis la’natullah jang durdjana! Orang ta’ tahu harganja sehat, sebelum ia sakit! Orang ta’ tahu harganja merdeka, sebelum ia menderita! Makin hebat perdjuangan sutji menggelora, makin besar tinggi nilai harga daripada Kurnia Allah jang akan tiba”!

Alhamdulillah! Sementara itu, Negara Islam Indonesia berdiri. Makin hari makin meningkat tinggi, semata2 hanja karena tolong dan kurnia Ilahy. Kurnia Allah, hak sutji daripada Ummat Islam Bangsa Indonesia ini, kiranja boleh mendjadi factor ketiga (luar daripada nasionalisme dan komunisme), obat penjembuh penjakit negara dan masjarakat jang berbahaja itu.

Semoga Allah berkenan melimpahkan tolong dan kurnia-Nja atas Negara Islam Indonesia beserta sekalian penggalang dan pendukungnja, sehingga dipandaikan, ditjakapkan dan ditjukupkannja menunaikan salah satu bhakti sutjinja: “melepaskan, menghindarkan dan membebaskan Ra’jat Indonesia dan Ummat Islam Bangsa Indonesia daripada antjaman mara-bahaja dunia dan achirat itu. Insja Allah. Amin.

Mengingat segala jang tertulis di atas, maka disa’at jang genting, runtjing dan kritik itu, Negara Islam Indonesia tidak akan tinggal diam, melainkan akan berbuat dan bertindak sepandjang rentjananja: ikut tjampur tangan, menentukan nasibnja Negara dan Bangsa, Agama dan Ummat hanja karena wadjib, tugas dan pertanggung-djawab, jang diletakkan atas pundaknja belaka. Pada dewasa itu berkobarlah Perang Saudara, Perang Ideologi, perang adu tenaga, perang darah dan besi, perang didalam selimut (dalam kalangan bangsa Indonesia di Indonesia), bertikai-bertikam didalam satu sarung, lebih hebat dan dahsjat, daripada apa jang telah dan lagi berlaku hingga kini. Mungkin Perang Saudara tsb. merupakan “Perang Segitiga Kedua”, landjutan daripada jang sekarang lagi berdjalan, djika sementara itu pihak Nasionalisme belum berantakan dan merupakan front tersendiri. Dan mungkin pula perang saudara itu merupakan Perang antara Islamisme dan Komunisme, djika sementara itu pihak Nasionalisme sudah mentjapai keruntuhan dan kedjatuhannja sedemikian rupa, sehingga tidak mewudjudkan factor sendiri, didalam pertentangan hidup (struggle for life) mati-matian itu.

Tegasnja: didalam kemungkinan (kedua) ini, maka Perang Saudara tsb. akan berlaku, kemudian daripada Perang Segitiga Kedua, di Indonesia. Sampai dimana benar atau salahnja perhitungan kami ini, sedjarah Indonesia dan riwajat dunia jang akan datang, akan membuktikannja.

  1. Dalam pada itu, djangan sekali2 dilupakan kedudukan Indonesia menghadapi dunia luar, dunia internasional, dan sebaliknja, sikap dunia internasional atas dan terhadap Indonesia.

Sedjak mula berdiri, maka Indonesia tidak pernah mendasarkan laku-langkahnja dan sepak-terdjangnja atas kekuatan, tenaga dan kehendak ra’jat; tidak berdiri atas akar kuat jang menantjap didalam tanah (ra’jat); tidak mengindjak djalan jang njata (rieel) melupakan keadaan ra’jat; melainkan selalu memalingkan mukanja daripada ra’jat, mengkiblat kearah jang ditundjukkan oleh djarum pedoman internasional, tergila2 kepada “dunia luar”, jang pada lazimnja bernamakan: International minded.

Kiranja tidak djauh daripada kebenaran dan kenjataan, bila kita menggambarkan kedudukan Indonesia keluar, sebagai pepatah: “Terapung ta’ hanjut, terendam ta’ basah, Berdiri ta’ berakar, bergantung ta’ bertali”

Tafsir lebih djauh periksalah uraian di bawah.

  1. Dengan karena pendirian tsb., maka Indonesia selalu bertjumbu2an dengan dunia luar, dunia internasional. Perhubungan, ikatan dan persambungan keluar itu achir kemudiannja meningkat demikian rupa, sehingga mendjadi pegangan, tongkat dan dasar, dimana ia (Indonesia) berakar memperoleh hak2 dan zat2 hidupnja.

Atlantic Carter” didjadikan primbon, tempat dan pangkal Indonesia menjandarkan dirinja: menuntut dan menentukan nasib dirinja, nasibnja sesuatu bangsa jang patut memiliki sesuatu negara di dalam lingkungannja sendiri, jang biasanja disebut dengan istilah: “self-determination”.

Tjeritera punja tjeritera, runding punja runding, achirnja berlangsunglah K.M.B. (R.T.C.) dimana pihak Belanda didesak dan terdesak disatu sudut: harus mengakui Kemerdekaan Indonesia. Waktu itu, dunia masih tengah-tengahnja djemu kepada perang, ‘akibat daripada lelah-letih disebabkan Perang Dunia Kedua.

Wal-hasil, perang harus berhenti, keamanan dan kema’muran didalam tiap2 negeri —djuga di Indonesia, jang masuk salah satu daerah-pengaruh Blok Amerika— harus segera dilaksanakan. Sedjak itu, Indonesia mendjadi merdeka, walaupun tidak 100%.

Rupanja memang sengadja, Indonesia dimasak dan dibuat setengah matang, berkat ketjerdikan para diplomat dan politikus internasional pada waktu itu; untuk mendjaga “kemungkinan” di masa depan, sambil menantikan bukti jang njata.

Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, maka achir kemudiannja sampailah kepa-da tahun 1952. Kini, keadaan sudah berbeda, berlainan daripada tahun 1949, tahun kelahiran “daulat hadiyah”, kurnia atas Indonesia.

Meskipun Perang Dunia Kedua dengan resmi telah disudahi, tetapi sisa2 api batu-bara internasional masih tetap menjala2, mendjilat dan membakar-bakar, menimbul-kan huru-hara dibeberapa tempat di dunia.

Teradju dan mizan internasional mulai gojang lagi. Insiden di tempat2 pengawasan —negara2 muda, negara2 baru, negara2 boneka (satelliet) dari masing-masing blok, pihak— mulai terdjadi. Makin hari, makin bertambah ramai, hangat dan panas. Lama kelamaan orang tidak lagi memikirkan “damai”, walaupun selalu berteriak2 “damai dunia, damai dunia”! Tetapi orang ber-siap2 untuk menghadapi perang, memperlengkapkan alat perang, dan menjempurnakan tenaga perang. Keadaan ini, bolehlah digambarkan di dalam pepatah purba: “Si vis pacem para bellum”, Djika engkau menghendaki damai, bersiaplah untuk berperang!”

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63