Latar Belakang Implementasi Pembangunan Sarana Sanitasi Gratis Kajian Antropologi Pembangunan (Studi Kasus di Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan Belawan)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebiasaan masyarakat membuang air besar di sungai sudah sejak lama menjadi kebiasaan buruk di Kelurahan Belawan Bahagia. Kebiasaan buruk masyarakat membuang air besar sembarangan masih terbawa dari dulu hingga sekarang, sementara masyarakat juga sudah terbiasa melakukan aktivitas mencuci, mandi, dan aktivitas lainnya di sungai. Fenomena tersebut mencerminkan kepedulian masyarakat sangat rendah untuk menjaga kesehatan. Sikap dan perilaku masyarakat yang cenderung tidak peduli memelihara kesehatan lingkungan ini berdampak pada pembentukan pola perilaku generasi mereka selanjutnya. Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari sekian banyak daerah pemukiman padat di Sumatera Utara yang secara langsung terkena implikasi atas pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Pembangunan pabrik-pabrik disekitar area rumah penduduk yang juga tidak jauh dari aliran sungai menimbulkan permasalahan pencemaran lingkungan akibat dari pembuangan limbah pabrik dan rumah tangga, polusi yang dihasilkan dari produktivitas pabrik, dan aktivitas manusia lainnya yang berakibat merusak lingkungan seperti BAB Buang Air Besar di sungai. Universitas Sumatera Utara Mayoritas rumah penduduk adalah rumah panggung yang dibangun di atas laut dengan fasilitas MCK Mandi Cuci Kakus seadanya yang tidak memenuhi standar SNI Standar Nasional Indonesia. Setiap rumah tangga hanya memiliki WC Water Closet cemplungcubluk dimana pembuangannya langsung ke aliran laut, atau kebiasaan buruk lainnya adalah mengubur tinja dengan tanah secara sembunyi- sembunyi. Lain lagi dengan WC terbang yang menunjukkan kebiasaan masyarakat membuang tinja ke sungai dengan menggunakan plastik dan apabila terjadi pasang laut maka seluruh limbah rumah tangga tersebut akan terbawa oleh arus pasang laut tersebut. Masyarakat menganggap tindakan tersebut adalah hal yang biasa dilakukan karna tidak ada larangan yang mengahalangi mereka BAB sembarangan. Belum lagi masyarakat merasa terlalu repot untuk membangun WCseptictank dengan kondisi lahan sempit yang harus mengeluarkan biaya mahal dan tidak sesuai dengan penghasilan mereka yang mayoritas sebagai nelayan dan pedagang kaki lima. Melihat pola perilaku BAB masyarakat tersebut muncul kehawatiran pada dampak gangguan kesehatan; masyarakat akan lebih mudah terjangkit berbagai penyakit seperti diare yang umumnya sering diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Ketidaktersediaan sarana dan prasarana lingkungan di pemukiman Kelurahan Belawan Bahagia adalah salah satu penyebab masyarakat membuang air besar di sungai. Masyarakat tidak memiliki fasilitas seperti MCK atau septictank. Universitas Sumatera Utara Padahal pada dasarnya keberadaan prasarana lingkungan merupakan kebutuhan yang paling penting secara langsungtidak langsung berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan manusia. 1 Kesadaran individu mengenai lingkungan hidup dan kelestariannya merupakan hal yang amat penting dewasa ini di mana pencemaran lingkungan merupakan hal yang sulit dihindari. Kesadaran masyarakat yang terwujud dalam berbagai aktivitas lingkungan maupun aktivitas kontrol lainnya adalah hal yang sangat diperlukan untuk mendukung apa yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan penyelamatan lingkungan. Pencemaran air limbah yang terjadi di Kelurahan Belawan Bahagia menunjukkan bahwa selain ketidaktersediaan lahan, masyarakat belum merasa penting untuk memiliki fasilitas MCK sebagai kebutuhan dasar perbaikan sanitasi. “Dalam pencapaian target Millenium Development Goals MDGs tahun 2015, pemerintah Indonesia sejak tahun 2003 telah melaksanakan kegiatan SANIMAS Sanitasi oleh Masyarakat. Sebuah inisiatif program yang dirancang untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman berbasis masyarakat dan juga mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan. Dengan harapan pada tahun 2015, tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses untuk memperoleh air minum dan pelayanan prasarana air limbah sebagai kebutuhan dasar hidup manusia.” 2 1 Claire; dalam Tesis Indra Gunawan, 2012 2 I dra Gu awa , Pe getahua asyarakat te ta g pe gelolaa sa itasi er asis asyarakat , Tesis Program Magister TeknikUniversitas Diponegoro, 2012 hal 3 Universitas Sumatera Utara Upaya pemberdayaan masyarakat pada tingkat desa atau dapat dianggap sebagai masyarakat miskin harus berpedoman pada konsep bottom-up artinya pembangunan untuk masayarakat tidak semata-mata hanya untuk mengindahkan tatanan suatu daerah, namun suatu pembangunan harus memenuhi faktor kebutuhan masyarakat yang tepat guna pada waktu sekarang dan yang akan datang. 3 Mengutamakan masyarakat pada konsepsi nilai tentang hal yang seharusnya diinginkan karena masyarakat lebih mengetahui apa yang diinginkannya untuk memenuhi kekurangan ataupun kelemahannya. Sejalan dengan perkembangan inovasi teknologi tepat guna bagi kebutuhan manusia, pembangunan desa di Kelurahan Belawan Bahagia yang tinggal dalam kondisi sanitasi masih buruk maka dengan melibatkan perusahaan USAID sebagai dana pemberi hibah melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang difasiitasi oleh IUWASH Indonesia Urban Water Sanitation Hygiene yaitu program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan manusia dengan memperbaiki sistem sanitasi di Indonesia. Melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat yaitu sebuah program penyediaan sarana dan prasarana sanitasi permukiman berbasis masyarakat dengan mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan dengan membangun sarana fasilitas sanitasi seperti MCK, WC, dan septictank. 4 3 Dalam kebijakan pembangunan desa yang ditetapkan pemerintah, dimana dikatakan ahwa eka is e pelaksa aa pe a gu a desa dilakuka de ga siste pere a aa dari bawah bottom-up Marzali, 2012 4 http:www.iuwash.or.id Universitas Sumatera Utara Upaya pembangunan jamban sehat bagi masyarakat miskin Kelurahan Belawan Bahagia merupakan salah satu program pemicuan bagi masyarakat miskin mengubah perilaku cara BAB yang tentunya memiliki tantangan dari masyarakat lokal dalam mengenalkan suatu produk baru yang menuntut proses adaptasi masyarakat untuk melakukan perubahan perbaikan sanitasi. Tidak lagi menjadikan masyarakat semata-mata hanya menjadi objek penerima manfaat proyek belaka. Pendekatan yang dipakai dalam pembangunan alternatif adalah pembangunan tingkat lokal, menyatu dengan budaya lokal, bukan memaksakan suatu model pembangunan dari luar serta sangat menyertakan partisipasi orang-orang lokal. Tantangan yang akan dihadapi oleh pihak luar dalam upaya pembangunan jamban sehat ini adalah bagaimana mengubah cara pandang masyarakat melihat manfaat penggunaan WCseptictank yang selama ini masih belum menjadi kebutuhan dasar yang paling penting sehingga pada akhirnya mereka mengerti pentingnya perbaikan sanitasi lingkungan. Respon pemakai merupakan suatu faktor penting dalam mencapai tujuan proyek, pertimbangan sosial menjadi yang terpenting dalam keberhasilan proyek. 5 Pembangunan jamban sehat bagi masayarakat Kelurahan Belawan Bahagia merupakan salah satu alternatif yang dilakukan oleh lembaga swasta untuk mendorong perubahan perilaku hidup sehat masyarakat. Hingga kini sudah terpasang septictank sebanyak 255 KK di Kelurahan Belawan Bahagia tanpa adanya 5 Michael M.Cerrea. Mengutamakan Manusia di dalam Pembangunan Jakarta: UI Press,1988 Universitas Sumatera Utara pemungutan biaya dipasang secara gratis. 6 Jika dilihat dari nilai fungsional, pembangunan septictank jamban sehat bagi masyarakat miskin tersebut sangat bernilai manfaat bagi masyarakat terutama untuk terbiasa hidup sehat dengan tidak lagi membuang air besar di sungai dan mengurangi pencemaran lingkungan. Selain perusahaan pemberi hibah dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang terkait, partisipasi peran pemerintah dalam mendorong pembangunan merupakan bagian dari fungsi struktur sosial yang paling penting bagaimana pihak luar dapat saling bekerjasama untuk meningkatkan partisipasi masyarakat melaksanakan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam menghadapi faktor penghambat yang dihadapi dalam melakukan pembangunan infrastruktur desa seperti rendahnya tingkat kesadaran masyarakat, sikap mental, dan faktor ekonomi masyarakat yang rendah. Peran pemerintah tidak hanya sekedar menjalankan proyek pembangunan namun, sisi lainnya ialah harus memperhatikan aspek dari dalam masyarakat yang memerlukan upaya pemberdayaan. Dalam hal ini, studi antropologi terapan adalah suatu bidang dalam ilmu antropologi di mana pengetahuan knowledge, keterampilan skills, dan sudut pandang perspective ilmu antropologi digunakan untuk menolong mencari solusi bagi masalah-masalah praktis kemanusiaan dan memfasilitasi pembangunan. Pemikiran dari sudut pandang antropologi mampu menjelaskan kebutuhan yang tepat untuk membangun infrastruktur desa dengan memperhatikan aspek pengaruh luar, 6 http:www.iuwash.or.id Universitas Sumatera Utara struktur sosial, sistem mata pencaharian, dan lingkungan alam. 7 Keberhasilan pembangunan MCK bagi masyarakat pemukiman tidak hanya dilihat dari indikator kuantitas seberapa banyak MCK yang sudah terpasang di Kelurahan Belawan Bahagia. Namun, usaha lain yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan tersebut ialah memberikan efek jera untuk tidak lagi membuang BAB sembarangan dan masyarakat merasa perlu merawat serta memelihara MCK yang sudah dibangun agar dapat menggunakannya secara berkelanjutan untuk menjaga kesehatan. Faktor teknologi tepat guna menjadi salah satu unsur pertimbangan keputusan dari pelaku pembangunan agar dapat dimanfaatkan masyarakat dalam jangka waktu yang lama. Hal ini mengacu pada apakah teknologi tersebut memberikan kemudahan- kemudahan praktis bagi masyarakat. Pasca pembangunan sarana sanitasi gratis di Kelurahan Belawan Bahagia tidak sepenuhnya dapat mengubah perilaku masyarakat berhenti membuang air besar sembarangan. Ketidaksesuaian bangunan WC yang dibangun di rumah panggung masyarakat berdampak pada beralihnya perilaku masyarakat membuang hajat dengan menggunakan WC cemplung. 7 Amri Marzali. Antropologi Pembangunan Indonesia Jakarta:Prenada Media, 2005hal.6-7 Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah