Inovasi untuk Pemberdayaan Masyarakat

1.5.3. Inovasi untuk Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Marvin Harris, materialisme budaya didasarkan pada dua asumsi utama tentang masyarakat. Pertama, pada berbagai bagian dari masyarakat yang saling terkait. Ketika salah satu bagian dari masyarakat berubah, bagian lain juga berubah. Kedua, materialisme budaya adalah dasar dari sistem sosiokultural bagi lingkungan. Berdasarkan klasifikasi lingkungannya meliputi infrastruktur materi yang terdiri dari teknologi dan praktek-praktek sosial dimana masyarakat cocok dengan lingkungannya. 23 Pembangunan WCseptictank gratis bagi masyarakat miskin yang masuk sebagai salah satu inovasi baru yang merupakan pertimbangan apakah produk tersebut berpengaruh pada tingkat perubahan perilaku masyarakat yang sesuai untuk menghadapi lingkungannya. Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Selain itu ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku Notoatmojo, dalam Gunawan 2012 Seringali pihak luar yang ingin melakukan perubahan memandang bahwa perubahan yang dilakukannya cocok dan akan bermanfaat, sebaliknya warga masyarakat yang merupakan obyek dari perubahan recipient berpendapat sebaliknya. Pemaksaan untuk bersedia menerima perubahan yang diinginkan oleh 23 Harris’s Cultural Materialis dala Fra k Elwell Universitas Sumatera Utara pihak luar, ada kalanya dapat mengakibatkan gagalnya tujuan yang ingin dicapai melalui suatu perubahan H.Poerwanto,2000 Menurut Roger Shoemaker, model difusi inovasi menegaskan para agen-agen perubahan dalam lingkungan sosial dalam sebuah model berupa tahapan atau proses pengambilan keputusan dalam suatu inovasi. Selanjutnya suatu inovasi memperhitungkan akibat apakah yang akan timbul. Apakah hanya menyebabkan perubahan pada tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat atau akan menyebabkan perubahan pada perilaku yang akhirnya menerima inovasi. 24 Kebijakan sengaja disusun dan dirancang untuk membuat perilaku orang banyak yang dituju kelompok target menjadi terpola sesuai dengan bunyi dan rumusan kebijakan tersebut. Kebijakan merupakan “model behaviour” yang berarti kebijakan merupakan suatu produk kultural. Sementara itu, perancangan dan implementasinya adalah suatu proses perubahan kultural yang dilakukan secara terencana dengan tujuan yang disadari planned sociocultural change. 25 Ada tiga klasifikasi hambatan dalam inovasi, 1 hambatan budaya, yaitu berkaitan dengan sistem nilai, perilaku, sikap, dan kepercayaan. 2 hambatan sosial terutama yang berkaitan dengan hubungan antar individu dan inovasi tersebut bertentangan dengan pranata sosial yang ada dan 3 hambatan psikologis, terutama yang berkaitan dengan cara penyampaian pesan program inovasi Foste, dalam Poerwanto,2000 24 Ibid, hal.182 25 Amri Marzali. Antropologi Kebijakan Publik Jakarta:Kencana Prenada Media Grouphal.20 Universitas Sumatera Utara Teknologi yang merupakan hasil inovasi akan disebarluaskan kepada masyarakat. Dalam memperkenalkan teknologi, tidak selalu dapat diterma oleh masyarakat karena berbagai hal. Ada berbagai saluran yang dapat dipakai untuk menyebarluaskan suatu inovasi. Sumber-sumber suatu inovasi harus memperhatikan siapakah yang merupakan sasaran client dari inovasi tadi. Terutama yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan dari individu atau kelompok sasaran. Dalam kaitan ini, ada dua bentuk model dalam menyebarluaskan inovasi; 1 model hipodermik yaitu melalui media massa. 2 model two step flow berbagai informasi tentang ide-ide baru tadi harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran melalui perantara, yaitu change agent misalnya penyuluh lapangan, tokoh masyarakat, dll. 26 1.5.4. Budaya ABS Asal Bapak Senang 1.5.4.1. Pengertian Budaya ABS