1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
N Variabel Definisi Operasional
Skala o
Indikator
1) Recall (Pengingatan kembali) Likert Awareness merek) adalah kesanggupan
1 Brand Brand Awareness (kesadaran
(Pengenalan (BA)
2) Recognition
mahasiswa yang berbelanja
merek)
3) Purchsse (Alternatif pilihan) dalam mengenali, mengingat
online di kota Banda Aceh
4) Consumption (Mengingat saat kembali suatu merek sebagai
menggunakan produk lain) bagian dari suatu kategori
Sumber: Kriyantono,(2006:26) produk tertentu.
2 Brand Brand Image (citra merek) adalah keyakinan pada Likert Image (BI) suatu nama, symbol / desaign dan kesan yang dimiliki mahasiswa yang berbelanja online di kota Banda Aceh terhadap suatu merek yang diperoleh berdasarkan informasi tentang fakta-fakta yang kemudian menggunakan merek tersebut.
3 Keputusa Keputusan pembelian adalah Likert n
tindakan mahasiswa yang Pembelian berbelanja online di Kota (KP)
Banda Aceh untuk mau membeli atau tidak terhadap produk online tersebut.
4 Loyalitas Loyalitas adalah komitmen Likert (LT)
mahasiswa yang berbelanja online di Kota Banda Aceh terhadap suatu pasar berdasarkan sikap positif dan tercermin dalam pembelian ulang secara konsisten
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
4.7 Analisis Data
kompak, yaitu (Ferdinand, 2006) yaitu: penelitian ini adalah dengan menggunakan
a. Confirmatory Factor Analysis merupakan SEM (Structural Equation Modeling) dengan
analisis multivariate yang digunakan program
untuk menguji sebuah konsep yang Structure) versi 20. Menurut Santoso (2011),
AMOS (Analysis
of
Moment
beberapa indikator SEM adalah teknik analisis multivariate yang
dibangun
dengan
terukur. Analisis konfirmatori dibuat merupakan kombinasi antara analisis faktor
untuk menguji multidimensionalitas dari dan analisis regresi (korelasi) yang bertujuan
suatu konstruk teoritis. Analisis ini sering untuk menguji hubungan-hubungan antar
juga disebut menguji validitas suatu variabel yang ada pada sebuah model, baik itu
konstruk teoritis karena variabel laten antar indikator dengan konstruknya, ataupun
yang digunakan dalam penelitian dibentuk hubungan antar konstruk.
konsep teoritis dengan Model persamaan struktural (SEM) adalah
berdasarkan
beberapa indikator atau manifes. Analisis sekumpulan teknik-teknik statistikal yang
menguji apakah memungkinkan pengujian sebuah rangkaian
konfirmatori
akan
indikator-indikator tersebut merupakan hubungan relatif murni “rumit” secara
indikator yang valid sebagai pengukur simultan (Ferdinand, 2006). SEM merupakan
konstruk yang akan diteliti, atau dengan penggabungan antara dua konsep statistika,
indikator-indikator yaitu konsep analisis faktor yang masuk pada
merupakan ukuran model pengukuran (measurement model) dan
tersebut
unidimensionalitas dari suatu konstruk konsep regresi melalui model struktural
laten. Validitas konstruk yang tinggi (structural model).
diukur dari tingkat signifikansi nilai Dalam analisis SEM, variabel dibedakan
loading factor dari suatu konstruk dan nilai menjadi sebagai berikut:
standardized
loading estimate dari
1. Variabel Laten. Variabel laten adalah konstruk tersebut harus sama dengan 0,5 dimana variabel yang tidak dapat diukur
atau lebih idealnya harus 0,7 (Ghozali, secara langsung tetapi diukur dengan satu
2013; Hair at al, 2010). atau lebih variabel manifes. Variabel laten
b. Regression Analysis adalah salah satu alat disebut pula dengan istilah unobserved
analisis kausal yang ditujukan untuk variable, konstruk atau konstruk laten.
mengukur pengaruh satu atau beberapa Konstruk ini diberi simbol lingkaran atau
variabel independen terhadap satu variabel elips. Konstruk dapat dibagi kedalam dua
independen tertentu.
macam yaitu sebagai berikut:
c. Path Analysis merupakan yang dipakai
untuk menjelaskan hubungan kausalitas variabel
a. Konstruk
eksogen,
merupakan
antara satu atau beberapa variabel. Model mempengaruhi variabel dependen (terikat).
ini adalah model dasar yang digunakan Konstruk eksogen dalam penelitian ini
menganalisis jalur untuk ialah brand awareness dan brand image
untuk
mengestimasi kekuatan dari hubungan-
hubungan kausal yang digambarkan dalam variabel dependen yang dipengaruhi oleh
b. Konstruk
endogen,
merupakan
path model.
variabel independen. Konstruk endogen dalam penelitian ini ialah keputusan
4.7.1 Tahapan
Permodelan dalam
pembelian dan loyalitas sebagai variabel
Analisis SEM
analisis Structural 2)
Variabel Manifes. Variabel manifes Equation Modeling (SEM) didasarkan pada adalah variabel yang digunakan untuk
evaluasi atas adanya hubungan saling menjelaskan atau mengukur variabel laten.
Ferdinand (2002) Variabel manifes dapat disebut juga dengan
ketergantungan.
mengajukan tahapan pemodelan dan analisis istilah observed variable, measured variable
persamaan struktural menjadi tujuh langkah atau indikator. Variabel manifes ini diberi
yaitu sebagai berikut:
simbol persegi panjang. SEM sebagai model
1. Mengembangkan Model Berbasis Teori multivariate yang berupa analisis persamaan
Dalam SEM
dilakukan adalah structural equation modeling sesungguhnya
struktural. Sebuah
melakukan serangkaian eksplorasi ilmiah memberi corak khusus di mana secara visual
melalui telaah pustaka guna mendapatkan akan menunjukkan kombinasi dari beberapa
justifikasi
atas
model teoritis yang
94 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 94 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
matriks yang menunjukkan korelasi yang untuk mengkonfirmasi model teoritis tersebut
dihipotesakan antar konstruk dan varibel melalui data empiris.
yang dibangun.
4. Matrik Input Dan Estimasi Model Diagram Alur
2. Pengembangan Path Diagram atau
Pada langkah ini dengan mengunakan Pada langkah kedua, model teoritis yang
SEM sebagai alat analisis berbasis kovarians. telah dibangun pada langkah pertama akan
Penggunaan matriks kovarians karena dapat digambarkan pada path diagram. Path
menunjukkan perbandingan yang valid antara diagram tersebut akan mempermudah untuk
populasi yang berbeda atau sampel yang melihat hubungan kausalitas konstruk yang
berbeda, di mana hal yang sama tidak dapat akan diuji, berdasarkan kajian teori dan
dilakukan oleh korelasi (Ferdinand, 2006). kerangka teoritis yang ada kemudian dibuat
Pada penelitian ini matriks inputnya adalah gambar diagram jalur hubungan kausalitas
matrik kovarian yang ukuran sampelnya antar konstruk beserta indikatornya.
adalah 100 responden. Teknik estimasi model Adapun bentuk diagram alur full model
yang digunakan adalah Maximum Likelihood dengan variabel mediasi penelitian ini adalah
Estimation (MLE).
seperti pada Gambar 4.6 berikut ini:
Kemungkinan Munculnya Masalah Identifikasi Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan model yang dikembangkan menghasilkan estimasi yang unik. Bila setiap kali estimasi dilakukan muncul problem identifikasi, maka sebaiknya model dipertimbangkan ulang dengan
5. Menganalisa
mengembangkan lebih banyak konstruk. Disebutkan oleh Ferdinand (2000), beberapa indikasi problem identifikasi:
a. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat besar.
b. Program tidak mampu menghasilkan Sumber : Dikembangkan Dalam Penelitian Ini
Gambar 4.6 Full Model Penelitian
matrik informasi yang seharusnya disajikan.
c. Munculnya angka-angka yang aneh
3. Menyusun Persamaan Struktural seperti adanya varians error yang negatif. Pada bagian ini mengubah diagram jalur
d. Munculnya korelasi yang sangat tinggi (path
antar koefisien estimasi yang didapat struktural dan model pengukuran. Pada
diagram) ke
dalam
persamaan
(misalnya lebih dari 0,9). langkah ketiga ini, model yang dinyatakan
6. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit dalam diagram jalur dinyatakan dalam dua
Uji kesesuaian full model SEM bertujuan kategori dasar yaitu sebagai berikut:
untuk melihat sejauh mana model dasar yang
a. Structural Equation atau persamaan dibentuk dalam penelitian ini memenuhi structural dirumuskan untuk menyatakan
kriteria Goodness of Fit sehingga model dapat hubungan
menggambarkan fenomena penelitian tanpa konstruk.
Kesesuaian model Rumus yang dikembangkan adalah seperti
adanya
modifikasi.
dievaluasi melalui telaah terhadap beberapa terlihat di bawah ini:
kriteria Goodness of Fit yaitu dengan menguji
KP = b 1 BA+b 2 BI+ɀ 1 ..........
kesesuaian dan cut off value nya yang
digunakan untuk menguji apakah sebuah Keterangan:
LT = b 1 BA+b 2 BI+b 3 KP+ɀ 2 .......(4.2)
model diterima atau ditolak (Ferdinand, 2006), LT
= Loyalitas
yaitu:
KP = Keputusan Pembelian a.Chi-Square Statistik. Model yang diuji BI =
Brand Image dipandang baik atau memuaskan bila nilai BA =
Brand Awareness Chi-Square nya rendah. Semakin kecil nilai b1-b3
= Koefisien Estimasi Chi-Square semakin baik model itu diterima Z1, Z2
= Nilai residual berdasarkan probabilitas dengan cut of value
b. Measurement model atau persamaan
sebesar p> 0,05.
spesifikasi model pengukuran digunakan
b. RMSEA (The Root Mean Square Error dalam menentukan variabel yang mengukur
Of
Appoximation).
Menunjukan nilai
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
Goodness of Fit yang dapat diharapkan bila jumlah indikator dengan 6, sehingga total model diestimasi dalam populasi. Nilai
sampel sebanyak 20 x 6 = 120 responden RMSEA yang ≤ 0,08 merupakan indeks
b. Validasi Model Pengukuran untuk dapat diterimanya model yang
1. Uji Validitas/Kesahihan menunjukkan sebuah close fit dari model
Validitas adalah sejauhmana ketepatan tersebut berdasarkan degress of freedom.
dan kecermatan suatu alat ukur dalam c.GFI
melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2004). ukuran non statistikal yang mempunyai
(Goodness-of-Fit-Index).
Merupakan
Proses pengujian adalah melalui isi dari rentang nilai antara 0 (poor fit) hingga 1,0
variabel-variabel pernyataan yang ada (perfectfit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini
didalam kuesioner yang akan disebar menunjukkan sebuah better fit.
dalam penelitian ini. Suatu kuesioner
d. AGFI (AdjustedGoodness-of-Fit-Index). dinyatakan valid (sah) jika instrument Tingkat penerimaan yang direkomendasikan
tersebut dapat mengukur apa yang adalah apabila AGFI memiliki nilai yang
Semakin tinggi sama atau lebih besar dari 0,9.
seharusnya
diukur.
kesahihan pertanyaan semakin tepat pula e.CMIN/DF adalah The Minimum Sampel
alat pengukur tersebut. Dalam SEM Discrepancy Function yang dibagi dengan
pengujian validitas dilakukan dengan degree of freedom. CMIN/DF merupakan
Factor Analysis (CFA) statistik Chi-Square dibagi df-nya sehingga
Confirmatory
masing-masing konstruk yaitu dengan disebut Chi-Square–relatif. Nilai Chi-Square
melihat nilai Loading Factor masing- relatif kurang dari 2,0 atau 3,0 adalah
Suatu indikator indikasi dari acceptable fit antara model dan
masing
indikator.
dikatakan valid apabila nilai loading data.
factornya > 0,60. (Ghozali, 2013; Hair at al,
f. TLI (Tucker Lewis Index). Merupakan
incremental index yang membandingkan sebuah model yang diuji dengan sebuah base linemodel,
2.UjiReliabilitas/KeandalanPernyataan direkomendasikan
Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu diterimanya sebuah model adalah ≥0,95
sebagai
acuan
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004). (Hair et al., 1995; dalam Ferdinand, 2006)
kuesioner yang dan nilai yang mendekati satu menunjukkan
Untuk
mengetahui
disebarkan pada responden andal atau
a very good fit.
tidak,
dilakukan analisis
g. CFI (Comparatif Fit Index). Rentang reliabilitas/keandalan pernyataan. Dalam sebesar 0-1 dimana semakin mendekati 1
SEM pengujian reliabilitas dilakukan mengindikasikan tingkat a very good fit yang
dengan dua cara, yaitu: tinggi.
a) Variance Extract
Dengan demikian indeks-indeks yang Dimana nilai variance extract yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan atas
diterima adalah minimal 0,50. Untuk model adalah sebagai berikut:
dapat menghitung nilai variance extract Ada beberapa asumsi SEM yang harus
digunakan rumus sebagai berikut (Hair, dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan
pengolahan data, Ferdinand (2002) yaitu sebagai berikut.
a. Uji Kesesuaian Jumlah Sampel Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Structural Equation Modelling (SEM), dimana dalam SEM jumlah sampel yang ideal antara 100-
b) Construct Reliability 200 (Hair et al., 2009) dan juga harus
diperlukan untuk mempertimbangkan jumlah parameter yang
Uji
reliabillitas
mengetahui tingkat keajegan alat ukur ada dalam model. Hair et al. (2009) lebih
yang dipakai. Alat ukur dapat dikatakan lanjut mengatakan untuk penentuan jumlah
reliable (dapat dipercaya), bila hasil sampel dapat berjumlah 5-10 jumlah
pengukurannya tetap atau nilai yang indikator. Dalam penelitian ini terdapat 20
diperoleh konsisten. Walaupun dilakukan indikator sehingga jumlah sampel bisa
pengukuran ulang pada subjek yang sama berkisar antara 84-168 responden. Jumlah
(Hair et al., 1999). Konsep reliabilitas sampel ditentukan dengan mengalikan
dalam
dikenal dengan nilai construct reliability. Nilai reliabilitas
SEM
96 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 96 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
multivariate, muncul karena kombinasi pembentuk variabel laten yang dapat
dimensi/indikator
karakteristik yang unik yang dimilikinya diterima adalah sebesar 0,70. Untuk
dan terlihat sangat jauh berbeda dengan dapat
lainnya (Ferdinand, reliability dalam penelitian ini digunakan
2006:52). Dalam penelitian ini pengujian rumus sebagai berikut:
data outlier menggunakan uji Mahalanobis Distance, dengan membandingkan nilai p1 dan p2. Nilai p1 dan p2 di atas 0,05 menunjukkan tidak ada data yang outliers. Ferdinand (2002) menyebutkan outliers pada dasarnya dapat muncul dalam empat
Dimana:
kategori:
td. Loading diperoleh langsung dari
muncul karena standardized loading untuk tiap-tiap
1. Data
Outliers
kesalahan prosedur seperti kesalahan indikator (diambil dari perhitungan
dalam memasukkan data atau kesalahan komputer).
dalam mengkoding data. j adalah measurement error dari tiap
2. Data Outliers muncul karena keadaan indikator.
benar-benar khusus yang c)
yang
Discriminant Validity (DV) memungkinkan profil data lain daripada Cara lain untuk melihat reliabilitas suatu
yang lain, tetapi peneliti memiliki konstruk adalah melalui Discriminant
mengenai apa penyebab Validity (DV). Discriminant Validity (DV)
penjelasan
munculnya nilai ekstrim tersebut. yang baik dapat dilihat dari nilai
3. Data Outliers muncul karena adanya Discriminant
suatu alasan tetapi peneliti tidak dapat didapatkan, dimana nilai perolehannya
mengetahui apa penyebabnya atau tidak harus lebih tinggi nilainya dibandingkan
ada penjelasan mengenai sebab-sebab dengan nilai korelasi antar konstruk
munculnya nilai ekstrim tersebut. (Ghozali, 2013). Untuk dapat menentukan
4. Data Outliers dapat muncul karena nilai Discriminant Validity (DV) dalam
range nilai jawaban responden, bila penelitian ini digunakan rumus sebagai
dikombinasi dengan variabel lainnya, berikut:
kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim, yang sering dikenal dengan multivariate outliers.
Dimana:
e) Uji Multi kolinieritas dan Singuliritas
Suatu model dapat secara teoritis VE = Nilai perolehan Variance
tetapi tidak dapat Extract
diidentifikasi
masalah-masalah konstruk
empiris, misalnya adanya multikolinieritas tinggi dalam setiap model-model non-
c). Uji Normalitas Data
multikolinieritas Normalitas dapat diuji dengan melihat
recursive.
Asumsi
(multicollinearity) mengharuskan tidak gambar histogram data atau dapat diuji
adanya korelasi yang sempurna atau besar dengan metode-metode statistik. Dalam
variabel-variabel independen penelitian
diantara
(Ferdinand, 2006). Karena semua variabel dilakukan dengan menggunakan kriteria
model SEM sudah dikenakan matrik critical ratio skewness dan kurtusis value
sebesar 1, maka semua pembobotan regresi sebesar ± 2,58 pada tingkat signifikansi
yang dibakukan harus berada dalam 0,01. Data dapat disimpulkan mempunyai
1. Dalam distribusi normal jika nilai critical ratio
cakupan plus atau minus
menggunakan nilai skewness atau critical
penelitian
ini
Determinant of sample covariance matrix memiliki nilai mutlak antara -2,58 sampai
ratio
kurtosis
untuk melihat ada tidaknya model +2,58.
memiliki multikolinearitas, dimana nilai Determinant of sample covariance matrix
d) . Uji Outlier Data
yang menjauh dari 0 (nol) adalah Angka
tidak terdapat observasi yang muncul dengan nilai-nilai
multikolinieritas antar variabel. ekstrim baik secara univariate maupun
4.7. Interprestasi dan Modifikasi Model
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
pembahasannya akan dilakukan pada bab yang tidak memenuhi syarat pengujian yang
selanjutnya.
dilakukan. Untuk langkah ini model yang sedang dikembangkan dan diinterprestasikan
4.9. Uji Efek Mediasi
dan apabila model yang tidak memenuhi
pertama sekali kriteria maka dilakukan modifikasi. Perlunya
Model
mediasi
diperkenalkan oleh Baron dan Kenny (1986) melakukan modifikasi terhadap sebuah model
yang selanjutnya dikembangkan oleh Preacher dapat dilihat dari jumlah residual yang
dan Hayes (2010), yang menjelaskan tentang dihasilkan model tersebut. Setelah model
prosedur analisis variabel mediator secara diestimasi, residualnya haruslah kecil atau
sederhana melalui regresi. Menurut Preacher mendekati nol dan distribusi frekuensi dari
dan Hayes (2010) suatu variabel disebut kovarians residual harus bersifat simetrik hal
variabel intervening jika variabel tersebut ikut ini sesuai dengan pendapat Tabachnick dan
mempengaruhi hubungan antara variabel Fidell tahun1996 dalam Ferdinand (2006).
variabel dependen. Bila jumlah residual lebih besar dari 5 persen
independen
dengan
Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dari semua residual kovarians yang dihasilkan
dengan prosedur uji Sobel (Sobel Test). oleh model, maka sebuah modifikasi mulai
Uji Sobel dilakukan dengan cara menguji perlu dipertimbangkan selanjutnya apabila
kekuatan pengaruh tidak langsung variabel ditemukan
independen (X) ke variabel dependen (Y) dihasilkan model itu cukup besar (> 2.58),
melalui variabel intervening (M). Pengaruh maka cara lain dalam memodifikasi adalah
tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan mempertimbangkan untuk menambah
dengan cara mengalikan jalur X ─ M (a) sebuah alur baru terhadap model yang
dengan jalur M ─ Y (b) atau ab. Jadi koefisien diestimasi
ab=(c-c’) dimana c adalah pengaruh X dilakukan dengan menggunakan bantuan
terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ indeks modifikasi.
adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standard
error
koefisien koefisien a dan b ditulis dengan S a Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
4.8. Uji Hipotesis
dan S b , besarnya standard error pengaruh dilakukan dengan menganalisis nilai C.R
tidak langsung (indirect effect). (Critical Ratio) dan nilai P (Probability) pada
Hubungan variabel prediktor (X), mediator hasil
(M) dan keluaran (Y) ditunjukkan dalam dibandingkan dengan batasan statistik yang
olah data
Regression
Weights,
Gambar 4.8. berikut:
disyaratkan. Menurut Ferdinand (2006), untuk menguji hipotesis mengenai kausalitas yang dikembangkan dalam model, perlu diuji
hipotesis nol yang menyatakan bahwa koefisien regresi antara hubungan adalah sama dengan nol melalui uji-t yang lazim
dalam model-model regresi. Uji statistik dilakukan
signifikansi hubungan antar variabel yang Gambar 4.8 Efek Mediasi ditunjukkan oleh nilai C.R (Critical Ratio) ’ yang identik dengan uji-t dalam regresi dan
nilai probabilitasnya (P). Hubungan yang Menurut Preacher dan Hayes (2001) jika signifikan ditandai dengan nilai C.R yang
(a) dan (b) signifikan serta (c’) tidak signifkan, lebih besar dari 2,58 dan nilai P lebih kecil
maka kepuasan kerja dikatakan sebagai dari 0,05.
variabel mediasi sempurna (full mediation). Apabila hasilnya menunjukkan nilai yang
Jika (a) dan (b) signifikan serta (c’) juga memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis
signifikan dimana koefisien dari (c’) lebih kecil penelitian yang diajukan dapat diterima.
(turun) dari (c) maka kepuasan kerja Apabila hasilnya menunjukkan nilai yang
dikatakan sebagai variabel mediasi parsial tidak memenuhi syarat tersebut, maka
(partial mediation). Jika (a) dan (b) signifikan hipotesis penelitian yang diajukan ditolak.
serta (c’) juga signifikan, dimana koefisien (c’) Secara rinci pengujian hipotesis penelitian
hampir sama dengan (c) maka kepuasan kerja akan dibahas secara bertahap sesuai dengan
dikatakan bukan sebagai variabel mediasi. hipotesis yang telah diajukan. Pada penelitian
Jika salah satu (a) atau (b) atau keduanya
98 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 98 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
a. Uji CFA Konstruk Eksogen
sebagai variabel mediasi. Dalam penelitian ini terdapat tdua Untuk menguji signifikansi dari koefisien
yaitu variabel gaya efek tidak langsung (mediasi) menggunakan
konstruk
eksogen
budaya organisasi dan software yang dikembangkan oleh Sobel
kepemimpinan,
motivasi kerja. Variabel Brand Awareness (1986), yang lebih dikenal sebagai Sobel Test
yang dibentuk oleh 4 (empat) indikator, yang menggunakan rumus berikut ini:
variabel Brand Image dibentuk oleh 7 (tujuh) indikator. Berikut akan diuraikan mengenai uji CFA konstruk eksogen seperti pada Gambar 5.5 dan Tabel 5.5 berikut ini:
Z= Keterangan:
Z = Signifikansi mediasi
a = Koefisien
regresi
hubungan
independen (X) dengan mediasi (M)
b = Koefisien regresi hubungan variabel mediasi (M) dengan dependen (Y)
Sa = Standar
Error
hubungan
independen (X) dengan mediasi (M) Sb
= Standar Error hubungan mediasi (M) dengan dependen (Y)
HASIL PENELITIANN PEMBAHASAN Tahapan Analisis Structural Equation
Gambar 5.5 CFA Variabel Eksogen Modelling (SEM)
Dalam analisis data dengan menggunakan Berdasarkan Gambar5.5 dapat kita ketahui model SEM terdapat banyak persyaratan yang
bahwa seluruh indikator dari variabel harus dipenuhi diantaranya indikator-
eksogen datanya sudah valid. Hal ini indikator yang membentuk konstruk harus
diketahui dari nilai loading factor seluruh reliabel, data yang digunakan harus valid,
indikator dari variabel Brand Awareness dan data harus normal, tidak terdapat
Brand Image tidak ada yang dibawah 0,60 multikolinieritas dan ukuran sampel juga
(Ghozali, 2013). Dapat dijelaskan bahwa harus memenuhi kriteria yang dipersyaratkan
dari variabel brand oleh SEM. Pada bagian ini akan diuraikan
seluruh
indikator
awareness dan brand image datanya sudah tentang hasil analisis tahapan SEM.
valid. Hal ini diketahui dari nilai loading factor seluruh indikator dari variabel brand
awareness dan brand image tidak ada yang Uji validitas sebagaimana telah dilakukan
5.1.4.1. Uji Validitas
dibawah 0,60. Sehingga tidak ada indikator dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
dari brand awareness dan brand image kemampuan suatu instrumen atau alat
kerjayang harus dibuang. pengumpul data dalam mengungkap sesuatu
yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang
b. Uji CFA Seluruh Variabel Endogen
dilakukan. Suatu instrumen dikatakan valid Dalam penelitian ini terdapat dua apabila instrumen tersebut mampu mengukur
konstruk endogen yaitu variabel keputusan apa yang ingin diungkapkan (Sutrisno, 1993).
pembelian dan loyalitas . Variabel keputusan Dalam SEM pengujian validitas dilakukan
pembelian dibentuk oleh 4 (empat) indikator dengan Confirmatory Factor Analysis(CFA)
dan variabel loyalitas dibentuk oleh 5 (lima) masing-masing konstruk yaitu dengan melihat
indikator. Untuk melihat apakah konstruk nilai Loading Factor masing-masing indikator.
variabel endogen seluruh indikatornya valid Suatu indikator dikatakan valid apabila nilai
maka dilakukan uji validitas loading factornya > 0,60 (Ghozali, 2013).Uji
validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap konstruk eksogen (Brand Awareness dan Brand Image) dan konstruk endogen (Keputusan Pembelian dan Loyalitas).
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
(VE) yang didapatkan adalah < 0,50. Namun cara ini adalah optional atau tidak diharuskan (Hair, 1999).
3. Discriminant Validity (DV) Discriminant Validity bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh suatu konstruk benar-benar berbeda dari konstruk lainnya (Ghozali, 2013). Cara mengujinya adalah
Gambar 5.7 Uji CFA Variabel Endogen
dengan membandingkan nilai akar kuadrat Variance Extracted (VE) dengan nilai korelasi
Berdasarkan Gambar 5.6 di atas dapat kita antar konstruk. Discriminant Validity (DV) ketahui bahwa seluruh indikator dari variabel
yang baik dapat dilihat dari nilai Discriminant endogen datanya sudah valid. Hal ini
Validity (DV) yang didapatkan, dimana nilai diketahui dari nilai loading factor seluruh
perolehannya harus lebih tinggi nilainya indikator dari variabel keputusan pembelian
dibandingkan dengan nilai korelasi antar dan loyalitas tidak ada yang dibawah 0,60
konstruk (Ghozali, 2013). Rumusnya adalah (Ghozali, 2013). Untuk
dapat dijelaskan
sebagai berikut:
bahwa seluruh indikator dari variabel eksogen datanya sudah valid. Hal ini diketahui dari
DV=√VE
nilai loading facto rseluruh indikator dari
Dimana:
variabel eksogen tidak ada yang dibawah 0,60. VE = Nilai perolehan dari Variance Extract masing-masing konstruk
penelitian dilakukan Reliabilitas
5.1.4.2. Uji Reliabilitas
Dalam
perhitungan sekaligus terhadap CR, mengenai konsistensi internal dari indikator-
VE dan DV seperti rumus yang telah indikator sebuah konstruk yang menunjukkan
disebutkan di atas. derajat
sampai dimana
masing-masing
Dapat dijelaskan bahwa keseluruhan nilai konstruk/faktor laten yang umum. Dengan
indikator itu mengindikasikan
sebuah
CR berada di atas atau lebih besar dari 0,70 kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik
dan nilai VE berada di atas 0,50. Dengan saling
konstruk dalam fenomena yang umum. Pada dasarnya uji
penelitian ini adalah reliabel sehingga model reliabilitas menunjukan sejauh mana suatu
yang dibentuk adalah layak untuk diuji dalam alat ukur dapat memberikan hasil yang relatif
Sebelum mengukur sama bila dilakukan pengukuran kembali
tahap selanjutnya.
Discriminant Validity terlebih dahulu harus pada subyek yang sama. Uji reliabilitas
diketahui nilai korelasi antar konstruk dalam dilakukan dengan 3 cara yaitu Construct
sebagai pembanding Reliability (CR), Variance Extracted (VE) dan
model
penelitian
terhadap nilai akar kuadrat. Gambar 5.7 Discriminant Validity (DV). Dalam SEM uji
menunjukkan nilai korelasi antarkonstruk CR dan VE diperoleh melalui rumus (Hair, et
laten:
al., 1999) sebagai berikut:
1. Construct Reliability (CR):
Nilai reliabilitas
minimum
dari
dimensi/indikator pembentuk variabel laten yang dapat diterima adalah sebesar 0,70. Untuk dapat menentukan nilai construct reliability dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:
2. Variance Extracted (VE) Salah satu cara lain untuk melihat
reliabilitas adalah melalui variance extracted
Gambar 5.7 Nilai Korelasi Antar Konstruk
100 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
Estimate
100-200 responden. Jumlah sampel ditentukan
dengan mengalikan jumlah indikator dengan BA <--> KP 0,45
BA <--> BI 0,60
6, sehingga total sampel sebanyak 20 x 6 =120 responden.
kuesioner yang BA <--> LY 0,62 disebarkan yaitu sebanyak 120 kuesioner yang BI <--> KP 0,68 telah dikembalikan oleh responden dan
.Seluruh
BI <--> LY 0,73 keseluruhannya berada dalam keadaan baik KP <-->
LY 0,84
dan dapat diolah. Setelah proses analisis data dengan menggunakan perangkat AMOS-20
Sumber: Data diolah, 2017
dengan model SEM tidak terdapat data yang Untuk mengukur seberapa jauh suatu outlier (data yang ekstrem atau sangat konstruk benar-benar berbeda dari konstruk berbeda dengan data lainnya), sehingga tidak lainnya, maka berikut ini ditampilkan hasil ada data yang harus dibuang. Jadi jumlah perhitungan nilai DV yaitu dengan cara sampel tetap sebanyak 120 responden. membandingkan nilai akar kuadrat dengan
nilai korelasi antar konstruk. Jelas terlihat
2. Uji Normalitas Data
bahwa masing-masing
konstruk
laten
Normalitas dapat diuji dengan melihat memiliki DV yang baik, hal ini dapat dilihat gambar histogram data atau dapat diuji dari nilai akar kuadrat dari VE (√VE) masing-
statistik. Dalam masing konstruk laten yang lebih tinggi penelitian ini evaluasi normalitas dilakukan nilainya dibandingkan dengan nilai korelasi dengan menggunakan kriteria critical ratio antara konstruk. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap variabel yang ada dalam skewness dan kurtusis value sebesar ± 2,58,
dengan
metode-metode
pada tingkat signifikansi 0,01. Data dapat penelitian ini sudah reliabel. disimpulkan mempunyai distribusi normal Dapat dijelaskan nilai DV untuk konstruk jika nilai critical ratio skewness atau critical brand awareness sebesar 0,822 lebih besar nilainya dari korelasi terhadap brand image ratio kurtosis memiliki nilai mutlak antara –
2,58 sampai +2,58,
sebesar 0,600, keputusan pembelian sebesar Berdasarkan data bahwa nilai critical ratio 0,450 dan loyalitas sebesar 0,620. Begitu juga dengan nilai DV untuk konstruk brand image skewness tidak ada satupun nilai univariate
yang berada di luar rentang nilai ±2,58. sebesar 0,863 lebih besar nilainya dari korelasi
dapat disimpulkan terhadap keputusan pembelian sebesar 0,680 keseluruhan data secara univariate adalah dan loyalitas sebesar 0,730. Selanjutnya untuk berdistribusi normal, demikian pula secara nilai DV konstruk keputusan pembelian sebesar 0,842 lebih besar nilainya dari korelasi multivariate nilai critical ratio kurtosis juga
Dengan
demikian
berada dalam rentang ±2,58 yaitu sebesar terhadap loyalitas yaitu sebesar 0,840.
demikian dapat disimpulkan baik secara univariate dan multivariate data dalam penelitian ini
maka
dengan
5.1.4.3. Pengujian Asumsi SEM
berdistribusi normal.
Pengujian Asumsi SEM dilakukan untuk melihat apakah keseluruhan dari instrumen
3. Uji Outlier Data
penelitian yang digunakan adalah telah Angka ekstrim (outliers) adalah observasi memenuhi kriteria atau persyaratan yang yang muncul dengan nilai -nilai ekstrim baik harus dipenuhi dalam analisis SEM. Terdapat
maupun minimal 4 kriteria asumsi SEM yang harus multivariate, muncul karena kombinasi karakteristik yang
secara univariate
diuji yaitu ukuran sampel, normalitas data, outlier
unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh data dan multikolinieritas atau berbeda dengan observasi-observasi lainnya singuliritas. (Ferdinand, 2014). Dalam penelitian ini
pengujian data outlier menggunakan uji
1. Ukuran Sampel
Distance, dengan Pada analisis SEM, ukuran sampel yang membandingkan nilai p1 dan p2. Nilai p1 dan sesuai adalah antara 100-200 (Hair et al. p2 di atas 0,05 menunjukkan tidak ada data 1999). Dalam penelitian ini, ukuran sampel ditentukan atas dasar jumlah pernyataan outliers lagi. Berdasarkan hasil analisis data
Mahalanobis
outlier seperti dalam Tabel 5.11 terlihat yang ada dalam kuesioner. Ukuran sampel bahwa keseluruhan data memiliki nilai p1 adalah 5-10 kali jumlah butir pernyataan. atau p2 di atas 0,05 dengan demikian Dalam penelitian ini terdapat 20 indikator keseluruhan data dalam penelitian tidak sehingga jumlah sampel bisa berkisar antara terdapat data yang outlier.
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 101
4. Multikolinieritas dan Singuliritas Data Berdasarkan data dalam Tabel 5.14 dan Determinan
seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa diamati untuk melihat apakah terdapat
belum seluruh nilai Goodness Of Fit (GOF) multicollinearity dalam sebuah kombinasi
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan, variabel. Determinan yang benar-benar kecil
misalnya nilai GFI masih marginal (0,802< mengindikasikan adanya multikolinearitas
juga masih marginal sehingga data dapat digunakan untuk analisis
0,90),nilai
AGFI
(0,747<0,90) dan nilai p-value juga masih jelek yang
karena di bawah 0,05. Dengan demikian model multikolinearitas
penelitian belum sesuai dan belum mampu mengharuskan tidak adanya korelasi yang
(multicollinearity)
menjelaskan model penelitian dengan tepat sempurna atau besar diantara variabel-
dan baik, sehingga dengan demikian model variabel independen. Karena semua variabel
perlu dilakukan modifikasi. model SEM sudah dikenakan matrik sebesar
1, maka semua pembobotan regresi yang
5.1.5.2. Full Model Setelah Modifikasi
dilakukan harus berada dalam cakupan plus Uji kesesuaian model setelah modifikasi atau
dilakukan dengan cara menghubungkan menggunakan nilai Determinant of sample
(korelasi) antar error pada setiap indikator covariance matrix untuk melihat ada tidaknya
yang disarankan oleh sistem. Tujuannya model memilki multikolineritas, dimana nilai
adalah untuk menaikkan nilai GOF agar Determinant of sample covariance matrix yang
model benar layak dan tepat menjelaskan menjauh dari 0 adalah menunjukkan tidak
model penelitian. Modifikasi terhadap full terdapat multikolinieritas antar variabel
model dilakukan berdasarkan pada hasil endogen.
output modifikasi indicas (Lampiran II). Hasil uji full model setelah modifikasi diperlihatkan
5.1.5. Uji Kesesuian Model
dalam Gambar 5.10.
Yaitu uji yang dilakukan terhadap keseluruhan variabel baik eksogen maupun endogen yang telah digabungkan menjadi satu diagram (path) yang utuh melalui matrik varian atau kovarian dan model penuh itu disebut sebagai model penelitian. Uji full model dilakukan dalam dua tahap yaitu full model SEM sebelum modifikasi dan full model SEM setelah modifikasi.
Hasil pengolahan data seperti yang Uji full model SEM sebelum modifikasi
5.1.5.1. Full Model Sebelum Modifikasi
diperlihatkan dalam Gambar 5.10 kemudian bertujuan untuk melihat sejauhmana model
dimasukkan dalam Tabel 5.14, menunjukkan dasar yang dibentuk dalam penelitian ini
bahwa secara umum semua konstruk yang memenuhi kriteria goodness of fit sehingga
membentuk model model dapat menggambarkan fenomena
digunakan
untuk
penelitian ini, telah memenuhi kriteria penelitian tanpa adanya modifikasi. Model full
goodness of fit indeks yang telah ditetapkan SEM sebelum modifikasi ditampilkan dalam
seperti nilai chi-square,nilai TLI, nilai Gambar 5.9 berikut ini:
CFI,RMSEA, CMIN/DF dan nilai p-value kecuali nilai GFI dan nilai AGFI yang masih
marginal namun sudah mendekati baik.
Dimodifikasi
Hasil pengolahan data seperti yang
5.14.Terhadap Variabel Endogen
diperlihatkan dalam Gambar 5.9 kemudian Uji statistik dilakukan dengan mengamati dimasukkan dalam Tabel 5.13 menunjukkan
tingkat signifikansi hubungan antar variabel bahwa keseluruhan semua konstruk yang
yang ditunjukkan oleh nilai C.R (Critical digunakan
Ratio) yang identik dengan uji-t dalam regresi penelitian ini belum memenuhi kriteria
dan nilai probabilitasnya (P). Hubungan yang goodness of fit indeks yang telah ditetapkan
signifikan ditandai dengan nilai C.R yang seperti nilai chi-square, nilai GFI, RMSEA,
lebih besar dari 2,58 dan nilai P lebih kecil nilai AGFI, TLI, CFI, dan CMIN/DF.
dari 0,05 (Ferdinand, 2014). Untuk melihat
102 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 102 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
2. Brand Image berpengaruh signifikan (Brand Awareness dan Brand Image) terhadap
terhadap keputusan pembelian mahasiswi variabel endogen (Keputusan Pembelian dan
yang berbelanja online di Kota Banda Aceh Loyalitas) ditampilkan dalam Tabel 5.15.
Pengaruh Brand Image adalah signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini dapat
koefesien estimate
Pengaruh Variabel Dependen terhadap
standardizedregression weight sebesar 0,162
Variabel Independen
(16,2%),nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,0001 (signifikan) dan nilai C.R
sebesar 6,198 (terima H2). Dengan demikian
ate
E. R.
dapat disimpulkan bahwa Brand Image K <-- B .96 par_1 berpengaruh signifikan terhadap keputusan
A 4 7 pembelian mahasiswi yang berbelanja online K <-- B 6.19 par_1 di Kota Banda Aceh.
awareness berpengaruh signifikan terhadap loyalitas Mahasiswi
I 0 8 3. Brand
L <-- K
5.27 par_1
yang berbelanja online di Kota Banda Aceh Y -
Brand awareness memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas mahasiswi, hal Y -
L <-- B 4.40 par_2
A 4 0 ini dapat dilihat dari nilai koefesien estimate
standardized regression weight sebesar 0,114 Y -
L <-- B .89 par_2
.135 -.135
I 3 1 (11,4%), nilai probabilitas atau signifikansi
Sumber: Data diolah, 2017
sebesar 0,0001 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 4,404 (terima H3). Dengan demikian
Berdasarkan hasil analisis data seperti dapat disimpulkan bahwa Brand awareness yang ditampilkan dalam Tabel 5.15, maka
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persamaan struktural sebagai berikut :
loyalitas mahasiswi yang berbelanja online di Kota Banda Aceh
tidak berpengaruh +ɀ 1
Persamaan Struktural I : KP = b 1 BA + b 2 BI 4. Brand
image
signifikan terhadap loyalitas mahasiswi KP = 0,004BA + 0,638BI +
yang berbelanja online di Kota Banda Aceh ɀ 1
Brand image tidak berpengaruh signifikan
Persamaan Struktural II : LT = b 1 BA+b 2 BI+
terhadap loyalitas, hal ini dapat dilihat dari
estimate standardized LT = 0,444BA - 0,135BI +
b 3 KP+ɀ 2 nilai
koefesien
regression weight sebesar 0,135 , nilai 0,661KP + ɀ 2 probabilitas sebesar 0,135 (tidak signifikan)
dan nilai C.R sebesar -0,135 (ditolak H4). Berdasarkan Tabel 5.15, maka dapat
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peneliti uraikan kesimpulan untuk menjawab
tidak berpengaruh secara hipotesis yang ada dalam penelitian ini, yaitu
Brand image
signifikan terhadap loyalitas mahasiswi yang sebagai berikut:
berbelanja online di Kota Banda Aceh
5. Keputusan pembelian berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
1. Brand Awareness tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas mahasiswi mahasiswi yang berbelanja online di Kota
yang berbelanja onlie di Kota Banda Aceh Banda Aceh
pembelian berpengaruh signifikan terhadap loyalitas, hal ini dapat Pengaruh
Keputusan
koefesien estimate keputusan pembelian adalah tidak signifikan
standardized regression weight sebesar 0,099 dengan nilai koefesien estimate standardized
(9,9%), nilai probabilitas atau signifikansi regression
sebesar 0,0001 (signifikan)dan nilai C.R probabilitas atau signifikansi sebesar 0,964
sebesar 5,272 (terima H5). Dengan demikian (tidak signifikan) dan nilai C.R sebesar 0,045 (
bahwa keputusan ditolak H1). Dengan kata lain bahwa brand
dapat
disimpulkan
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas awareness tidak berpengaruh secara
masiswi yang berbelanja online di Kota Banda signifikan terhadap keputusan pembelian
Aceh.
mahasiswi yang berbelanja online di Kota Banda Aceh
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 103
5.1.7. Pengaruh Total, Langsung dan
mahasiswi yang berbelanja online di Kota
adalah sebesar 0,114 Untuk melihat pengaruh efek mediasi
Tidak Langsung
Banda
Aceh
(signifikan). Sedangkan pengaruh total maka terlebih dahulu akan dilihat seberapa
brand image terhadap loyalitas masiswi yang besar pengaruh langsung, pengaruh tidak
berbelanja onlie di Kota Banda Aceh adalah langsung serta pengaruh total variabel brand
sebesar 0,135 (tidak signifikan). Namun awareness, brand image, keputusan pembelian
pengaruh total antara keputusan pembelian dan loyalitas masiswi yang berbelanja online
mahasiswi yang di Kota Banda Aceh sebagaiberikut:
terhadap
loyalitas
berbelanja online di Kota Banda Aceh
1. Pengaruh Tidak Langsung adalah sebesar 0,099 (signifikan) Pengaruh tidak langsung antara variabel tidak bisa dilanjutkan analisisnya yang
5.1.8 Analisis Efek Mediasi (Intervening)
disebabkan variabel mediasi dalam hal ini
pertama sekali keputusan pembelian tidak memberikan
Model
mediasi
diperkenalkan oleh Baron & Kenny (1986), pengaruh kepada hubungan veriabel brand
analisis variabel awareness dengan loyalitas dan hubungan
menjelaskan
prosedur
mediator secara sederhana melalui regresi. variabel brand image dengan loyalitas. Hal
Intinya menurut Baron & Kenny (1986) ini disebabkan oleh adanya hubungan
mensyaratkan bahwa sebuah variabel dapat anatara brand awareness dengan variabel
dikatakan menjadi mediator jika hasilnya keputusan pembelian yang tidak signifikan
adalah: (1) Jalur –c : signifikan, (2) Jalur –a : dan hubungan antara variabel brand image
signifikan, (3) Jalur –b : signifikan, (4) Jalur c’ dengan loyalitas juga tidak signifikan. Oleh
: tidak signifikan. Untuk dinyatakan sebagai sebab itu penggunaan model Sobel Statistis
mediator, hubungan X ke Y pada persamaan Test
ke-3 haruslah tidak signifikan (nol), atau menentukan pengaruh variabel mediasi
tidak dapat
digunakan
dalam
disebut dengan complete mediation. Tapi jika dalam hasil penelitian ini.
persamaan 1-3 terpenuhi, namun persamaan 4 tidak, maka disebut dengan partial mediation.
2. Pengaruh Langsung Analisis efek mediasi ini bertujuan untuk Pengaruh
menjawab hipotesis 6 dan 7, yaitu: terhadap keputusan pembelian mahaasiswi
H6 : Keputusan pembelian memediasi yang berbelanja online di Kota Banda Aceh
brand awareness adalah sebesar 0,135 (tidak signifikan).
pengaruh
antara
mahasiswi yang Selanjutnya pengaruh langsung brand image
terhadap
loyalitas
berbelanja onlie di Kota Banda Aceh terhadap keputusan pembelian mahasiswi
Keputusan pembelian memediasi yang berbelanja online di Kota Banda Aceh
H7 :
pengaruh antara brand image terhadap adalah sebesar 0,126 (signifikan). Pengaruh
loyalitas mahasisiwi yang berbelanja langsung brand awareness terhadap loyalitas
online di Kota Banda Aceh. mahasiswi yang berbelanja online di Kota
Selanjutnya efek mediasi dalam hasil Banda
analisis penelitian ini tidak dapat dilanjutkan. (signifikan). Sedangkan pengaruh langsung
Aceh adalah
sebesar
Hal ini disebabkan oleh kedua jalur pengujian brand image terhadap loyalitas masiswi yang
hubungan antar variabel a, b dan c sebagai berbelanja onlie di Kota Banda Aceh adalah
syarat yang ditentukan dalam sistem salah sebesar 0,135 (tidak signifikan). Namun
satu hubungan variabelnya tidak signifikan. pengaruh
Adapun kendalanya pengujian efek mediasi pembelian terhadap loyalitas mahasiswi
keputusan pembelian yang mempengaruhi yang berbelanja online di Kota Banda Aceh
hubungan antara brand awareness dengan adalah sebesar 0,099 (signifikan)
loyalitas disebabkan oleh hubungan antara brand awareness dengan keputusan tidak
3.Pengaruh Total signifikan, jadi dengan demikian hipotesis H6 Pengaruh total brand awareness terhadap
dinyatakan ditolak. Selanjutnya kendala keputusan pembelian mahaasiswi yang
kedua dalam menganalisis efek mediasi berbelanja online di Kota Banda Aceh adalah
keputusan pembelian yang mempengaruhi sebesar 0,135 (tidak signifikan). Selanjutnya
hubngan anatara brand image dengan pengaruh total brand image terhadap
loyalitas disebabkan oleh hubungan kedua keputusan
variabel tersebut juga tidak signifikan, oleh berbelanja online di Kota Banda Acehadalah
sebab hipotesis H7 juga ditolak. Jadi dengan sebesar 0,126 (signifikan). Pengaruh total
demikian berdasarkan pendapat Baron & brand
104 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
Kenny diatas, pengujian efek mediasi tidak dapat dilanjutkan.
5.1.9. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah penelitian ini menerima atau menolak hipotesis yang telah dibangun
kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis dalam Tabel 5.17.
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 105
N Pernyataan Hipotesis
Kesimpulan o
Estimate Std.
S.E.
C.R.
1 Brand awareness berpengaruh
signifikan Ditolak terhadap
keputusan (Data
0,964 pembelian mahasiswi yang
Mendukung berbelanja online di Kota
Model) Banda Aceh. (H1)
2 Brand image berpengaruh signifikan
Diterima keputusan
terhadap
pembelian (Data
0,0001 mahasiswi yang berbelanja
Mendukung onlie di Kota Banda Aceh.
Model) (H2)
3 Brand awareness berpengaruh
signifikan Diterima terhadap
loyalitas
(Data
0,0001 mahasiswi yang berbelanja
Mendukung online di Kota Banda
Model) Aceh. (H3)
4 Brand image berpengaruh Ditolak signifikan
terhadap
(Data loyalitas mahasiswi yang -0,018
0,893 Mendukung berbelanja online di Kota Model) Banda Aceh. (H4)
0,135
-0,135
5 Keputusan pembelian berpengaruh
signifikan Diterima terhadap
loyalitas
(Data
0,0001 mahasiswi yang berbelanja
Mendukung online di Kota Banda Aceh.
Model) (H5)
6 Keputusan pembelian memediasi pengarus brand
Ditolak awareness
terhadap
(Data tidak
loyalitas mahasiswi yang Mendukung berbelanja online di Kota
Model) Banda Aceh. (H6)
7 Keputusan pembelian memediasi pengarus brand
Ditolak image terhadap loyalitas
(Data tidak
mahasiswi yang berbelanja Mendukung online di Kota Banda Aceh.
Model) (H7)