Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
THE EFFECT OF BRAND AWARENESS AND BRAND IMAGE ON THE DECISION OF PURCHASE AND ONLINE SHOPPING LOYALTY IN THE CITY OF BANDA ACEH PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS MAHASISWI YANG BERBELANJA ONLINE DI KOTA BANDA ACEH
Said Firdaus
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh
Mariyudi
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Universitas Malikussaleh
Teuku Zulkarnaen
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Universitas Malikussaleh
ABSTRACT
This studi aims to examine the effect of brand awarenessand brand image on purchasing decisions and loyalty. The sample in this study is 120 femalestudents who shop online in Banda Aceh city. The analytical tool used is Structural Equation Modeling by using the Analysis of Moment Structure. The results of the study indicate that brand awareness does not significantly influence the purchases decision, while the brand image has a significant effect on purchasing decision. Than brand awareness significatly influence loyalty, while brand image does not significatly affect loyalty. But purchasing have a significant effect on loyalty. While purchasing decisions can not mediate between brand awareness relationshipwhith loyality and the relationship between brand image and loyaltyfemale student who shop online in Banda Aceh city
Keywords: brand awareness, image, purchasing, decisions, Loyalty.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh brand awareness dan brand image terhadap keputusan pembelian dan loyalitas. Sampel dalam penelitian ini adalah 120 mahasiswi yang berbelanja online di Kota Banda Aceh. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling dengan menggunakan perangkat Analysis of Moment Structure. Hasil penelitian menunjukan bahwa brand awareness tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian,sedangkan brand image berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya brand awareness berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas, sedangkan brand image tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas. Namun keputusan pembelian berpengaruh signifikan terhadap loyalitas. Sedangkan keputusan pembelian tidak dapat memediasi antara hubungan brand awareness dengan loyalitas dan hubungan anatara brand image dengan loyalitas mahasiswi yang berbelanja online di Kota Banda Aceh..
Kata kunci : brand, awareness, image, keputusan, pemebelian, loyalitas
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
PENDAHULUAN
dan pelajar juga memiliki minat untuk Perkembangan
berbelanja online dengan angka 19,9% (Caca, merupakan sebuah keniscayaan yang tidak
teknologi
informasi
AntroUnairdonet, VolIV/No.2/Juli 2015 : 216). bisa dihindari dalam kehidupan masyarakat
Kompas diatas saat
Hasil
penelitian
menunjukan ada sebanyak 19,9% umumnya menghantarkan pola kehidupan dan prilaku
ini. Globalisasi
dan
konvergensi
mahasiswa melakukan belanja online adalah masyarakat kearah cara berpikir yang lebih
mahasiswi yang dijadikan sebagai objek praktis
utama sebagian pembeli online. Hal ini sekaligus
dalam pengambilan
keputusan
didukung dengan tidak adanya didukung dengan adanya data terbaru yang hambatan ruang dan waktu. Kondisi seperti
dirilis oleh Tokopedia pada tahun 2015 yang ini akan terus merambah dalam segala
menunjukan bahwa dari total 12,5 juta barang kehidupan masyarakat sampai pada akhirnya
yang terjual di tokopedia selama tahun 2015, keterikatan dan keterkaitan masyarakat akan
wanita mendominasi jumlah pembelian, teknologi akan semakin tidak terpisahkan.
jumlah penjualan, jumlah pengeluaran uang Alvin
belanja serta jumlah pemasukan di Tokopedia. menyebutkan bahwa pesatnya perkembangan
Toffler dalam
Munir
Sebanyak 66,28% jumlah produk diatas dibeli yang terjadi dalam teknologi sebagai sebuah
oleh wanita, id.techinasia.com dan hanya revolusi
sebesar 33,72% dilakukan oleh pria. Sumber gelombang,
yang berlangsung
dalam
tiga
lain juga menjelaskan hal sama yaitu diawali dari munculnya teknologi dalam
konsumen wanita pada toko online rata-rata pertanian diikuti teknologi dalam industri dan
membeli produk kecantikan dan kesehatan, yang terakhir munculnya teknologi informasi
pakaian, fashion dan aksesoris serta gadget. yang mendorong tumbuhnya komunikasi.
Online shop merupakan sarana atau toko Ketiga perkembangan teknologi tersebut telah
untuk menawarkan barang dan jasa lewat berhasil mempengaruhi dan menguasai dunia.
internet sehingga pengunjung online shop Informasi
dapat melihat barang barang di toko online memiliki peran yang sangat penting dalam
(loekamto, 2012). Selanjutnya toko online atau kehidupan
online shop juga dapat diartikan sebagai umumnya masyarakat saat ini sedang menuju
tempat berjualan yang sebagian besar kepada masyarakat ilmu pengetahuan yang
aktivitasnya berlangsung secara online di berbasis internet. Internet merupakan sebuah
internet. Online shop memberikan beragam sistem
kemudahan bagi konsumennya diantaranya menghubungkan jaringan-jaringan komputer
adanya penghematan biaya barang bisa seluruh dunia. Komputer akan terhubungkan
langsung diantar kerumah, pembayarannya antara satu dengan yang yang lainnya dengan
dilakukan secara transfer dan harga lebih menggunakan fasilitas internet. Selain itu
bersaing (Juju & Maya, 2010). Proses internet juga memberikan beragam fasilitas
transaksi jual beli yang ada di online shop yang
dilakukan dengan memberikan berbagai mengakses
syarat kepada calon konsumen, diantaranya diinginkan.
memberikan syarat kepada calon konsumen kemudahan
untuk registrasi sebagai anggota. Selanjutnya berbincang bincang dengan langsung dengan
dapat memesan produk, konsumen membayar mengirimkan mail (Ramadhan, 2005).
melalui kartu kredit atau transfer bank dan Menurut survei global yang dilakukan oleh
selanjutnya pemilik toko onlie mengirim Neilsen Online, pada tahun 2011 menunjukan
kepada konsumen lebih dari 85% populasi online dunia telah
menggunakan internet untuk pembelian. Peningkatan belanja secara online ini Indonesia,
menunjukan semakin eksisnya online shop menggunakan Facebook (sebesar 50%) dan
pada masyarakat terutama kaum muda di jejaring sosial Kaskus (sebesar 49,2%). Hasil
Indonesia, prilaku ini didukung oleh karena penelitian yang dilakukan oleh Kompas pada 5
beberapa alasan mengapa berbelanja online Oktober 2012, menunjukan bahwa sebanyak
dilakukan banyak orang anatar lain, mudah 53% responden yang berbelanja secara online
dalam transaksinya, menawarkan berbagai adalah mereka yang pengeluarannya lebih
macam barang yang harganya relatif murah, dari Rp. 2.000.000,- per orang perbulan. Rata-
praktis dan tidak merepotkan konsumen. rata pekerjaan mereka adalah karyawan
Selanjutnya kemudahan lainnya adalah swasta (sebanyak 33,9%) dan wiraswasta
efesien dalam hal penggunaan waktu, gaya (sebanyak 19,4%), selain itu para mahasiswa
hidup yang lebih modern, menghargai sifat-
70 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 70 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
cenderung untuk terus melanjutkan membeli membisingkan dan fokus pada kebutuhan
produk dengan suatu merek tertentu dimasa yang diminta serta melayani tanpa batas. Hal
yang akan datang. Kunci keunggulan bersaing ini juga diimbangi dengan semakin banyaknya
dalam situasi yang penuh persaingan adalah online shop bermunculan di media sosial yang
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan ada di internet.
loyalitas pelanggan. Kesetiaan pelanggan Banyaknya aktivitas dan perilaku
akan menjadi kunci sukses dan keunggulan masyarakat yang melakukan berbelanja
bersaing perusahaan tidak hanya dalam melalui media online saat ini tidak bisa
jangka pendek tetapi juga dalam jangka dipungkiri lagi hal ini dapat dikatagorikan
panjang. Pada umumnya merek seringkali sebagai
dijadikan sebagai objek loyalitas pelanggan. dihindarkan. Kebiasaan yang dilakukan
Loyalitas merek merupakan suatu kondisi berulang
dimana konsumen memiliki sikap yang positif keputusan pembelian yang disebabkan oleh
terhadap merek, memiliki komitmen terhadap loyalitas yang tinggi terhadap barang yang
merek, dan memiliki kecenderungan untuk dibeli. Proses pengambilan keputusan untuk
meneruskan pembeliannya di masa yang akan membeli
memegang peranan terhadap beberapa alternatif yang selanjutnya
pengenalan, pencarian informasi evaluasi
Brand
(merek)
penting dalam pemasaran. Ada perbedaan akan tercipta suatu keputusan pembelian
yang cukup besar antara produk dengan serta terbentuknya perilaku pasca pembelian
hanyalah suatu yang (Kotler, 2012).
merek.
Produk
kegiatan manufaktur Dengan
dihasilkan
oleh
sedangkan merek merupakan sesuatu yang paradigma baru ekonomi telah lahir. Dunia
dibeli oleh konsumen. Bila produk bisa dengan maya
mudah ditiru oleh pesaing maka merek selalu berkembangnya teknologi internet, yang
memiliki keunikan yang relatif sukar untuk dalam
ditiru. Merek berkaitan erat dengan persepsi, perdagangan
perjalanannya
membentuk
sehingga sesungguhnya persaingan yang dinamakan
terjadi antara perusahaan adalah pertarungan Marketplace
hanya sekedar perusahaan di dunia maya tanpa dibatasi oleh
pertarungan produk (Aaker, 2006). Merek teritori ruang (wilayah geografis) maupun
sebenarnya janji penjual untuk secara waktu. Berbagai produk dan jasa ditawarkan
konsisten memberikan feature, manfaat dan melalui dunia maya.
jasa tertentu kepada pembeli, merek-merek Hal
jaminan kualitas perdagangan dengan domain yang lebih
yang perlu
sempit adalah e-tailing, yaitu berintikan Selanjutnya untuk mengambil keputusan mekanisme perdagangan antara perusahaan
pembelian dan loyalitas oleh konsumen, salah dengan konsumen langsung atau yang dikenal
satu faktor yang harus mendapat perhatian dengan hubungan bisnis B2C (Business-to-
yaitu brand awareness. Brand awarenes Consumers). Mekanisme transaksi perlu
merupakan salah satu unsur terpenting dalam mendapatkan perhatian agar sukses dalam
berbelanja online. Hal ini dikarenakan Brand mengaplikasikan
awareness (kesadaran merek) merupakan internet. Faktor kunci keberhasilan dari
perdagangan
melalui
konsumen untuk penerapan
kemampuan
mengidentifikasi suatu merek pada kondisi sehingga dalam mengaplikasikan etailing
yang berbeda, dapat dilakukan dengan harus memperhatikan keinginan konsumen
pengenalan merek dan pengingatan kembali dan dalam jangka panjang konsumen akan
terhadap suatu merek tertentu. Kesadaran tetap loyal.
merek diciptakan dan ditingkatkan dengan Loyalitas suatu pelanggan merupakan
cara meningkatkan keakraban merek melalui kunci agar bisnis itu tetap bisa bertahan dari
paparan berulang sehingga konsumen merasa para pesaing-pesaing nya. Namun bagi para
mengenal merek tersebut. (Keller, 2003 dalam pemain lama sebagian bisnis online memiliki
Radder dan Huang (2008), nilai tambah karena sudah mendapatkan
indikator yang dapat loyalitas dari para pelanggan. Loyalitas
Ada
empat
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh sendiri
konsumen aware terhadap sebuah brand pelanggan memiliki sikap positif terhadap
antara lain (Kriyantono,2006:26) : (a) Recall
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
sendiri /penggunanya. (b) User Image (citra mengingat ketika ditanya merek apa saja yang
konsumen
dapat
pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang diingat. (b) Recognition yaitu seberapa jauh
dipersepsikan konsumen terhadap pemakai konsumen dapat mengenali merek tersebut
yang menggunakan suatu barang dan jasa. termasuk dalam
Meliputi : pemakai itu sendiri, serta Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan
kategori tertentu. (c)
statussosialnya. (c) Product Image (citra memasukkan suatu merek kedalam alternatif
produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
dipersepsikan konsumen terhadap suatu (d)
barang atau jasa, meliputi : atribut dari konsumen masih mengingat suatu merek
produk, manfaat bagi konsumen, serta ketika sedang menggunakan produk/layanan
jaminan.
pesaing. Selanjutnya Menurut Kotler (2012:261) Selain
ada beberapa indikator yang mempengaruhi melakukan keputusan pembelian konsumen
brand image, yaitu: (a) Persepsi konsumen juga memperhatikan citra dari suatu merek
terhadap pengenalan produk (b) Persepsi (brand image). Brand image adalah asosiasi
konsumen terhadap kualitas produk (c) atau persepsi konsumen berdasarkan ingatan
Persepsi konsumen terhadap ukuran (d) mereka terhadap suatu produk . Brand image
Persepsi konsumen terhadap daya tahan, (e) (citra merek) tidak terdapat dalam fitur,
Persepsi konsumen terhadap warna produk, (f) teknologi atau jenis produk itu sendiri, citra
Persepsi konsumen terhadap harga, (g) timbul
Persepsi konsumen terhadap lokasi penggunanya. Melalui citra merek, konsumen
karena iklan,
promosi,
atau
Loyalitas didefinisikan Oliver (1997) dapat
adalah “suatu kesediaan pelanggan untuk kualitas, mengurangi resiko pembelian, dan
pembelian pada sebuah memperoleh
melanjutkan
perusahaan dalam jangka waktu yang panjang mendapatkan kepuasan tertentu dari suatu
dan mempergunakan produk atau pelayanan produk.
secara berulang, serta merekomendasikannya Keller (2003) dalam Radder dan Huang
kepada teman-teman dan perusahaan lain (2008) Kesadaran merek diciptakan dan
secara sukarela”. Kemampuan perusahaan ditingkatkan dengan cara meningkatkan
mempertahankan pelanggan dan keakraban merek melalui paparan berulang
untuk
membuat halangan-halangan bagi mereka sehingga konsumen merasa mengenal merek
untuk tidak berpindah kepada perusahaan tersebut.
pesaing menjadi salah satu kunci sukses menyebutkan bahwa para pembeli mungkin
Lebih lanjut
Kotler
perusahaan untuk bersaing di pasar. mempunyai tanggapan berbeda terhadap citra
Selanjutnya (Lee and Cunningham, 2001) perusahaan atau merek. Brand image (citra
mengemukakan bahwa loyalitas konsumen merek) adalah persepsi masyarakat terhadap
merupakan salah satu faktor sukses utama perusahaan
bagi perusahaan untuk memperoleh daya dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar
saing yang berkesinambungan. Loyalitas kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan
pelanggan tidak langsung didapat begitu saja, berpengaruh terhadap tiga hal yaitu :
melainkan harus melalui berbagai cara yang pertama, memantapkan karakter produk dan
dapat membuat pengaruh bagi pelanggan agar usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter
memiliki sikap loyal akan produk. Hal ini itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak
diperkuat bahwa langkah yang penting dan dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga,
utama menuju loyalitas dimulai dengan memberikan kekuatan emosional yang lebih
kesadaran pelanggan akan produk. Pada dari sekadar citra mental. Supaya bisa
tahap inilah mulai dibentuk pangsa pemikiran berfungsi citra harus disampaikan melalui
untuk memposisikan setiap sarana komunikasi yang tersedia dan
yang
dibutuhkan
kedalam pikiran calon pelanggan bahwa kontak merek.
produk atau jasa lebih unggul dari pesaing. Menurut Mohammad (2010:61), ada 3
(Griffin, 2002 : 19)
indikator brand image antara lain : (a) Menurut Hidayat (2009:103) loyalitas Corporate
Image (citra pembuat), yaitu konsumen merupakan komitmen seorang sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
konsumen terhadap suatu pasar berdasarkan konsumen
sikap positif dan tercermin dalam pembelian membuat suatu barang atau jasa. Citra
ulang secara konsisten. Indikator dari pembuat meliputi : popularitas, kredibilitas,
loyalitas konsumen tersebut adalah: (a) Trust jaringan perusahaan, serta pemakai itu
merupakan tanggapan kepercayaan konsumen
72 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 72 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
kualitas produk dan citra merek berpengaruh terhadap pasar. (c) Emotion
positif terhadap keputusan pembelian. Dapat merupakan
commitment
disimpulkan bahwa yang menjadi pembeda konsumen terhadap pasar. (d) Switching cost
komitmen
psikologi
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya merupakan tanggapan konsumen tentang
yaitu peneliti menggabungkan variabel brand beban yang diterima ketika terjadi perubahan.
awareness, brand image menjadi variabel (e) Word of mouth merupakan perilaku
bebas, yang dimediasi oleh keputusan publisitas yang dilakukan konsumen terhadap
pembelian terhadap loyalitas dengan objek pasar. (f). Cooperation merupakan perilaku
mahasiswi yang berbelanja online di kota konsumen yang menunjukan sikap yang
Banda Aceh.
bekerja sama denganpasar. Berdasarkan pengamatan awal yang Keputusan pembelian didefinisikan Kotler
terhadap loyalitas (2002), keputusan pembelian adalah tindakan
dilakukan
peneliti
mahasiswi yang berbelanja online di kota dari konsumen untuk mau membeli atau tidak
Banda Aceh, peneliti menemukan bahwa terhadap produk. Dari berbagai faktor yang
loyalitas dari mahasiswi yang berbelanja mempengaruhi konsumen dalam melakukan
online di kota Banda Aceh sudah mulai pembelian suatu produk atau jasa, biasanya
meningkat. Hal ini dapat diketahui dari konsumen selalu mempertimbangkan kualitas,
tanggapan kepercayaan mahasiswi yang harga dan produk sudah yang sudah dikenal
komitmen psikologi oleh masyarakat. Keputusan pembelian suatu
berbelanja online,
konsumen yang berbelanja online, masih produk dalam diri konsumen tidak terjadi
sedikit tanggapan konsumen tentang beban begitu saja, tetapi membutuhkan suatu proses.
yang diterima ketika terjadi perubahan Proses pengambilan keputusan untuk membeli
berbelanja online. Selain itu perilaku suatu produk dimulai dari pengenalan
publisitas sudah banyak dilakukan konsumen masalah,
berbelanja online, kemudian terdapat adanya terhadap
perilaku konsumen yang menunjukan sikap selanjutnya akan tercipta suatu keputusan
yang sudah mulai bekerja sama dengan bisnis pembelian serta terbentuknya perilaku pasca
online. Hal ini menunjukan indikasi bahwa pembelian (Kotler, 2005).
loyalitas mahasiswi yang berbelanja online di Indikator untuk mengukur keputusan
kota Banda Aceh sudah mulai meningkat. pembelian menurut (Kotler, 1995) sebagai
Fenomena lain yang berkaitan dengan berikut: (a) Kemantapan pada sebuah produk,
mahasiswi yang (b) Kebiasaan dalam membeli produk, (c)
keputusan
pembelian
berbelanja online di kota Banda Aceh yang Memberikan rekomendasi kepada orang lain,
juga tak kalah menarik untuk diamati yaitu (d) Melakukan pembelian ulang. Sedangkan
kemantapan mahasiswi yang berbelanja Sweeney (2008) menyatakan bahwa indikator
online pada sebuah produk, sudah mulai keputusan pembelian adalah buy or not buy
terbiasa dalam membeli produk, adanya berhubungan
untuk memberikan membeli dan would not expect any problem
rekomendasi kepada orang lain, ada banyak yaitu harapan untuk tidak mendapatkan
para mahasiswi dalam melakukan pembelian masalah atau risiko, serta pertimbangan
ulang. Tentu saja hal ini mempengaruhi untuk mendapatkan manfaat dariproduk.
mahasiswi yang Penelitian ini berdasarkan penelitian
keputusan
pembelian
berbelanja online di kota Banda Aceh. Suciningtyas (2012), menemukan bahwa:
brand awareness brand awareness, brand image, dan media
Terkait
dengan
(kesadaran merek) mahasiswi yang berbelanja communication berpengaruh secara positif dan
online di kota Banda Aceh, ditemukan masih signifikan terhadap keputusan pembelian.
mengingat ketika ditanya merek apa saja yang Kemudian penelitian dari Suprapti (2010),
mengenali merek dalam kategori hasil
diingat,
tertentu, sudah mulai bisa memasukkan keempat variabel independen yang diteliti
suatu merek kedalam alternatif pilihan ketika terbukti secara signifikan mempengaruhi
produk/layanan, dapat variabel dependen keputusan pembelian.
akan
membeli
mengingat suatu merek ketika sedang Selanjutnya penelitian dari Citra (2016), hasil
menggunakan produk/layanan pesaing. pengujian menunjukkan bahwa: kualitas
Selain dari pada itu peneliti juga produk dan citra merek berpengaruh positif
memperhatikan brand image (citra merek) terhadap
yang berbelanja di Kota Banda Aceh. Hal ini kepercayaan merek tidak berpengaruh positif
konsumen dalam
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
antara brand awareness dan brand image menimbang kualitas produk, konsumen dapat
produk,
mahasiswi yang melihat ukuran produk, konsumen melihat
terhadap
loyalitas
berbelanja online di Kota Banda Aceh. dari sisi daya tahan produk, konsumen sudah mulai cerdas memilih warna produk, Persepsi konsumen terhadap harga, Persepsi konsumen
KAJIAN PUSTAKA
terhadap lokasi sudah menjadi pertimbangan. Kota Banda Aceh merupakan salah satu
2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
kota terbesar dan sekaligus menjadi ibukota Konsep pemasaran adalah semua kegiatan Propinsi
perusahaan dalam perencanaan pemasaran masyarakat yang sebagian besar dengan
Aceh, dimana
didiami
oleh
dalam upaya mencapai kepuasan pelanggan tingkat ilmu pengetahuannya rata-rata lebih
sebagai tujuan perusahaan. Semua aktifitas dibandingkan dengan kota lain di Aceh. Gaya
yang menganut konsep pemasaran memiliki hidup dan kebiasaan akan menggunakan
tujuan akhir yang sama yaitu mencapai teknologi
kepuasan pelanggan. Menurut Sofjan Assauri kesempatan
(2013:12) Manajemen Pemasaran adalah termasuk
menganalisis, merencanakan, dilakukan dengan media online. Kehadiran
melaksanakan dan mengendalikan program- mahasiswi dalam menimba ilmu pengetahuan
program yang disusun dalam pembentukan, juga sangat banyak dibandingkan dengan kota
pembangunan, dan pemeliharaan keuntungan lain yang ada di Aceh dengan gaya hidup dan
dari pertukaran/ transaksi melalui sasaran kebiasaan berbelanja online juga terjadi pada
pasar dengan harapan untuk mencapai tujuan mahasiswa yang sehari-hari tidak jauh dari
(perusahaan) dalam jangka perangkat teknologi informasi yang mereka
organisasi
panjang.
miliki. Oleh sebab itu perlu kiranya diteliti Selanjutnya Philip Kotler (2005:9), Definisi lebih jauh mengenai signifikasi antara
Manajemen Pemasaran adalah proses dalam kesadaran
merencanakan, melaksanakan, memikirkan, mempengaruhi mahasiswi dalam menetukan
menetapkan harga promosi, dan menyalurkan keputusan dan loyalitas dalam berbelanja
gagasan barang, dan jasa untuk menciptakan online di Kota Banda Aceh
pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran Berdasarkan
individu dalam organisasi. Hal senada juga penelitian diatas, maka permasalahan dalam
Basu Swastha penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
disampaikan
oleh
(2008:5) Pengertian Pemasaran adalah suatu
1. Bagaimana pengaruh brand awareness sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan dan brand image terhadap keputusan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, pembelian mahasiswi yang berbelanja online
menentukan harga, mempromosikan, dan di Kota Banda Aceh.
mendistribusikan barang dan jasa yang
2. Bagaimana pengaruh brand awareness memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli dan
yang ada maupun pembeli potensial mahasiswi yang berbelanja online di Kota
brand image
terhadap
loyalitas
.Selain itu Menurut American Marketing Banda Aceh.
Association (1960) Definisi Pemasaran adalah
hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang memediasi
3. Apakah keputusan
pembelian
berkaitan dengan mengalirnya barang dan awareness dan brand image
jasa dari produsen sampai ke konsumen. loyalitas mahasiswi yang berbelanja online
terhadap
MenurutBenM.Eniy(2007:130) di Kota Banda Aceh.
Selanjutnya
Manajemen pemasaran merupakan proses Oleh sebab itu maka yang menjadi tujuan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penelitian ini yaitu:
dari kegiatan pemasaran yanng dilakukan
1. Untuk menganalisis pengaruh brand olehindividuatauperusahaan. awareness dan brand image terhadap
Djaslim (2010:5) keputusan
Menurut Buchori
dan
pemasaran adalah proses berbelanja online di Kota Banda Aceh.
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,
2. Untuk menganalisis pengaruh brand penetapan harga, promosi dan distribusi awareness dan
dan jasa, untuk loyalitas mahasiswi yang berbelanja online
brand image terhadap
gagasan,
barang,
menghasilkan pertukaran yang memuaskan di Kota Banda Aceh.
individu
dan
memenuhi tujuan
organisasi.Menurut Dharmmesta & Handoko pembelian dalam memediasi hubungan
3. Untuk mengalisis
keputusan
(1982) Manajemen pemasaran adalah salah
74 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 74 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
2.2.2 Manfaat Brand
mempertahankan
Menurut Arif Rahman (2010:180) manfaat perusahaannya,
kelangsungan
merek dibagi menjadi beberapa katagori, mendapatkan keuntungan dari kegiatan
antara lain sebagai berikut: pertukaran. Proses pemasaran itu dimulai
1. Manfaat ekonomis jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan
merupakan sarana bagi tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan
a) Merek
perusahaan untuk saling memperebutkan pemasaran
memberikan kepuasan kepada konsumen jika
b) Konsumen memilih berdasarkan value for menginginkan usahanya berjalan terus, atau
money yang ditawarkan berbagai macam konsumen mempunyai pandangan yang lebih
merek.
baik terhadap perusahaan.
c) Relasi antara merek dan konsumen Rangkaian tugas manajemen pemasaran
dimulai dengan penjualan. adalah bagaimana memadukan marketing mix
2. Manfaat fungsional dengan lingkungan internal perusahaan dan
memberikan peluang bagi lingkungan
a) Merek
diferensiasi dan jaminan kualitas. Kemampuan adaptasi manajemen pemasaran
eksternal
perusahaan.
b) Merek memfasilitasi ketersediaan produk baik
dengan lingkungan
internal
dan
secara luas.
eksternalnya akan membawa perusahaan
c) Merek memudahkan sponsorship dan memenangkan
memimpin pasar.
3. Manfaat psikologis
a) Merek merupakan penyederhanaan dari
2.2 Brand
semua informasi produk yang diketahui
2.2.1 Pengertian Brand (merek)
konsumen.
b) Pilihan merek tidak selalu disarankan adalah suatu tanda atau symbol yang
Merek menurut Buchari Alma (2004:147)
pada pertimbangan rasional. Faktor memberikan identitas suatu barang/jasa
gengsi dan emosional berperan dominat tertentu yang dapat berupa symbol yang
dalam keputusan pembelian. memberikan identitas suatu barang atau jasa
c) Merek bisa memperkuat citra diri dan tertentu yang dapat berupa katakata, gambar
persepsi orang lain terhadap pemakai atau kombinasi keduanya.
atau pemiliknya.
American Marketing Association dalam Arif Rahman (2010:179) mendefinisikan merek
2.2.3 Kebaikan Brand
sebagai nama,istilah, tanda, simbol , atau Kotler (2010:90) merumuskan beberapa desain, atau kombinasi semuanya, yang
keunggulan bagi penjual yangmenggunakan dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
merek pada produknya, yaitu: atau jasa seseorang atau sekelompok penjual
a) Merek memudahkan penjual memproses dan untuk membedakannya dari barang atau
pesanan dan menelusuri masalah baik jasa pesaing. Merek menjadi tanda pengenal
masalah yang berkaitan dengan kepuasan yang sangat penting bagi penjual atau
pelanggan, pemesanan produk atau jasa pembuat.
tersebut dan lain sebagainya. Brand sering kali diasosiasikan dengan
b) Nama merek dan tanda merek penjual positioning. Namun demikian, branding pada
memberikan perlindungan hukumatas dasarnya adalah langkah penyempurnaan dari
ciri-ciri produk yang unik. positioning. Jika positioning mendefinisikan
c) Merek memberikan penjual kesempatan sebuah perusahaan dalam kaitannya dengan
untuk menarik pelanggan yangsetia dan pasar dan pesaing, branding adalah upaya
menguntungkan. Kesetiaan konsumen untuk menciptakan persepsi unik serta ikatan
atauperusahaan emosional atau intelektual antara produk
memberi
penjual
persaingan serta dengan konsumen akhir (Rahman,2010:177)
perlindungan
dari
lebihbesar dari Jadi dengan demikian dapat disimpulkan
pengendalian
yang
perencanaan program pemasarannya. bahawa brand merupakan sebuah simbol,
d) Merek membantu penjual melakukan tanda yang memberikan identitas suatu
segmentasi pasar.
barang ataupun jasa untuk memberikan
kuat membantu perbedaan antara satu yang lainnya sehingga
e) Merek
yang
citra perusahaan, menimbulkan persepsi unik oleh masyarakat.
meningkatkan
memudahkanperusahaan meluncurkan merek-merek baru yang mudah diterima paradistributor dan pelanggan.
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
2.3 Brand awareness
perusahaan atau pelanggan. Sehingga brand
equity mempunyai bentuk emosional dan
kekuatan jaringan yang dimiliki oleh sebuah Menurut
(Kesadaran Merek)
merek, dimana brand awereness sendiri mendefinisikan kesadaran merek (brand
Durianto,
adalah kesanggupan seseorang calon pembeli awareness) adalah kesanggupan seorang calon
untuk mengenali dan mengingat kembali pembeli untuk mengenali, mengingat kembali
sebuah merek.
suatu merek sebagai bagian dari suatu Menurut Kotler dan Keller (2007:334) kategori produk tertentu.
ekuitas merek adalah sebagai efek diferensial Kita sering mendengar istilah brand
positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan awareness, asal mula kata brandawareness
nama merek terhadap tanggapan pelanggan sendiri adalah dari persaingan ketat, brand
terhadap produk atau jasa tersebut. yang kuat dari kompetitor yang menimbulkan
Menurut David Aaker dalam Darmadi brand baru sehingga mempunyai kekuatan
Durianto (2004:4) mengatakan bahwa untuk merek (Brand Equity). Dan dapat terlihat dari
mengukur ekuitas merek harus dilihat melalui gambar di bawah ini:
lima dimensi yaitu :
a. Brand Awareness (kesadaran merek)
Kesanggupan
calon
pembeli untuk
PROVIDES
mengenali, mengingat kembali suatu merek
VALUE TO CUSTOMERS BY
ENCHANCING CUSTOMER’S:
sebagai bagian dari suatu kategori produk
tertentu.Masyarakat cenderung membeli
INTERPRETATIO
N/ PROCCECING OF
merek yang sudah terkenal karena mereka
INFORMATION
merasa aman dengan sesuatu yang dikenal.
b. Perceived Quality (kesan kualitas)
- CONFIDENCE
IN THE PURCHASE
Sebuah merek akan dikaitkan oleh sebuah
DECISION
persepsi kualitas tanpa perlu mendasarkan
-USE SATISFACTION
pengetahuan yang mendetail mengenai spesifikasi. Persepsi kualitas
mungkin berwujud sesuatu yang berbeda untuk masing-masing tipe industri.
c. Brand Assosiation ( Asosiasi Merek) Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam
PROVIDES VALUE TO FIRM BY
kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup,
ENCHANCING: -EFFICIENCY AND
manfaat, atribut produk geografis, harga,
EFFECTIVENESS OF MARKETING
pesaing, selebritis dan lainnya.
PROGRAMS
d. Brand Loyalty (loyalitas merek)
-BRAND LOYALTY
Mencerminkan
tingkat keterikatan
-PRICES/MARGINS
konsumen dengan suatu merek produk. Bagi
- BRAND EXTENSIONS
perusahaan
adalah
mahal untuk
mendapatkan konsumen baru. Sebaliknya
-TRADE LEVERAGE
relatif tidak mahal untuk memelihara
-COMPETITIVE
ADVANTAGE
konsumen yang sudah ada, terutama jika para konsumen itu sudah puas dan bahkan menyukai merek tersebut.
e. Other Propretary Brand Assets Aset-aset merek yang lainnya seperti paten, cap, saluran hubungan dan lainnya.
Gambar 2.1 Brand Equity Model Aaker
2.3.2 Tingkat Brand Awareness
tingkatan dari Sehingga apabila disimpulkan
Berikut
adalah
menurut Darmadi et.al awareness adalah salah satu strategi untuk
mencapai brand equity. Menurut Durianto
1. Top Of Mind (puncak pikiran). et.al (2004:4) brandequity adalah perangkat aset yang melekat pada merek yaitu nama dan Top Of Mind (puncak pikiran) merupakan
merek yang disebutkan pertama kali oleh symbol yang mampu untuk menambah atau konsumen atau yang pertama kali muncul mengurangi nilai suatu produk atau jasa bagi dalam benak konsumen. Dengan kata lain,
76 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 76 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
yaitu seberapa jauh berbagai merek yang ada dalam benak
2. Recognition
konsumen dapat mengenali merek tersebut konsumen. Top Of Mind adalah single
termasuk dalam kategori tertentu. respons
yaitu seberapa jauh hanya boleh memberikan satu jawaban
questionartinya satu responden
3. Purchase
konsumen akan memasukkan suatu merek untuk pertanyaan ini.
kedalam alternatif pilihan ketika akan
2. Brand Recall (pengingatan kembali) membeli produk/layanan. Brand
4. Consumption yaitu seberapa jauh terhadap merek tanpa bantuan (unaided
Recall (pengingatan
kembali)
konsumen masih mengingat suatu merek recall), atau pengingatan kembali merek
ketika sedang menggunakan produk/layanan mencerminkan merek-merek apa yang
pesaing.
diingat responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut. Brand
2.4 Brand Image (CitraMerek)
Recall merupakan multiresponse question.
2.4.1 Pengertian
Brand Image
3. Brand Recognition
(pengenalan
(CitraMerek)
merek). Secara umum image dapat dideskripsikan Brand
Recognition (pengenalan merek) dengan karakteristik- karakteristik tertentu merupakan pengukuran brand awareness
seperti manusia, semakin positif deskripsi responden dimana kesadarannya diukur
tersebut semakin kuat brand image dan dengan diberikan bantuan. Pertanyaan yang
kesempatan bagi diajukan dibantu dengan menyebutkan ciri-
semakin
banyak
pertumbuhan merek itu (Davis, 2000). ciri dari produk merek tersebut (aided
Brand Image adalah representasi dari question).
keseluruhan persepsi terhadap merek dan mengetahui seberapa banyak responden
dibentuk dari informasi dan pengalaman masa yang perlu diingatkan akan keberadaan
lalu terhadap merek itu.Citra terhadap merek merek tersebut. Pengukuran pengenalan
berhubungan dengan sikap yang berupa brand
keyakinan dan preferensi terhadap suatu pertanyaan
merek. Konsumen yang memiliki citra yang menunjukkan photo yang menggambarkan
positif terhadap suatu merek, akan lebih ciri-ciri merek tersebut.Brand Recognition
memungkinkan untuk melakukan pembelian (pengenalan merek) adalah tingkat minimal
(Setiadi, 2003).
kesadaran merek dimana pengenalan suatu
bukunya Kottler merek muncul lagi setelah dilakukan
Dijelaskan
dalam
image sebagai pengingatan kembali lewat bantuan.
mendefinisikan
brand
seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang
4. Unaware Of Brand (tidak menyadari dimiliki seorang terhadap suatu merek.Karena merek)
itu sikap dan tindakan konsumen terhadap Unaware Of Brand (tidak menyadari merek)
suatu merek sangat di tentukan oleh brand merupakan tingkat paling rendah dalam
syarat dari merek pengukuran
image
merupakan
yangkuat. Sedangkan Durianto, Sugiarto dan pengukuran
Sitinjak, (2004) menyatakan brand image observasi terhadap pertanyaan pengenalan
brand
unaware dilakukan
adalah asosiasi brand saling berhubungan dan brand
menimbulkan suatu rangkaian dalam ingatan melihat responden yang jawabannya tidak
konsumen. Brand image yang terbentuk di mengenal sama sekali atau yang menjawab
benak konsumen. Konsumen yang terbiasa tidak tahu ketika ditunjukkan photo
menggunakan brand tertentu cenderung produknya.
memiliki konsistensi terhadap brand image. Brand image berkaitan antara asosiasi dengan brand karena ketika kesan-kesan
brand yang muncul dalam ingatan konsumen Ada empat indikator yang dapat digunakan
2.3.3 Indikator dari Brand Awareness
meningkat disebabkan semakin banyaknya untuk mengetahui seberapa jauh konsumen
pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi aware terhadap sebuah brand antara lain
atau membeli brand tersebut. Konsumen lebih (Kriyantono,2006:26) :
sering membeli produk dengan merek yang
1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen terkenal karena merasa lebih nyaman dengan dapat mengingat ketika ditanya merek apa
hal-hal yang sudah dikenal, adanya asumsi saja yang diingat.
bahwa merek terkenal lebih dapat diandalkan, selalu tersedia dan mudah dicari, dan memiliki kualitas yang tidak diragukan,
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
3. Brand Attitude (Sikapmerek) sering dipilih konsumen daripada merek yang
Didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan tidak terkenal (Aaker, 1991).
atas suatu merek, apa yang dipercayai oleh Dari beberapa teori yang dikemukakan
konsumen mengenai merek-merek tertentu para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
sejauh apa konsumen percaya bahwa produk brand image adalah seperangkat keyakinan
atau jasa tersebut memiliki atribut atau pada suatu nama, symbol / desaign dan kesan
keuntungan tertentu, dan penilaian evaluatif yang dimiliki seorang terhadap suatu merek
terhadap kepercayaan tersebut bagaimana yang diperoleh berdasarkan informasi tentang
baik atau buruknya suatu produk jika fakta-fakta yang kemudian menggunakan
memiliki atribut atau keuntungantersebut. merek tersebut, sehingga kesan yang muncul
Adapun brand image selalu berkaitan ini relatif jangka panjang yang terbentuk
produk karena untuk dalam benak konsumen.
dengan
atribut
memberikan kepuasan kepada konsumen dan konsumen bereaksi terhadap atribut produk
yang dibelinya. Atribut yang digunakan dalam Menurut
2.4.2 Komponen brand image
suatu produk adalah rasa, kemasan, harga, mendefinisikanbrand image sebagai persepsi
(Keller,
aman, dan distribusi (Kotler. 2002) yaitu: mengenai
a. Rasa
direfleksikan oleh asosiasi merek yang Rasa dari makanan yang disajikan kepada terdapat dalam benak konsumen. Brand
konsumen merupakan salah satu faktor yang image terdiri dari komponen- komponen:
menentukan citra suatu merek dari produk.
1. Attributes(Atribut) Rasa makan itu sendiri adalah semua yang Merupakan pendefinisian deskriptif tentang
dirasakan atau dialami oleh lidah baik itu fitur-fitur yang ada dalam produk atau jasa.
rasa pahit, manis, asam, dan sebagainya. Didefinisikan sebagai bahan-bahan yang
Biasanya sebelum melakukan pembelian diperlukan agar fungsi produk yang dicari
konsumen akan melihat terlebih dahulu konsumen dapat bekerja. Berhubungan
penampilan dari makanan yang disajikan dengan komposisi fisik atau persyaratan dari
selanjutnya apabila penampilan makanan suatu jasa yang ditawarkan, dapatberfungsi
tersebut menarik hatinya konsumen akan Merupakan aspek eksternal dari suatu
melakukan pembelian.
produk yang berhubungan dengan pembelian
b. Kemasan
dan konsumsi suatu produk atau jasa.
1997) pengemasan Terdiri dari: informasi tentang harga,
Menurut
(Kotler,
mencakup semua kegiatan merancang dan kemasan dan desain produk, orang, per
memproduksi wadah atau pembungkus group atau selebriti yang menggunakan
untuk suatu produk.Kemasan merupakan produk atau jasa tersebut, bagaimana dan
sarana pemasaran yang penting. Kemasan dimana produk atau jasa itu digunakan.
yang di desaign dengan menarik secara
2. Benefits(Keuntungan) otomatis akan menarik perhatian konsumen Nilai personal yang dikaitkan oleh
pula. Hal itu jelas akan memberikan nilai konsumen pada atribut-atribut produk atau
bagi produsen mengemukakan beberapa jasa tersebut.
faktor yang berperan dalam meningkatkan Functional benefits : berhubungan dengan
kemasan sebagai alat pemenuhan kebutuhan dasar a.seperti
penggunaan
pemasaran yaitu:
kebutuhan fisik dan keamanan atau
a. Swalayan
pemecahanmasalah. Saat semakin banyak produk yang dijual
sehingga kemasan dengan perasaan yang muncul dengan
b. Experiental benefits : berhubungan
secara
swalayan,
penting dalam menggunakan suatu produk atau jasa.
merupakan
atribut
Kemasan harus menarik Benefit
penjualan.
menggambarkan ciri-ciri bereksperimen seperti kepuasansensori.
ini memuaskan
kebutuhan
perhatian,
produk, serta mengesankan konsumen.
b. Kemakmurankonsumen kebutuhan akan persetujuan sosial atau
c. Symbolic benefits : berhubungan dengan
Meningkatnya kemakmuran konsumen ekspresi
berarti konsumen bersedia membayar lebih seseorang. Konsumen akan menghargai
mahal dari kemudahan dan penampilan. nilai-nilai prestise, eksklusivitas dan gaya
c. Citra perusahaan dan merek fashion
Kemasan yang baik akan mempercepat berhubungan dengan konsep dirimereka.
konsumen terhadap
78 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen 78 Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
6. Persepsi konsumen terhadapharga dicitrakan perusahaan tersebut.
7. Persepsi konsumen terhadaplokasi
d. Peluang inovasi Cara pengemasan yang inovatif akan
2.4.4 Faktor-Faktor Yang Membentuk
memberikan manfaat bagi konsumen
Brand Image
dengan keuntungan yang besar bagi Menurut (Shiffman dan kanuk, 1997) perusahaan Konsumen dapat mengetahui
menyebutkan faktor-faktor pembentuk brand keunggulan suatu produk dengan mencoba
image adalah sebagai berikut: produk tersebut. Namun mereka dapat saja
1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan tidak tertarik untuk mencoba produk
kualitas produk yang ditawarkan oleh tersebut karena kemasan yang kurang
produsen dengan merek tertentu. menarik. Demikian mereka tidak akan
atau diandalkan, mengetahui keunggulan produk tersebut
2. Dapat
dipercaya
pendapat dan walaupun kualitas produk tersebut baik.
di bentuk oleh
e. Harga masyarakat tentang suatui produk yang Harga merupakan jumlah uang yang harus
dikonsumsi.
konsumen bayarkan sebagai kompensasi
3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait produk yang diperoleh dari prusahaan.
dengan fungsi dari suatu produk yang bisa Setiap perusahaan pada umumnya, akan
dimanfaatkan olehkonsumen. menghitung biaya yang akan dikeluarkan
4. Pelayanan, yang berkaitan dangan tugas sebelum menetapkan harga produknya.
produsen dalam melayani konsumennya. Perusahaan yang mampu merumuskan
5. Resiko berkaitan dengan untung rugi yang strategi harga yang tepat akan memperoleh
dialami oleh konsumen. penghasilan dan keuntungan optimal.
6. Harga, dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya
jumlah uang yang dikeluarkan konsumen
untuk mempengaruhi suatu produk, juga Menurut Mohammad (2010:61), ada 3
CitraMerek
dapat mempengaruhi citra jangka panjang. indikator brand image yaitu :
7. Image, yang dimiliki merek itu sendiri,
1. Corporate Image (citra pembuat), yaitu yaitu berupa pelanggan, kesempatan dan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
informasi yang berkaitan dengan suatu konsumen terhadap perusahaan yang
merek dari produk tertentu. membuat suatu barang atau jasa. Citra
Sedangkan (Kertajaya,2007) menyebutkan pembuat
bahwa brand image di benak konsumen dapat kredibilitas, jaringan perusahaan, serta
meliputi
popularitas,
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: pemakai itu sendiri /penggunanya.
1. Komunikasi dari sumber lain yang belum
2. User Image (citra
tentu sama dengan yang dilakukan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
pemakai),
yaitu
pemasar. komunikasi bisa datang dari konsumen
konsumen lain, pengecer dan pesaing. menggunakan suatu barang dan jasa.
2. Pengalaman konsumen melalui suatu Meliputi : pemakai itu sendiri, serta
eksperimen yang dilakukan konsumen statussosialnya.
dapat mengubah persepsi yang dimiliki
3. Product Image (citra produk), yaitu sebelumnya. Oleh sebab itu, junlah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
berbagai persepsi yang timbul itulah yang konsumen terhadap suatu barang atau
akan membentuk total image of brand jasa. Meliputi : atribut dari produk,
(citra keseluruhan sebuahmerek). manfaat bagi konsumen, sertajaminan.
produk: posisi brand Menurut Kotler (2012:261)ada beberapa
3. Pengembangan
terhadap produk memang cukup unik. indikator yang mempengaruhi brand image,
disatu sisi, merupakan payung bagi produk, yaitu:
artinya dengan dibekali brand tersebut,
1. Persepsi konsumen
produk dapat naik nilainya. Di sisi lain, pengenalanproduk
terhadap
performa ikut membentuk brand image
2. Persepsi konsumen
memayunginya dan tentunya kualitasproduk
terhadap
yang
konsumen akan membangdingkan antara
3. Persepsi konsumen terhadapukuran performa produk yang telah dirasakan
4. Persepsi konsumen terhadap dayatahan dengan janji brand dalam slogan.
5. Persepsi konsumen terhadap warnaproduk Menurut Timmerman (dalam Noble, 1999) brand image sering terkonseptualisasi sebagai
Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen Said Firdaus, Mariyudi, Teuku Zulkarnaen
atau tidak, (5) perilaku pascapembelian. merek terdiri dari:
Pengertian lain tentang Keputusan pembelian
1. Faktor fisik: karakteristik dari merek menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) tersebut, seperti desain kemasan, logo,
adalah “the selection of an option from two or nama merek, fungsi dan kegunaan produk
Dapat diartikan, dari merekitu.
alternative
choice”.
keputusan pembelian adalah suatu keputusan
2. Faktor psikologis: di bentuk oleh emosi, seseorang dimana dia memilih salah satu dari kepercayaan, nilai, kepribadian yang
beberapa alternatif pilihan yang ada. dianggap oleh konsumen menggambarkan produk dari merek tersebut.
2.5.2 Indikator Keputusan Pembelian
Berdasarkan uraian di atas dapat di Indikator untuk mengukur keputusan simpulkan bahwa faktor-faktor pembentuk
pembelian menurut (Kotler, 1995) sebagai brand image yaitu faktor fisik (kemasan, logo,
berikut:
nama merek) dan
1. Kemantapan pada sebuah produk (kepercayaan, nilai, kepribadian ), kualitas
faktor
psikologis
2. Kebiasaan dalam membeli produk atau mutu, dapat dipercaya, manfaat dan
rekomendasi kepada harga. Brand image sangat erat kaitananyya
3. Memberikan
orang lain
dengan apa yang orang pikirkan, rasakan
4. Melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek tertentu sehingga
Sedangkan Sweeney (2008) menyatakan dalam citra merek faktor psikologis lebih
bahwa indikator keputusan pembelian adalah banyak berperan dibandingkan faktor fisik
buy berhubungan dengan dari merektersebut.
keyakinan dalam membeli dan would not expect any problem yaitu harapan untuk tidak
2.5 Keputusan Pembelian
mendapatkan masalah atau risiko, serta
pertimbangan untuk mendapatkan manfaat Keputusan
2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian
merupakan sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk.
2.5.3 Komponen-Komponen Keputusan
Setiap produsen pasti menjalankan berbagai
Pembelian
strategi agar konsumen memutuskan untuk Keputusan pembelian yang di ambil oleh membeli produknya. Perilaku konsumen
pembeli sebenarnya merupakan kumpulan menjadi hal yang mendasari konsumen untuk
dari sejumlah keputusan yang terorganisir. membuat keputusan pembelian. Adapun hal-
Menurut Sumarni (2005), setiap keputusan hal tersebut adalah proses dan aktivitas
pembelian mempunyai struktur sebanyak ketika seseorang (konsumen) berhubungan
Komponen-komponen dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
tujuh
komponen.
tersebut antara lain:
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan
1. Keputusan tentang jenis produk jasa demi memenuhi kebutuhan dan
2. Keputusan tentang bentuk produk keinginan.
3. Keputusan tentang merek Menurut
4. Keputusan tantang penjualan keputusan pembelian merupakan sebuah
5. Keputusan tentang jumlah produk pendekatan
6. Keputusan tentang waktu pembelian kegiatan manusia membeli suatu produk guna
7. Keputusan tantang cara pembayaran memenuhi
Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian
2.5.4 Faktor-Faktor yang mmpengaruhi
adalah tindakan dari konsumen untuk mau
Keputusan Pembelian Konsumen
membeli atau tidak terhadap produk. Dari Menurut phillip Kotler (2003:202) perilaku berbagai
pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat konsumen dalam melakukan pembelian suatu
faktor, diantaranya sebagai berikut: produk atau jasa, biasanya konsumen selalu
2.5.4.1 Faktor budaya