Sumber Daya.

6.2 Sumber Daya.

Daya harus dipasok ke motor listrik pompa kebakaran dari sumber yang terpercaya atau dua atau lebih sumber yang tak saling bergantung, semua itu harus sesuai dengan butir 6.4.

Pengecualian:

Bilamana motor listrik dipergunakan dan tinggi bangunan diatas kemampuan peralatan dinas pemadam kebakaran, sumber kedua seperti yang dinyatakan pada butir 6.2.3 harus disediakan.

6.2.1 Pelayanan.

Bilamana daya listrik dipasok oleh suatu pelayanan, harus ditempatkan dan diatur sedemikian sehingga meminimalkan kemungkinan rusak karena kebakaran dari dalam bangunan dan menghadap bahaya.

6.2.2* Fasilitas Produksi Daya Listrik Setempat.

Bila daya dipasok ke pompa kebakaran semata hanya dari fasilitas produksi daya listrik setempat (sendiri), fasilitas demikian harus ditempatkan dan diproteksi untuk meminimalkan kemungkinan rusak akibat kebakaran.

6.2.3* Sumber Daya Lain.

Untuk penggerak pompa menggunakan motor listrik, dimana daya listrik yang dapat diandalkan tidak dapat diperoleh dari satu diantara sumber daya pada butir 6.2.1 atau 6.2.2, satu diantara yang berikut harus disediakan:

a) Kombinasi yang disetujui dari dua atau lebih sumber daya pada butir 6.2 b)

Satu dari sumber-sumber daya yang disetujui dan generator cadangan setempat (lihat butir 6.2.4.2)

c) Kombinasi yang disetujui dari penyalur yang terdiri dari dua atau lebih sumber daya, tetapi hanya bila diijinkan oleh butir 6.2.4.3

d) Kombinasi yang disetujui dari satu atau lebih penyalur dalam kombinasi dengan generator cadangan setempat, tetapi hanya bila diijinkan oleh butir 6.2.4.3

e) Suatu pompa kebakaran berpenggerak motor diesel redundant yang sesuai dengan bab 8

f) Suatu pompa kebakaran berpenggerak turbin uap redundant yang sesuai dengan bab

6.2.4 Sumber Daya Jamak Untuk Pompa Kebakaran Yang Digerakan Motor Listrik

6.2.4.1 Susunan Sumber Daya Jamak.

Bila sumber daya listrik jamak tersedia, maka harus disusun sedemikian sehingga api, kerusakan struktur, atau kecelakaan operasional yang memutus satu sumber tidak akan menyebabkan putusnya sumber-sumber yang lain.

6.2.4.2 Generator Pada Lapangan.

Bila daya pengganti dipasok oleh generator di lapangan, generator tersebut harus ditempatkan dan diproteksi sesuai dengan butir 6.2.1 dan butir 6.6.

6.2.4.3 Sumber-sumber Penyalur.

Persyaratan ini harus dilaksanakan pada komplek bangunan jamak seperti di kampus dengan pompa kebakaran pada satu atau lebih bangunan. Bila sumber seperti butir 6.2.1 dan 6.2.2 tidak ada, maka dengan persetujuan instansi yang berwenang, dua atau lebih sumber penyalur harus dibolehkan sebagai satu sumber atau sebagai lebih dari satu sumber daya apabila penyalur seperti ini diturunkan ke atau diambil dari pelayanan utilitas terpisah. Sambungan, peralatan proteksi aruslebih, dan sarana pemutus untuk penyalur seperti demikian harus memenuhi persyaratan butir 6.3.2.2.2 dan 6.3.2.2.3.

6.2.4.4 Konduktor Pasok.

Konduktor pasok harus secara langsung menyambungkan sumber daya ke kombinasi antara alat kontrol pompa kebakaran teruji dan saklar pemindah daya atau ke sarana pemutus dan alat proteksi aruslebih yang memenuhi persyaratan butir 6.3.2.2.2 dan 6.3.2.2.3.

6.3 Jaringan Pemasok Daya 6.3.1*

Konduktor Sirkit.

Sirkit penyalur pompa kebakaran dan perlengkapannya harus terdedikasi dan terproteksi tahan terhadap kemungkinan rusak oleh api, kerusakan struktur atau kecelakaan operasional.

6.3.2 Susunan Pasokan Daya

6.3.2.1 Sambungan Pasokan Daya.

Pasokan daya ke pompa kebakaran harus tidak terputuskan dari sumber pasokan bila pembangkit daya terputus.

Perkecualian:

Bila instalasi telah disetujui sesuai dengan butir 6.2.4.3, pemutusan pembangkit daya ke pompa kebakaran dapat disetujui dalam keadaan dimana secara otomatis ada jaminan tersedianya secara menerus pasokan daya pengganti.

6.3.2.2 Kelangsungan Daya.

Sirkit yang memasok pompa kebakaran yang digerakkan motor listrik harus disupervisi terhadap kecerobohan pemutusan sambungan seperti dicakup dalam butir 6.3.2.2.1 atau 6.3.2.2.2 dan 6.3.2.2.3.

6.3.2.2.1* Sambungan Langsung.

Konduktor pasok harus tersambung langsung ke sumber daya baik ke alat kontrol pompa kebakaran teruji atau ke kombinasi yang teruji alat kontrol pompa kebakaran dan saklar pemindah daya.

6.3.2.2.2 Sambungan Tersupervisi.

Sarana pemutus tunggal dan alat proteksi aruslebih yang terkait harus dibolehkan dipasang antara sumber daya yang jauh dan satu dari yang berikut:

a) Alat kontrol pompa kebakaran teruji b)

Saklar pemindah daya pompa kebakaran teruji c)

Kombinasi teruji pengontrol pompa kebakaran dan saklar pemindah daya.

6.3.2.2.3 Sarana Pemutus dan Alat Proteksi Arus Lebih.

Untuk sistem yang dipasang hanya menurut butir 6.2.4.3, penambahan sarana pemutus dan peralatan proteksi arus lebih yang terkait hanya dibolehkan seperti yang dipersyaratkan memenuhi ketentuan SNI 04-0225-2000, tentang "Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL-2000)". Semua sarana pemutus dan peralatan proteksi arus lebih yang unik untuk beban pompa kebakaran harus memenuhi semua hal berikut:

a) Pemilihan Alat Proteksi Arus Lebih. Alat proteksi aruslebih harus dipilih atau diset untuk mampu melayani jumlah tak

tertentu dari arus rotor terkunci (locked rotor current) dari motor-motor pompa kebakaran, motor pompa untuk mempertahankan tekanan (jockey pump), dan arus tertentu dari arus rotor terkunci (locked rotor current) dari motor-motor pompa kebakaran, motor pompa untuk mempertahankan tekanan (jockey pump), dan arus

b) Sarana Pemutus. Sarana pemutus haruslah sebagai berikut: 1)

Teridentifikasi cocok untuk digunakan sebagai peralatan servis. 2)

Dapat terkunci pada posisi tertutup (closed position).

3) Ditempatkan cukup jauh dari bangunan lain, atau sarana pemutus sumber pompa kebakaran lain yang mana operasi serempak yang tidak hati-hati, tidak terjadi.

c) Tanda Putus Arus. Pemutusan harus secara tetap ditandai dengan: “Sarana Pemutus Pompa Kebakaran”.

Huruf harus setidaknya 25,4 mm ( 1 inch) tingginya dan harus terlihat tanpa membuka bukaan pintu atau tutup panel.

d) Tanda Pengontrol. Didekat pengontrol pompa harus dipasang label yang menyatakan lapangan alat

pemutus tersebut dan lapangan kunci (bila alat pemutus terkunci). e)

Supervisi. Sarana pemutus harus tersupervisi dalam posisi tertutup dengan salah satu dari

metoda berikut: 1)

Stasiun pusat, milik pribadi, atau alat sinyal stasiun jarak jauh.

2) Pelayanan sinyal setempat yang akan dapat menyebabkan suara dari sinyal bunyi pada lapangan yang diawasi secara tetap.

3) Mengunci sarana pemutus dalam posisi tertutup.

4) Penyekatan sarana pemutus dan inspeksi mingguan tercatat yang disahkan bilamana sarana pemutus berada dalam pagar tertutup atau dalam bangunan dibawah pengawasan pemilik.

6.3.2.2.4 Koordinasi Hubung Singkat.

Untuk sistem yang dipasang hanya dibawah ketentuan butir 6.2.4.3 dan bilamana lebih dari satu sarana pemutus dipasok oleh penyalur tunggal, alat proteksi aruslebih pada setiap sarana pemutus harus dapat terkoordinasi secara terseleksi dengan sisi pasokan yang mana saja dari alat proteksi aruslebih.

6.3.2.2.5 Transformator.

Apabila tegangan pasok berbeda dengan sistem tegangan motor pompa kebakaran, transformator yang memenuhi persyaratan SNI 04-0225-2000, tentang "Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL-2000)" , dan sarana pemutus serta alat proteksi aruslebih yang memenuhi persyaratan butir 6.3.2.2.2 harus dipasang.

6.4* Penurunan Tegangan.

Tegangan pada jaringan alat kontrol harus tidak boleh turun lebih daripada 15% dibawah normal (tegangan nominal pengontrol) pada saat motor distart. Tegangan pada terminal Tegangan pada jaringan alat kontrol harus tidak boleh turun lebih daripada 15% dibawah normal (tegangan nominal pengontrol) pada saat motor distart. Tegangan pada terminal

Pengecualian:

Pembatasan start ini harus tidak berlaku untuk menstart secara mekanik pada kondisi jalan darurat (lihat butir 7.5.3.2).