dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan
sta keholder
. Hak pengendalian yang dimiliki manajer memungkinkan untuk diselewengkan dan akan menimbulkan
masalah keagenan yang dapat diartikan dengan sulitnya investor memeperoleh keyakinan bahwa dana yang mereka tanamkan tidak dikelola dengan semestinya
oleh manajer. Oleh karena itu, dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen
maka keputusan yang diambil oleh manajamen akan lebih cenderung untuk menguntungkan dirinya dan secara keseluruhan merugikan perusahaan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dengan kepemilikan manajerial yang relatif kecil, maka permasalahan agensi yang muncul akan semakin besar sehingga
permintaan atas laporan keuangan yang bersifat konservatif akan semakin meningkat.
4.3.3 Pengaruh Keberadaan Komite Audit Terhadap Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian variabel keberadaan komite audit terhadap konservatisme dengan ukuran akrual, dapat diketahui bahwa variabel keberadaan
komite audit KOMADT tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme dengan ukuran akrual dan tidak berpengaruh secara signifikan pula
terhadap konservatisme dengan ukuran nilai pasar. Oleh karena itu, hipotesis ketiga H
3
yang menyatakan bahwa “keberadaan komite audit akan berpengaruh terhadap konse
rvatisme akuntansi” ditolak. Keberadaan komite audit mempunyai arah koefisien negatif, baik terhadap konservatisme akuntansi dengan ukuran
akrual maupun terhadap konservatisme dengan ukuran nilai pasar.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Wardhani 2008, dimana dalam penelitian ini dapat membuktikan bahwa keberadaan komite audit
berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi dengan ukuran akrual, tetapi penelitian ini tidak dapat membuktikan pengaruh keberadaan komite
audit terhadap konservatisme dengan ukuran nilai pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga H
3
tidak berhasil didukung, baik terhadap konservatisme dengan ukuran akrual maupun terhadap konservatisme dengan
ukuran nilai pasar. Hasil ini belum dapat menunjukkan bahwa dengan adanya komite audit
dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan termonitor dengan baik dikarenakan dalam perusahaan sampel masih relatif
sedikit perusahaan yang telah mempunyai komite audit, yaitu hanya sebesar 56,8 sehingga belum semua perusahaan dapat termonitor dengan baik padahal
dalam peraturan
good corporate governance
diharuskan setiap perusahaan mempunyai komite audit yang dapat membantu dewan komisaris dalam proses
monitoring kegiatan perusahaan, terutama kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaporan keuangan. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan dari pihak
kreditor untuk menerapkan prinsip akuntansi yang konservatif karena dikhawatirkan dengan adanya tingkat
leverage
yang tinggi maka manajer perusahaan akan melanggar perjanjian kredit. Tetapi fungsi monitoring dari
komite audit disini telah digantikan oleh fungsi monitoring dari investor institusional.
4.3.4 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Konservatisme Akuntansi