Uji Heteroskedastisitas Uji autokorelasi

Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z 1-Sample K-S adalah Ghozali, 2009: 1. Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed kurang dari 0,05 maka H0 ditolak, dimana H0 adalah data terdistribusi secara normal. Hal ini berarti data residual tidak berdistribusi normal. 2. Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan HA yang merupakan data tidak berdistribusi normal ditolak. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal.

3.5.2.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas independen Ghozali, 2009. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonierit as adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas Ghozali, 2009. Untuk mengetahui ada tidaknya Heteroskedastisitas, pada penelitian ini diuji dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Dasar pengambilan keputusan dalam mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah sebagai berikut Ghozali, 2009: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas. 2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3.5.2.4 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara ksalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena ”gangguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi ”gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian yaitu menggunakan uji Lagrange Multiplier LM test karena dalam penelitian ini sampel yang digunakan besar. Uji autokorelasi dengan menggunakan uji Lagrange Multiplier digunakan untuk sampel besar di atas 100 observasi. Uji Lagrange Multiplier ini akan menghasilkan statistik Breusch-Godfrey. Pengujian Breusch-Godfrey BG test dilakukan dengan meregres variabel pengganggu residual ut menggunakan autogressive model dengan orde p : Ut = ρ1Ut-1 + ρ2Ut-2 + ... + ρpUt-ρ + εt Dengan hipotesis nol H0 adalah ρ1= ρ2=...=ρp=0, dimana koefisien autogressive secara simultan sama dengan nol, menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada setiap orde. Jika pada tabel coefficients signifikansi RES_2 di bawah 0,05 berarti ada autokorelasi, sedangkan jika angka tersebut di atas 0,05 berarti tidak ada autokorelasi.

3.5.3 Analisis Regresi Berganda