Kepemilikan Manajerial dan Konservatisme Akuntansi

tertentu. Tindakan ini adalah tindakan yang selaras dengan konsep konservatisme akuntansi, yaitu kehati-hatian terhadap ketidakpastian yang akan dihadapi oleh perusahaan. Oleh karena itu, konservatisme akuntansi merupakan alat yang sangat berguna bagi board of directors terutama komisaris independen dalam menjalankan fungsi meraka sebagai pengambil keputusan dan pihak yang memonitor manajemen. Board of directors yang kuat board of directors yang didominasi oleh komisaris independen akan mensyaratkan informasi yang lebih berkualitas, sehingga mereka akan cenderung untuk lebih menggunakan prinsip akuntansi yang lebih konservatif. Di lain pihak, board of directors yang didominasi oleh pihak internal atau board of directors yang memiliki insentif monitoring yang lemah akan memberikan kesempatan lebih besar manajer untuk menggunakan prinsip akuntansi yang lebih agresif kurang konservatif Ahmed dan Duellman, 2007. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis sebagai berikut ini: H1: Independensi dari komisaris berhubungan terhadap tingkat konservatisme akuntansi perusahaan .

2.3.2 Kepemilikan Manajerial dan Konservatisme Akuntansi

Kepemilikan manajerial berkaitan erat dengan penerapan prinsip konservatisme akuntansi dalam pelaporan keuangan. Manajer cenderung menjadi sumber informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini ataupun masa yang akan datang. Keterbatasan pandangan serta keterbatasan tanggung jawab manajer menyebabkan timbulnya masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham. Keterbatasan tersebut memberikan dorongan bagi manajer untuk meninggisajikan nilai yang mereka ciptakan melalui peninggisajian laba saat ini dan aliran kas yang diharapkan di masa mendatang, sehingga menciptakan biaya keagenan Widyaningrum, 2008. Biaya keagenan timbul karena usaha manajer untuk memindahkan kekayaan perusahaan pada dirinya dan mengabaikan peran utamanya, yaitu mengatur perusahaan secara efektif serta menciptakan nilai bagi pemegang saham LaFond dan Roychowdhury, 2007. Hasil penelitian LaFond dan Roychowdhury menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berhubungan negative signifikan dengan konservatisme akuntansi. Semakin rendah kepemilikan manajerial maka permintaan ditetapkannya akuntansi konservatis semakin tinggi. Oleh karena itu, konservatisme muncul sebagai suatu mekanisme potensial yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham karena adanya pemisahan fungsi kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Mereka juga menghipotesiskan bahwa dengan semakin kecil kepemilikan manajerial maka permasalahan agensi yang muncul akan semakin besar sehingga permintaan atas laporan yang bersifat konservatif akan semakin meningkat. Konsisten dengan hipotesis tersebut, mereka menemukan adanya hubungan yang negative antara kepemilikan manajerial dengan konservatisme yang diukur dengan menggunakan ukuran asymmetric timeliness dari pengukuran laba dan rugi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis berikut ini: H2: Kepemilikan oleh komisaris yang terafiliasi dan direksi manajerial dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat konservatisme akuntansi perusahaan

2.3.3 Komite Audit dan Konservatisme Akuntansi