Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Konservatisme Akuntansi Pengaruh Ukuran Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan, semakun efektif pula pengawasan yang dilakukan, sehingga sehingga proses pelaporan keuangan perusahaan dan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan perusahaan menjadi efektif dan dapat termonitor dengan baik. Dewan komisaris yang di,iliki oleh perusahaan sampel rata-rata sebesar 4,25 atau secara rata-rata dewan komisaris yang di,iliki berkisar sekitar 4 sampai 5 orang. Bahkan, dalam perusahaan sampel ada yang mempunyai jumlah dewan komisaris yang cukup besar, yaitu sebanyak 11 orang. Sejalan dengan hasil yang signifikan pada hasil penelitian variabel independensi komisaris terhadap konservatisme akuntansi semakin menandakan bahwa monitoring yang dilakukan oleh pihak manajer telah berjalan dengan baik dan efektif.

4.3.5 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan hasil pengujian variabel kepemilikan institusional terhadap konservatisme dengan ukuran akrual, dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan institusional INSTOWN tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme dengan ukuran akrual, tetapi berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme dengan ukuran nilai pasar. Kepemilikan institusional mempunyai arah koefisien positif, baik terhadap konservatisme dengan ukuran akrual, maupun terhadap konservatisme akuntansi dengan ukuran nilai pasar. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ahmed dan Duellman 2007 dan Wardhani 2008, dimana dalam hasil penelitiannya tidak dapat membuktikan pengaruh kepemilikan institusional sebagai alternatif dari mekanisme corporate governance terhadap konservatisme akuntansi, baik dengan ukuran akrual maupun nilai pasar. hasil yang signifikan ini dikarenakan proporsi jumlah kepemilikan institusional cukup besar, yaitu secara rata-rata sebesar 66,06. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional sebagai alternative dari mekanisme corporate governance dapat menjadi salah satu alat monitoring yang efektif untuk menggantikan atau memperkuat fungsi monitoring dewan dalam mengurangi permasalahan agensi antara pemegang saham dengan pihak manajer perusahaan.

4.3.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan

Size Terhadap Konservatisme Akuntansi Berdasarkan hasil pengujian variabel ukuran perusahaan terhadap konservatisme dengan ukuran akrual, dapat diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan SIZE berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme, baik yang diukur dengan ukuran akrual maupun yang diukur dengan ukuran nilai pasar. Ukuran perusahaan mempunyai arah koefisien negatif, baik terhadap konservatisme akuntansi yang diukur dengan ukuran akrual maupun konservatisme akuntansi yang diukur dengan ukuran nilai pasar. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardhani 2008 yang mana tidak dapat membuktikan pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi, baik yang diukur dengan ukuran akrual maupun dengan ukuran nilai pasar. Tetapi penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum 2008 dan Lo 2005 yang dapat membuktikan pengaruh ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan syang digunakan dalam sampel cukup besar, yaitu secara rata-rata sebesar 13,61 dalam hitungan logaritma natural atau secar rata-rata jumlah asset yang dimiliki adalah diatas 50 milyar. Dalam hal ini, untuk mengelola asset perusahaan yang cukup besar tersebut diperlukan pengawas yang cukup banyak dalam mengawasi pengelolaan asset perusahaan tersebut agar manajer perusahaan tidak dapat memanipulasi laporan keuangan yang ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan besar cenderung menggunakan prinsip akuntansi yang konservatif dalam laporan keuangannya. Hal ini terkait dengan kos politis yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

4.3.7 Pengaruh